Istri Simpanan

Bab 495 - Lebih mencintainya



Bab 495 - Lebih mencintainya

0Dae Hyun hanya sebentar saja berbaring di samping Soo Yin. Seandainya berada di rumah mereka pasti saat ini enggan untuk keluar dari kamar. Ia bangkit untuk mengenakan pakaiannya kembali.     

"Sayang, apa kau tidak ingin mandi bersamaku?" ajak Dae Hyun dengan senyuman nakal di bibirnya.     

"Ughhh, pergilah. Aku nanti saja," ujar Soo Yin sembari merapatkan selimut yang membalut tubuhnya. Melihat seringai do bibir suaminya membuatnya takut akan sesuatu yang lain.     

"Kau yakin?" goda Dae Hyun.     

"Jika aku ikut mandi kau tidak akan mau keluar dari kamar ini. Pergilah, jangan sampai Yeon Ho keburu bangun dan menemukanmu ada di sini," ujar Soo Yin.     

Tanpa persetujuan dan meminta izin, Dae Hyun lantas membopong tubuh Soo Yin hingga selimut itu terjatuh di lantai.     

"Apa yang kau lakukan? Bukankah sudah kubilang kau mandi duluan saja," ujar Soo Yin dengan nada penuh penekanan.     

"Aku janji tidak akan melakukan apapun lagi kecuali kau mengizinkannya," ucap Dae Hyun seraya mengedipkan sebelah matanya.     

Dae Hyun menurunkan Soo Yin dengan pelan ke dalam bathtub. Lalu meraih shower untuk menyiram tubuhnya dengan air hangat.     

"Hentikan, aku bisa mandi sendiri," ujar Soo Yin ketika Dae Hyun menyemprotkan air ke wajahnya.     

"Aku sudah mendapatkan yang aku inginkan. Sekarang gantian aku ingin berbuat baik padamu," ujar Dae Hyun sembari terkekeh tidak menghentikan apa yang tengah dilakukannya.     

Soo Yin menarik pergelangan tangan Dae Hyun hingga terjatuh ke dalam bak mandi bersamanya.     

"Ternyata kau pura-pura malu padahal sebenarnya ingin mandi bersamaku," ujar Dae Hyun untuk menggoda Soo Yin kembali.     

"Tidak usah bicara omong kosong," kilah Soo Yin.     

Dae Hyun kemudian memainkan air di dalam bak agar mengenai ke wajah Soo Yin. Begitu pula dengan Soo Yin yang tidak ingin kalah hingga melakukan hal yang sama.     

"Cukup, Sayang. Jika kita seperti ini terus kapan aku bisa keluar," ujar Dae Hyun seraya menutupi wajahnya dengan kedua tangan.     

"Bukankah sudah kubilang sejak awal tapi kau tidak percaya," ujar Soo Yin seraya tertawa renyah tapi segera membekap mulutnya. Takut jika ada orang di luar mendengarkan mereka.     

"Tidak perlu cemas karena semua kamar di rumah ini kedap suara," ujar Dae Hyun.     

°°°°°°°°°     

Aeri menggeliat meregangkan otot-otot tubuhnya. Merasa senang karena Jo Yeon Ho merengek minta ditemani tidur oleh kedua orang tuanya. Dengan begitu Dae Hyun tidak perlu tidur bersama Soo Yin.     

Namun ketika terduduk, Aeri hanya melihat ada bantal guling yang berada di sebelah Yeon Ho. Padahal semalam jelas-jelas Dae Hyun berada di sana. Mungkin sedang mandi, pikir Aeri.     

Aeri pun keluar dari kamar Jo Yeon Ho menuju kamarnya yang berjarak satu kamar. Namun tidak ada siapapun di dalam. Tidak terdengar ada tanda-tanda orang sedang mandi. Biasanya Dae Hyun akan mandi di kamar itu setelah bangun.     

"Jangan-jangan …." Mata Aeri langsung terbelalak lebar dengan jantung berdebar sangat kencang.     

Buru-buru Aeri keluar dari kamar untuk memastikan apa yang dipikirkan olehnya. Baru saja setengah menuruni anak tangga, Aeri sudah melihat Dae Hyun yang sudah berpakaian rapi. Pria itu baru saja keluar kamar yang ditempati oleh Soo Yin.     

Padahal seingat Aeri lantai kamar mandi masih kering seperti belum terpakai sejak semalam. Ia pun segera menghampiri Dae Hyun sembari menahan kekesalannya. Ternyata percuma saja usahanya.     

