Istri Simpanan

Bab 472 - Ada Nenek di pihaknya



Bab 472 - Ada Nenek di pihaknya

0Soo Yin segera melihat keluar dari jendela kaca ketika ada klakson yang berbunyi di depan rumah Jean. Dari dalam mobil Maybach silver, pria yang baginya sangat menawan turun dengan senyum mengembang di wajahnya. Soo Yin ingin menyambut dengan memeluknya tapi mengurungkan niatnya karena takut Jo Yeon Ho ada di dalam mobil sedang memperhatikan mereka.     

"Dimana, Jean?" ujar Dae Hyun.     

"Dia baru saja tertidur setelah meminum obat."     

"Apa sakitnya parah? Kenapa kita tidak membawanya ke dokter saja?" ujar Dae Hyun.     

Soo Yin menggigit bibir bawahnya. Ingin mengatakan semuanya tapi sepertinya saat ini bukanlah waktu yang tepat.     

"Jean sudah pergi ke dokter. Chang Yuan juga sering datang kesini untuk mengirimkan makanan," tukas Soo Yin.     

"Baguslah, semoga saja mereka semakin dekat dan kelak menikah seperti kita. Bolehkah aku menjenguknya?" ujar Dae Hyun.     

"Jangan mengganggu istirahatnya, lain kali saja kita datang ke sini lagi." Jean baru saja tertidur sehingga Soo Yin tidak ingin mengganggunya.     

"Sebaiknya kita berangkat sekarang juga. Jangan biarkan Yeon Jo menunggu terlalu lama," ajak Soo Yin sembari menggandeng tangan Dae Hyun agar mengikuti langkahnya.     

Baru beberapa saat menautkan jemari suaminya, Soo Yin segera melepaskan tangannya. Teringat jangan sampai membuat Yeon Ho curiga dan bertanya yang tidak-tidak nanti.     

"Hai, Yeon Ho. Apa kabar?" Soo Yin melambaikan tangannya pada anak kecil yang memiliki pipi chubby itu dengan senyum yang mengembang.     

Jo Yeon Ho membalas lambaian tangan Soo Yin dengan raut wajah gembira. Dia duduk di kursi penumpang depan.     

Dae Hyun membukakan mobil untuk istri kecilnya.     

"Terima kasih, Sayang," ucap Soo Yin lirih agar Yeon Ho tidak mendengar.     

"Terima kasih kembali," ucap Dae Hyun.     

Soo Yin masuk di kursi penumpang belakang tanpa melihat ke dalam terlebih dahulu. Ia menutup pintu tanpa menoleh ke samping sama sekali.     

Hae Sok diam saja sembari mengamati Soo Yin yang sepertinya tidak sadar ada dia di sana.     

Soo Yin menolehkan wajahnya tatkala menyadari ada seseorang yang duduk di sampingnya.     

"Nenek?" Soo Yin tidak percaya dengan apa yang dilihatnya sehingga ia mengucek kedua bola matanya berharap itu hanyalah ilusi semata.     

"Kenapa kau tampak begitu terkejut? Apakah aku begitu menyeramkan?" ujar Hae Sok sembari melepas kacamatanya hingga kelopak mata yang sudah keriput karena termakan usia kini terlihat dengan jelas.     

"Ti … tidak, Nek. Kupikir hanya salah lihat. Aku hanya tidak menyangka jika Nenek ada di Seoul," ujar Soo Yin dengan terbata.     

"Bagaimana kabarmu?" Hae Sok lantas memeluk tubuh Soo Yin dengan erat.     

"Aku baik-baik saja, Nek." Hati Soo Yin sangat terenyuh karena Hae Sok ternyata tidak membencinya. Namun masih begitu banyak pertanyaan yang hadir dalam benak Soo Yin. Tidak mungkin jika Hae Sok belum mengetahui semuanya.     

Dae Hyun menoleh ke belakang dengan hati yang terasa sangat lega karena akhirnya ada nenek yang berada di pihaknya.     

"Yeon Ho, sebaiknya kau mendengarkan musik saja memakai ini." Dae Hyun menyerahkan earphone pada Jo Yeon Ho takut ada hal-hal yang tidak seharusnya dia dengar.     

Dae Hyun memutar lagu anak-anak kesukaannya agar Jo Yeon Ho tidak jenuh.     

"Baiklah," ujar anak itu kemudian memasang earphone di telinganya. Kepalanya manggut-manggut menandakan dia menikmati musik yang sedang didengarnya.     

"Nenek pasti kecewa dengan kami." Soo Yin tertunduk lesu.     

"Sudahlah, semuanya sudah terjadi." Hae Sok tersenyum hangat. Meskipun ada rasa kecewa karena mereka tidak mengikuti apa yang dikatakan olehnya sejak awal. Padahal Hae Sok sudah menekankan, mereka boleh ketahuan setelah Dae Hyun sudah berpisah dari Aeri.     

"Kapan Nenek datang ke Seoul? Apalagi ibu tahu jika Nenek pergi bersama denganku?" tanya Soo Yin ingin sekedar memastikan. Namun rasanya tidak mungkin jika Ny. Park mengetahuinya.     

"Sudah beberapa hari yang lalu. Mereka hanya tahu jika Dae Hyun mengajakku berkeliling dengan Yeon Ho," tukas Hae Sok.     

