Istri Simpanan

Bab 469 - Tak ingin berpisah



Bab 469 - Tak ingin berpisah

0Villa Pyeongchang-dong.     

Hari ini Soo Yin tidak pergi ke restoran karena Dae Hyun sedang libur bekerja sehingga mereka ingin menghabiskan waktu seharian hanya berdua saja.     

Menunggu suaminya sedang mandi, Soo Yin memilih pergi ke balkon untuk menghirup udara pagi yang masih segar. Mengamati indahnya bunga yang tumbuh subur di rumah kaca. Sudah beberapa hari Soo Yin tidak sempat mengurus bunga-bunganya.      

Pikiran Soo Yin tiba-tiba saja melayang memikirkan sahabatnya. Sudah beberapa hari tidak bertemu dengan Jean karena Jean beralasan masih tidak enak badan sehingga tidak pergi ke restoran. Ia khawatir apa yang dipikirkannya jika Jean sedang hamil jadi kenyataan. Namun Soo Yin segera menepis pikiran negatif itu.     

"Apa yang kau pikirkan?" Tiba-tiba saja dari arah belakang Dae Hyun melingkarkan tangan di perutnya.     

Sontak Soo Yin menoleh ke samping karena terkejut. Perutnya terasa geli ketika Dae Hyun merabanya.     

"Aku kepikiran Jean saat ini. Sudah beberapa hari aku tidak bertemu dengannya," sahut Soo Yin sembari menghela nafas panjang.     

"Apa terjadi sesuatu padanya?"     

"Entahlah, Manajer Chang bilang saat ini Jean masih tidak enak badan. Terakhir kali kami makan bersama, Jean muntah-muntah seperti ketika aku mengandung dulu." Soo Yin menyandarkan kepalanya ke samping bersandar pada lengan Dae Hyun.     

"Benarkah?"     

"Hmmm, mungkin itu hanya sakit biasa. Tidak mungkin seorang gadis merasakan hal yang sama seperti diriku yang ibu-ibu," ujar Soo Yin seraya terkekeh. Sungguh tidak berpikir jika dirinya akan menjadi seorang ibu di usia muda.     

"Apa kau ingin mengunjunginya? Biarkan aku mengantarkmu kesana." Meski Dae Hyun ingin mereka menghabiskan waktu berdua saja tapi  dia tidak tega jika Soo Yin merasa cemas dan merasa sedih.     

"Apa tidak apa-apa kita pergi hari ini? Kau bilang kita tidak akan kemana-mana?" Soo Yin meyakinkan Dae Hyun agar tidak salah bicara.     

"Tidak apa-apa, yang penting sebentar saja di sana. Jangan lama-lama," ujar Dae Hyun sembari menyandarkan dagunya di bahu Soo Yin.     

"Terima kasih, Sayang. Kau memang suami terbaik." Soo Yin berbalik menghadap Dae Hyun lalu melingkarkan tangannya di leher pria itu.     

"Apapun akan kulakukan dengan istriku yang sangat manis ini." Dae Hyun tersenyum begitu hangat hingga selalu mampu menggetarkan jiwa Soo Yin.     

"Bagaimana kabar Jo Yeon Ho? Sudah lama kita tidak bertemu dengannya."     

"Kau ingin bertemu dengannya?" Dae Hyun sangat senang karena Soo Yin begitu menyayangi Yeon Ho seperti anak kandungnya sendiri.     

Soo Yin menganggukan kepalanya dengan senyum mengembang di bibirnya yang tipis.     

"Hmmm, nanti aku akan menjemputnya untukmu. Semoga saja tidak ada Aeri yang akan mempersulit. Saat kau berada di rumah Jean, aku akan menjemputnya. Setelah itu kita pergi bersama-sama, dengan begitu mereka tidak akan curiga jika hubungan kita baik-baik saja." Dae Hyun memandang wajah Soo Yin dengan penuh rasa cinta. Gadis muda yang meluluhkan hati dan membuatnya tergila-gila.     

"Aku mengerti, tapi apakah mereka tidak curiga denganmu yang jarang pulang ke UN Village?" Soo Yin merasa ragu jika keluarga suaminya tahu jika mereka sebenarnya masih bersama.     

"Mereka mengira jika aku sedang menenangkan diri karena kecewa denganmu." Dae Hyun mendekatkan wajahnya kemudian manautkan dahinya dengan dahinya Soo Yin. Hingga mereka bisa merasakan hembusan nafas yang teratur.     

