Istri Simpanan

Bab 537 - Syok



Bab 537 - Syok

0Dae Hyun masih duduk di samping ranjang ketika Dokter Kang memeriksa keadaan Soo Yin yang ternyata pingsan karena terlalu banyak pikiran di saat kondisinya tidak baik.     

"Apa yang terjadi pada istriku?" tanya Dae Hyung dengan perasaan cemas.     

"Dia hanya sedikit syok karena melihat Yeon Ho yang celaka. Soo Yin sangat menyayanginya sehingga wajar dia seperti itu. Terlebih lagi mungkin Soo Yin mengira Yeon Ho celaka karena dia," terang Dokter Kang.     

"Lalu apa yang harus aku lakukan?" ujar Dae Hyun dengan mata yang sudah sayu.     

"Kau hanya perlu menjelaskannya sedikit. Jika dia memang ingin bertemu Yeon Ho, ajaklah ke ruang rawatnya. Keadaannya sudah mulai membaik karena ia hanya mengalami pendarahan. Meski ada luka tapi itu tidaklah terlalu serius," terang Dokter Kang.     

"Aku juga sudah memberikan sedikit obat penenang untuk Soo Yin agar ketika terbangun pikirannya tidak terlalu kacau," lanjut Dokter Kang setelah menyuntik Soo Yin sekali lagi.     

Dokter Kang tahu jika Dae Hyun mungkin belum bisa menerima kenyataan jika Yeon Ho bukanlah putranya. Itu mengapa sejak tadi ia seperti enggan untuk menanyakan keadaannya.     

"Baiklah," ujar Dae Hyun singkat. Memikirkan bagaimana jika nanti sikapnya berubah kepada Yeon Ho sungguh membuat kepalanya pusing.     

"Aku juga terkejut ternyata Yeon Ho bukanlah anak kandungmu. Tapi berusahalah bersikap seperti biasa kepadanya. Ia hanyalah korban di sini yang tidak tahu apa-apa." Dokter Kang menepuk pundak Dae Hyun sebelum melangkah keluar.     

Dae Hyun memilih menunggu Soo Yin sampai tersadar. Tidak ingin meninggalkannya karena khawatir ia akan bertindak di luar nalar. Terlebih lagi sekarang Dae Hyun belum siap menemui Yeon Ho. Ia akan menemuinya nanti saja bersama Soo Yin.     

Pria itu segera mengirimkan pesan kepada Chang Yuan untuk mencari keberadaan Aeri. Tak akan ia biarkan lepas begitu saja wanita yang sudah menipunya. Ia juga harus mendapatkan penjelasan dimana anak kandung mereka.     

Dae Hyun menolehkan kepalanya ketika mendengar suara pintu yang terbuka. Ternyata Ny. Park yang masuk ke sana. Wajahnya yang sudah mulai termakan lanjut usia tersirat rasa kesedihan yang mendalam.      

Ny. Park belum bisa menerima Soo Yin sebagai menantunya tapi ia merasa menyesal karena sudah menamparnya tanpa mendengarkan penjelasan Soo Yin.     

"Dae Hyun, kenapa kau masih di sini? Apakah kau tidak ingin melihat keberadaan putramu?" ujar Ny. Park dengan hati-hati. Sampai saat ini ia sendiri masih tidak percaya jika Yeon Ho bukanlah keluarga mereka. Namun semoga hasil DNA membuktikan Yeon Ho cucu kandungnya.     

"Nanti saja, Bu," sahut Dae Hyun dengan tidak bersemangat.     

"Aku tahu kau sangat marah. Ibu sendiri juga sebenarnya tidak terima jika Yeon Ho bukan keluarga kita. Namun apakah kau akan terus seperti ini? Hasil DNA belum keluar sehingga masih ada kemungkinan Yeon Ho adalah darah dagingmu," ucap Ny. Park sembari mendesah panjang.      

"Hmmm," sahut Dae Hyun datar.     

"Apakah sejak tadi Soo Yin belum sadar?" tanya Ny. Park sembari memandang Soo Yin yang terbaring di ranjang. Matanya masih terpejam erat. Ada perban yang melingkar di kepalanya.     

"Dia sudah bangun tapi menurut dokter Kang, Ia syok dengan apa yang menimpa Yeon Ho. Mengira jika Yeon Ho celaka karena dirinya," terang Dae Hyun sedikit. Tangannya terulur untuk menyingkirkan anak rambut yang bertebaran di wajahnya.     

