Istri Simpanan

Bab 540 - Bersikap beda



Bab 540 - Bersikap beda

0Soo Yin memilih ke ruangan dimana Yeon Ho dirawat untuk melihat keadaannya. Di depan kamar ada Ny. Park dan Park Ji Hoon yang sedang berdiskusi. Mereka terlihat sangat serius. Soo Yin mengerti mungkin mereka belum menerima jika Yeon Ho bukanlah cucu mereka.     

"Ji Hoon, apa yang harus kita lakukan sekarang? Yeon Ho bahkan bukan cucu kita. Bagaimana jika semua orang tahu mengenai hal ini?" ujar Ny. Park. Ada kecemasan yang terdengar dari nada suaranya.     

"Untuk sementara waktu jangan katakan apapun pada Yeon Ho. Bisa saja terjadi dokter salah melihat hasilnya sehingga golongan darah mereka berbeda." Park Ji Hoon masih berharap jika Yeon Ho adalah cucu kandung mereka karena ia ingin dia menjadi penerus semua usaha keluarga mereka.     

Ny. Park menganggukan kepalanya. Menyetujui apa yang diucapkan oleh suaminya.     

Soo Yin menghela nafas karena harus bertemu dengan kedua mertuanya. Mau tidak mau harus menyapa mereka untuk kesopanan.     

"Soo Yin, dimana Dae Hyun? Sejak tadi Yeon Ho ingin bertemu dengannya."     

Sebelum Soo Yin sempat menyapa ternyata Ny. Park sudah terlebih dahulu menanyakan sesuatu padanya.     

"Dia sedang di luar ada urusan. Sebentar lagi juga akan kemari," sahut Soo Yin tidak berani menegakkan kepalanya.     

Park Ji Hoon hanya diam saja karena perasaannya saat ini sangatlah rumit. Ia tidak tahu bagaimana bersikap baik pada menantu yang sebenarnya.     

"Masuklah ke dalam, Yeon Ho juga menanyakan tentangmu sejak tadi," ungkap Soo Yin.     

"Terima kasih." Soo Yin segera masuk ke dalam. Ternyata Yeon Ho saat ini tengah tidur pulas.     

Soo Yin duduk di sampingnya kemudian mengusap rambut puncak kepalanya pelan. Ia tidak tahu bagaimana  mengatakan jika nanti menanyakan tentang Aeri yang sudah entah dimana.     

Kini Chang Yuan sedang berupaya untuk melacak keberadaannya. Semoga segera menemukan Aeri agar semuanya segera mendapatkan konfirmasi.     

"Yeon Ho, siapapun dirimu selamanya akan tetap menjadi anak mommy." Soo Yin tidak menyangka pada dirinya sendiri dapat bersikap dewasa seperti ini. Meskipun memang terkadang masih kekanak-kanakan dalam beberapa hal.     

"Padahal kalian terlihat mirip," gumam Soo Yin sembari mengamati dengan lekat wajah Yeon Ho.     

Perlahan Yeon Ho menggerakkan tubuhnya karena mulai terusik saat Soo Yin menyentuh pipinya.     

"Maaf, jika aku mengganggu tidurmu," ujar Soo Yin. Lantas menarik tangannya agar tidak menyentuh Yeon Ho.     

"Dimana ayah dan ibu? Aku ingin bertemu dengan mereka," ujar Yeon Jo setelah mengamati sekeliling ruangan tapi tidak ada keberadaan mereka.     

"Ayah sedang di luar mengurus sesuatu." Soo Yin tergagap mengatakannya, merasa bersalah karena sudah berbohong padanya.     

"Kenapa lama sekali? Apakah ayah sangat sibuk di kantornya?" Raut wajah Yeon Ho terlihat lesu. Itu mungkin karena dia merasa rindu dengan kedua orang tua yang selama ini telah merawatnya.     

"Tidak, sebentar ayah pasti akan ke sini." Soo Yin mengusap kepala Yeon Ho sambil tersenyum tipis.     

"Hmmm." Dae Hyun akhirnya memutuskan untuk menemui Yeon Jo setelah memikirkan perkataan Soo Yin.      

Benar ucapan istrinya jika Yeon Ho adalah korban di sini. Tidak seharusnya ikut menyalahkannya. Dae Hyun akan berusaha untuk menerima meski hatinya terasa berat.     

"Lihatlah, itu ayah sudah datang," ujar Soo Yin dengan penuh semangat saat melihat Dae Hyun menutup pintu.     

Dae Hyun melangkahkan kakinya dengan wajah masam. Meski berusaha untuk menyunggingkan senyum tapi nyatanya bibirnya terasa sulit untuk bergerak.     

"Ayah." Yeon Ho terlihat sangat bahagia hingga ia langsung terduduk.     

