Istri Simpanan

Bab 518 - Berbagi suami



Bab 518 - Berbagi suami

0Villa Pyeongchang-dong,     

Rintik-rintik hujan mulai turun sepertinya malam ini akan hujan lebat. Bahkan angin juga bertiup cukup kencang sejak mereka dalam perjalanan pulang tadi.     

"Akhirnya kita bisa berduaan lagi," ujar Dae Hyun bersorak senang karena malam ini bisa menghabiskan waktu berdua dengan Soo Yin tanpa ada yang mengganggu.     

Soo Yin mencubit pinggang Dae Hyun sebelum mereka turun dari mobil.     

"Kenapa kau begitu senang? Bukankah seharusnya kau senang jika ada Yeon Ho disini?" gerutu Soo Yin seraya mengerucutkan bibirnya.     

"Aku memang senang jika dia ada di sini tapi sayang sekali dia selalu mengganggu kebersamaan kita," keluh Dae Hyun sembari menghela nafas panjang.     

Beberapa malam Yeon Ho menginap di villa, anak itu selalu ingin tidur bersama dengan mereka. Selalu bangun tengah malam dan berpindah kamar secara tiba-tiba.     

"Dasar pria mesum!" umpat Soo Yin.     

"Kau juga sangat menyukai kemesumanku," ujar Dae Hyun seraya terkekeh.     

"Sudahlah, aku ingin turun. Aku tidak ingin tidur di sini," ujar Soo Yin dengan rona pipi yang bersemu merah.     

Dae Hyun mengikuti Soo Yin turun dari mobil. Udara yang dingin membuat Soo Yin merapatkan sweater yang membalut tubuhnya. Sebelum akhirnya Dae Hyun ikut berjalan di dekatnya dan memeluknya dari samping.     

Tepat mereka sampai di teras, hujan turun sangat deras membasahi bumi.     

"Beruntung kita sudah sampai," ujar Soo Yin sembari meniup kedua tangannya yang terasa sangat dingin.     

Suasana villa sudah sepi seperti biasanya jika hanya mereka yang tinggal di sana. Bibi Xia juga pasti sudah tertidur.     

Dae Hyun terus memeluk tubuh Soo Yin ketika menaiki tangga.     

Setelah ini Soo Yin ingin tidur dengan nyenyak jika Dae Hyun tidak mengganggunya.     

Dae Hyun segera meraba dinding untuk menemukan saklar lampu karena keadaan gelap. Sedangkan Soo Yin buru-buru masuk ke dalam kamar mandi karena ingin segera buang air kecil setelah lampu terang.     

Dae Hyun terlonjak kaget ketika melihat ada seseorang yang tengah terbaring di ranjang dengan posisi membelakanginya.     

"Siapa dia?" gumam Dae Hyun sembari berjalan mendekat.     

Ini merupakan kejutan karena tidak seperti biasanya ada orang lain tidur di ranjang mereka. Tidak mungkin Bibi Xia yang tidur di sana.     

Wanita itu lalu menggeliat dan membalikkan tubuhnya. Kelopak matanya perlahan terbuka karena terkena cahaya lampu yang menyilaukan.     

"Aeri?" Ekspresi wajah Dae Hyun langsung berubah masam melihat istri pertamanya seenaknya datang dan tidur di ranjang mereka.     

"Dae Hyun, akhirnya kau pulang juga. Padahal sejak sore tadi aku datang ke rumah ini," ujar Aeri seraya mendudukkan tubuhnya sembari menguap.     

"Apa yang kau lakukan di sini?" ujar Dae Hyun dengan nada dingin.     

"Aku kesini hanya menuruti permintaan putra kita. Yeon Ho semalam merengek, mengajakku untuk tinggal bersama kalian," terang Aeri sembari tersenyum penuh kemenangan.     

Soo Yin sudah keluar dari kamar mandi. Ia begitu penasaran ketika mendengar suara orang yang mengobrol. Dengan langkah pelan Soo Yin menghampiri suaminya sembari mengedarkan pandangannya ke ranjang.     

Soo Yin menutupi mulutnya yang terbuka lebar dengan telapak tangannya. Sungguh tidsk percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. Berulang kali Soo Yin mengucek kedua matanya, takut jika salah lihat dan berharap hanya ilusi semata.     

"Hai Soo Yin, maaf jika kedatanganku membuat kalian sangat terkejut. Seharusnya aku tadi memberi kabar terlebih dahulu sebelum menginap di rumah ini," ujar Aeri.     

