Istri Simpanan

Bab 536 - Ingin bertemu dengannya



Bab 536 - Ingin bertemu dengannya

0Dae Hyun tengah duduk di depan ruang gawat darurat, masih menunggu dokter yang menangani Yeon Ho. Beruntung mereka sudah mendapatkan kantong darah yang dibutuhkan. Semoga masa kritis Yeon Ho segera berlalu.     

Pikiran Dae Hyun benar-benar kacau saat ini jika sampai Yeon Hi bukanlah putra kandungnya. Seingatnya dulu mereka sampai melakukan tes DNA beberapa kali sejak dalam kandungan. Faktanya Yeon Ho adalah darah dagingnya. Namun kenapa justru sekarang mendapatkan fakta yang sangat mencengangkan.     

Sebenarnya besok baru hasil DNA itu keluar tapi Dae Hyun sudah bisa menebaknya. Jika Yeon Ho bukanlah anak mereka lalu sebenarnya dimana anak kandungnya saat ini?     

Ny. Park yang berada di sebelahnya juga terdiam. Wanita paruh baya itu sangat terpukul karena mendapati fakta Yeon Ho bukanlah cucu kandungnya. Bibirnya tak dapat berkata-kata lagi karena selama ini dirinya yang selalu membela Aeri.     

"Dae Hyun, bagaimana nanti jika Yeon Ho bukanlah putra kandungmu?" tanya Ny. Park.     

Dae Hyun yang sedang tertunduk langsung mengangkat wajahnya.     

"Anak siapapun dia, aku akan tetap menyayanginya," sahut Dae Hyun dengan cuek meskipun hatinya kini terasa lain.     

Memangnya apa yang harus dilakukan? Apakah dia harus membuang Yeon Ho setelah tahu kebenarannya? Dia bukan pria sejahat itu tapi bukan pria seperti malaikat yang bisa menerima semuanya dengan mudah.     

"Aku tidak menyangka jika Aeri sudah membohongi keluarga kita. Sebaiknya kau cari dan masukkan dia ke penjara," ucap Ny. Park dengan nada emosi.     

"Tenanglah, Bu. Setelah semuanya membaik aku pasti akan mencarinya," ujar Dae Hyun. Kepalanya terasa sangat berat saat ini, ada perasaan yang berbeda dan lain di hatinya.     

"Bagaimana keadaan Soo Yin?" tanya Ny. Park.      

"Dia sedang istirahat." Terlalu memikirkan Yeon Ho bukanlah anaknya membuat Dae Hyun sejenak melupakan istri kecilnya.     

"Sebaiknya aku melihat keadaannya," ujar Dae Hyun sambil berdiri kemudian meninggalkan ibunya sendirian.     

Ny. Park merasa bersalah dengan apa yang dilakukannya pada Soo Yin setelah mendapat penjelasan dari Chung Ho. Tadi ia begitu emosi apalagi Aeri terus menghasutnya. Sekarang justru wanita itu sudah melarikan diri.     

Dae Hyun menuju ke ruangan yang ditempati Soo Yin. Melihatnya dari balik pintu kaca.     

Sedih dan senang kini bercampur jadi satu. Sedih karena Yeon Ho harus mengalami kecelakaan. Sedangkan senangnya Dae Hyun akhirnya bisa terlepas dari Aeri.     

Dae Hyun melangkah masuk. Mungkin berada di dekat istri kecilnya bisa menghilangkan rasa resah yang ada di hatinya. Pikirannya kacau dan hatinya terasa sangat emosi.     

"Aku senang Yeon Ho menyelamatkanmu. Tapi kenapa dia bukan anak kandungku," gumam Dae Hyun tertunduk. Tangannya menggenggam jemari Soo Yin dengan erat.     

Perlahan Soo Yin menggerakkan jari tangannya. Baru saja tersadar yang memenuhi pikirannya hanyalah Yeon Ho yang tergeletak di jalan.     

"Yeon Ho, kau dimana?" teriak Soo Yin dengan nafas terengah-engah sembari langsung terduduk.     

"Sayang, tenanglah." Dae Hyun mengusap tangan Soo Yin agar tenang.     

"Dae Hyun, dimana Yeon Ho? Dia baik-baik saja sekarang, kan? Aku ingin bertemu dengannya," ujar Soo Yin. Yang dilihatnya tadi seperti sebuah mimpi dan kenyataan. Bahkan Soo Yin berharap itu hanyalah mimpi.     

"Yeon Ho baik-baik saja. Kau tidak perlu cemas," hibur Dae Hyun.     

"Aku ingin bertemu dengannya. Ayo kita pulang, aku ingin bertemu dengannya sekarang juga," ajak Soo Yin yang sudah hendak menurunkan kakinya ke lantai.     

