Istri Simpanan

Bab 465 - Bertemu



Bab 465 - Bertemu

0Beruntung tidak lama kemudian, ada seseorang yang datang sehingga ketegangan tidak berlanjut lebih lama lagi.     

"Selamat pagi, semuanya," sapa dokter Kang yang sudah muncul ke ruang makan.     

"Dokter Kang, ternyata cepat sekali kau sudah tiba," ujar Ny. Park yang langsung berdiri menyambut salah satu teman dekat putranya.     

"Aku kebetulan sekali tadi di jalan tidak jauh dari sini."     

"Kalau begitu duduklah, sekalian sarapan bersama kami," ajak Hae Sok dengan ramah.     

"Terima kasih, Nek. Sayang sekali aku sudah sarapan," sahut dokter Kang dengan jujur.     

"Siapa memangnya yang sakit?" lanjut Dokter Kang dengan alis yang saling bertautan karena jika dilihat semua anggota keluarga ada di sana kecuali Dae Hyun.     

"Soo Hyun sepertinya kelelahan sehingga butuh vitamin agar staminanya kembali normal," sahut Ny. Park sembari melirik Kim Soo Hyun yang memasang wajah masam.     

"Baiklah, sekarang juga kita akan memeriksanya," ujar Dokter Kang karena harus pergi ke rumah sakit. Tidak bisa berlama-lama di sana.     

Dokter Kang segera mengajak Kim Soo Hyun ke kamarnya untuk melakukan pemeriksaan.     

Hanya ada Ny. Park dan Hae Sok yang menemani. Park Ji Hoon sudah berangkat bekerja sedangkan Aeri mengantarkan Yeon Ho ke sekolahnya.     

Kim Soo Hyun hanya pasrah tapi terus berdecak kesal ketika dokter Kang memeriksanya.     

"Keadaannya baik-baik saja, tidak ada masalah sama sekali. Darahnya juga normal," terang dokter Kang setelah memeriksa tensi Kim Soo Hyun.     

"Aku akan memberikan vitamin agar staminanya cepat pulih kembali," imbuh Dokter Kang sembari berpikir jika sangat aneh dengan keadaan Kim Soo Hyun. Keadaannya sangat mirip dengan apa yang terjadi pada Dae Hyun ketika Soo Yin hamil.     

Meski sebagai dokter Kang kurang mempercayai hal seperti itu tapi Dokter Kang sudah melakukan beberapa riset. Ternyata memang ada beberapa orang yang mengalami hal itu. Apalagi Kim Soo Hyun masih sedarah dengan Dae Hyun, bisa saja itu terjadi. Namun dirinya tidak akan menyampaikan apa yang dipikirkannya karena itu bukanlah urusannya. Berbeda dengan Dae Hyun karena memang mereka sangat dekat.     

"Kau yakin tidak ada masalah dengan kesehatannya?" tanya Hae Sok. Merasa tidak yakin dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan dokter Kang.     

"Benar, Nek. Jika kalian kurang percaya dengan apa yang kukatakan, kalian bisa datang ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut," tukas Dokter Kang.     

"Sudahlah, seharusnya kalian senang jika tidak terjadi sesuatu yang serius denganku," ucap Kim Soo Hyun dengan datar sembari bangkit untuk duduk kembali.     

"Bukan begitu, bagaimanapun kau pernah mengalami kecelakaan. Kami cemas itu adalah satu penyebabnya," ucap Ny. Park.     

"Tidak ada hubungannya, Bibi. Setelah minum vitamin semoga rasa mual dan pusingnya akan segera sembuh." Dokter Kang memberikan beberapa macam obat kepada Kim Soo Hyun yang harus segera diminum.     

"Syukurlah." Hae Sok bisa bernafas lega karena cucunya tidak apa-apa.     

===============================     

Kim Soo Hyun jadi kepikiran dengan apa yang dikatakan oleh ibunya. Mengenai ayahnya yang terasa mual jika ibunya sedang hamil. Apakah itu berlaku pada dirinya dan saudaranya? Meski sudah berusaha untuk melupakannya tapi tetap saja tidak bisa      

Kim Soo Hyun terus memijat pelipisnya dengan sebelah tangan sedangkan tangan yang satunya digunakan untuk menyetir. Setelah minum obat dari dokter Kang tubuhnya mulai terasa lebih baik.     