Soo Yin masih terdiam sambil berjalan mendekati suaminya yang memasang wajah gelap.     

"Aeri, kenapa kau berada di sini?" Perkataan itu lolos begitu saja di bibir Soo Yin.     

"Bukankah aku juga istrinya Dae Hyun? Aku ingin tinggal bersama kalian agar bisa menjadi istri yang baik. Aku juga ingin belajar darimu, mengapa suamiku sangat menyukaimu," terang Aeri seraya terkekeh.     

"Omong kosong apa yang kau lakukan? Sebaiknya kau pergi saja dari villa ini dan tidak usah mengganggu ketenangan kami," usir Dae Hyun dengan nada datar.     

"Dae Hyun, tega sekali kau mengusirku di saat aku ingin menjadi istri baik." Aeri langsung memasangkan wajah sendu.     

"Bukankah sudah kukatakan berulang kali jika semuanya sudah terlambat. Aku sudah memberikan waktu yang banyak untukmu berubah. Kita tidak bercerai hanya karena kedua orang tuaku yang masih terlalu percaya kepadamu," ujar Dae Hyun sembari berdecak kesal.     

Gagal sudah rencananya untuk menikmati malam ini berdua saja dengan Soo Yin.     

"Aku mengerti tapi tetep saja statusku masih menjadi istri sah." Aeri tidak akan keluar dari rumah itu. Kedatangannya ke rumah itu memang dengan sengaja untuk mengganggu ketentraman Soo Yin dan Dae Hyun.     

"Soo Yin, semoga kau tidak keberatan karena mulai sekarang kita akan berbagi segalanya. Kita akan berbagi ranjang dan suami yang sama," terang Aeri dengan senyum penuh kemenangan.     

"Tidak, sebaiknya kau pergi dari rumah ini sekarang juga," ujar Dae Hyun yang mulai merasa sangat emosi.     

"Dae Hyun, di luar sedang hujan lebat. Kenapa kau begitu tega kepada wanita yang sudah menghadirkan buah hati untukmu," ujar Aeri.     

"Aku tidak peduli,"ujar Dae Hyun dengan tegas.     

Soo Yin menahan pergelangan tangan Dae Hyun. Berusaha menenangkannya karena ini sudah malam dan di luar hujan deras.     

Tok … tok … tok …     

"Ayah, Mommy, boleh aku masuk? Aku takut tidur sendirian," ujar Jo Yeon Ho yang sudah berdiri di depan pintu di luar.     

"Yeon Ho?" ujar Soo Yin. Buru-buru ia membuka pintu.     

Dae Hyun cukup terkejut karena Jo Yeon Ho ternyata menginap lagi di villa mereka. Bukan tidak suka, Dae Hyun hanya ingin sebentar saja menikmati malam berdua saja dengan Soo Yin.     

"Yeon Ho, kemarilah," ujar Soo Yin sembari memeluk tubuh Yeon Ho.     

"Di luar asa kilat dan petir. Aku tidak bisa tidur sendirian," rengek Jo Yeon Ho yang sudah hendak menangis.     

"Tenanglah ada mommy di sini. Kau sekarang tidak perlu takut lagi," ujar Soo Yin.     

"Soo Yin, sepertinya Yeon Ho ingin tidur bersamamu. Lebih baik kau tidur di kamarnya saja. Biarkan aku dan Dae Hyun yang berada di kamar ini," ujar Aeri dengan sengaja mengusir Soo Yin dari kamarnya.     

"Tidak, seharusnya kau tidur di kamar tamu bukan di kamar kami," tolak Dae Hyun dengan tegas.     

"Dae Hyun, tidak apa-apa. Aku akan tidur bersama Yeon Ho. Sudahlah, jangan membuat keributan di malam seperti ini," ujar Soo Yin. Dirinya tidak ingin Jo Yeon Ho mendengar orang tuanya ribut.     

"Lihatlah Soo Yin saja setuju," timpal Aeri yang sudah turun dari ranjang.     

Dae Hyun tidak ingin berdebat karena ada putranya. Ia memilih masuk ke dalam kamar mandi untuk mendinginkan kepalanya.     

"Soo Yin, pergilah ke kamar Yeon Ho. Kau tidak perlu khawatir karena aku akan melayani suamiku dengan baik," ujar Aeri sembari mengedipkan sebelah matanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.