Istri Simpanan

Bab 467 - Ayahnya sudah mati



Bab 467 - Ayahnya sudah mati

0Jean meringkuk dengan posisi duduk di sudut ranjangnya dengan kedua kaki yang ditekuk untuk menopang kepalanya. Seharian ini dirinya sudah menangis meratapi nasib janin yang ada di dalam kandungannya.     

Ia tidak ingin menggugurkannya. Baginya janin itu sama sekali tidak bersalah.     

"Ibu akan menjagamu meski ayahmu tak menginginkanmu, Sayang," ucap Jean dengan air mata yang tak henti-hentinya menetes. Ia meluruskan kakinya kemudian mengusap perutnya pelan sembari tersenyum. Ingin mengatakan kepada calon anaknya jika dirinya cukup bahagia saat ini.     

Tidak pernah terpikirkan olehnya, begitu pahit kisah cintanya padahal ini pertama kalinya Jean jatuh cinta pada seorang pria.     

"Soo Hyun, kau sungguh tega!" umpat Jean dengan lirih.     

Tok tok tok...     

Jean menghentikan isak tangisnya ketika mendengar seperti ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya dengan suara cukup keras. Ia menurunkan kakinya di lantai kemudian mencoba bangkit berdiri meski tubuhnya sempoyongan.     

Obat Jean tertinggal di mobil Kim Soo Hyun sehingga ia tidak bisa meminum obat yang diberikan oleh Dokter untuknya.     

"Siapa?" ujar Jean dengan suara serak sembari menyeret kakinya keluar dari kamar.     

Tidak ada ada jawaban dari luar sehingga Jean mengintip dari kaca jendela. Matanya langsung terbelalak lebar melihat siapa yang ada di depan pintu.     

"Jean, keluarlah sekarang juga. Sebelum aku menyita rumah jelekmu ini!" seru seorang pria yang tengah berdiri di luar sembari berkacak pinggang.     

Dengan perasaan sangat takut, Jean akhirnya membuka pintu karena tidak mungkin menghindar. Jika dirinya menghindar maka pria itu akan berbuat yang macam-macam.     

"Tuan Choi Minho, bukankah seharusnya seminggu lagi aku membayar hutangku," ujar Jean dengan terus terang karena sudah mengetahui maksud dari kedatangan pria tua itu.     

"Memang benar, tapi apakah kau tidak ingat jika hari ini kau berjanji akan membayar separuh?" ujar pria yang berumur sekitar 60 tahun. Ia tersenyum miring melihat tubuh Jean dari atas hingga bawah yang tampak sangat menarik.     

"Namun jika kau tidak bisa membayarnya, kau bisa membayarnya dengan tubuhmu," lanjut Choi Ming dengan seulas senyum yang terlihat begitu menjijikkan di mata Jean.     

"Aku pasti akan membayar semuanya seminggu lagi, Tuan," ujar Jean dengan tubuh gemetar.     

"Lalu, bagaimana untuk hari ini? Aku sudah jauh-jauh datang kemari hanya untuk menagih janji. Aku tidak ingin pulang tanpa hasil begitu saja," ucap Choi Minho melangkahkan kakinya mendekati Jean sembari mengedipkan sebelah matanya.     

Jean mendapatkan firasat buruk akan hal itu sehingga ia beringsut mundur agar menjauh dari pria tua itu.     

"Tidak usah takut seperti itu karena aku tidak akan menggigit," ujar Choi Minho dengan bibir bagian atas yang tertarik ke belakang. Sorot matanya yang penuh arti terlihat begitu menyeramkan bagi Jean.     

"Tetaplah di luar, Tuan. Aku akan segera mengambil uangnya," ujar Jean sembari berusaha untuk menutup pintu agar pria tua itu tidak masuk. Tapi sayang sekali belum juga tertutup, Choi Minho sudah berhasil menahannya.     

"Jika kau memang akan mengambil uang, tidak perlu sampai menutup pintu. Atau kau berniat lari dariku?" Choi Minho memicingkan matanya ke arah Jean.     

"Tidak, Tuan. Mana berani aku seperti itu," sanggah Jean yang akhirnya mengalah dan kini pintu kembali terbuka lebar.     

"Apa yang kau lakukan?" teriak Kim Soo Hyun yang baru saja datang. Ia cukup terkejut melihat Jean yang sepertinya telah terpojok.     

Choi Minho segera menoleh ke sumber suara di belakangnya.     

