Istri Simpanan

Bab 485 - Lebih baik mundur



Bab 485 - Lebih baik mundur

0Soo Yin berbaring dalam posisi miring membelakangi pintu karena merasa bosan harus terlentang terus menerus.     

Ceklek…     

Ia langsung membalikkan tubuhnya ketika mendengar suara pintu yang tiba-tiba saja terbuka. Cukup heran karena Dae Hyun sudah kembali padahal belum lama ia pergi.     

Namun bukan Dae Hyun yang berdiri di pintu melainkan orang lain. Sehingga Soo Yin mencoba untuk mendudukkan tubuhnya dan bersandar pada sisi ranjang.     

"Ayah," ucap Soo Yin dengan mulut ternganga tapi segera membekap mulutnya. Cukup terkejut karena ayah mertuanya tahu dimana ia dirawat.      

Park Ji Hoon mendekati ranjang Soo Yin dengan wajah datar.     

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Park Ji Hoon.     

"Aku baik-baik saja, Tuan," sahut Soo Yin dengan wajah tertunduk karena merasa sangat grogi. Sudah lama mereka tidak bertatap muka seperti itu dengan mertuanya.     

"Aku datang kemari hanya ingin mengingatkanmu," ucap Park Ji Hoon secara langsung dan tanpa basa basi.     

"Memangnya apa yang ingin anda katakan, Tuan." Soo Yin sudah bisa menebak pasti ada sesuatu kenapa Park Ji Hoon mengunjunginya.     

"Aku ingin kau sebagai istri harus bisa membujuk Dae Hyun untuk kembali ke hotel. Dae Hyun hanya mau mendengarkan ucapanmu sehingga aku ingin kau mampu memberinya saran terbaik." Park Ji Hoon menghentikan ucapannya untuk mengambil nafas.     

"Sebelum bertemu denganmu, Dae Hyun tidak pernah sekalipun menjadi pria yang pembangkang. Dia akan melakukan apapun untuk membuat keluarganya bahagia. Sangat berbeda sekali dengan sekarang ini. Dia justru lebih mengutamakanmu dari pada keluarganya."     

Soo Yin hanya terdiam dengan kepala tertunduk mendengarkan setiap perkataan yang dilontarkan oleh ayah mertuanya.     

"Aku juga tidak menyangka kedua putraku harus mencintai gadis yang sama seperti dirimu. Hingga kini terjadi perpecahan padahal aku sudah sangat senang karena Kim Soo Hyun sudah mau kembali ke Seoul. Namun kini sudah terjadi kembali perpecahan di antara mereka. Aku harap kau tidak membuat Dae Hyun menghancurkan hubungan dengan keluarga besarnya," ucap Park Ji Hoon panjang lebar. Secara tidak langsung mengatakan jika perpecahan yang terjadi pada keluarganya di sebabkan oleh Soo Yin.     

"Asal kau tahu saja kenapa sampai sekarang kami tidak pernah mengizinkan perceraian diantara Dae Hyun dan Aeri. Itu karena Aeri sudah banyak membantu perkembangan hotel ketika dia masih menjadi model yang terkenal. Ia mampu mempromosikan hotel kami kepada semua orang hingga perlahan menjadi hotel bintang lima," ucap Park Ji Hoon dengan jujur. Kadang ia merasa kasihan karena harus melihat Aeri yang bertahan di keluarga mereka, padahal Dae Hyun sama sekali sudah tidak menginginkannya lagi.     

"Kau mengerti bukan? dengan apa yang aku ucapkan," lanjut Park Ji Hoon.     

"Aku mengerti, Tuan," sahut Yin dengan bibir bergetar. Perlahan Soo Yin mulai memahami jika Park Ji Hoon secara tidak terang-terangan ingin dirinya mundur karena sudah membuat kekacauan di keluarganya.     

"Karena kau sudah mengerti, sebaiknya aku pergi. Semoga kau lekas sembuh seperti semula," ujar Park Ji Hoon sembari memandang wajah Soo Yin dengan tatapan nanar. Tak tega sebenarnya mengatakan hal itu.     

Soo Yin tak bergeming di tempatnya. Tidak menyangka jika harus bertemu dengan ayah mertuanya di saat seperti ini.     

Dae Hyun menatap tajam ke arah Park Ji Hoon ketika melihatnya baru saja keluar dari kamar Soo Yin dirawat. Tangannya mengepal karena ayahnya pasti sudah berbicara yang tidak-tidak dengan istri kecilnya.     

