Istri Simpanan

Bab 487 - Menghindar



Bab 487 - Menghindar

0UN Village,     

Hari sudah malam ketika Dae Hyun dan Soo Yin sampai di kediaman keluarga besarnya. Soo Yin menggigit bibir bawahnya ketika mendengar suara yang ramai di ruang tamu. Pasti semua keluarga besar suaminya tengah berkumpul di sana.     

"Ayo turun," ajak Dae Hyun.     

"Atau kau ingin kita pulang saja ke villa?" ujar Dae Hyun tak ingin memaksa istrinya untuk tetap masuk karena takut menyakiti perasaannya.     

"Tidak, kita masuk lewat pintu samping saja. Aku belum siap bertemu mereka semua," ujar Soo Yin. Butuh hati yang kuat untuk bertemu mereka semua. Terlebih lagi pasti ada Aeri tidak akan tinggal diam jika melihatnya datang bersama Dae Hyun. Wanita itu pasti akan menggunakan kesempatan ini untuk menjatuhkan dirinya di depan keluarga Dae Hyun.     

"Baiklah, aku mengerti," ujar Dae Hyun. Ia turun dari mobil terlebih kemudian membukakan pintu untuk Soo Yin.     

Suasana di teras sepi sehingga mereka bisa melewatinya dengan rasa aman. Dae Hyun membawa Soo Yin untuk masuk lewat pintu samping yang berada sedikit di belakang yang langsung menuju ruang makan.     

Soo Yin bernafas lega karena hanya ada para pelayan yang sedang menyiapkan makan malam di sana.     

"Tuan, Nona, akhirnya kalian datang juga. Sejak tadi Nenek sudah menanyakan kedatangan kalian," ujar Eun Hee. Meski tugasnya hanya mengasuh Jo Yeon Ho tapi jika sedang ada acara seperti ini akan membantu yang lainnya.     

Soo Yin hanya tersenyum menanggapi sambutan Eun Hee padanya.     

"Dae Hyun, temuilah nenek. Aku disini saja untuk membantu menyiapkan makan malam dengan yang lain," ujar Soo Yin. Dari pada berkumpul membuat suasana menjadi canggung. Lebih baik baginya mengobrol dengan Eun Hee saja.     

"Aku akan tetap di sini bersamamu," tolak Dae Hyun dengan tegas. Dirinya tidak ingin membiarkan Soo Yin jauh darinya saat berada di rumah itu.     

Yeon Ho sedang bermain petak umpet dengan sepupunya. Tanpa sengaja memandang ke arah meja makan hingga bisa melihat Dae Hyun.     

"Ayah sudah datang!" seru Yeon Ho dengan wajah gembira. Lalu ia berlari-lari ke arah Dae Hyun.     

"Yeon Ho, jangan berlari seperti itu," ujar Soo Yin takut putranya tersandung kemudian terjatuh.     

"Ternyata ada Ibu juga disini," ujar Yeon Ho.     

Soo Yin membungkukkan tubuhnya lalu mencium kedua pipi Yeon Ho secara bergantian.     

"Ayah, kapan kita menginap dan bermain di rumah Ibu lagi. Aku ingin melihat tanamanku yang ada di rumah kaca," ujar Yeon Ho setelah berada dalam gendongan Dae Hyun.     

Soo Yin dan Dae  Dae Hyun saling berpandangan beberapa saat. Jo Yeon Ho hanya mengetahui selama ini menginap di hotel. Di usianya yang masih terlalu kecil, Jo Yeon Ho belum berpikir sampai sejauh itu.     

"Hmmm, lain kali saja," ucap Dae Hyun seraya tersenyum tipis.     

"Ayah, ayo kita berkumpul bersama kakek dan nenek di depan," ajak Yeon Ho.     

Dae Hyun ingin menolak permintaan putranya tapi rasanya tidak mungkin.      

"Baiklah. Soo Yin, ayo kita ke ruang tamu," ajak Dae Hyun barangkali Soo Hyun sudah berubah pikiran.     

"Pergilah, aku di sini saja. Lagi pula sebentar lagi waktunya makan malam. Nanti juga akan berkumpul," tolak Soo Yin dengan halus. Sebisa mungkin dirinya akan menghindar dari kerumunan. Meski jika acara makan malam nanti tidak yakin bisa menghindar.     

"Ibu tidak ikut?" tanya Yeon Ho.     

"Tidak, ibu membantu bibi menyiapkan makan malam saja," ujar Soo Yin seraya menyunggingkan senyumnya.     