"Tidak usah ikut campur. Ini adalah urusan kami karena dia tidak mampu membayar hutang," ucap Choi Minho dengan tatapan sengit.     

"Jika kau ingin uang aku akan memberikannya tapi jangan ganggu dia," ujar Kim Soo Hyun dengan nada dingin. Meski tidak mencintai Jean tapi bukan berarti akan membiarkannya saat tengah mengalami kesulitan.     

Choi Minho mengamati Kim Soo Hyun dengan seksama serta beralih ke mobilnya yang terlihat seperti orang kaya. Sehingga  pria itu mengurungkan niatnya untuk mengganggu Jean.     

"Tidak perlu, aku akan pergi dari sini," ujar Choi Minho dengan perasaan kesal. Andai saja Kim Soo Hyun orang biasa pasti ia akan melawannya.     

Saat ini tidak mungkin melawan karena tadi tidak membawa anak buahnya.     

"Pergilah dan jangan pernah kembali lagi," usir Kim Soo Hyun pada pria tua itu sambil terus memandangnya sampai menaiki mobil.     

Jean memegangi dadanya yang berdegup kencang karena  ia merasa ketakutan. Kini hatinya terasa sedikit lega setelah ada seseorang yang datang menolongnya.     

Kim Soo Hyun kemudian menoleh ke arah Jean yang masih berdiri di ambang pintu. Rambutnya terlihat berantakan dengan memakai pakaian yang masih sama seperti tadi pagi.     

"Jean, apakah kau tidak apa-apa?" Nada Kim Soo Hyun terdengar khawatir dan hangat.     

Jean masih terpaku di tempatnya. Belum percaya dengan apa yang dilihatnya. Jika Kim Soo Hyun bisa berbicara begitu hangat kepadanya seperti dulu.     

"Jean," panggil Kim Soo Hyun pelan.     

Jean segera tersadar dari lamunannya dengan sikapnya yang kembali seperti biasa. Takut jika dirinya akan kecewa lagi seperti sebelumnya.     

"Untuk apa kau datang kemari?" tanya Jean dengan sarkas kemudian memalingkan wajahnya ke arah lain.     

"Aku datang kemari hanya ingin mengembalikan ini." Kim Soo Hyun menyerahkan kantong plastik ke arah Jean.     

Dengan gerakan kasar, Jean segera merebutnya tanpa mengucapkan rasa terima kasih. Hatinya semakin berdebar tidak menentu karena sepertinya Kim Soo Hyun sudah mengetahui isinya.     

"Jean, bisakah kita bicara di dalam?" ujar Kim Soo Hyun. Tidak enak rasanya jika mereka mengobrol di depan pintu.     

"Jika kau ingin mengatakan, tidak akan bertanggung jawab sebagai ayah dari calon anakku tidak masalah. Aku akan merawatnya sendiri sehingga kau tidak perlu khawatir. Jika dia menanyakan keberadaan ayahnya, aku akan mengatakan kalau ayahnya mati." Nada suara Jean sukup santai tapi kata yang ia ucapkan mengandung sindiran yang cukup menusuk jika pria yang ada di depannya memiliki perasaan.     

Kim Soo Hyun memijat pelipisnya. Ternyata Jean sudah tahu apa yang akan diucapkan olehnya.     

"Jika kau mempertahankannya kau akan tersiksa, Jean. Sebaiknya kau pikirkan baik-baik sebelum semuanya terlambat," ujar Kim Soo Hyun dengan mata yang terpejam serta helaan nafas yang terasa sesak.     

"Aku sudah bertekad bulat dengan keputusanku bahwa aku akan merawatnya. Dia hanya butuh ibu dan tidak butuh ayah untuk bertahan hidup," ucap Jean dengan tegas.     

"Jean, aku mohon mengertilah. Anak itu suatu saat nanti hanya akan menyusahkanmu." Kim Soo Hyun tidak ingin mengambil resiko di kemudian hari.     

"Menyusahkan atau tidak, bukanlah urusanmu. Dia anakku sehingga terserah apa yang akan aku lakukan." Jean sampai menggertakan giginya dengan kuat karena geram dengan Kim Soo Hyun yang sepertinya sangat tidak menginginkan darah dagingnya.     

"Sebaiknya kau pergi dari rumahku dan jangan pernah menemuiku lagi!" usir Jean dengan amarah yang memuncak. Kedatangan Kim Soo Hyun selalu saja membuat hatinya terluka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.