Istri Simpanan

Bab 476 - Kembalinya Han



Bab 476 - Kembalinya Han

0Aeri memukul stir kemudinya bertubi-tubi karena amarahnya yang sudah membuncah.     

"Aeri kenapa kau begitu bodoh terlalu percaya apa yang terjadi pada mereka tanpa menyelidiki." Aeri menjambak rambutnya sendiri karena sudah terlalu percaya begitu saja dengan ucapan Dae Hyun.     

Seharusnya ia curiga ketika Dae Hyun jarang kembali lagi ke UN Village. Ia malah santai justru tidak mencari tahu apapun. Dengan percaya mengira Dae Hyun akan segera kembali ke pelukannya.     

"Lihatlah aku akan melakukannya secara kasar untuk memisahkan kalian!" umpat Aeri dengan rambut yang sudah berantakan di wajahnya.     

Aeri tidak fokus lagi dalam mengemudikan mobilnya. Hingga tiba-tiba saja ada seorang yang sedang menyeberang jalan.     

"Awas!" teriak Aeri. Sebisa mungkin ia membelokkan mobilnya ke sisi jalan untuk menghindari pria tersebut. Dirinya tidak ingin masuk penjara sekarang karena Soo Yin akan sangat senang jika melihat keadaannya.     

Dengan kemampuan mengemudinya yang cukup lumayan, Aeri berhasil menepikan mobilnya meski harus menabrak pembatas jalan. Beruntung jalan yang sedang dilewatinya sedang sepi sehingga tidak menimbulkan kerumunan.     

Aeri menyandarkan kepalanya di atas stir kemudi dengan jantung yang berdegup sangat kencang. Nafasnya tersengal karena ketakutan sudah membunuh pria tadi. Yang lebih menakutkan kalau ia sampai mati.     

"Kenapa ia berjalan tidak melihat-lihat?" gerutu Aeri sembari menegakkan kepalanya kembali yang terasa pusing.     

Tubuh Aeri langsung bergeser ke belakang ketika melihat ada pria yang berdiri tepat di depan mobilnya. Pria itu memakai mantel hitam dan topi sembari berdiri tegak membelakangi Aeri.     

Aeri menutup mulutnya karena merasa jika mengenalnya meski tidak melihat wajahnya.     

"Siapa kau?" teriak Aeri. Ingin turun dari mobil tapi jalan itu terlalu sepi. Ia tidak ingin mengambil resiko karena bisa saja pria yang ada di depannya bukanlah seseorang yang di pikirannya.     

Pria itu tetap diam dalam posisinya. Justru bersandar pada bagian depan mobil Aeri.     

Tin...tin...tin….     

Aeri segera membunyikan klakson agar pria itu segera menyingkir dari depan mobilnya.     

"Pergilah jika tidak ingin tertabrak!" teriak Aeri tanpa menghentikan bunyi klakson. Ia melongokkan kepalanya keluar dari kaca yang terbuka.     

"Siapa dia sebenarnya?" umpat Aeri dengan rasa kesal karena pria itu sepertinya tidak berniat ingin menyingkir.     

Dengan gerakan pelan akhirnya pria itu berbalik memandang Aeri.     

Mata Aeri langsung membulat sempurna dengan mulutnya yang ternganga. Tubuhnya langsung bergetar dan keluar keringat dingin.     

"Tidak mungkin," gumamnya pelan dengan jantung yang berpacu sangat kencang dengan keringat yang mengucur dari telapak tangannya.     

Pria itu masih mengenakan topi sehingga wajahnya tidak terlalu jelas karena penerangan lampu jalan yang remang-remang. Meski begitu Aeri sangat yakin dengan apa yang dilihatnya.     

"Han," ucap Aeri dengan bibir bergetar. Tanpa sadar ada air yang mengembun di sudut matanya. Tanpa Han di sampingnya ia seperti kehilangan kekuatan karena Aeri hanya percaya pada Han seorang.     

Aeri tak mampu lagi menahan rasa rindunya pada Han. Ia pun segera keluar kemudian menghampiri pria itu. Aeri mendekapnya dengan erat dari belakang.     

"Han, kemana saja kau selama ini? Kenapa kau menghilang dan tidak mengirimkan kabar kepadaku?" ujar Aeri dengan nada sendu.     

Cukup lama pria itu hanya diam saja tanpa merespon.     

"Kupikir kau sudah tidak mengenalku lagi," ucap Han dengan suara serak tanpa membalikkan tubuhnya.     

"Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu? Aku selama ini mencarimu tapi sepertinya kau yang tidak ada niat menemuiku setelah malam dimana kau bilang akan menghabisi gadis jalang itu," ucap Aeri seraya menempelkan pipinya punggung Han.     

