Istri Simpanan

Bab 501 - Memilihku



Bab 501 - Memilihku

0Aeri menghampiri Soo Yin karena ini adalah kesempatan untuk berbicara selagi ada waktu hanya berdua.     

"Selamat, karena kau sudah berhasil membuat Dae Hyun bertekuk lutut kepadamu," sindir Aeri dengan lembut. Selagi berdua seperti ini dirinya tidak perlu berpura-pura untuk bersikap baik.     

Soo Yin duduk ke arah samping diam saja pura-pura tidak mendengarkan apa yang Aeri katakan.     

"Soo Yin, apa kau tuli sehingga tidak mendengar apa yang aku katakan?" sentak Aeri yang sudah semakin emosi.     

"Kupikir kau berbicara dengan siapa," sahut Soo Yin dengan santai. Ternyata benar dugaannya jika Aeri bersikap baik hanya di depan orang-orang saja.     

"Jadi kau dan temanmu itu bersekongkol agar bisa masuk ke dalam keluarga kami. Jangan harap dia bisa karena ayah dan ibu tidak akan pernah setuju anaknya menikah dengan seorang wanita rendahan seperti dia," cibir Aeri dengan sinis.     

"Kupikir jauh lebih rendah, seorang model papan atas harus melakukan jebakan agar pria itu mau menikahinya," ujar Soo Yin tersenyum miring.     

Wajah Aeri langsung merah padam mendengarkan sindiran dari Soo Yin.     

"Kenapa kau tampak begitu marah? Jika kau tidak melakukannya seharusnya tidak perlu cemas," ujar Soo Yin sembari terkekeh.     

"Omong kosong apa yang katakan? Aku sama sekali tidak pernah menjebak Dae Hyun. Kami melakukannya malam itu atas dasar suka sama suka," sanggah Aeri dengan nada meninggi.     

"Lagi pula jika tidak tahu yang sebenarnya tidak usah ikut berbicara," imbuh Aeri sembari memicingkan matanya.     

"Jika kalian memang melakukannya atas dasar cinta, kenapa sampai sekarang Dae Hyun tidak mau menyentuhmu? Dia lebih memilih tidur bersamaku tadi pagi padahal beberapa malam ini kalian tidur bersama." Soo Yin mengulum senyum penuh kemenangan. Memang sengaja membuat hati Aeri agar semakin memanas.     

"Itu karena Dae Hyun hanya menikahimu karena nafsu bukan atas dasar cinta," kilah Aeri dengan senyum yang sinis terukir di bibirnya.     

"Benarkah? Sayang sekali sepertinya dugaanmu salah. Jika dia lebih mencintaimu seharusnya dia memilih tidur bersamamu bukan bersamaku. Dia bahkan memilih tinggal denganku," ujar Soo Yin.     

Di saat berdua seperti ini, Soo Yin tidak perlu takut lagi dan selalu menundukkan kepalanya seperti beberapa hari kemarin.     

"Dasar wanita jalang dan murahan!" umpat Aeri. Jika tidak berada di tempat umum ingin selalu saat ini menghabisi dirinya.     

"Sebaiknya kami pergi karena masih ada banyak hal yang harus kami kerjakan," ujar Soo Yin setelah melihat Jean berjalan ke arahnya.     

"Pergilah, karena tinggal menunggu waktu saja kau akan kirim ke neraka," gumam Aeri dengan tangan yang mengepal erat.     

Soo Yin mengamati wajah Jean yang tampak biasa saja. Sangat jauh di luar dugaannya. Ia pikir Jean akan menangis tapi kali ini justru ia seperti gadis yang terlihat kuat.     

"Soo Yin, sebaiknya kita pergi ke restoran sekarang juga," ajak Jean dengan mengukir senyum tipis di bibirnya.     

"Ayo."     

Mereka meninggalkan rumah sakit menggunakan taksi. Jean tetap diam dengan pikiran yang menerawang jauh menembus jendela kaca mobil. Semakin bertekad jika dirinya akan membesarkan anaknya sendiri.     

Bahkan keluarga orang yang dicintainya tidak percaya jika ini adalah cucu mereka. Jadi untuk apa dirinya berharap banyak agar mereka bisa menerimanya.     

"Jean, apa yang ibu katakan padamu?" Soo Yin mengusap pundak Jean untuk membuyarkan lamunannya.     

"Tidak ada," sahut Jean singkat.     

"Katakan, apakah ibu mengatakan sesuatu yang menyakiti perasaanmu?" desak Soo Yin.     

