Istri Simpanan

Bab 514 - Membuat Iri



Bab 514 - Membuat Iri

0Semua karyawan terus membanjiri hubungan Dae Hyun dan Soo Yin dengan banyak pujian. Membandingkan bagaimana sikap Dae Hyun pada Aeri sangat berbeda sekali.     

"Tuan Dae Hyun sepertinya benar-benar mencintai istri mudanya."     

"Selama ini kita tidak pernah melihat Tuan Dae tersenyum lebar seperti itu."     

"Lihatlah tanda merah di leher tuan. Benar-benar membuat sangat iri."     

"Jika Nona Aeri sampai tahu pasti akan mengamuk."     

Banyak ucapan-ucapan para karyawan yang samar-samar terdengar di telinga Soo Yin.     

Meski banyak yang memuji tapi ada saja yang tidak menyukai mereka. Seperti pria yang berdiri di paling ujung. Sejak tadi pria itu terus membuang muka ke arah lain tanpa mau melihat keromantisan Dae Hyun dan Soo Yin.     

"Ughhh, sangat menyebalkan dan tidak punya malu," cibir Gong Yoo dengan ekspresi wajah masam. Jika tahu akan melihat hal memuakkan seperti itu, ia memilih tidak akan kembali ke hotel itu setelah bepergian dari luar negeri.     

Pasca pertengkarannya dengan Dae Hyun di depan kampus, Gong Yoo pergi ke luar negeri karena ada urusan dan baru saja kembali ke Korea kemarin. Sehingga ia tidak tahu jika Dae Hyun sudah kembali memimpin The Shilla Seoul Hotel.     

Dae Hyun dan Soo Yin terus bergandengan tangan sampai hendak memasuki ruangannya. Sebelum melangkah pergi, Dae Hyun sudah meminta semua karyawan bubar karena sudah waktunya kembali bekerja.     

"Sayang, aku tidak menyangka akan mendapatkan kejutan seperti ini," ujar Soo Yin sembari bergelayut manja di lengan Dae Hyun.     

"Sudah kubilang mereka pasti akan menerimamu. Lihatlah mereka juga tadi tampak bahagia karena kedatanganmu," ujar Dae Hyun sembari tersenyum hangat.     

"Terima kasih, Sayang. Karena kau sangat baik padaku." Soo Yin mengeratkan pelukannya di tangan Dae Hyun.     

"Tidak masalah. Apapun akan kulakukan untuk membuatmu bahagia." Dae Hyun merengkuh pinggang Soo Yin dengan mesra.     

Dae Hyun dan Soo Yin sama sekali tidak menyadari keberadaan Gong Yoo berjalan tepat di belakang mereka dengan ekspresi wajah gelap.     

"Dasar pemimpin tidak tahu malu," gerutu Gong Yoo dengan suara agak keras. Sengaja agar kedua orang di depannya mendengar apa yang dikatakannya.     

Seketika Dae Hyun langsung menoleh ke belakang. Cukup tersinggung dengan perkataan seseorang yang ada di belakangnya.     

"Apa kau bilang?" ujar Dae Hyun seketika langsung menghentikan langkahnya saat melihat orang yang mencibir mereka.     

"Apa maksudmu?" Gong Yoo justru balik bertanya tanpa rasa bersalah sama sekali.     

"Cepat ulangi apa yang kau katakan tadi," perintah Dae Hyun.     

"Apakah kalian tidak bisa melakukannya di tempat sepi? Seharusnya kalian bisa menjadi teladan yang baik untuk karyawan. Bukannya malah bersikap mesra di depan semua orang. Apakah kalian memang berniat pamer jika sekarang kalian sudah menikah? Apakah kau memang ingin semua orang tahu kalau sekarang kau sudah memiliki dua istri?" ungkap Gong Yoo untuk mengeluarkan semua yang ada di dalam benaknya.     

Dae Hyun tetap mendengarkan Gong Yoo dengan dada yang naik turun dan terasa sangat sesak. Cibiran Gong Yoo sangat mengena di hatinya.     

Hingga beberapa saat suasana hening. Dae Hyun menatap Gong Yoo dengan sorot mata tajam. Sedangkan Soo Yin menahan pergelangan tangan Dae Hyun dengan erat. Takut suaminya tidak bisa mengontrol emosi dan terjadi pertengkaran seperti beberapa waktu yang lalu.     