"Untuk apa Ayah datang kemari?" tuduh Dae Hyun dengan tatapan menyelidik. Ia sudah paham dengan ayahnya yang akan melakukan sesuatu dengan cara halus.     

"Menantuku sedang sakit sehingga tentu saja ingin menjenguknya. Apakah salah jika aku memberikan perhatian kepadanya?" ujar Park Ji Hoon dengan santai.     

"Lihatlah jika sampai Ayah mengatakan sesuatu yang macam-macam," ancam Dae Hyun dengan nada dingin.     

"Tanyakan saja padanya karena mana mungkin aku mengatakan sesuatu yang buruk. Aku hanya berharap dia cepat sembuh seperti semula," kilah Park Ji Hoon. Berharap jika Soo Yin tidak akan mengatakan apapun kepada ayahnya.     

Dae Hyun segera masuk di dalam ruangan Soo Yin. Dilihatnya Soo Yin saat ini tengah termenung seperti memikirkan sesuatu hingga tidak menyadari kedatangannya.     

"Sayang." Dae Hyun menepuk pundak Soo Yin lembut hingga ia tersadar dari lamunannya.     

"Kau sudah kembali. Kenapa cuma sebentar? Bagaimana keadaan nenek saat ini? Apakah baik-baik saja?" tanya Soo Yin bertubi-tubi.     

"Nenek baik-baik saja. Untuk apa tadi ayah datang kemari? Apa ada sesuatu yang dia katakan menyakiti perasaanmu? Katakan saja padaku dan tidak perlu takut," desak Dae Hyun.     

"Tidak ada. Lagi pula ayah hanya sebentar saja di sini," sanggah Soo Yin sembari melebarkan senyumnya.     

"Benarkah?" Dae Hyun menautkan kedua alisnya karena tidak mempercayai Soo Yin sama sekali.     

"Benar, mana mungkin aku bisa berbohong padamu," kilah Soo Yin. Tidak mungkin ia mengatakan semuanya karena khawatir akan terjadi perpecahan kembali.     

"Soo Yin, jangan pernah membohongiku. Kau tidak perlu takut jika ada yang mengancammu," ujar Dae Hyun sembari menggenggam jemari Soo Yin dengan erat. Hatinya tetap resah karena sesuatu pasti sudah dikatakan oleh ayahnya.     

"Aku sungguh tidak membohongimu." Tiba-tiba saja Soo Yin melingkarkan tangannya di leher Dae Hyun lalu mendaratkan bibirnya di sana. Mencium bibir Dae Hyun dengan begitu lembut.     

Dae Hyun cukup terkejut dengan apa yang dilakukan oleh istri kecilnya. Namun perlahan ia mulai membalas dengan melumatnya pelan dan penuh kelembutan. Kedua tangannya bahkan tanpa sadar sudah melingkar di pinggang Soo Yin.     

Soo Yin memang sengaja melakukannya agar mengalihkan pembicaraan mereka. Dirinya bukan seorang yang pintar berbohong sehingga dari pada ketahuan lebih baik berusaha menghentikan pembicaraan itu.     

Kedua sejoli itu sama-sama memejamkan mata. Menikmati setiap sentuhan lembut bibir mereka yang saling menyatu hingga gelayar tumbuh pada keduanya. Namun Dae Hyun segera menghentikan ciumannya karena ingat jika saat ini berada di rumah sakit. Pria itu tidak ingin sampai kebablasan dan bertindak terlalu jauh.     

Dae Hyun segera merengkuh tubuh Soo Yin ke dalam pelukannya.     

"Aku mohon jangan terlalu percaya dengan apa yang semua orang katakan. Jangan pernah berpikir untuk meninggalkanku meski hanya sedetik," ucap Dae Hyun dengan sendu karena khawatir istrinya akan termakan oleh omongan orang-orang yang tidak menyukai hubungan mereka.     

"Kau tidak perlu khawatir karena aku tidak akan berpikir untuk berpisah denganmu." Soo Yin membalas pelukan Dae Hyun dengan melingkarkan tangannya di pinggang pria itu dengan erat.     

Namun kata-kata lembut yang diucapkan Park Ji Hoon cukup menusuk sampai ke dasar ulu hatinya. Memang benar adanya sebelum Dae Hyun bertemu dirinya hubungan keluarga mereka baik-baik saja.      

"Berjanjilah padaku," ujar Dae Hyun.     

"Aku berjanji, Sayang," ucap Soo Yin dengan setitik air terjatuh dari pelupuk matanya. Ia akan berusaha bertahan sebisa mungkin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.