Istri Simpanan

Bab 507 - Bisa menjalaninya sendiri



Bab 507 - Bisa menjalaninya sendiri

0Hari ini Dae Hyun mengantarkan Hae So ke rumah Jean. Ada Yeon Ho dan Soo Yin juga bersama mereka. Nenek tidak mau jika mereka bertemu Jean di keramaian. Lagi pula sekalian ingin melihst kondisi rumahnya.     

"Bye, Ayah," ujar Yeon setelah turun.     

Dae Hyun tersenyum lalu melambaikan tangannya. Melajukan mobilnya kembali menuju hotel. Karena ada Chung Ho yang akan menjemput mereka.     

Soo Yi menuntun Hae Sok berjalan karena takut tiba-tiba saja terpeleset.     

Tok tok tok…     

"Jean," panggil Soo Yin. Sebelum berangkat Soo Yin sudah meminta kepada Jean agar jangan pergi terlebih dahulu.     

Terdengar suara langkah kaki mendekat hingga pintu terbuka dengan lebar. Dahi Jean lantas berkerut ketika melihat Soo Yin bersama Hae Sok karena belum perbah melihat sebelumnya.     

"Silahkan, masuk," ujar Jean dengan berbagai pertanyaan yang ada di kepalanya. Untuk apa Soo Yin datang bersama seorang nenek-nenek.     

"Yeon Ho, masuklah bersama kami. Jangan bermain di luar sendirian," panggil Soo Yin pada putranya karena tidak mau masuk ke dalam.     

Dengan patuh Yeon Ho masuk ke dalam rumah. Soo Yin hanya tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi. Banyak penculikan anak sekarang ini.     

Jean menarik pergelangan tangan Soo Yin agar mengikutinya keluar. Ia perlu tahu siapa sebenarnya yang dibawa oleh Soo ke rumahnya pagi-pagi seperti ini.     

"Soo Yin, siapa dia? Apakah dia nenekmu?" tanya Soo Yin dengan sangat penasaran.     

"Dia adalah nenek dari suamiku. Dia bersikeras ingin menemuimu. Bersikaplah sopan karena nenek orang yang sangat baik dan bijak," bisik Soo Yin.     

"Nenek suamimu? Apakah itu artinya nenek Kim Soo Hyun juga?" Jean tidak percaya dengan apa yang baru di dengarnya. Tiba-tiba saja jantungnya berdetak tidak karuan.     

Soo Yin menganggukan kepalanya.     

"Celatlah kembali masuk, jangan sampai kita justru mengacuhkannya," ujar Soo Yin sembari mendorong tubuh Jean agar masuk.     

"Maaf Nek, jika kurang nyaman berada di gubuk kecil ini," ujar Jean. Sudah menyiapkan mental jika mungkin akan mendengar sesuatu yang sangat tidak mengenakan.     

"Tidak masalah, dimana orangtuamu kenapa sepi sekali?" tanya Hae Sok sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruang tamu yang tidak terlalu besar.     

Wajah Jean seketika langsung berubah jadi murung. Sekuat apapun dirinya, jika ada uang bertanya tentang kedua orang tuanya pasti air mata akan mengembun di sudut matanya. Ia sangat merasakan kesedihan yang teramat dalam.     

"Orang tua Jean sudah tidak ada, Nek. Dua hanya hidup sebatang kara sekarang." Soo Yin yang menyahut karena Jean justru tertunduk.     

"Maafkan nenek jika membuatmu sedih." Hae Sok mendekati Jean lalu mengusap pundaknya. Perasaannya semakin iba karena Jean hidup sendiri. Pasti selama ini sangat sulit menghadapi semuanya sendiri.     

"Jangan terlalu bersedih, jika kau sedih tidak baik untuk janin yang ada di kandunganmu. Calon cucuku pasti ikutan bersedih," ujar Hae Sok dengan lembut.     

Soo Yin mengajak Jo Yeon Ho untuk duduk di teras. Membiarkan mereka berbicara berdua dari hati ke hati. Berharap kedatangan Hae Sok bisa membuat Jean tidak perlu bersedih lagi.     

Jean mendongakkan kepalanya ketiks mendengar Hae Sok mengatakan 'calon cucu'. Matanya memandang Hae Sok dengan penuh tanda tanya.     

"Sudah berapa bulan usia kandunganmu?"     

"Sudah memasuki 3 bulan, Nek," sahut Jean dengan terbata.     

"Mulai sekarang makanlah yang banyak. Lihatlah tubuhmu sangat kurus. Kau pasti mengalami mabuk berat sehingga tubuhmu kurus," ujar Hae Sok dengan lembut.     