"Apakah sudah selesai kau mencibir kami?" ujar Dae Hyun dengan alis yang saling bertautan. Masih berusaha menahan emosi agar tidak terbakar. Sejujurnya Dae Hyun masih kesal ketika mengingat Gong Yoo pernah mengaku menjadi kekasih Soo Yin.     

"Sudah, jika kalian ingin melanjutkan hal menjijikkan itu maka pergilah," ujar Gong Yoo sembari melangkahkan kakinya melewati Dae Hyun dan Soo Yin hingga tangan mereka saling terlepas.     

Dae Hyun tak mampu lagi menahan emosinya yang ditahan sejak tadi.     

"Bilang saja karena kau merasa iri. Kau ingin mengaku-ngaku jika istriku adalah kekasihmu. Seharusnya kau yang merasa malu dengan apa yang kau katakan," cibir Dae Hyun yang langsung menghentikan langkah Gong Yoo.     

"Dae Hyun, sudahlah jangan membuat keributan di sini. Jangan sampai para karyawan lain melihatnya," ujar Soo Yin.     

"Setidaknya lebih baik dia bersamaku karena aku tidak akan pernah menduakannya. Sangat berbeda denganmu yang menjalin hubungan di belakang isteri yang lain agar tidak ketahuan," balas Gong Yoo dengan sengit.     

"Apa kau bilang?" Tangan Dae Hyun sudah mengepal bersiap melayangkan tinjunya ke wajah Gong Yoo.     

"Aku mohon berhentilah kalian berdebat." seru Soo Yin karena kesulitan menghentikan kedua pria itu.     

"Katakan saja padaku jika dia berani menyakitimu. Akan kupastikan dengan sekuat tenaga akan merebutmu darinya" Gong Yoo tersenyum dengan seringai licik di bibirnya. Pria itu lantas melangkahkan kakinya dengan santai menuju ruangannya.     

"Dasar pria brengsek! Rupanya kau ingin cari mati," ujar Dae Hyun yang hendak mengikuti Gong Yoo tapi Soo Yin menahan tangannya dengan sangat erat.     

"Sayang, aku mohon tidak usah di dengarkan apa yang dikatakan olehnya," ujar Soo Yin sembari mengusap pundak Dae Hyun untuk mengurangi emosinya.     

Dae Hyun memejamkan matanya sebentar agar emosinya tidak terbakar hanya karena ucapan omong kosong dari Gong Yoo.     

"Maafkan aku, Sayang. Aku hanya kesal karena ada pria yang berani terang-terangan berbicara seperti itu di depanku," ujar Dae Hyun.      

"Tidak usah dipikirkan, mulai sekarang lebih baik kau fokus pada pekerjaanmu. Jangan mendengarkan yang tidak-tidak," ujar Soo Yin.     

"Baiklah."     

Soo Yin segera mengajak Dae Hyun masuk ke dalam ruangan yang jaraknya sudah dekat.     

"Pagi ini ada rapat dengan para Manajer." Soo Yin membaca jadwal Dae Hyun hari ini. Mulai sekarang dirinya akan berkerja dengan baik lagi.     

"Jam berapa kita rapat?" tanya Dae Hyun sembari menata berkas-berkas di atas meja.     

"Sekitar lima belas menit lagi dimulai," sahut Soo Yin.     

Dae Hyun membawa beberapa tumpukan laporan dan laptopnya. Cukup kesulitan ketika hendak membawanya.     

"Sayang, biarkan aku membantu," ujar Soo Yin.     

"Tidak usah, kau adalah istriku. Aku memintamu hanya untuk menemaniku, bukan membantu pekerjaanku," tolak Dae Hyun.     

"Tidak masalah sama sekali, bukankah aku harus membantu jika suamiku sedang kesulitan?" ujar Soo Yin.     

"Sebentar lagi Chang Yuan juga pasti akan datang," ujar Dae Hyun.     

"Jangan terlalu mengandalkan Chang Yuan. Kasihan dia, hanya hal sepele saja harus meminta bantuannya," tukas Soo Yin seraya mengambil tumpukan berkas kemudian mendekapnya.     

"Sebenarnya aku merasa cemburu saat ini," tukas Dae Hyun.     

"Cemburu? Kepada siapa kau merasa cemburu seperti itu?" Soo Yin mengedarkan pandangannya. Tidak ada siapapun disana selain mereka berdua.     

"Aku cemburu karena kau lebih memilih berkas itu dari pada diriku," ujar Dae Hyun seraya mendengus.     

"Tidak usah berlebihan seperti itu. Sekarang bukan jatahku mendekapmu," ujar Soo Yin seraya melangkahkan kakinya keluar.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.