Istri Simpanan

Bab 479 - Tidak ada



Bab 479 - Tidak ada

0Dae Hyun baru saja memarkirkan mobilnya di halaman rumah Jean. Kebetulan ia tidak jadi lembur karena pada sore hari pekerjaannya sudah selesai. Pria itu sengaja menyusul sang istri tanpa memberitahu untuk memberi kejutan.     

Suasana rumah tampak sepi dengan lampu yang tidak terlalu terang. Tidak ada terdengar suara orang yang mengobrol. Jika memang Soo Yin ada di dalam seharusnya ada percakapan. Atau mungkin saja Soo Yin belum datang. Namun itu rasanya tidak mungkin karena menurut Chang Yuan, istrinya sudah pergi setengah jam yang lalu.     

Tok tok tok.     

Dae Hyun memberanikan diri untuk untuk mengetuk pintu setelah berdiri hingga beberapa saat di depan pintu.     

Hari ini kondisi tubuh Jean sudah jauh lebih baik. Meski masih lemas tapi setidaknya kepalanya sudah tidak sakit lagi. Ia lantas meletakkan buku kehamilan yang sedang dibacanya kembali di atas ranjang ketika mendengar suara ketukan pintu berulang kali.     

"Siapa malam-malam seperti ini berkunjung?" gumam Jean sembari menapakkan kakinya di lantai. Lalu keluar untuk membuka pintu.     

Sebelum Jean membuka pintu, terlebih dahulu ia mengintip siapa orang yang ada di sana. Memastikan mereka bukanlah anak buah Choi Minho. Setelah melihat siapa yang tengah berdiri di sana, buru-buru Jean langsung membuka pintu.     

"Tuan Dae Hyun, silahkan masuk," ujar Jean dengan sopan. Ia cukup terkejut dengan kedatangan bosnya yang datang sendirian tanpa sang istri.     

Begitu banyak pertanyaan yang timbul di pikiran Jean. Hanya satu yang membuatnya senang, mungkin kedatangannya kesana untuk memasak untuknya. Membuat Jean langsung tersenyum senang.     

Tanpa rasa curiga jika Soo Yin tidak ada di sana, Dae Hyun lantas duduk di sofa.     

"Bagaimana kabarmu? Apakah sudah membaik?" tanya Dae Hyun.     

"Sudah, Tuan," sahut Jean.     

"Dimana Soo Yin? Kenapa sepi sekali?" tanya Dae Hyun dengan dahi berkerut. Tak enak rasanya mengobrol berdua.     

"Soo Yin?" Alis Jean saling bertautan.     

"Iya, bukankah Soo Yin ada di sini?" ujar Dae Hyun karena melihat wajah Jean yang justru tampak bingung.     

"Dia tidak ada di sini, Tuan," sahut Jean. Ia pikir kedatangan Dae Hyun kesana untuk memasak untuknya tapi ternyata untuk mencari istrinya.     

"Benarkah? Chang Yuan bilang Soo Yin kemari," ujar Dae Hyun.     

"Sungguh, Tuan."     

Jean memegangi kepalanya yang tiba-tiba saja terasa pusing karena mencium aroma parfum Dae Hyun yang maskulin. Ia segera berlari sembari menutup mulutnya dengan telapak tangan menuju ke dapur.     

"Ada apa dengannya?" gumam Dae Hyun.     

Dae Hyun mengikuti Jean tapi tetap berdiri di pintu dapur untuk menjaga jarak. Karena tidak ingin jika tiba-tiba Soo Yin muncul akan terjadi kesalahpahaman.     

"Tuan, bisakah kau pergi dari sini?" ujar Jean.     

"Maksudku sebaiknya anda kembali duduk di ruang tamu saja," lanjut Jean sembari cuci mulutnya di bawah air mengalir.     

"Emang kenapa?" Dae Hyun merasa ada sesuatu yang aneh dengan Jean. Benar kata Soo Yin, jika Jean muntah-muntah seperti orang sedang hamil.     

"Aku tidak suka aroma parfum anda," sahut Jean dengan jujur.     

"Baiklah." Dae Hyun segera kembali ke ruang tamu kemudian menyandarkan kepalanya. Ingin langsung pergi tapi rasanya kurang sopan.     

Tidak lama kemudian, Jean sudah keluar dengan menutupi hidungnya dengan kain karena parfum yang dipakai Dae Hyun sangat menyengat.     

"Maaf, Tuan. Sudah membuat anda tidak nyaman karena penciumanku sepertinya sekarang sangat buruk," ujar Jean sembari terkekeh agar Dae Hyun tidak curiga kepadanya.     

