Istri Simpanan

Bab 463 - Hamil



Bab 463 - Hamil

0Jean hanya mengamati Soo Yin yang sedang menyantap Gyeran Mari tanpa menyentuh makanannya sedikitpun. Perutnya terasa kenyang meski hanya melihat Soo Yin yang makan dengan lahap.     

"Jean, makanlah. Kau harus makan agar cepat sehat atau setelah ini kita akan pergi ke dokter?" ujar Soo Yin sembari mengamati Jean yang hanya memainkan peralatan makannya.     

"Tidak perlu ke dokter," tolak Jean dengan cepat. Ia benci jika ke dokter maka akan ada banyak obat yang harus diminum seperti ketika ia sakit beberapa waktu yang lalu.     

Jean segera menyuapkan satu sendok sup ke dalam mulutnya. Namun baru saja mencium aromanya belum sampai di dalam mulut, perut Jean terasa bergejolak hingga ia buru-buru membekap mulutnya kemudian dengan cepat berlari ke arah kamar mandi.     

Soo Yin menautkan kedua alisnya. Merasa sangat aneh dengan apa yang terjadi pada Jean kali ini. Ia jadi teringat ketika ia tengah mengandung anak pertamanya.     

"Apakah Jean hamil?" gumam Soo Yin sembari mengingat-ingat kembali masa dimana ia mengandung. Ia kerap mual dan merasa muntah ketika hendak makan.     

Soo Yin menggelengkan kepalanya, merasa tidak mungkin jika sahabatnya tengah mengandung. Jean bukanlah gadis yang suka pergaulan bebas yang suka berhubungan dengan pria sampai kelewat batas. Sehingga Soo Yin segera menghilangkan pikiran buruknya agar tidak macam-macam.     

Jean sudah kembali duduk di depan Soo Yin sembari memijat kepalanya. Tubuhnya terasa lemas setelah muntah.     

"Jean, sejak kapan kau mengalami mual seperti ini?" tanya Soo Yin untuk menyelidiki lebih jauh lagi apa yang terjadi. Jangan sampai terlambat untuk mengetahui jika Jean hamil.     

"Entahlah, mungkin sekitar semingguan tapi sebelumnya tidak separah ini. Aku masih bisa makan meski sedikit. Sepertinya lambungku memang sudah parah," ucap Jean dengan nada sendu. Jika mengalami seperti itu terus, Jean tidak yakin akan bisa hidup lebih lama lagi.     

Jean tidak pernah berpikir jauh sampai ke hal dirinya hamil.     

"Jean, aku mohon sebaiknya kita pergi ke dokter sekarang juga. Aku tidak ingin kau sakit dan kehilanganmu," ucap Soo Yin dengan mata yang sudah berkaca-kaca.     

"Baiklah, kalau begitu hari ini aku izin tidak masuk kerja," ucap Jean seraya mendesah panjang. Akhirnya menyetujui untuk pergi ke rumah sakit karena tidak mungkin dirinya harus seperti ini terus. Ia harus sehat untuk bisa bekerja lagi karena hutang untuk pengobatan ibunya ketika sakit belum lunas sampai sekarang.     

"Biarkan aku menemanimu," ujar Soo Yin dengan penuh semangat. Sekaligus dirinya ingin mengerti apakah dugaannya salah atau benar.     

"Tidak usah, jika aku baik-baik saja. Setelah dari dokter aku akan kembali ke restoran," ujar Jean.     

"Tidak usah, sebaiknya kau istirahat saja di rumah. Jangan memaksakan diri karena aku tidak ingin kau sakit terus menerus," tukas Soo Yin.     

"Terima kasih, Nyonya Bos. Aku akan melaksanakan perintah anda," ucap Jean sembari tertawa renyah agar suasana di antara mereka lebih nyaman dan tidak ada kesedihan lagi.     

"Jean, jangan menyebutku seperti itu," ujar Soo Yin dengan bibir cemberut karena sangat terganggu sahabatnya menyebutkan seperti itu.     

"Bukankah kau sekarang sudah menjadi Nyonya Dae Hyun? Sudah sepantasnya aku juga harus menyebutnya seperti itu," goda Jean seraya terkekeh.     

"Aku tidak suka kau memanggilku seperti itu. Aku lebih suka dipanggil namaku saja," tukas Soo Yin.     

"Baiklah."     