"Aku minta maaf karena sudah menamparnya tadi. Aeri terus menghasut jika Soo Yin berusaha membunuh Yeon Ho, itulah sebabnya ibu sangat marah." Ny. Park mendesah panjang dengan perasaan penuh sesal.     

"Tidak usah minta maaf padaku. Mintalah maaf pada Soo Yin setelah ia tersadar," ujar Dae Hyun.     

Sudah banyak kekecewaan yang dirasakannya pada keluarga. Dari mereka semua yang sejak awal mendukung Aeri sampai mereka tidak menerima keberadaan Soo Yin.     

Dae Hyun tidak bisa berkata apa-apa lagi jika sekarang.     

"Ibu juga minta maaf karena selama ini tidak pernah mempercayaimu," ucap Ny. Park dengan nada sendu.     

"Aku ingin sendiri dulu, Bu. Aku tidak ingin Ibu menjadi pelampiasan atas rasa kecewaku," usir Dae Hyun secara tidak langsung. Dae Hyun berusaha tetap tenang dan tidak terbawa emosi karena saat ini berada di rumah sakit.     

"Baiklah, kalau begitu ibu pergi dulu," pamit Ny. Park sembari menghela nafas panjang. Ingin berbicara lebih jauh lagi tapi sepertinya Dae Hyun masih belum ingin berbicara padanya.     

Tidak lama setelah Ny. Park ada seseorang yang kembali masuk ke dalam kamar. Dae Hyun tetap tertunduk tanpa menolehkan kepalanya sama sekali.     

"Bukankah sudah kukatakan jika aku ingin sendiri, Bu?" ujar Dae Hyun. Menebak jika yang masuk kembali adalah ibunya.     

"Ini aku Jean, Tuan," ujar Jean terbata.     

Dae Hyun lantas menegakkan kepala dan menolehkan wajahnya ke arah Jean.     

"Maaf, aku memang lagi banyak pikiran," ucap Dae Hyun sembari mendesah panjang.     

"Bolehkah aku menjenguk Soo Yin?" Setelah mengetahui dari Chang Yuan jika Soo Yin kecelakaan Jean langsung bergegas ke rumah sakit.     

"Masuklah, aku titip dia sebentar karena aku akan ingin keluar," ujar Dae Hyun. Sepertinya dia butuh minuman segar agar kepalanya dingin.     

"Baik, Tuan," sahut Jean sembari menundukkan kepalanya.     

Dae Hyun segera keluar dari kamar itu dengan langkah lesu dan tidak bersemangat.     

Jean meraih tangan Soo Yin. Ia tahu bagaimana perasaan Soo Yin saat ini karena dirinya sendiri adalah calon seorang ibu.      

"Soo Yin, aku jadi belajar banyak darimu. Kau bisa menyayangi Yeon Ho yang bukan darah dagingmu," ucap Jean lirih.     

Pada awalnya ada sedikit keinginan untuk Jean menggugurkan kandungannya terlebih lagi setelah Kim Soo Hyun tidak menganggapnya. Namun kini Jean ingin anak yang ada di kandungannya tubuh sehat sampai besar.     

Perlahan Soo Yin kembali membuka matanya. Namun saat ini perasaannya sudah jauh lebih tenang dan tidak memikirkan apapun. Ia mulai berpikir positif dengan apa yang terjadi.     

"Jean, aku ingin keluar," ujar Soo Yin pada sahabatnya yang sejak tadi menunduk sehingga tidak menyadari jika dirinya sudah sadar.     

"Memangnya kau ingin kemana? Sebaiknya kau istirahat dulu," ujar Jean tergagap karena melihat Soo Yin yang sudah duduk di sisi ranjang.     

"Aku ingin melihat keadaan Yeon Ho. Ia pasti sekarang sedang kesakitan," ujar Soo Yin sembari memegangi kepalanya yang sakit. Meski terlihat tegar tapi rasanya Soo Yin saat ini sangat ingin menangis lagi tapi tersadar itu hanya akan semakin membuatnya tidak terkendali.     

"Soo Yin, tetaplah disini sampai Tuan datang," ujar Jean.     

"Aku tidak ingin berdiam terus menerus. Aku harus melihat keadaannya," ujar Soo Yin yang sudah memijakkan kakinya di lantai     

"Tunggu sebentar, biarkan aku membawa kantong infusnya," ujar Jean sembari mendesah panjang. Percuma menolak permintaan Soo Yin karena dia pasti akan akan bersikeras.     

Jean kemudian menuntun Soo Yin keluar dari ruang rawat inapnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.