Istri Simpanan

Bab 473 - Mencari sasaran baru



Bab 473 - Mencari sasaran baru

The Flower Restaurant,     

Keringat membasahi dahi Soo Yin yang kelelahan. Ia kembali membantu sebagai pelayan karena hari ini pengunjung yang datang ke restoran cukup ramai.     

Soo Yin menggantikan Jean yang belum pulih betul. Lagi pula meski sudah sembuh Soo Yin juga tidak akan meminta Jean untuk kembali bekerja..     

"Terima kasih, sudah datang ke restoran kami," ucap Soo Yin kepada setiap pengunjung dengan sopan. Meski lelah tapi Soo Yin tidak mempermasalahkan sama sekali.      

Chang Yuan sejak tadi mengamati Soo Yin yang turun tangan karena kekurangan pelayan. Ia mendesah panjang kemudian menghampiri bosnya.     

"Nona, sebaiknya anda istirahat saja," ujar Chang Yuan dengan perasaan tidak enak hati.     

"Tidak apa, Manajer Chang." Soo Yin hanya menyunggingkan senyumnya. Tidak keberatan sama sekali dengan apa yang tengah dilakukan olehnya.     

"Tapi, Nona. Jika Tuan tahu anda seperti ini pasti akan marah," ujar Chang Yuan.     

"Kau tidak perlu khawatir. Aku nanti yang akan mengurusnya."     

Chang Yuan hanya menghela nafas panjang menghadapi sifat keras kepala Soo Yin yang sulit sekali untuk diberi saran.     

Soo Yin kembali ke dapur untuk mengambil makanan yang akan diantar kepada pemesan.     

Dua orang wanita baru saja duduk di salah satu meja yang terletak di sudut restoran. Salah satu di antara mereka terus mengamati Soo Yin dengan seksama, barangkali apa yang dilihatnya hanyalah ilusi semata.     

"Li Sa, apakah aku tidak salah lihat?" ujar Aeri pada seseorang yang duduk di depannya.     

"Apa Kakak melihat sesuatu?" tanya Li Sa sembari menoleh ke belakang mengikuti arah pandangan Aeri yang tertuju pada dapur restoran.     

"Lihatlah rupanya jalang itu sekarang menjadi seorang pelayan restoran. Ternyata uang yang diberikan Dae Hyun mungkin sudah habis." Aeri terkekeh dengan pandangan sengit ke arah Soo Yin yang mulai berjalan sambil membawa nampan yang berisi makanan.     

"Bukankah itu Soo Yin? Untuk apa dia di sini?" ujar Li Sa dengan dahi berkerut.     

"Sekarang dia sudah miskin sehingga mungkin ingin mencari sasaran baru. Lihatlah seorang pelayan tapi pakaiannya seperti seorang bos saja. Berbeda dari yang lainnya." Aeri tersenyum miring meremehkan.     

"Bagaimana kalau kita buat dia diusir dari sini? Namun sebelum itu kita harus membuatnya dipermalukan terlebih dahulu," ujar Li Sa yang masih dendam karena ingin mengusirnya dari kampus tapi tidak berhasil. Ada saja teman-teman Soo Yin yang menggagalkan rencananya.     

"Ide yang bagus, aku juga ingin sekali melihatnya dipermalukan. Seorang jalang akan selamanya seperti itu," tukas Aeri dengan sorot mata yang tajam.     

"Pelayan!" Li Sa memanggil salah satu pelayan yang sedang berdiri tidak jauh dari tempat mereka duduk.     

Dengan senyum ramah pelayan tersebut segera datang menghampiri meja mereka berdua.     

"Ada yang bisa saya bantu? Apa yang ingin anda pesan, Nona," ujar Pelayan tersebut sembari melihat buku menu. Ia juga membawa bolpoin dan buku kecil untuk mencatat setiap pesanan pengunjung.     

"Aku memesan yang ini," ujar Li Sa sembari menunjuk salah satu menu yang ada di daftar.     

"Kakak, ingin memesan apa?" lanjut Li Sa pada Aeri.     

"Terserah saja, aku ikut saja apa yang kau pesan," sahut Aeri tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Soo Yin. Melihatnya seperti mangsa yang hendak diterkam.     

"Sama seperti yang aku pesan. Bolehkah aku minta tolong?" ujar Li Sa pada Pelayan.     

"Tentu, Nona," sahut sang Pelayan.     

"Bisakah jika yang mengantarkan pesanan adalah wanita itu." Li Sa menunjuk Soo Yin sedang melayani pengunjung pria.     