"Nanti saja setelah kau sembuh. Kau sebaiknya istirahat terlebih dahulu." Dae Hyun menahan tangan Soo Yin agar mengurungkan niatnya.     

"Aku sudah berjanji padanya untuk membelikan ice cream lepas pulang sekolah. Tapi kenapa aku justru berada di sini?" ujar Soo Yin sembari mengedarkan pandangannya pada dinding yang serba berwarna putih. Bahkan ia baru tersadar tangannya terpasang jarum infus.     

"Sayang, kenapa aku disini? Bukankah aku harus menunggu Yeon Ho sampai pulang sekolah?" ujar Soo Yin sembari perlahan mengingat apa yang terjadi padanya.     

Kepala Soo Yin terasa sangat sakit dan berdenyut. Perlahan bayangan sebuah mobil yang melaju di depan matanya, yang sangat terlihat jelas adalah wajah Yeon Ho yang pucat.     

"Sayang, kau kenapa?" Dae Hyun sangat panik saat ini dengan apa yang terjadi pada istri kecilnya.     

"Bagaimana keadaan Yeon Ho sekarang? Apakah dia sudah tersadar?" tanya Soo Yin sambil memegangi kepalanya.     

Dae Hyun memeluk tubuh Soo Yin. Hatinya begitu tersentuh dengan Soo Yin karena sudah mencemaskan Yeon Ho meskipun bukanlah putra kandungnya. Sedangkan ia sendiri seorang ayah yang sudah membesarkannya sejak lama tiba-tiba perasaannya sangat berbeda kepada Yeon Ho saat ini. Ada sesuatu yang hilang dalam hidupnya.     

"Soo Yin, Yeon Ho bukanlah anak kandungku," ucap Dae Hyun sembari mengeratkan pelukannya.     

Bukan Soo Yin yang saat ini butuh dukungan. Namun sebenarnya Dae Hyun lah karena pria itu harus bisa menerima kenyataan pahit.     

"Kau pasti bercanda," ujar Soo Yin sembari terkekeh di balik rasa khawatirnya saat ini membayangkan keadaan Yeon Ho.     

"Soo Yin, aku merasa bodoh karena selama ini sudah ditipu Aeri. Pantas saja Aeri tidak pernah menyukai anak itu. Ternyata dia bukanlah putra kami," ujar Dae Hyun pilu. Merutuki dirinya sendiri karena kebodohannya.     

"Dari mana kau mengetahuinya? Kalian sangat terlihat mirip," ujar Soo Yin. Kepalanya sangat pusing hingga untuk berpikir sangat sulit. Apalagi jika harus mencerna kata-kata Dae Hyun yang membingungkan.     

"Golongan darah kami tidak sama. Bahkan golongan darahnya juga tidak sama dengan Aeri. Hal itu sudah membuktikan jika kita memiliki hubungan baik.     

"Bisa saja golongan darah kalian memanglah tidak sama karena ada kelainan. Dae Hyun, katakan padaku bagaimana keadaan Yeon Ho?" tanya Soo Yin setelah benar-benar tersadar.     

"Dia sedang istirahat," sahut Dae Hyun.      

"Apakah dia sudah tersadar? Apakah dia sudah terbangun?" tanya Soo Yin bertubi-tubi. Air matanya langsung berderai saat ini di pipinya.     

"Sayang, dia pasti akan baik-baik saja. Percayalah padaku." Dae Hyun ingin berbohong lagi tapi sepertinya Soo Yin sudah mengingat Yeon Hyo terluka.     

"Ini salahku, seharusnya aku mengajaknya membeli ice cream bukannya langsung mengantarnya ke depan pintu gerbang." Kini Soo Yin mulai mengingat apa yang terjadi pada Yeon Ho.     

"Sayang, kau tidak salah sama sekali. Itu semua hanyalah sebuah kecelakaan saja," ujar Dae Hyun.     

"Lepaskan, aku harus melihatnya keadaannya sekarang juga." Soo Yin mendorong tubuh Dae Hyun kemudian menyingkap selimut yang ada di tubuhnya.     

"Sayang, tenangkan dirimu dulu. Dokter sedang melakukan transfusi darah untuknya." Dae Hyun segera mencekal pergelangan Soo Yin ketika ia hendak mencabut jarum infus yang terpasang di tangannya dengan kasar.     

"Aku takut dia kenapa-kenapa. Aku tidak ingin kehilangannya," ujar Soo Yin sembari menangis histeris. Kepalanya kini mulai terasa pusing.     

"Tidak, Sayang. Kau tidak akan kehilangannya."     

"Dae Hyun, aku ingin melihatnya," ucap Soo Yin yang tiba-tiba saja tubuhnya lemas dan langsung terpejam di dekapan Dae Hyun.     

"Sayang, bangunlah." Dae Hyun menepuk pipi Soo Yin tapi istrinya sepertinya pingsan lagi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.