Istri Simpanan

Bab 544 - Jauh lebih buruk



Bab 544 - Jauh lebih buruk

0Dae Hyun melangkahkan kakinya semakin dekat ke arah Soo Yin. Apapun yang terjadi istrinya tidak boleh terluka sedikitpun. Sudah terlalu banyak penderitaan yang dilakukan olehnya..     

Mata Dae Hyun bergerak memerintah pada Chang Yuan untuk mengalihkan perhatian pada anak buah Han yang sedang bersama Soo Yin.     

Dengan patuh Chang Yuan menganggukan kepalanya. Di saat genting seperti ini mereka harus memutar otak agar tidak salah melangkah.     

Dorrr ….     

Chang Yuan langsung menarik pelatuk lalu menghadapkan pistol ke atas sehingga membuat pria yang sedang menahan Soo Yin terkejut. Pria itu memandang ke arah lain.     

Hal itu digunakan oleh Dae Hyun untuk menyerang dengan menendang tubuh pria yang membekap Soo Yin. Menyerangnya dengan cara menyerang bagian tubuh vital lainnya. Chang Yuan juga turut membantu agar pria itu segera melepaskan Soo Yin.     

Dae Hyun lantas menarik tubuh Soo Yin ke dalam dekapannya karena semakin banyak anak buah Han yang keluar sekarang. Mereka bahkan tidak segan melesakkan tembakan. Beruntung Dae Hyun bisa menghindar.     

Keadaan malam ini di villa itu seperti sedang melakukan peran. Karena suara dentuman terus mengudara. Hingga perlahan anak buah Han mulai mundur karena jumlah mereka tinggal sedikit. Banyak dari mereka yang mati di sana.     

Soo Yin memejamkan matanya karena merasa takut. Pemandangan itu sangat mengerikan baginya. Ini pertama kali Soo Yin melihat kejadian seperti itu.     

Dae Hyun mulai menyadari jika Soo Yin ketakutan sehingga langsung membawanya ke ruangan lain.     

"Sayang, kau tidak apa-apa?" Dae Hyun segera melepaskan ikatan kain yang digunakan untuk membekap mulut Soo Yin.     

"Dae Hyun?" ujar Soo Yin. Benar dugaannya jika Dae Hyun sedang mencari keberadaan Aeri.     

"Tenanglah, semua akan baik-baik saja."      

Berkat bantuan Chang Yuan anak buah Han kini sudah berhasil dikalahkan. Kini adalah saatnya menangkap mereka.     

"Chang Yuan, tidak usah pedulikan kami. Lebih baik kau ikut mengejar mereka," perintah Dae Hyun setelah tidak ada lagi pihak lawan yang menyerang.     

"Baik, Tuan." Chang Yuan dengan patuh langsung keluar villa menuju mobilnya. Ia akan ikut mengejar bersama Aeri bersama anak buahnya.     

Dae Hyun mendekap tubuh Soo Yin sangat erat. Tadinya ia sudah sangat cemas terjadi sesuatu padanya.     

"Aku akan mengantarmu kembali ke rumah sakit. Setelah itu aku harus memastikan Han dan Aeri tertangkap," tukas Dae Hyun.     

Soo Yin menggelengkan kepalanya cepat.     

"Aku ikut bersamamu," ucap Soo Yin dengan tegas.     

"Terlalu berbahaya jika kau ikut. Karena sepertinya banyak orang-orang yang mengawal mereka," bujuk Dae Hyun lembut agar Soo Yin tetap tinggal.     

"Kalau begitu tetaplah tinggal bersamaku," ucap Soo Yin sembari mengerucutkan bibirnya. Selama Dae Hyun berada jauh darinya di saat kondisi seperti ini, hatinya tidak akan pernah tenang.     

Dae Hyun menghela nafas berat. Merasa begitu dilema saat ini.     

"Baiklah, kau tetap bersamaku." Terpaksa Dae Hyun menyetujui permintaan Soo Yin.     

"Aku akan merasa sangat cemas jika kau berada jauh dariku," ungkap Soo Yin tentang isi hatinya.     

"Hmmm, begitu juga diriku." Dae Hyun lantas menggenggam tangan Soo Yin dan mengajaknya meninggalkan villa.     

°°°°°°°°°°     

Di dalam mobil Han mengemudikan mobilnya dengan pelan. Padahal di belakang ada beberapa mobil yang membuntutinya.     

"Han, bisakah kau melajukan mobilnya sedikit? Jika seperti ini terus maka kita akan tertangkap," ujar Aeri. Duduknya gelisah sambil sesekali menolehkan kepalanya ke arah belakang.     

