Istri Simpanan

Bab 496 - Jangan melakukan hal yang sama



Bab 496 - Jangan melakukan hal yang sama

0Soo Yin segera menghampiri dimana semua orang tengah mengobrol. Itu tidak jauh dari ruang tamu.     

"Dae Hyun, ada apa ini?" bisik Soo Yin yang sudah berdiri di belakang suaminya. Ia menautkan kedua alisnya saat melihat wajah Ny. Park yang sepertinya sedang syok dan sempoyongan.     

"Tidak apa-apa," sahut Dae Hyun seraya melempar senyumnya.     

"Tidak mungkin jika Kim Soo Hyun menodai seorang wanita kemudian pergi meninggalkannya begitu saja." Ny. Park menggelengkan kepalanya. Untuk yang kedua kalinya harus merasakan hati yang teramat sakit. Mengetahui putranya berbuat tidak wajar di luar pernikahan. Apa kata orang-orang dengan keluarga mereka? Itulah hal yang paling ditakutkan oleh Ny. Park. Cemas jika keluarganya akan dicap buruk.     

Soo Yin mencengkram lengan Dae Hyun. Takut pria itu akan terbawa emosi padahal dirinya sudah berpesan agar jangan memberitahukan ibu tentang masalah itu sebelum Kim Soo Hyun pulang.     

"Terserah Ibu percaya atau tidak kepadaku. Yang jelas saat ini gadis itu sedang mengandung cucu Ibu. Kenapa Ibu begitu tidak percaya? Dulu bahkan ketika aku dijebak Ibu langsung percaya begitu saja tanpa mendengarkan ucapanku," ujar Dae Hyun seraya melirik Aeri dengan tatapan dingin. Masih sangat teringat jelas dalam benaknya. Malam dimana dia kepergok berdua di dalam hotel bersama Aeri. Meski sudah menyanggah tapi tetap saja tidak ada yang menerima alasannya. Semua keluarga menghardiknya habis-habisan hingga dirinya terpaksa menikahi Aeri.     

Ny. Park merasakan tubuhnya sangat lemas. Hingga hampir ambruk jika tidak ada Soo Yin yang segera berlari menopangnya.     

"Lepaskan, tidak usah menyentuhku," ujar Ny. Park sinis sembari menepis tangan Soo Yin yang memegangi lengannya.     

"Maaf, Bu." Soo Yin segera melepaskan tangan Ny. Park. Hatinya cukup teriris tapi sebisa mungkin menahan air mata yang sudah menggenang di sudut matanya.     

"Sayang, sebaiknya kita pulang saja hari ini," ajak Dae Hyun lalu memegang pergelangan tangan Soo Yin. Mengajaknya kembali ke dalam kamar untuk mengemasi beberapa barang-barang mereka.     

Aeri panik karena saat ini tidak tahu harus berbuat apa. Tidak ada maksud sama sekali untuk membuat Dae Hyun yang bertengkar dengan ibunya. Tadinya ingin jika Ny. Park semakin membenci Soo Yin.     

"Bu, sebaiknya tenangkan pikiranmu dulu." Aeri mengajak ibu mertuanya menuju sofa yang tidak jauh letaknya dari tempat mereka berdiri.     

Kebetulan sekali Park Ji Hoon baru saja menuruni anak tangga. Ia memijat pelipisnya ketika melihat seperti baru saja terjadi sesuatu pada istrinya.     

"Aeri, apa yang terjadi pada ibumu?" ujar Park Ji Hoon. Lalu duduk di samping Ny. Park yang sedang memijat kepalanya sembari menunduk.     

"Ibu syok mendengar pernyataan Dae Hyun yang berbicara omong kosong jika Kim Soo Hyun sudah lari dari tanggung jawab," sahut Aeri.     

"Apa maksudnya?" Park Ji Hoon mengerutkan keningnya. Belum mengerti apa maksud semua itu.     

"Kim Soo Hyun sudah menghamili seorang gadis, Ji Hoon," ujar Ny. Park dengan dada naik turun dan emosi yang membuncah.     

Kepalanya terasa sakit karena harus memikirkan hal seperti ini untuk yang kedua kalinya. Sungguh tidak habis pikir jika kedua putranya harus melakukan hal memalukan seperti itu.     

Park Ji Hoon lantas bangkit dari duduknya. Lalu melangkah ke kamar tamu untuk memastikan semuanya karena selama ini yang diketahuinya jika Kim Soo Hyun tidak dekat dengan gadis manapun.     