"Sayang, pagi ini kau terlihat sangat segar. Sudah berpakaian sangat rapi memangnya jam berapa kau bangun? apakah kau akan berangkat ke hotel cepat-cepat?" pancing Aeri untuk memastikan apa yang dipikirkannya. Jika benar, maka percuma saja memisahkan mereka beberapa malam.     

"Tidak, justru hari ini aku akan berangkat agak siang," sahut Dae Hyun dengan datar.      

"Apakah kau mandi di kamar Soo Yin? Kenapa kau tidak membangunkanku? Aku pasti akan terbangun untuk menyiapkan pakaianmu," ujar Aeri.     

"Ada apa kalian pagi-pagi sudah di sini?" ujar Ny. Park dengan dahi berkerut melihat  anak dan menantunya mengobrol di depan kamar tamu.     

"Ibu, sudah bangun," sapa Aeri dengan hati bergembira.     

"Tadi aku mencari dimana keberadaan Dae Hyun yang tidak ada di kamar Jo Yeon Ho. Ternyata Dae Hyun baru saja keluar dari kamar Soo Yin." Aeri yakin jik Ny. Park akan marah mengetahui Dae Hyun masuk ke kamar Soo Yin. Karena sejak kemarin wanita itu memang sudah melarangnya.     

"Benarkah itu?" ujar Ny. Park sembari memandang wajah putranya dengan tatapan menyelidik. Padahal sudah mengingatkan agar jangan mendekati kamar Soo Yin sejak mereka menginap pada malam kedua di rumah itu.     

"Tidak usah berlebihan seperti itu, Bu. Lagi pula apa masalahnya? Dulu ibu sering menjodohkan Soo Yin dengan Kim Soo Hyun, tapi kenapa sekarang ibu jadi berbeda dengan Soo Yin? Ibu seoalah-olah ingin menjauhkan kami," ujar Dae Hyun.     

Ny. Park terdiam mendengar perkataan Dae Hyun. Memang benar jika dulu Ny. Park justru ingin Soo Yin selalu memiliki untuk Kim Soo Hyun.     

"Itu karena dulu Kim Soo Hyun sangat mencintainya," sahut Ny. Park dengan kata-kata seadanya.     

"Asalkan Ibu tahu, aku bahkan lebih mencintai Soo Yin dari siapapun," ujar Dae Hyun dengan nada datar karena tidak ingin menyakiti ibunya.     

"Lalu sekarang apa yang kau inginkan?"     

"Aku ingin Ibu bersikap baik seperti dulu pada istriku karena bagaimanapun juga dia adalah menantu Ibu juga," pinta Dae Hyun seraya menghela nafas panjang. Sejujurnya ia merasa kasihan pada Soo Yin karena selama di rumah itu ibunya selalu bersikap sangat cuek.     

"Aku memang pernah menganggapnya calon menantu. Namun sebelum aku mengetahui jika dia perebut pria beristri," ucap Ny. Park dengan nada tegas. Baginya semua itu tidak bisa dimaafkan apapun alasannya.     

"Satu lagi, gara-gara Soo Yin juga Kim Soo Hyun harus pergi dari rumah ini," lanjut Ny. Park.     

"Ibu juga harus tahu jika Kim Soo Hyun sudah menghamili seorang gadis. Itu sebabnya dia pergi entah kemana karena ingin lari dari tanggung jawabnya," ucap Dae Hyun dengan nafas menderu karena tidak terima karena Soo Yin selalu disalahkan. Ibunya harus tahu jika Kim Soo Hyun kabur karena lari dari tanggung jawab.     

Deg ….     

Seperti ada duri tajam yang menusuk jantungnya. Hingga Ny. Park tetap bergeming untuk beberapa saat. Termasuk Aeri yang juga terperangah oleh perkataan Dae Hyun.     

"Tidak mungkin, kau pasti bercanda," sanggah Ny. Park dengan tubuh yang mulai sempoyongan.     

Buru-buru Aeri berdiri di samping Ny. Park takut wanita itu tiba-tiba saja ambruk.     

"Jika Ibu tidak percaya tanyakan saja padanya jika pulang," tukas Dae Hyun.     

Soo Yin segera keluar dari kamar setelah mengganti pakaiannya. Ia tadi samar-samar bisa mendengar obrolan di depan pintu kamarnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.