"Ya sudah, sebaiknya sekarang aku pergi ke dokter agar bisa ditangani lebih cepat," pamit Jean karena kini kepalanya juga sudah mulai berdenyut kembali.     

"Kau yakin?" ujar Soo Yin sekali lagi. Merasa tidak yakin dengan kondisi Jean.     

"Aku yakin, kau tidak perlu khawatir," balas Jean.     

Mereka segera keluar dari kedai bersama-sama. Sebelum akhirnya terpisah, Jean langsung masuk ke dalam taksi yang kebetulan sekali lewat tepat setelah mereka keluar. Sedangkan Soo Yin kembali ke restoran.     

      

================================     

Jean memutuskan untuk mengunjungi rumah sakit karena ia sangat penasaran apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhnya. Sebelumnya kondisinya baik-baik saja sebelum malam itu. Ia khawatir menderita penyakit serius seperti ibunya.     

Jean tersentak ketika mengingat malam buruk bersama Kim Soo Hyun. Sambil menunggu hasil pemeriksaan dari dokter, Jean membuka ponselnya kemudian browsing untuk menelaah lebih dalam.     

Dengan tangan gemetar, Jean mengetik 'tanda-tanda kehamilan' pada sebuah website di kolom pencarian. Jean mulai membaca poin demi poin yang tertulis di sana. Ada beberapa poin yang memang dialaminya, seperti morning sickness, perut yang terasa mual setiap mencium beberapa aroma bahan makanan serta telat datang bulan.     

Jean mengingat-ingat kembali kapan terakhir kali datang bulan. Itu masih telat sekitar dua hari dari tanggal biasanya. Seharusnya tidak masalah karena telat beberapa hari adalah sesuatu yang wajar.     

"Tidak mungkin aku hamil." Jean menekankan kata-kata itu dalam pikirannya sembari menghela nafas panjang. Tidak mungkin dirinya hamil hanya melakukan satu kali hubungan.     

Jika melihat Soo Yin, sampai sekarang bahkan belum mengandung lagi. Padahal sepertinya sudah tidak terhitung mereka melakukan hubungan suami istri.     

"Jean, kenapa kau justru memikirkan memikirkan mereka?" gumam Jean sembari bergidik bagaimana ia sekarang jadi berpikir kotor.     

Seorang dokter wanita bernama Shin Min-a keluar dari kamar pemeriksaan di ruangannya. Wajahnya merekah dengan senyuman ramah yang terukir di bibirnya.     

Seketika jantung Jean berdegup sangat kencang dengan keringat yang mulai mengalir di dahinya. Berharap apa yang ditakutkannya tidak terjadi.     

"Jean, selamat ya kau sedang mengandung. Usia kandunganmu sekarang hampir menginjak tiga minggu," ucap Dokter Shin Min-a seraya mengulurkan tangan untuk menyalami Jean.     

Tanpa sadar Jean membalas uluran tangan dokter itu. Tubuhnya terasa lemas dengan hati yang berdebar tidak karuan serta pikiran yang sepertinya tidak bekerja dengan benar. Tidak mungkin dirinya hamil padahal baru saja dua hari telat datang bulan.     

Jean menggelengkan kepalanya, ada perasaan senang sekaligus sedih karena kabar berita itu. Ia senang karena sudah mengandung anak dari pria yang sangat dicintainya. Namun ketika mengingat Kim Soo Hyun tidak akan pernah mengakuinya. Membuat hati Jean terasa perih dan kesedihan yang sangat mendalam.     

"Nona, kenapa anda tampak tidak senang?" ujar dokter Shin Min-a karena melihat Jean yang justru melamun.     

"Aku hanya tidak menyangka jika aku hamil," ucap Jean tergagap setelah tersadar dari lamunannya. Mencoba tersenyum tipis yang dipaksakan.     

"Berapa umurmu jika boleh tahu?"     

"Usiaku menginjak 19 tahun," sahut Jean dengan perasaan limbung.     

"Wah, ternyata masih sangat muda. Namun tidak masalah sama sekali karena keadaan kandunganmu sangat sehat dan baik-baik saja. Kuharap setelah minum obat dan vitamin yang aku berikan, kau bisa makan dengan lahap seperti sedia kala lagi," saran dokter.     

"Terima kasih, Dokter," ujar Jean.     

Setelah mendapatkan penjelasan dan informasi lebih banyak tentang kehamilan, Jean segera meninggalkan rumah sakit dengan langkah lemas. Dirinya tidak tahu apa yang harus dilakukan saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.