Bahkan untuk menjawab sapaan Yeon Ho saja Dae Hyun terasa sangat berat. Sungguh tidak terpikirkan hal seperti ini akan terjadi dalam hidupnya.     

Soo Yin menghela nafas lega karena Dae Hyun akhirnya mau menemui putranya. Mereka memang tidak terikat oleh langit tapi Soo Yin yakin suaminya tidak akan mungkin tega membuang Yeon Ho setelah ini.     

Hentakan sepatu yang menyentuh lantai membawa Dae Hyun semakin mendekati ranjang dimana Yeon Ho berada. Ada sesuatu yang terasa hampa dirasakannya kali ini. Ternyata sesakit itu mengetahui Yeon Ho bukanlah darah dagingnya.     

"Maaf ayah baru bisa menemuimu." Dae Hyun memasang wajah muram, sikapnya berbanding jauh dengan sebelumnya.     

"Ayah dari mana saja? Aku sejak tadi menunggu. Dimana Ibu? Kenapa tidak ada bersama Ayah?" Yeon Ho menautkan kedua alisnya.     

Dae Hyun menelan ludah, tangannya mengepal karena emosinya kembali naik ketika mengingat tentang Aeri.      

Soo Yin menyadari suaminya mulai emosi. Digenggamnya jari Dae Hyun agar merasa lebih rileks. Jangan sampai sesuatu yang tidak diinginkan terjadi.     

Sentuhan tangan Soo Yin mampu melemaskan otot-otot tegang yang Dae Hyun rasakan. Hingga memilih duduk di samping istri kecilnya.     

"Sayang, ingatlah dia tidak berdosa di sini," bisik Soo Yin.     

Dae Hyun memejamkan mata sejenak untuk mengatur nafas.     

"Ibu sedang pergi ke luar negeri untuk melakukan pemotretan seperti dulu. Mulai sekarang kau tidak usah mencarinya," tukas Dae Hyun dengan wajah datar.     

"Apakah Ibu tidak akan kembali ke Seoul?" Yeon Ho terlihat sedih mengetahuinya.     

Dae Hyun dan Soo Yin saling berpandangan hingga beberapa saat. Mereka sama-sama bingung untuk menjawab kali ini. Dae Hyun tidak mungkin membiarkan Aeri hidup bebas jika nanti menemukannya.     

"Masih ada mommy di sini. Kau tidak perlu khawatir." Soo Yin mengembangkan senyum untuk menghibur Yeon Ho.     

"Sayang sekali, ibu bahkan tidak mengucapkan salam perpisahan denganku sebelum pergi." Yeon Ho tertunduk sedih mengetahui ibunya sudah pergi jauh.     

"Apakah kau masih menginginkan ice cream?" tanya Soo Yin untuk mengalihkan pembicaraan.     

"Mau," seru Yeon Ho dengan kepala terangkat. Wajahnya langsung berbinar mendengar kegemarannya.     

"Cepatlah sembuh, nanti mommy pasti akan membelikan berapapun yang kau inginkan," tukas Soo Yin.     

"Apakah tidak boleh memakannya sekarang?"     

"Kau harus sembuh dahulu. Nanti dokter akan marah jika kau memakannya di dalam rumah sakit."     

Dae Hyun tidak banyak bicara saat ini. Bahkan untuk menatap wajah Yeon Ho saja merasa enggan. Ada perasaan yang sedang beradu di dalam dirinya.     

"Nanti ayah yang akan mentraktir kita." Soo Yin mengusap puncak kepala Yeon  sambil tertawa renyah.     

"Sebaiknya aku keluar dulu karena ada urusan sebentar," pamit Dae Hyun.     

"Tunggu," sergah Yeon Ho.     

Dae Hyun lantas menghentikan langkahnya. Menunggu apa yang akan dikatakan oleh Yeon Ho.     

"Aku bahkan belum mendapatkan pelukan dari Ayah," ujar Yeon Ho dengan bibir cemberut.     

Dae Hyun mendesah panjang kemudian mau tidak mau untuk membalikkan tubuhnya. Merangkul Yeon Ho tanpa berkata apa-apa lagi.     

"Tetaplah disini bersama mommy. Nanti aku akan kembali," ujar Dae Hyun dengan nada datar.     

Perlahan Dae Hyun sudah melangkah hingga menghilang di balik pintu.     

"Mommy, kenapa dengan ayah? Kenapa sikapnya begitu berbeda hari ini?" tanya Yeon dengan wajah sendu.     

"Ayah sedang banyak pikiran tentang pekerjaannya. Besok pasti akan kembali seperti semula," ujar Soo Yin untuk menenangkan perasaan Yeon Ho. Ternyata seorang anak kecil seperti Yeon Ho memiliki hati yang sensitif.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.