Di dalam kamar, Dae Hyun segera membantu Soo Yin mengemasi beberapa potong pakaian yang dibawanya. Padahal mereka berniat pulang besok setelah Hae Sok kembali ke Busan.     

"Sayang, kenapa kau tadi mengatakan semuanya kepada ibu? Lihatlah ibu sangat syok mendengarnya. Bukankah kau sudah berjanji untuk membiarkan Kim Soo Hyun yang akan mengatakan semuanya," ujar Soo Yin dengan perasaan cemas.     

"Kita tidak bisa menyembunyikan hal ini secara terus-menerus. Ibu harus tahu jika bukan kau yang mengakibatkan Kim Soo Hyun pergi," terang Dae Hyun dengan nafas yang masih memburu. Sebenarnya tidak bermaksud menjadi anak yang durhaka pada orang tuanya. Namun menurutnya ibunya sudah keterlaluan karena selalu menyangkut pautkan kepergian Kim Soo Hyun dengan Soo Yin.     

"Tapi perkataan ibu ada benarnya. Sepertinya Kim Soo Hyun pergi, tepat setelah aku menemuinya malam itu," ujar Soo Yin dengan sendu.     

Dae Hyun mendesah panjang. Ia beranjak untuk duduk di samping Soo Yin lalu memegang kedua pundaknya.     

"Jangan menyalahkan diri sendiri karena kau sama sekali tidak bersalah. Dia memang pria pengecut sehingga lari dari tanggung jawab."     

Tok … tok …     

"Dae Hyun, bisakah kau keluar? Aku ingin berbicara denganmu," ujar Park Ji Hoon sembari terus mengetuk pintu.     

"Tunggu sebentar," sahut Dae Hyun.     

Dae Hyun kembali menatap istri kecilnya agar dia tenang karena semua itu bukanlah kesalahannya.     

"Sayang, aku keluar dulu menemui ayah. Janganlah berpikiran sesuatu yang tidak perlu kau lakukan," pesan Dae Hyun lalu mengecup kening Soo Yin hingga beberapa saat.     

Soo Yin menganggukan kepalanya. Berusaha mengukir senyum tipis di bibirnya.     

"Pergilah," ujarnya.     

Dae Hyun segera melangkah keluar. Ternyata Park Ji Hoon masih berada tidak jauh dari depan pintu kamar itu.     

"Ada apa?" ujar Dae Hyun.     

"Sebaiknya kita bicara di luar." Park Ji Hoon mengajak Dae Hyun untuk keluar menuju teras. Di sana tempat cukup sepi dan jauh dari jangkauan Ny. Park.     

"Katakan apa yang sebenarnya terjadi pada Kim Soo Hyun? Kau pasti mengatakan semua itu agar Soo Yin tidak disalahkan atas kepergian Kim Soo Hyun," tuding Park Ji Hoon dengan berdiri membelakangi Dae Hyun.     

"Jadi menurut Ayah dia begitu sempurna sehingga tidak akan melakukan hal seperti itu? Silahkan saja kalian membelanya. Jika Ayah tidak percaya, silahkan temui gadis itu kemudian tanyakan padanya. Meski Kim Soo Hyun melakukannya dalam keadaan mabuk tapi tetap saja dia seharusnya bertanggung jawab. Bukan malah meminta agar menggugurkan kandungannya. Aku sendiri bahkan rasanya malu untuk bertemu dengannya karena ulah Kim Soo Hyun," terang Dae Hyun panjang lebar agar ayahnya tahu semuanya.     

"Katakan siapa namanya?"     

"Dia pernah bekerja di hotel kita namanya Jean. Saat Kim Soo Hyun melakukannya, ia saat itu sedang bekerja di bar. Namun ingat jangan mengancam apalagi sampai memintanya menggugurkan janin yang ada di dalam kandungannya. Janganlah kalian melakukan ancaman seperti apa yang kalian lakukan kepada Soo Yin. Aku tahu jika kalian pasti memiliki hati nurani sebagai orang tua." Secara tidak langsung Dae Hyun menyindir kedua orang tuanya karena sudah berani mengatakan kepada Soo Yin agar meninggalkannya. Meski Soo Yin tidak pernah mengadu dan berkata jujur tapi istrinya tidak pandai berbohong. Itu sebabnya bisa mengetahui semuanya.     

Park Ji Hoon terdiam karena kata-kata Dae Hyun cukup menusuk hatinya.     

"Tenanglah, tidak mungkin kami melakukan itu," ujar Park Ji Hoon.     

"Baguslah," ujar Dae Hyun. Lalu masuk terlebih dahulu untuk menemui Soo Yin kembali.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.