"Soo Yin, kemana kita hari ini?" tanya Dae Hyun sembari menolehkan kepalanya ke belakang memandang istri kecilnya.     

"Tidak usah bertanya padaku. Terserah saja Nenek dan Yeon Ho akan pergi kemana," ucap Soo Yin.     

"Soo Yin, nenek dengar dari Dae Hyun kau pernah mengandung. Benarkah begitu?" tanya Hae Sok hati-hati.     

Soo Yin menganggukan kepalanya pelan. Ia teringat kembali di malam kelam ketika tidak bisa mempertahankan kandungannya.     

"Maaf jika pertanyaanku membuatmu sedih. Suatu saat nanti pasti kau akan memilikinya lagi." Hae Sok menggenggam tangan Soo Yin dengan jarinya yang sudah berkerut.     

"Tidak apa-apa, Nek. Aku memang tidak bisa menjaga calon anakku." Soo Yin mendesah panjang dengan dada yang terasa sesak.     

"Soo Yin, jangan berkata seperti itu. Sudahlah jangan dipikirkan lagi karena itu semua bukan kesalahanmu." Dae Hyun yang tengah mengemudi jadi tidak fokus karena melihat raut wajah Soo Yin yang tampak sangat bersedih.     

"Hmmm." Soo Yin menganggukan kepalanya. Bukan hanya itu yang membuatnya sedih, kini masalah Jean juga membuatnya ingin segera bertemu Kim Soo Hyun secepatnya.     

"Apa ada masalah? Katakan padaku barangkali bisa membantu," ujar Hae Sok karena Soo Yin kembali diam saja.     

"Tidak ada masalah sama sekali," sahut Soo Yin. Sekarang belum saatnya mengatakan masalah ini pada keluarganya. Ia harus menemui Kim Soo Hyun terlebih dahulu barangkali pria itu berubah pikiran untuk bertanggung jawab.     

"Dae Hyun, bisakah kita pergi ke kuil. Nenek ingin pergi ke sana ingin berdoa untuk kalian semuanya," ujar Hae Sok.     

"Tentu saja, Nek." Dengan senang hati Dae Hyun akan menuruti kemauan neneknya.     

================================     

Kuil Jongmyo Shrine,     

Tidak lama kemudian mereka sudah sampai di kuil yang tentram di Seoul. Dae Hyun tahu jika berkunjung ke Seoul neneknya selalu pergi ke sana untuk berdoa.     

Jongmyo Shrine adalah sebuah kuil konfusius yang dibuat untuk menyimpan tablet memorial dari raja dan ratu dari dinasti Joseon.     

Hae Sok masuk ke dalam kuil untuk melakukan doa. Sedangkan Dae Hyun, Soo Yin dan Jo Yeon Ho memilih berkeliling untuk melihat-lihat sekeliling kuil.     

"Ada apa denganmu? Kenapa kau diam saja? Apa yang sebenarnya kau pikirkan?" tanya Dae Hyun bertubi-tubi karena istri kecilnya terlihat murung dan tidak bersemangat.     

"Tidak ada, kakiku hanya terasa pegal," kilah Soo Yin agar Dae Hyun tidak bertanya lebih lanjut.     

"Yeon Ho, jangan pergi terlalu jauh," seru Dae Hyun pada putranya yang sedang berlarian.     

"Iya, Ayah. Aku hanya di sini saja," sahut Yeon Ho sembari berjalan bolak-balik dengan meraba pagar yang mengelilingi kuil.     

Dae Hyun mengajak Soo Yin untuk duduk di sebuah bangku yang terletak di sebuah pohon yang rindang. Mereka bisa duduk sambil mengamati Jo Yeon Ho yang sedang bermain dengan seseorang yang baru dikenalnya.     

"Mana yang sakit? Biarkan aku memijatnya," ujar Dae Hyun yang sudah berjongkok di depan Soo Yin.     

"Tidak usah berlebihan seperti itu. Lihatlah malu dilihat orang," ujar Soo Yin karena sekarang cukup ramai oleh para wisatawan. Ia mengamati sekeliling bahkan banyak yang memandang ke arah mereka.     

"Tidak usah pedulikan. Anggap saja mereka tidak pernah ada," ujar Dae Hyun dengan santai.     

"Cepatlah duduk di sini. Bagaimana jika Jo Yeon Ho melihat kita? Dia pasti akan berpikiran macam-macam," ujar Soo Yin sembari menepuk di sampingnya yang kosong.     

"Dia tidak akan terlalu berpikiran jauh seperti itu." Dae Hyun tidak peduli sehingga ia sudah melepaskan sepatu Soo Yin agar lebih mudah memijat kakinya.     

Soo Yin menahan pergelangan tangan Dae Hyun sembari menggelengkan kepalanya agar pria itu menghentikan apa yang tengah dia lakukan.     

"Hmmm, kalian ingin pulang tetap ingin berada di sini?" ujar Hae Sok yang baru saja keluar dari dalam kuil.     

"Tentu saja pulang, Nek." Soo Yin segera berdiri karena merasa gugup. Takut jika Hae Sok menganggapnya berlebihan.     

"Jaga sikap kalian karena ada Jo Yeon Ho disini," ujar Hae Sok mengingatkan.     

"Maaf, Nek," sahut Soo Yin.     

"Ya sudah sebaiknya kita pulang," ajak Dae Hyun karena tidak ingin sampai di rumah terlalu sore.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.