"Tidak, Ny. Park hanya belum percaya jika ini anak Kim Soo Hyun. Aku sudah bertekad akan mengurus anakku sendiri sampai besar. Dia hanya membutuhkan seorang ibu dan tidak membutuhkan siapapun lagi," ujar Jean dengan tegar meski matanya sudah berkaca-kaca.     

"Kau tidak sendirian, Jean. Aku akan membantumu merawatnya sampai besar," ujar Soo Yin.     

"Terima kasih, kau memang sahabatku yang paling baik," ujar Jean dengan hati yang sangat tersentuh.     

°°°°°°°°°°°°°     

Aeri langsung mengajak pulang Ny. Park tanpa bertanya apapun mengenai urusannya dengan Jean. Jika dari raut wajahnya sepertinya terlihat tidak baik-baik saja.     

"Bu, apa yang gadis itu katakan? Apakah dia akan menuntut Kim Soo Hyun untuk bertanggung jawab? Sebaiknya tidak usah didengarkan, Bu. Karena belum tentu anak yang dikandungnya adalah darah daging Kim Soo Hyun. Bisa jadi hanya mengada-ada dengan berbicara omong kosong agar bisa masuk ke dalam keluarga ini," terang Aeri panjang lebar.     

"Kau salah," tukas Ny. Park sembari menghela nafas berat.     

"Dia justru tidak menuntut Kim Soo Hyun untuk menikahinya. Dia bahkan ingin mengurus anaknya seorang diri. Aku semakin bersalah karena sudah meremehkannya." Perasaan Ny. Park saat ini sangat campur aduk. Seharusnya tadi tidak berbicara meremehkan kepada Jean. Mereka pernah bertemu sebelumnya, dia terlihat gadis yang baik dan polos.     

"Tidak usah terlalu percaya kata-katanya, Bu. Bisa saja hanya berpura-pura. Gadis itu pasti sedang memancing agar mendapatkan perhatian dari Ibu," tukas Aeri.     

"Entahlah, sebaiknya aku akan menemuinya lagi nanti. Jika memang janin itu adalah darah daging Kim Soo Hyun maka kami akan merawatnya," tukas Ny. Park.     

Ny. Park segera turun dari mobilnya yang langsung disambut oleh Yeon Ho.     

"Nenek, apakah mau ikut kami ke rumah ibu Soo Yin?" ujar Yeon Ho dengan wajah yang berbinar.     

"Tidak, jika kau ingin pergi maka pergilah." Ny. Park bersikap sangat cuek karena banyak hal yang dipikirkan olehnya saat ini. Cemas karena sampai detik ini bahkan tidak tahu keberadaan Kim Soo Hyun dimana.     

"Sun Woo, bagaimana hasilnya? Apakah kau berhasil membawa calon menantumu pulang?" ujar Hae Sok sembari mengedarkan pandangannya ke belakang Ny. Park. Tidak ada siapa-siapa kecuali Aeri yang melenggang sendirian.     

Ny. Park menggelengkan kepalanya pelan. Bagaimana mungkin membawanya pulang? Ia bahkan tidak menawarkan Jean agar ikut bersamanya. Justru memintanya melakukan tes DNA untuk memastikan jika janin yang dikandungnya adalah darah daging Kim Soo Hyun.     

"Apakah dia menolaknya?" Alis Hae Sok saling bertautan sembari memandang curiga pada menantunya.     

"Apakah kau tidak mengajaknya pulang ke rumah ini?" imbuh Hae Sok dengan tatapan menyelidik.     

"Kita harus mengetahui semuanya terlebih dahulu, Bu. Aku hanya khawatir jika anak yang dikandungnya bukanlah darah Kim Soo Hyun," ujar Ny. Park.     

"Pantas saja dia tidak mau ke rumah ini. Baiklah, jika kalian semua tidak bisa membawanya ke rumah ini. Biarkan aku saja yang mengurusnya. Aku hanya heran dengan kalian, tidak bisa membedakan antara wanita baik-baik dan wanita yang pura-pura baik," tukas Hae Sok seraya melirik Aeri dengan tidak suka.     

"Bukan begitu, Bu. Aku hanya ingin berjaga-jaga agar tidak ditipu," kilah Nym Park agar tidak disalahkan.     

'Ughhh, menyebalkan sekali nenek tua ini,' gerutu Aeri ketika Hae Sok meliriknya dengan sinis.     

"Sudahlah, aku akan bersiap-siap ke rumah Soo Yin. Terlalu lama di sini membuatku stress karena tidak tahu jalan pikiran kalian," ujar Hae Sok.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.