"Sebaiknya kita bersiap-siap karena jika kondisi Jean belum membaik maka aku akan mengajaknya ke rumah sakit. Ia pasti sangat sedih karena tidak ada yang merawatnya" ujar Soo Yin dengan memasang wajah muram.     

Dae Hyun menggandeng tangan Soo Yin hingga memasuki kamar. Menggenggamnya dengan begitu erat di saat mereka dalam suasana hati yang hangat. Karena jarang-jarang mereka seperti ini.     

===============================     

Selama dalam perjalanan ke rumah Jean, tanpa merasa malu Soo Yin terus bergelayut manja di lengan Dae Hyun. Benar-benar menikmati kebersamaan mereka karena sekarang sama-sama sibuk. Soo Yin sibuk mengurus restoran dan kuliahnya sedangkan Dae Hyun sibuk bekerja di perusahaan konstruksi.     

Mereka hanya bertemu ketika malam hari. Terkadang mereka bahkan hanya berbicara ketika saat sarapan saja. Seringkali Dae Hyun pulang hingga larut malam setelah Soo Yin tertidur pulas.     

"Waktu yang kita habiskan sekarang terasa sangat singkat," ucap Soo Yin dengan bibir cemberut. Ia menginginkan seperti dahulu bisa bertemu setiap waktu.     

"Hmmm, bersabarlah. Aku sudah terlanjur menandatangani kontrak kerja sehingga tidak mungkin mengundurkan diri."     

"Semoga saja cepat selesai. Seharusnya kau bekerja di restoran saja sudah cukup," tukas Soo Yin.     

"Kita tidak pernah tahu apa yang terjadi. Tadinya aku buru-buru mencari pekerjaan karena takut kita kekurangan uang. Namun tidak disangka restoran kita cukup ramai." Dae Hyun sangat bersyukur memiliki Chang Yuan yang bisa diandalkan dalam segala hal. Bisa menyelesaikan setiap masalah dengan baik.     

Tidak lama kemudian akhirnya mereka sampai di tempat tujuan yaitu rumah Jean. Soo Yin terus mengamati rumah Jean yang tertutup dan terlihat sangat sepi.     

"Kau yakin Jean ada di rumah?" ujar Dae Hyun dengan dahi berkerut. Jangan sampai Soo Yin sudah datang ke sana tapi tidak ada orangnya.     

"Aku yakin karena sudah menghubungi Chang Yuan. Ia mengatakan jika selama tidak enak badan, Jean tidak pernah pergi kemanapun," sahut Soo Yin. Tadinya ingin menghubungi Jean tapi ia pasti menolak jika hendak dijenguk.     

"Baiklah, setelah menjemput Yeon Ho kita akan bertemu lagi." Dae Hyun menggenggam erat jemari Soo Yin. Ada perasaan enggan untuk berpisah dengannya meski hanya beberapa saat. Mengingat hari ini seharusnya mereka menikmati hari hanya berdua saja.     

Soo Yin mendaratkan ciuman manis di bibir Dae Hyun sebagai salam perpisahan. Membuat pria itu malah semakin mengeratkan genggamannya.     

"Kita pergi berdua saja hari ini," ucap Dae Hyun dengan nada manja.     

"Pergilah, kau bilang ingin menjemput Yeon Ho. Nanti malam kita juga akan bersama kembali," ujar Soo Yin sembari menarik pergelangan tangannya tapi Dae Hyun tidak berniat untuk melepaskannya.     

"Aku ingin sepanjang hari dan sepanjang malam bersamamu. Kau harus tahu jika sedang bekerja aku kerap sering merindukanmu."     

"Tidak usah terlalu berlebihan seperti itu. Kau tadi sudah mengizinkanku untuk menemui Jean. Haruskah kita pulang lagi?" gerutu Soo Yin seraya mencebikkan bibirnya.     

"Hmmm, baiklah. Kau boleh pergi tapi jangan membuat wajahmu cemberut seperti itu jika di depanku."     

Soo Yin langsung melebarkan senyumnya agar diizinkan untuk segera turun. Jika tidak menuruti perkataan Dae Hyun mungkin sampai sore akan berada di dalam mobil tanpa bisa menemui Jean.     

"Ini baru istriku." Dae Hyun terkekeh kemudian mengacak-acak puncak kepala Soo Yin.     

Soo Yin segera membuka pintu mobil agar Dae Hyun tidak menahannya kembali. Perasaannya tentang Jea kali ini sungguh tidak enak. Hanya bisa berharap semoga keadaannya baik-baik saja.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.