Istri Simpanan

Bab 497 - Pulang



Bab 497 - Pulang

0Hae Sok sangat terkejut ketika terbangun Soo Yin dan Dae Hyun sudah bersiap-siap hendak pulang. Ia sama sekali tidak tahu jika tadi telah terjadi keributan karena kamarnya cukup jauh dari ruang tamu.     

"Dae Hyun, kalian bilang akan pulang besok. Tapi kenapa sekarang sudah ingin pulang?" ujar Hae Sok sembari mengerutkan keningnya. Netranya mengedarkan ke arah Ny. Park yang tengah duduk di sofa sembari memijat pelipisnya.     

"Kami pulang sekarang saja, Nek. Namun jika Nenek berkenan, menginaplah malam ini di villa kami. Dengan senang hati kami menerima Nenek," ujar Dae Hyun. Berusaha tersenyum tipis meski terasa sangat berat.     

"Apa yang sebenarnya terjadi? Tidak mungkin kalian pergi tiba-tiba seperti ini." Hae Sok merasa ada yang tidak beres baru saja terjadi.     

"Awalnya kami akan menginap lagi tapi sepertinya keluarga ini tidak menyukai istriku. Daripada membuatnya semakin tersakiti lebih baik kami pulang saja," ungkap Dae Hyun.     

"Baiklah, aku mengerti. Nanti aku akan mengusahakan untuk mampir ke villa kalian," ujar Hae Sok sembari menghela nafas panjang. Tidak mungkin dirinya memaksakan kehendaknya terus menerus.     

"Kami akan senang jika Nenek mampir ke tempat kami," ujar Soo Yin dengan wajah berbinar. Pasalnya hanya Hae Sok yang bisa menerimanya di keluarga itu.     

"Baiklah, aku pasti akan mengunjungi kalian sebelum pulang ke Busan," ujar Hae Sok sembari memeluk tubuh Soo Yin.     

"Terima kasih, Nek," ucap Soo Yin dengan hati yang sangat tersentuh.     

Mereka hanya berpamitan kepada Hae Sok saja karena percuma saja pamit kepada yang lain.     

"Ayah, kalian akan pergi kemana?" seru Jo Yeon Ho ketika Dae Hyun dan Soo Yin baru saja hendak menuju mobil yang sudah berada di depan rumah.     

"Ayah akan mengantarkan Ibu Soo Yin pulang," sahut Dae Hyun.     

"Kenapa Ibu tidak mengajakku? Aku ingin ikut menginap di sana bersama Ayah," rengek Jo Yeon Ho.     

"Kau bisa datang ke villa Ibu nanti bersamaku, Yeon Ho," ujar Hae Sok.     

"Nenek akan pergi kesana juga?" ujar Yeon Ho dengan wajah polos.     

"Tentu, nanti kita akan berangkat bersama-sama," bujuk Hae Sok.     

"Baiklah."     

Setelah Jo Yeon Ho setuju untuk ditinggal, barulah Dae Hyun dan Soo Yin masuk ke dalam mobil. Mereka segera pergi meninggalkan rumah besar itu.     

Hae Sok mengajak Yeon Ho kembali ke dalam rumah. Ia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa pagi-pagi mendadak terjadi kekacauan seperti itu?     

"Yeon Ho, mandilah bersama bibi Eun Hee terlebih dahulu," ujar Hae Sok agar anak itu pergi ke kamarnya.     

"Baik, Nek. Jangan tinggalkan aku," seru Yeon Ho dengan langkah terburu-buru menaiki tangga.     

Hae Sok segera menghampiri Aeri dan Ny. Park yang tengah duduk di sofa. Ada juga Park Ji Hoon yang berada di sampingnya.     

"Sun Woo, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Hae Sok pada Ny. Park karena ingin segera tahu semuanya.     

"Mereka berdua berbicara omong kosong tentang Kim Soo Hyun, Nek." Belum sempat Ny. Park menjawab, Aeri sudah menyerobot terlebih dahulu.     

"Memangnya apa yang mereka katakan?" tanya Hae Sok.     

"Dae Hyun mengatakan jika Kim Soo Hyun pergi dari rumah karena berusaha lari dari tanggung jawab. Kim Soo Hyun dikatakan sudah menghamili seorang gadis, Nek," terang Aeri.     

