Istri Simpanan

Bab 515 - Lebih memilih istri kedua



Bab 515 - Lebih memilih istri kedua

0Soo Yin tidak ingin berdebat tentang cemburu suaminya yang terkadang berlebihan. Yang ada nanti mereka akan bertengkar karena hal sepele itu.     

Soo Yin terlebih dahulu ke ruang rapat yang berada di lantai sembilan. Membantu menata semua berkas-berkas di depan tempat duduk suaminya. Sejujurnya Soo Yin sudah lama merasa rindu karena sudah lama tidak bekerja di hotel. Bagaimanapun di hotel itu pertama kalinya Soo Yin bekerja meski dulu hanya sebagai Housekeeping. Akhirnya sekarang bisa kembali ke hotel.     

Satu per satu manajer sudah mulai berkumpul di ruang rapat. Termasuk Gong Yoo yang terus memandang sengit ke arah Dae Hyun. Dirinya masih sangat jelas mengingat hidungnya yang babak belur. Hal itu menjadi dendam tersendiri baginya     

Dae Hyun meminta Soo Yin untuk keluar dari ruang rapat setelah Chang Yuan datang. Bukan tidak ingin ditemani sang istri tapi dirinya tidak ingin istrinya di lihat oleh para manajer di ruang rapat karena di sana kebanyakan pria.     

"Sayang, bersantailah di luar. Aku tidak ingin para pria tua seperti mereka melihatmu terus," bisik Dae Hyun.     

"Baiklah," ujar Soo Yin sembari mencubit lengan Dae Hyun pelan.     

==============================     

Di tempat lain di waktu yang bersamaan.     

Aeri baru saja sampai di villa rahasianya yang terletak di pinggiran kota Seoul. Hari ini ingin mengunjungi Han setelah beberapa lama mereka tidak bertemu.     

"Apakah kau sangat sibuk sehingga kau tidak ada waktu lagi untuk mengunjungiku," ujar Han yang menyambut kedatangan Aeri di teras.     

"Maafkan aku, Sayang. Beberapa hari belakangan aku memang sulit sekali untuk keluar dari rumah itu," ujar Aeri dengan wajah masam.     

"Apa yang membuatmu cemberut seperti itu? Apakah kau tidak senang bertemu denganku?" ujar Han dengan alis yang saling bertautan.     

"Apa yang kau pikirkan? Mana mungkin aku tidak senang bertemu denganmu. Aku hanya sangat kesal pada wanita sialan itu. Kapan kita akan menyingkirkannya? Aku sudah tidak sabar ingin segera dia mati," terang Aeri. Lalu menghempaskan tubuhnya di sofa.     

"Sabarlah, sebentar lagi kita pasti akan menyingkirkannya. Aku harus berpikir dengan benar agar semuanya berjalan dengan lancar. Jangan sampai kita membuat kesalahan fatal," ujar Han.     

"Memangnya apa rencananya? Apakah kau akan melakukannya sendiri?" tanya Aeri sembari menyandarkan kepalanya di dada bidang Han.     

"Tentu saja tidak. Aku tidak ingin mati konyol jika sampai Dae Hyun tahu aku yang melakukannya. Sudah cukup anak buahnya menyiksaku," ujar Han yang merasa trauma dengan penyiksaan anak buah Dae Hyun saat itu.     

"Aku mohon janganlah terlalu lama karena hubunganku dengan Dae Hyun sudah semakin jauh. Bahkan Yeon Ho saat ini sangat menyukai gadis sialan itu. Jika terlalu lama aku khawatir akan keluar dari rumah itu," keluh Aeri.     

"Tinggal menunggu beberapa hari saja," sahut Han.     

Aeri berbaring di pangkuan Han sembari memainkan ponselnya untuk mencari berita yang ada di internet. Hingga Aeri menemukan berita yang membuatnya langsung terbelalak lebar.     

Aku atas berita memuat judul     

'Kembalinya Istri kedua Direktur The Silla Seoul Hotel' begitulah judul yang langsung membuat Aeri semakin ingin mengetahui isi dari berita.     

Disana ada juga sebuah foto yang menampilkan Soo Yin sedang menggandeng lengan Dae Hyun dengan begitu mesra. Kata-katanya juga sangat menyakitkan bagi Aeri karena di dalam berita disebutkan jika Dae Hyun lebih menyukai istri kedua daripada istri pertamanya.     

