Istri Simpanan

Bab 512 - Keinginan Jo Yeon Ho



Bab 512 - Keinginan Jo Yeon Ho

0Jean terbangun setelah tidur nyenyak selama semalaman. Biasanya akan terbangun jika tengah malam dan tidak bisa tidur lagi sampai bagi. Namun malam ini tidak sekalipun terbangun.     

"Sayang, apakah kau tidur nyenyak semalam?" Jean tersenyum sembari mengusap perutnya. Meski belum ada gerakan tapi Jean senang karena perutnya sudah sedikit menyembul.      

Meskipun Jean membenci Kim Soo Hyun tapi bukan berarti dia membenci anak yang ada di dalam kandungannya.     

Jean seketika langsung terduduk ketika mengingat tentang Chang Yuan. Merasa malu karena tidak seharusnya meminta hal seperti itu kepada pria lain. Seharusnya anak yang ada di dalam kandungannya yang melakukannya.     

"Hmmm, aroma masakan siapa ini? Sepertinya sangat enak," ujar Jean sembari menurunkan kakinya ke lantai. Karena cacing di di perutnya tiba-tiba saja meronta ingin meminta makan.     

Jean melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Semakin lama aroma makanan itu tercium sangat jelas di indra penciumannya.     

Dari arah dapur terdengar suara seperti seorang yang sedang memasak.     

Buru-buru Jean melangkahkan kakinya masuk ke dapur untuk memastikan semuanya.     

"Asisten Chang?" ujar Jean dengan wajah terperangah.     

Chang Yuan yang sedang sibuk memasak seketika membalikkan tubuhnya.     

"Kau sudah bangun? Apakah tidurmu sangat nyenyak malam ini?" tanya Chang Yuan seraya tersenyum hangat.     

"Hmmm, apa yang sedang kau lakukan? Apakah kau memasak sesuatu?" tanya Jean.     

"Maaf jika aku sudah lancang. Aku tidak meminta izin menggunakan dapurmu," ujar Chang Yuan seraya menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.     

"Tidak masalah sama sekali. Aku hanya terkejut karena pagi-pagi tercium aroma makanan. Kelihatannya sangat lezat."     

"Makanlah, aku ingin kau dan calon bayimu sehat," ujar Chang Yuan.     

Mendengar Chang Yuan yang sangat perhatian padanya membuat mata Jean berkaca-kaca. Berkali-kali bahkan Chang Yuan mampu menyentuh hatinya.     

"Terima kasih, Asisten Chang. Seharusnya kau tidak perlu repot-repot seperti ini. Apakah kau semalam tidak pulang?"     

"Tadinya aku ingin pulang tapi aku mengkhawatirkanmu. Jadi aku menginap di sini," sahut Chang Yuan.     

Jean merasa sangat bahagia saat ini karena ada pria yang perhatian dan mengkhawatirkannya.     

"Sekali lagi terima kasih atas semuanya," ujar Jean.     

"Tidak usah sungkan," ujar Chang Yuan.     

Semalam Chang Yuan khawatir jika Kim Soo Hyun akan kembali lagi ke rumah Jean.     

================================     

UN Village,     

Hae Sok meminta diantarkan ke UN Village setelah mendapatkan kabar jika Kim Soo Hyun kembali. Ia ingin memberikan nasihat kepada cucu bungsunya.     

"Sun Woo, kedengar kabar bahwa Kim Soo Hyun sudah kembali ke Seoul. Dimana dia saat ini?" tanya Hae Sok pada Ny. Park yang tengah termenung duduk di sofa.     

"Aku mengusirnya sebelum membawa pulang Jean tidak memperbolehkannya untuk kembali ke rumah ini," sahut Ny. Park dengan rasa khawatir yang mendalam. Ada rasa sesal sudah mengusir putranya. Namun malam itu dirinya benar-benar stress berat.     

"Lalu dimana dia sekarang?"     

"Entahlah, ayahnya memintanya untuk menginap di hotel untuk sementara waktu tapi sepertinya dia tidak menginap di sana," ujar Ny. Park.     

"Apakah kalian sudah mencoba menghubunginya?"     

"Sudah, Bu. Tapi dia tidak mau menjawabnya. Sepertinya dia sangat marah dengan kami." Ny. Park mengusap gusar wajahnya.     

"Tidak usah terlalu dipikirkan. Seharusnya dia sudah bisa bersikap dewasa. Sampai dia akan bersikap kekanak-kanakan. Selalu pergi di saat sedang ada masalah yang menimpanya," gerutu Hae Sok. Memikirkan Kim Soo Hyun yang belum bisa bersikap dewasa terkadang membuatnya merasa pusing.     