Dae Hyun segera meninggalkan ruang makan karena Soo Yin bersikeras tidak mau bersamanya. Padahal jika di dekatnya Soo Yin akan jauh lebih aman. Akan ada dirinya yang bisa melindungi, jika ada keluarganya yang berani mengatakan macam-macam.     

"Dae Hyun, akhirnya kau datang juga. Sejak tadi kami menunggumu," ujar Hae Sok dengan raut berbinar melihat kedatangan cucunya.     

Ny. Park terlihat murung karena sedang memikirkan keadaan Kim Soo Hyun sehingga tidak terlalu fokus pada Dae Hyun. Sampai saat ini belum diketahui keberadaannya padahal segala cara mereka telah lakukan. Termasuk lapor polisi tapi tetap saja tidak ada kabar.     

Berbeda dengan Hae Sok yang bersikap santai. Meski khawatir tapi ia yakin cucunya baik-baik saja. Lagi pula ini bukan pertama kalinya Kim Soo Hyun pergi dari rumah. Setelah dia cukup tenang pasti akan segera kembali.     

Di ruang tamu semua keluarga berkumpul termasuk kedua bibi Dae Hyun dan beberapa kerabat terdekat. Namun suami dari bibinya tidak ada. Mungkin  mereka masih kesal karena tidak bisa menguasai hotel.     

"Sayang, duduklah di sini," ujar Aeri dengan sangat manis lalu menggeser tubuhnya sedikit untuk memberi ruang agar Dae Hyun duduk di dekatnya. Tersenyum senang karena tidak mendapati Soo Yin bersama suaminya.     

Dae Hyun mengedarkan pandangannya, tidak ada lagi kursi yang tersisa untuknya selain di dekat Aeri. Terpaksa Dae Hyun duduk disana dengan Yeon Ho yang berada di pangkuannya.     

"Dae Hyun, aku senang karena kau datang sendirian. Setidaknya tidak akan ada yang membuat kekacauan di rumah ini," bisik Aeri.     

Dae Hyun tetap diam, pura-pura tidak mendengarkan perkataan Aeri yang hanya memancing emosinya saja.     

"Dae Hyun, mana Soo Yin? Apa kau tidak mengajaknya ke rumah ini? Padahal ini adalah acara ulang tahun nenek seharusnya malam ini bisa berkumpul bersama keluarga besar di sini," ujar Shin-hye.     

Ny Park yang sejak tadi tidak tertarik dengan obrolan mereka semua kini dahinya tampak berkerut. Ternyata benar jika Dae Hyun hanya datang sendirian. Namun ia merasa bersyukur karena tidak akan terjadi kekacauan.     

"Bibi, sudahlah tidak perlu membicarakannya. Mungkin malam ini Dae Hyun ingin menghabiskan waktu bersama kami. Rasanya Dae Hyun sekarang lebih banyak menghabiskan waktu bersamanya," ucap Aeri.     

"Yeon Ho, kembalilah bermain dengan sepupumu," ujar Dae Hyun agar putranya tidak mendengarkan apa yang seharusnya belum pantas didengar olehnya.     

"Baik, Ayah." Yeon Ho segera berlari-lari kecil untuk bergabung bersama yang lain.     

"Dae Hyun, apakah kau sudah mencari keberadaan adikmu?" tanya Ny. Park untuk ke sekian kalinya.     

"Sudah, Bu. Aku yakin dia baik-baik saja karena dia sudah cukup dewasa untuk berpikir logis. Dia mungkin hanya ingin menenangkan diri." Dae Hyun ingin mengatakan semuanya jika Kim Soo Hyun harus bertanggung jawab dengan apa yang diperbuatnya. Namun saat ini bukan waktu yang tepa. Biarkan Kim Soo Hyun sendiri yang mengatakan setelah dia kembali dari persembunyiannya.     

"Tapi aku sungguh khawatir," ujar Ny. Park.     

"Tenanglah, Bu. Bukankah ini bukan pertama kalinya Kim Soo Hyun seperti ini?"      

"Benar, Bu. Mungkin saat ini Kim Soo Hyun sedang berusaha melupakan gadis itu," timpal Aeri yang sengaja agar suasana memanas.     

"Sebaiknya kita lanjutkan nanti lagi mengobrolnya. Para pelayan sepertinya sudah selesai menyiapkan makan malam," potong Hae Sok yang sudah menyadari jika Aeri sedang memancing topik yang sedang tidak ingin dibicarakan Ny. Park.     

Aeri hanya bisa mendengus kesal karena Hae Sok mengalihkan pembicaraan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.