"Tidak mungkin dia hamil," gumam Kim Soo Hyun sembari mendesah panjang. Pikirannya tidak akan tenang sebelum bertemu dengan Jean untuk memastikan semuanya.     

Kim Soo Hyun memperlambat laju kendaraannya ketika melewati sebuah rumah sakit. Ada seorang gadis dengan wajah tertunduk baru saja keluar. Gadis itu tampak sangat tidak bersemangat dengan kantong berisi obat di tangannya yang digenggam dengan erat.     

Ada keraguan di hati pria itu untuk menemuinya hari ini. Namun jika tidak sekarang mungkin akan sulit bertemu lagi dengan Jean. Terkadang kesempatan tidak datang di kali.     

Kim Soo Hyun menghentikan mobilnya pelan-pelan tepat di depan Jean. Kemudian menurunkan kaca jendela mobilnya.     

"Jean," panggilnya pelan tanpa turun dari mobil. Ia memandang Jean dengan perasaan rumit dan bersalah.     

Jean menegakkan kepalanya ketika ada sebuah suara yang memanggilnya. Suara yang begitu merdu terdengar di telinganya. Matanya langsung terbelalak lebar, sungguh tidak percaya jika pria itu kini berada di depannya. Ada perasaan senang dan marah yang bercampur menjadi satu.     

Tak ada suara yang keluar dari mulut Jean meskipun bibirnya bergerak terbuka. Suaranya seperti tersangkut di tenggorokan bersamaan rasa takut yang sudah mulai menjalar di sekujur tubuhnya.     

Ada perasaan takut di hati Jean jika pria itu sudah mengetahui apa yang terjadi pada dirinya.      

Jean masih terpaku di tempatnya karena kakinya bahkan enggan untuk bergerak meninggalkan tempat itu.     

"Jean, masuklah. Aku ingin bicara denganmu," ujar Kim Soo Hyun.     

"Tidak ada yang perlu dibicarakan," sahut Jean dengan terbata karena tubuhnya gemetar.     

Mendapat penolakan, Kim Soo Hyun akhirnya turun dari mobilnya untuk membujuk Jean agar ikut bersamanya. Ini sangat penting agar hatinya menjadi tenang.     

"Jean, aku mohon karena ada hal yang sangat penting," pinta Kim Soo Hyun.     

Jean menghela nafas berat. Pada akhirnya tanpa sadar menganggukan kepalanya. Tak dapat dipungkiri jika ada rasa rindu untuk bertemu dengan pria itu.     

Kim Soo Hyun melajukan mobilnya kembali setelah Jean masuk ke dalam mobil. Keduanya sama-sama diam untuk beberapa waktu tanpa ada yang ingin membuka suara.     

Mereka sibuk dengan pikirannya masing-masing. Kim Soo Hyun bahkan tidak tahu harus memulai dari mana arah pembicaraan. Tidak mungkin akan mengatakannya secara langsung     

Begitu pula dengan Jean yang memilih diam saja sembari memandang ke samping untuk melihat pemandangan di luar. Hingga rambutnya melambai-lambai terkena angin.     

Suasana benar-benar terasa canggung hingga membuat Jean tetap pada posisinya. Bahkan untuk menggeser bokongnya karena tidak nyaman dalam duduk saja, Jean tidak berani melakukannya.     

"Hmmm, apa kabar?" Akhirnya Kim Soo Hyun membuka suara agar suasana tegang semakin mencair.     

"Baik," sahut Jean singkat. Jika teringat ketika Kim Soo Hyun datang menemuinya di rumah sakit dengan semua kata-katanya. Jujur saja itu masih terasa sangat menyakitkan.     

"Dimana sekarang kau bekerja? Beberapa kali aku mengunjungi Griffin Bar kau tidak ada disana," ucap Kim Soo Hyun dengan nada datar.     

Beberapa hari belakangan, Kim Soo Hyun memang tidak bisa tidur nyenyak sehingga ia memutuskan untuk pergi ke bar untuk melepas penat.     

"Bukan urusan anda," sahut Jean dengan cuek.     

"Bagaimana kondisi kesehatanmu? Kuharap kau baik-baik saja sekarang." Kim Soo Hyun bisa mengerti jika Jean membencinya karena dirinya tidak mau bertanggung jawab. Apalagi kata-kata yang keluar pada hari itu mungkin terdengar menyakitkan untuk Jean.     

"Seperti yang anda lihat saat ini, keadaanku baik-baik saja," sahut Jean dengan pandangan nanar ke depan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.