"Apa yang Jean katakan pada Ibu? Waktu itu padahal aku ingin mengajaknya ke rumah ini," tukas Ny. Park.     

"Tidak ada, sepertinya dia sangat sakit hati karena ucapan Kim Soo Hyun. Mulai sekarang tidak usah terlalu mencampuri urusan mereka. Biarkan Kim Soo Hyun menyelesaikan masalahnya sendiri," ujar Hae Sok.     

"Aku khawatir Kim Soo Hyun tidak bisa menyelesaikannya dengan benar. Aku tahu Jean sakit hati tapi seharusnya dia mau menerima Kim Soo Hyun kembali," ujar Ny. Park.     

"Wajar jika Jean sakit hati. Aku juga mungkin akan melakukan hal yang sama seperti Jean. Siapa wanita yang tidak sakit hati di saat dirinya terpuruk dan butuh dukungan justru sang pria memintanya menggugurkan kandungan. Tak mudah baginya hamil di usia muda seorang diri," tukas Hae Sok.     

Ny. Park terdiam mendengar ucapan ibu mertuanya. Memang ada benarnya jika ketika hamil seharusnya ada suami yang selalu memanjakannya dan menuruti semua kemauannya.     

"Hari ini aku akan kembali ke Busan. Terlalu lama di sini membuat kepalaku ingin pecah. Otakku sudah tidak sanggup lagi memikirkan masalah kalian," tukas Hae Sok.     

"Tidak bisakah Ibu lebih lama lagi tinggal di sini?" ujar Ny. Park.     

"Tidak, aku ingin menenangkan diri dan pikiran dari masalah kalian. Jangan terlalu membenci Soo Yin karena di sini dia juga korban. Cobalah membuka hati sedikit untuk menerimanya sebagai menantu," saran Hae Sok.     

"Untuk saat ini aku belum bisa menerimanya, Bu," sahut Ny. Park seraya mendesah berat.     

°°°°°°°°°°°°     

Jo Yeon Ho menemui Aeri di kamarnya yang tengah sibuk mengeringkan rambutnya.     

"Ibu, ayah bilang mommy sudah menjadi keluarga kita. Kenapa kita tidak tinggal satu rumah? Itu pasti akan sangat menyenangkan tinggal berempat karena aku memiliki dua ibu," ujar Jo Yeon dengan polos sembari memandang Aeri.     

Aeri menghentikan aktivitasnya dengan mematikan hairdryer.     

"Apa maksudmu? Siapa mommy?" tanya Aeri dengan alis yang saling bertautan.     

"Mommy Soo Yin sudah menikah dengan ayah. Seharusnya kita tinggal satu rumah," ujar Jo Yeon Ho.     

"Jadi kau tahu ayahmu sudah menikah. Jika kau terus berada dengan Soo Yin, maka bersiaplah sebentar lagi kau akan kehilangan ayahmu," tukas Aeri.     

"Itu tidak benar, Bu. Justru aku tidak akan pernah kehilangan ayah. Sekarang aku malah senang karena memiliki dua ibu. Mommy sangat baik kepadaku selama ini," ujar Jo Yeon Ho.     

'Rupanya dia sudah berhasil meracuni otak Yeon Ho,' batin Aeri.     

"Jadi sekarang kau memanggil perebut ayahmu itu dengan mommy?" tanya Aeri dengan ketus.     

"Siapa yang merebut ayah, Bu?" tanya Jo Yeon Ho dengan wajah polos.     

"Sudahlah, lupakan saja," ujar Aeri ketus. Semakin lama berbicara pada Jo Yeon Ho hanya akan membuatnya semakin naik darah saja.     

"Bu, ayo kita tinggal bersama ayah dan mommy di villa. Pasti akan sangat menyenangkan. Sehingga aku tidak perlu pulang jika merindukan ibu," ajak Jo Yeon Ho sembari menggoyangkan kakinya.     

"Kenapa kau mengajak ibu? Bukankah kau sudah bahagia hanya tinggal bertiga saja? Buktinya kau selalu lama tinggal bersama mereka," pancing Aeri.     

"Aku memang lebih suka tinggal bersama mommy tapi aku akan lebih bahagia jika tinggal bersama Ibu juga," ujar Jo Yeon Ho dengan wajah polos.     

Aeri berpikir, sedang menimbang-nimbang jika ajakan Yeon Ho tidaklah terlalu buruk bagi untuknya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.