"Dasar berita sialan!" umpat Aeri yang langsung terduduk. Kukunya mencengkram kuat sofa yang tengah didudukinya.     

"Ada apa? Kenapa kau marah-marah seperti itu?" ujar Han dengan alis yang berkerut.     

"Lihatlah sendiri." Aeri menyodorkan ponselnya kepada Han agar pria itu membacanya sendiri.     

Han mulai membaca kata demi kata berita yang beredar di media.     

"Untuk apa kau kesal? Bukankah memang kenyataannya seperti itu? Dae Hyun memang tidak pernah mencintaimu," tukas Han dengan santai mengatakan fakta yang sebenarnya.     

"Memang tapi aku kesal karena gadis itu akan semakin besar kepala. Pasti sekarang dia sudah tertawa karena bisa membuat orang-orang percaya dengan kepolosannya," gerutu Aeri sembari melipat tangannya di dada.     

"Lalu apa yang ingin kau lakukan sekarang? Biarkan saja dulu dia bersenang-senang karena sebentar lagi dia akan ke neraka," tukas Han.     

"Sebaiknya sekarang aku harus ke hotel. Aku tidak ingin dianggap menjadi istri pertama yang menyedihkan." Aeri meraih tasnya kemudian memasukkan ponselnya.     

"Kenapa kau begitu terburu-buru? Kita bahkan belum melepas rindu." Han menahan pergelangan tangan Aeri ketika hendak bangkit berdiri. Lalu memeluknya dari belakang.     

"Han, lepaskan. Aku tidak bisa berdiam seperti ini terus. Jika aku tidak bertindak maka aku akan semakin tersingkir. Saat ini yang masih mempercayaiku hanyalah mertuaku. Itu karena mereka ingin membalas budi karena aku dulu banyak membantu ketika hotel terpuruk." Tiba-tiba Aeri seperti mendapatkan ide. Ia harus memanfaatkan situasi seperti ini dengan baik.     

"Kita pikirkan nanti saja urusanmu dengannya. Aku sudah lama merindukanmu, Sayang," ujar Han sembari menyembunyikan kepalanya di ceruk Aeri.     

"Tidak bisa," tolak Aeri. Meski sebenarnya ia juga merindukan Han tapi masalah ini harus segera diatasi.     

"Bukankah Dae Hyun tidak pernah menyentuhmu? Mengapa tidak kita habiskan malam ini untuk berdua," ujar Han. Tidak berhenti mengecup Aeri meski wanita itu terus meronta.     

Deg….     

Mendengar pernyataan Han, tiba-tiba teringat kembali cibiran Soo Yin yang dilontarkan kepadanya. Bahwa Dae Hyun lebih memilih tidur bersama Soo Yin padahal malam itu mereka tidur di kamar yang sama.     

"Itu gara-gara gadis sialan itu sehingga Dae Hyun tidak pernah mau menyentuhku lagi," umpat Aeri dengan kepala yang terasa mendidih ingin sekali menghujam kepala Soo Yin dengan batu.     

"Maka dari itu tidak usah terburu-buru. Nanti aku akan menghubungi media untuk membuat berita yang kau inginkan," bujuk Han agar Aeri bersedia tinggal lebih lama di sana.     

"Benarkah? Apakah kau yakin itu akan berhasil? Kau pasti sekarang sedang menjadi buronan anak buah Dae Hyun. Aku khawatir mereka akan mengetahuinya," ujar Aeri.     

"Tidak masalah sama sekali. Aku hanya ingin membuatmu bahagia," ujar Han sembari meletakkan dagunya di pundak Aeri.     

Aeri memiringkan tubuhnya ke samping hingga mereka kini saling bertatapan.     

"Kau memang selalu bisa membuatku bahagia," puji Aeri sembari mengusap pipi Han.     

"Jika kau ingin melawan gadis itu, sebaiknya kau berkarir lagi. Dengan begitu akan lebih banyak media yang meliput berita tentangmu," saran Han.     

"Ide yang bagus tapi keluarga Dae Hyun tidak ada yang suka jika aku menjadi model." Aeri mendesah kesal karena apa yang dilakukannya serba salah.     

"Nanti saja dipikirkan. Aku ingin kita bersenang-senang terlebih dahulu." Han membopong tubuh Aeri menuju lantas dua.     

Jika sudah seperti ini Aeri tidak mungkin bisa menolak keinginan Han. Masih ada waktu sampai tengah hari untuk berkunjung ke hotel.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.