"Bisakah kau diam?" sentak Han. Sejak tadi dirinya sudah cukup pusing mendengarkan Aeri yang terus menggerutu tidak jelas. Sudah melakukan yang terbaik tapi tetap juga masih salah.     

"Beraninya kau membentukku?" Aeri memicingkan matanya ke arah Han.      

"Tidak usah dibahas karena keadaan kita sedang genting." Pandangan Han fokus ke arah depan. Mengamati jalan mana lagi yang harus mereka lalui. Han cukup kesal karena anak buahnya sama sekali tidak bisa diandalkan.     

Sebenarnya Han sudah sekuat tenaga menginjak pedal gas tapi mobil memang bergerak lambat.     

Kini ada dua jalan di depan mereka. Keadaan yang hanya samar-samar terlihat, membuat Han tidak bisa melihat tanda lalu lintas. Dengan kecepatan tinggi ia segera membelokkan mobilnya ke arah kanan.     

Keadaan jalan di sana ternyata menikung tajam. Hingga mobil mereka kehilangan kendali dan mengalami rem blong.     

"Han, apa yang terjadi?" Aeri berpegang erat pada jok saat mobil meluncur tanpa mau mengurangi kecepatan di jalan yang menurun.     

"Sial, sepertinya ada yang membuat mobil ini tidak berfungsi dengan baik," umpat Han.     

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Aku tidak ingin mati terlalu cepat," tukas Aeri dengan mata terbelalak lebar. Tepat di depan mereka ada sebuah pohon besar.     

"Awas!" teriak Aeri.     

Han sebisa mungkin menghindari pohon besar itu dengan menginjak rem tapi apalah daya mobil itu tak kunjung berhenti.     

Brukkk …     

Setelah menghindar dari pohon besar, Han tidak menyadari jika jalanan cukup curam dan menurun. Menyebabkan mobil itu langsung terguling sampai akhirnya perlahan berhenti. Sedikit lagi mobil itu akan masuk ke jurang.     

Chang Yuan bersama anak buahnya terus mengikuti mobil yang dikemudikan Han. Mereka ikut menghentikan mobil saat melihat mobil Han yang sudah terguling di jalanan.     

"Cepat, keluarkan mereka," perintah Chang Yuan pada yang lainnya.     

Kondisi Han dan Aeri susah tidak sadarkan diri. Keduanya tampak terluka parah pada beberapa anggota tubuh lainnya.     

Soo Yin terperangah melihat semua itu. Meski tidak menyukai Aeri tapi dirinya tidak tega jika harus melihat mobil yang tumpanginya sudah ringsek.     

"Dae Hyun, apakah mereka baik-baik saja?" Perut Soo Yin terasa mual melihat darah.     

"Entahlah, tunggu disini. Aku akan keluar sebentar," ujar Dae Hyun kemudian keluar dari mobil.     

Dae Hyun segera berlari menghampiri tempat kejadian yang berjarak beberapa meter. Sekaligus untuk memastikan keadaan mereka.     

"Chang Yuan, bagaimana keadaannya?" tanya Dae Hyun.     

"Mereka masih hidup, Tuan," sahut Chang Yuan.     

"Bawa mereka ke rumah sakit sekarang juga," perintah Dae Hyun pada Chang Yuan.      

Memang ada keinginan Dae Hyun untuk menghukum mereka. Tapi tak menyangka kejadiannya akan jauh lebih buruk.     

"Baik, Tuan." Chang Yuan meminta anak buahnya membawa mereka ke dalam mobil. Sudah tidak ada waktu untuk memanggil ambulan. Di samping tempatnya yang memang sepi, saat ini sudah dini hari.     

Dae Hyun lantas kembali ke dalam mobil untuk menemui istri kecilnya kembali. Wajah Soo Yin terlihat pucat, sepertinya syok melihat apa yang terjadi di depan matanya.     

"Apakah kau merasa takut?" tanya Dae Hyun.     

"Apa yang harus kita katakan jika Yeon Ho menanyakan dimana keberadaan Aeri," ucap Soo Yin. Selama menunggu Yeon Ho, beberapa kali menanyakan Aeri.     

"Tidak usah mencemaskannya. Yeon Ho sejak kecil susah terbiasa hidup tanpa Aeri. Perlahan dia juga akan melupakan semuanya." Dae Hyun menepuk pundak Soo Yin untuk menenangkannya.     

Soo Yin menganggukan kepalanya meski ada keraguan di hatinya mengenai perasaan Yeon Ho. Perasaannya pasti akan hancur mengetahui selama ini ternyata tidak tinggal bersama kedua orang tuanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.