"Tapi aku rasa Dae Hyun mengatakannya hanya untuk menutupi agar Soo Yin tidak disalahkan. Lagi pula Kim Soo Hyun tidak dekat dengan gadis manapun. Bisa jadi gadis itu hanya mengada-ada. Apalagi dia juga teman baik Soo Yin," imbuh Aeri.     

"Memangnya siapa gadis itu?"     

"Namanya Jean. Dia pernah bekerja di hotel sebagai housekeeping. Dia juga teman baik Soo Yin. Aku curiga kalau mereka bekerja sama untuk bisa masuk ke dalam rumah ini," tukas Aeri.     

"Aeri jaga ucapanmu," ujar Park Ji Hoon sembari memandang Aeri dengan wajah tidak suka. Bagai manapun juga mereka harus memastikan semuanya sebelum bertindak.     

"Maaf, Ayah. Aku hanya mengatakan apa yang aku pikirkan saja," sahut Aeri. Baginya ini adalah kesempatan yang bagus untuk membuat mertuanya semakin membenci Soo Yin.     

"Aku tidak menyangka jika dia sampai melakukan hal seperti itu. Kenapa kedua putraku harus seperti ini semua?" ujar Ny. Park sembari terisak-isak. Ia merasa gagal menjadi seorang ibu karena tidak bisa menuntun kedua putranya pada hal kebaikan.     

"Sun Woo, sebaiknya kita cari tahu dimana gadis itu untuk memastikan semuanya. Jika memang Kim Soo Hyun sudah melakukannya, sebaiknya sebagai orang tua harus bertindak tegas," ujar Hae Sok.     

Mereka keluarga terpandang sehingga ada kesalahan sedikit saja akan tersebar luas dengan cepat.     

"Jangan terlalu percaya terlebih dahulu, Nek. Seperti yang kukatakan, bisa jadi itu hanya akal-akalan saja. Jika memang Kim Soo Hyun yang melakukannya pasti dia akan bertanggung jawab. Karena aku rasa Kim Soo Hyun bukanlah seorang pria yang pengecut," tukas Aeri.     

"Sudahlah, kita bicarakan masalah ini nanti. Biarkan ibumu tenang terlebih dahulu," ujar Park Ji Hoon untuk menghentikan obrolan. Karena pernyataan Aeri hanya akan membuat suasana semakin runyam dan panas.     

Park Ji Hoon menuntun istrinya untuk kembali ke kamar agar pikirannya tenang. Jangan sampai bertindak gegabah dan menyakiti sebelah pihak.     

===============================     

Selama dalam perjalanan, Soo Yin hanya terdiam. Matanya memandang ke arah jalanan dengan termenung. Begitu banyak yang dipikirkannya saat ini. Satu hal yang membuatnya khawatir adalah tentang Jean.     

Soo Yin cemas jika kedua mertuanya akan mencari Jean kemudian memintanya untuk melupakan Kim Soo Hyun. Sama seperti apa yang diucapkan kepadanya.     

"Sayang," panggil Dae Hyun berusaha membangunkan Soo Yin dari lamunannya tapi sepertinya dia tidak mendengarkannya.      

Dae Hyun mengulurkan tangannya untuk mengusap pundak Soo Yin. Hingga perlahan istrinya menoleh dengan tatapan sendu.     

"Apa kau mengkhawatirkan Jean?" ujar Dae Hyun.     

Soo Yin mengangguk kemudian menundukkan kepalanya.     

"Apa yang harus kita lakukan jika ibu dan ayah sampai menemui Jean? Dia sudah cukup tersakiti akan hal ini," ujar Soo Yin dengan air mata yang mulai membasahi pipinya.     

"Aku yakin nenek tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Aku sudah mengatakan pada ayah. Semoga saja tidak mengingkari janjinya karena aku tidak akan tinggal diam," ujar Dae Hyun.     

"Dia sudah cukup menderita. Aku tidak ingin dia terus tersakiti," ujar Soo Yin. Sudah cukup dirinya saja yang merasakan bagaimana rasanya tidak diakui oleh kedua mertuanya.     

"Apa kau ingin menemuinya? Kau bisa ke sana untuk berjaga-jaga jika ayah dan ibu datang. Kau nanti bisa menghubungiku," ujar Dae Hyun.     

"Baiklah, kita langsung ke sana. Karena aku sangat cemas jika Jean harus mendengarkan kata-kata yang menyakitkan," tukas Soo Yin.     

===============================     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.