"Jika kau masih sakit sebaiknya periksa ke dokter. Jangan membiarkannya terlalu lama," saran Dae Hyun. Ada keinginan untuk bertanya secara langsung tapi takut Jean tersinggung. Mungkin nanti akan menanyakan kepada Chang Yuan atau Soo Yin.     

"Terima kasih atas perhatian anda, Tuan," sahut Jean masih dalam posisi berdiri.     

Dae Hyun melihat jam di pergelangan tangannya. Sudah lima belas menit tapi Soo Yin tidak kunjung datang. Ia semakin khawatir dengan istri kecilnya.     

"Mungkin Soo Yin tidak jadi kemari  Sebaiknya aku permisi untuk mencari Soo Yin terlebih dahulu." DaeHyun segera bangkit berdiri. Ia juga merasa tidak nyaman hanya berdua saja dengan Jean di dalam rumah.     

Jean hanya menganggukkan kepalanya. Ingin mengatakan perihal keinginannya tapi tidak enak hati.     

Tanpa berlama-lama lagi, Dae Hyun Segera meninggalkan rumah Jean.     

"Tunggu, Tuan!" panggil Jean tapi Dae Hyun sudah masuk ke dalam mobilnya. Pria itu langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi.     

"Soo Yin, sebenarnya dimana kau saat ini?" ujar Jean sembari menghela nafas berat.     

°°°°°     

Selama dalam perjalanan Dae Hyun gelisah tidak menentu karena Soo Yin tiba-tiba saja tidak bisa dihubungi. Kemudian Dae Hyun berusaha melacak keberadaannya terakhir kali.     

"Penginapan? Untuk apa dia disana?" gumam Dae Hyun dengan jantung yang berdebar tidak karuan. Namun ia mencoba untuk berpikir positif tentang istrinya. Tidak mungkin Soo Yin akan berbuat macam-macam.     

==============================     

Villa Pyeongchang-dong,     

Akhirnya Soo Yin sudah sampai di villa tidak terlalu malam. Dilihatnya garasi mobil yang masih kosong. Menandakan jika suaminya belum pulang.     

Jika usahanya secara halus menemui Kim Soo Hyun tidak ada hasil dalam beberapa hari maka terpaksa akan mengatakan semuanya secara langsung dengan Dae Hyun.     

Soo Yin merogoh ponselnya ingin menanyakan keberadaan Dae Hyun kali ini.     

"Ya ampun, aku lupa tidak menghidupkannya lagi," gumam Soo Yin.     

Begitu ponselnya hidup langsung ada panggilan masuk dari Dae Hyun. Tanpa pikir panjang Soo Yin lantas menjawabnya.     

"Soo Yin, dimana kau sekarang?" Suara Dae Hyun terdengar sangat cemas.     

"Aku … aku sudah di rumah," sahut Soo Yin dengan tergagap.     

"Kau sungguh berada di rumah saat ini?" tanya Dae Hyun dengan perasaan ragu.     

"Tentu saja, memangnya aku dimana? Aku baru saja sampai," sahut Soo Yin sembari terkekeh.     

"Apakah kau masih bekerja?" imbuh Soo Yin.     

"Tidak, aku sudah dijalan. Jangan kemana-mana sebentar lagi aku akan pulang," ujar Dae Hyun.     

"Tentu saja, Sayang. Aku tidak akan pergi kemana-mana," ujar Soo Yin.     

Soo Yin segera mematikan sambungan telepon dengan raut wajah bingung. Hingga semenit kemudian ponselnya berdering kembali. Kali ini Jean yang menghubungi.     

Ada khawatir takut terjadi sesuatu sehingga Soo Yin langsung menjawabnya.     

"Ada apa, Jean? Apa terjadi sesuatu padamu?"     

"Tidak aku baik-baik saja. Kemana sebenarnya dirimu? Tadi Dae Hyun kemari mencarimu," ujar Jean.     

"Benarkah?" Soo Yin langsung membulatkan kedua bola matanya.     

"Kau pikir aku berbohong," ujar Jean.     

"Lalu apa yang kau katakan padanya?" tanya Soo Yin dengan gelisah.     

"Tentu saja aku menjawab jika kau tidak ada di sini. Memangnya kau kemana sehingga tidak memberitahukannya?"      

"Sebenarnya aku tadi ingin pergi ke rumahmu tapi sayang sekali taksi yang kunaiki pecah ban. Sehingga aku memilih berbalik karena sudah malam," kilah Soo Yin.     

"Kupikir kau kemana."     

Soo Yin terus bertanya pada Jean apa saja yang Dae Hyun lakukan di sana sebelum mengakhiri pembicaraannya.     

"Ughhh, semoga saja dia tidak curiga," gumam Soo Yin. Kemudian ia melangkah masuk untuk memenangkan diri sebelum bertemu dengan Dae Hyun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.