"Kenapa tidak pelayan lain saja?" Pelayan itu memberi penawaran lain karena tidak enak hati jika harus meminta bosnya mengantarkan pesanan.     

"Tidak, aku menginginkan wanita itu," ucap Li Sa dengan tegas.     

"Baik, Nona." Pelayan tersebut kemudian undur diri agar makanan yang dipesan segera diolah.     

Soo Yin pergi ke belakang restoran untuk melemaskan otot-otot kakinya yang terasa kaki. Dengan duduk di kursi yang ada di sana.     

Pekerjaan hari ini sungguh menguras tenaga. Ia bahkan lupa jika sejak siang tadi belum makan pantas saja perutnya keroncongan. Namun Soo Yin tidak tahu ingin makan apa karena mencium aroma ketika mengantarkan pesanan sudah membuatnya tidak berselera untuk makan.     

Mungkin nanti setelah Dae Hyun menjemput, mereka akan mampir terlebih dahulu di restoran lain.     

"Nona." Seorang pelayan menghampiri Soo Yin dengan perasaan gugup.     

"Ada apa?" Soo Yin tengah bersandar kembali menegakkan tubuhnya.     

"Ada seseorang yang meminta anda membawakan pesanannya," sahut Pelayan tersebut sembari menggigit bibir bawahnya.     

"Pria atau wanita?     

"Wanita, Nona."     

Dahi Soo Yin berkerut tapi kemudian bangkit berdiri. Mungkin wanita itu mengenalnya sehingga memintanya datang menemuinya.     

"Jika Nona lelah, biarkan aku saja yang mengantarnya," sergah Pelayan itu karena sangat tidak enak hati.     

"Tidak apa," sahut Soo Yin.     

Soo Yin segera membawa nampan yang sudah penuh berisi makanan. Melangkahkan kakinya menuju meja nomor 15 yang terletak di sudut. Tidak ada rasa curiga sama sekali karena Aeri dan Li Sa sengaja duduk membelakanginya agar tidak ketahuan.     

"Silahkan dinikmati," ujar Soo Yin mulai meletakkan piring yang berisi menu kepiting bakar dengan porsi jumbo ke meja. Pandangannya tetap fokus pada makanan tanpa melihat ke arah dua wanita yang ada di depannya.     

Belum sempat Soo Yin meletakkan piring ke atas meja, dengan sengaja Li Sa menyenggol lengannya.     

Prang…     

Suara piring keramik yang berbenturan dengan lantai menyebabkan suara yang cukup nyaring. Sehingga para pengunjung yang sedang menikmati makanannya teralihkan. Kini semua pandangan tertuju pada Soo Yin yang sedang mengusap bajunya yang terkena bumbu.     

"Ya ampun, kenapa kau menjatuhkan semua makanannya? Siapa yang akan membayar semua ini? Gajimu sebulan bahkan tidak akan cukup untuk membayarnya," ucap Li Sa yang sudah bangkit berdiri dengan suara cukup keras agar para pengunjung lain dapat melihat mereka.     

Mendengar suara yang sangat dikenalnya, Soo Yin menegakkan kepalanya untuk melihat.     

"Kalian?" ucap Soo Yin seraya memandang Aeri dan Li Sa secara bergantian.     

"Jadi, sekarang pekerjaanmu kembali seperti dulu lagi setelah dicampakkan oleh Dae Hyun? Malang sekali nasibmu baru beberapa hari menikmati hidup bersama Dae Hyun tapi dengan cepat semua kebusukanmu terbongkar," ujar Aeri seraya tersenyum miring serta tatapan yang sangat sengit.     

"Tentu saja, mungkin pekerjaan ini hanyalah selingan sambil mencari pria kaya yang akan menjadi korban selanjutnya," timpal Li Sa menyetujui ucapan Aeri.     

Soo Yin mengulum senyum meremehkan. Merasa bahagia karena sudah berhasil menipu dua wanita yang duduk di depannya.     

"Jika kalian datang kemari karena untuk menghinaku, sebaiknya kalian pergi saja dari sini. Kalian juga tidak perlu khawatir untuk dituntut membayar pesanan kalian," ucap Soo Yin dengan nada tenang.     

"Sombong sekali dirimu. Kau pikir kau siapa di sini? Apa kau sudah menemukan pria hidung belang sehingga tidak butuh bekerja di sini lagi?" cibir Li Sa yang tersulut emosi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.