"Sedikit, Nek."     

"Maafkan jika Kim Soo Hyun sudah kurang ajar kepadamu. Percayalah jika sekarang dia sedang merenung di suatu tempat. Aku akan memastikan jika dia pasti bertanggung jawab atas perbuatannya." Hae Sok sangat yakin jika Kim Soo Hyun bukanlah seseorang yang tidak mau bertanggung jawab.     

"Tidak usah repot-repot, Nek. Aku tidak perlu tanggung jawab siapapun. Bagaimanapun apa yang dikatakan Kim Soo memang benar. Itu hanyalah sebuah kecelakaan karena aku masuk ke dalam kamar yang dipesan olehnya. Jika aku bisa melawan mungkin hal itu tidak akan pernah terjadi." Jean tidak ingin terlalu berharap banyak dengan berangan-angan Kim Soo Hyun menikahinya.     

Hae Sok memeluk tubuh Jean. Ia bisa merasakan kesedihan dan sakit hati yang teramat dalam meskipun Jean berusaha untuk tegar. Tak ada yang bisa dijanjikan olehnya karena saat ini Kim Soo Hyun bahkan belum ditemukan keberadaannya.     

"Aku yakin ini sangat berat untuk gadis muda sepertimu. Harus melewati semua ini seorang diri."     

"Tidak perlu mencemaskanku, Nek. Aku pasti kuat untuk menjalaninya seorang diri. Lagi pula di luar sana juga banyak wanita yang begitu kuat merawat anaknya sendirian. Terima kasih Nenek sudah begitu perhatian padaku," ujar Jean seraya melepaskan pelukan Hae Sok. Hatinya merasa lega karena setidaknya masih ada orang yang peduli dan punya hati.     

"Tidak perlu sungkan. Aku sudah menganggapmu seperti cucuku sendiri. Jangan putus asa dan bersedih lagi karena masih banyak orang yang sayang dan peduli padamu."     

Soo Yin hanya mendengarkan dari luar. Tidak ada niat untuk menguping tapi hsnyaingin sekedar memastikan jika kedatangan Hae Sok akan membuat perasaan Jean sedikit bergembira.     

Dahi Soo Yin berkerut ketika melihat ada mobil yang berhenti tepat di depan rumah Jean. Sepertinya ia beberapa kali pernah melihat mobil itu.     

"Ibu?" ujar Soo Yin. Sontak berdiri dari duduknya. Tidak menyangka jika ibu mertuanya akan bertemu lagi dengan Jean.     

Aeri dan Ny. Park seraya berjalan beriringan menuju rumah Jean. Aeri tampak jijik ketika melewati tanah yang sedikit berlumpur.     

"Soo Yin, beraninya kau mengajak putraku ke tempat kumuh seperti ini. Apa kau ingin bertanggung jawab jika dia sampai sakit?" sentak Aeri seraya melemparkan tatapan sinis.     

Pandangan Aeri lantas beralih pada Jo Yeon Ho yang sedang berlarian.     

"Yeon Ho, kemarilah. Jangan berlarian di luar nanti kau akan terjatuh."     

"Biarkan saja dia bermain di luar. Itu sangat bagus untuk perkembangan anak," ujar Soo Yin.     

"Tidak usah sok pintar. Kau belum punya anak sehingga tidak usah berbicara omong kosong," cibir Aeri.     

"Sudahlah, tidak usah membuat keributan," potong Ny. Park untuk menyudahi perdebatan Aeri.     

Hae Sok dan Jean segera keluar ketika mendengar sepertinya sedang terjadi keributan.     

"Ibu, untuk apa berada di sini!" ujar Ny. Park dengan raut wajah terkejut. Tidak menyangka jika mertuanya datang ke rumah Jean.     

"Justru aku yang seharusnya bertanya, untuk apa kau datang kemari? Apakah kau ingin mengatakan seperti yang putramu katakan? Sebaiknya kalian pulang saja dari di sini membuat keributan," usir Hae Sok.     

"Tapi Bu, aku ingin berbicara pada Jean," ujar Ny. Park.     

"Tidak perlu, sebaiknya kalian pergi saja. Biarkan aku yang mengurusnya," perintah Hae Sok dengan tegas.     

Terpaksa Ny. Park mengajak Aeri untuk pulang karena membujuk ibu mertuanya juga percuma.     

"Yeon Ho, ayo kita pulang," ajak Aeri.     

"Biarkan dia bersama kami. Tadi datang kemari bersamaku pulang juga harus bersamaku," sentak Hae Sok.     

Aeri hendak membantah tapi Ny. Park segera menarik tangannya. Mengajaknya untuk pergi saja dari rumah itu     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.