"Aku bukannya menghilang tapi aku tertangkap oleh suamimu itu," ucap Han dengan nada yang terdengar berapi-api.     

"Benarkah?" Aeri sangat terkejut mendengarnya. Sungguh tidak menduga jika Han ternyata tertangkap. Ia pikir selama ini Han tidak mau menghubunginya karena merasa bosan.     

"Ayo masuk, kita cari tempat yang nyaman untuk mengobrol," ajak Aeri sembari melepaskan rangkulannya.     

"Pulanglah, apa kau tidak takut jika ketahuan?" ujar Han yang tetap dalam posisinya.     

"Nanti saja aku ceritakan semuanya. Yang terpenting sekarang kita pergi dulu dari sini," ujar Aeri.     

Pada akhirnya Han menuruti kemauan Aeri untuk masuk ke dalam mobil.     

Aeri kemudian membawa Han ke villanya yang berada di pinggiran kota Seoul. Itu merupakan villa rahasia miliknya yang belum lama dibangun.     

"Ini villa siapa?" ujar Han sembari mengamati villa yang berada di depannya.     

"Tentu saja punyaku. Sebaiknya kita cerita saja di dalam," ujar Aeri.      

Aeri kemudian meminta pelayan yang bertugas membersihkan villa untuk menyiapkan makan malam karena gara-gara Soo Yin tadi tidak jadi makan bersama Li Sa.     

Aeri pergi ke lantai atas untuk membersihkan tubuhnya. Sepertinya malam ini akan menginap di villanya. Jika ibu mertuanya menelepon maka tinggal beralasan sedang menginap di rumah ibunya.     

Han duduk bersandar di sofa sambil menunggu Aeri yang tengah mandi. Belakangan ini ia terus bersembunyi karena anak buah Dae Hyun terus mengejarnya. Bahkan untuk pulang ke apartemennya saja tidak bisa.     

"Han," panggil Aeri yang sudah duduk di sisi pria itu, membuyarkan Han dari lamunannya. Diamatinya pria yang kini terlihat lebih kurus. Wajahnya juga tidak terawat, sangat jauh berbeda dengan terakhir kali mereka bertemu. Ada bulu halus yang tumbuh di dagunya.     

"Katakan bagaimana kau bisa tertangkap malam itu?" lanjut Aeri sembari membuka topi yang menutupi kepala Han.     

"Aku tertangkap saat sudah berada di bandara. Aku tidak menyangka anak buahku berkhianat mengatakan jika aku menyuruh mereka," ucap Han sembari menghela nafas panjang.     

"Sebenarnya apa yang kau lakukan pada Soo Yin?"     

"Aku meminta mereka untuk membunuhnya. Namun sayang sekali gadis itu tidak sempat terbunuh tapi setidaknya mereka berhasil membuat janin yang ada di kandungannya mati," ucap Han. Ia masih mengingat dengan jelas bagaimana saat itu Dae Hyun menghajarnya dengan membabi buta.      

Dae Hyun sangat marah karena sudah membuat calon anaknya mati.     

"Jadi wanita jalang itu pernah hamil?" Aeri tidak menyangka jika Dae Hyun ternyata sudah berhubungan lama dengan Soo Yin sebelum akhirnya mereka semua tahu.     

"Benar, ternyata mereka sudah berhubungan sejak lama. Sepertinya sejak pertama kali Soo Yin menjadi sekretarisnya," ujar Han. Ia dulu juga sempat merasa aneh karena tiba-tiba saja seorang pekerja rendahan langsung diangkat menjadi sekretaris.     

"Kurang ajar!" umpat Aeri dengan mencengkram sofa dengan kukunya.     

"Lalu bagaimana kau bisa kabur?" ujar Aeri.     

"Aku kabur sebenarnya sudah cukup lama tapi aku tidak berani muncul karena aku harus mempersiapkan semuanya."     

"Maksudmu?" Dahi Aeri berkerut.     

"Aku harus memiliki kekuatan agar aku bisa membalas dendam. Aku tidak akan tinggal diam mulai sekarang," sahut Han dengan nada dingin. Bayangan bagaimana ia disiksa karena tidak mau menyebutkan nama Aeri yang ada di belakangnya begitu terasa.     

Namun Han tidak akan pernah mengatakannya karena ia begitu mencintai Aeri.     

"Mulai sekarang kau bisa tinggal di sini. Kita akan mempersiapkan semuanya untuk membalas dendam. Aku juga sudah bosan karena selalu gagal menyingkirkan gadis jalang itu," ucap Aeri. Kembalinya Han akan membuatnya merasa memiliki kekuatan pendukung di belakangnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.