Istri Simpanan

Bab 530 - Tidak bisa mengendalikan emosi



Bab 530 - Tidak bisa mengendalikan emosi

0Dae Hyun memandang Gong Yoo sekilas. Merasa enggan dengan apa yang diperintahkan oleh istri kecilnya.     

"Jika dia memang ingin membantu seharusnya dia melambatkan laju kendaraannya ketika aku membunyikan klakson," ujar Dae Hyun.     

"Bukankah sudah kukatakan kalau aku tidak tahu. Kupikir kau adalah penjahat yang ingin mencelakai kami," ucap Gong Yoo dengan santai.     

"Kau memang kurang ajar." Dae Hyun kembali hendak mencengkram kerah baju  Gong Yoo tapi Soo Yin langsung menahannya.     

Dae Hyun tidak pernah semarah ini dengan Aeri meskipun mengetahuinya berselingkuh. Tapi pria itu tidak peduli sama sekali. Sangat berbeda dengan Soo Yin meski hanya sekedar dekat dengan seorang pria, Dae Hyun merasakan cemburu yang berlebihan.     

Beruntung jalan mereka yang lewati cukup sepi sehingga tidak menimbulkan kemacetan atas apa yang terjadi.     

Soo Yin mendesah pasrah. Bingung bagaimana caranya mengakhiri perdebatan ini karena salah seorang di antara mereka selalu tidak mau mengalah. Bahkan Gong Yoo terus memancing emosi Dae Hyun.     

"Dasar pria sudah beristri tapi masih saja menginginkan gadis yang jauh lebih muda," cibir Gong Yoo. Sebenarnya umur Gong Yoo dan Dae Hyun memanglah tidak terlalu jauh. Tapi memang lebih sedikit jauh lebih muda Gong Yoo.     

"Memangnya kenapa? Apa kau begitu iri karena aku bisa mendapatkan seseorang yang jauh lebih muda dariku?" Dae Hyun menyunggingkan senyum mengejek pada Gong Yoo.     

"Iri kau bilang? Aku hanya kasihan dengan istrimu. Seharusnya masih bisa bermain-main dengan temannya tapi sekarang justru harus merawat putramu," sindir Gong Yoo sembari melempar tatapan sengit.     

Dae Hyun mengepalkan tinjunya untuk menahan semua amarahnya. Namun tersadar itu adalah sebuah kebenaran. Semua yang dikatakan oleh Gong Yoo tidak meleset. Dia merasa sudah mencuri kebahagiaan Soo Yin.     

"Bagaimana? Apakah kau tidak tersadar dengan apa yang kau lakukan?" ujar Gong Yoo.     

"Tidak usah berisik dan mencoba ikut campur dalam rumah tangga kami," ujar Dae Hyun.     

"Seandainya Soo Hyun adalah adikku. Akan kupastikan jika kalian akan berpisah." Gong Yoo menyunggingkan seringainya sembari berkacak pinggang.     

Dae Hyun sudah tidak tahan lagi dengan pernyataan Gong Yoo.     

Bughhh….     

Tanpa pikir panjang, Dae Hyun melayangkan tinjunya ke wajah Gong Yoo. Hingga Gong Yoo merasakan nyeri pada hidungnya. Untunglah tidak sampai berdarah seperti waktu itu.     

Soo Yin merasakan kepalanya berdenyut tidak seperti biasanya. Perlahan tubuhnya mulai sempoyongan. Tangannya berpegangan pada salah satu bagian depan mobil. Namun semakin lama pandangannya semakin berputar-putar.      

Brukkk …     

Seketika tubuh Soo Yin langsung ambruk ke jalanan.     

"Soo Yin," seru kedua pria itu secara bersamaan. Mereka lantas menghentikan perkelahian yang hampir saja memanas.     

"Lepaskan, jangan menyentuh istriku." Dae Hyun menepis tangan Gong Yoo ketika hendak memegang tangan Soo Yin.     

"Sayang, bangunlah." Dae Hyun lantas membopong tubuh Soo Yin lalu memasukkannya ke dalam mobilnya.     

"Kau tolong bawa Yeon Ho bersamamu," ujar Dae Hyun karena perasaannya sangat khawatir dengan kondisi istri kecilnya sehingga sudah tidak ada waktu lagi.     

Dae Hyun lantas masuk ke dalam mobil tanpa menunggu jawaban Gong Yoo bersedia atau tidak.     

"Dasar menyebalkan. Dia memintaku bersama anaknya tapi bahkan tidak boleh menyentuh istrinya," ucap Gong Yoo dengan kesal.     

============================     

Hallym University Medical Center,     

Dae Hyun berjalan mondar-mandir di depan ruangan Soo Yin saat ini dirawat.  Ada Gong Yoo dan Yeon Ho yang duduk tidak jauh dari tempat mereka berada.     

"Dokter Kang, bagaimana keadaannya?" ujar Dae Hyun setelah pintu terbuka dan seorang dokter keluar.     

Gong Yoo juga ikut berdiri karena merasa sangat penasaran dengan keadaan Soo Yin. Seharusnya ia tidak perlu cemas karena Soo Yin sudah ada suaminya bersamanya.     

"Dia hanya mengalami sedikit memar pada kepalanya akibat benturan keras yang dialaminya. Apa yang sebenarnya baru terjadi?" tanya Dokter Kang. Alisnya saling bertautan merasakan sesuatu yang tidak beres.     

"Ini semua gara-gara kau sehingga hampir membuat Soo Yin celaka," tuding Gong Yoo dengan sarkas.     

"Kenapa kau menyalahkanku? Itu karena kau mencoba membawa kabur anak dan istriku," balas Dae Hyun.     

"Hentikan! Tidak usah membuat keributan disini. Jika kalian berdua ingin berkelahi silahkan keluar dari rumah sakit ini," tegur Dokter Kang sembari memandang Dae Hyun dan Gong Yoo secara bergantian.     

"Dokter, bagaimana keadaan Mommy?" ujar Yeon Ho sembari menengadahkan wajahnya. Tangannya yang mungil menggoyangkan baju yang dikenakan Dokter Kang.     

"Mommy?" Dokter Kang berpikir keras sebelum akhirnya perlahan bisa mencerna ucapan Yeon Ho.     

"Ah, mommy baik-baik saja. Masuklah jika kau ingin menjenguknya," ujar Dokter Kang sembari membukakan pintu untuk Yeon Ho.     

Yeon Ho segera berlari ke dalam untuk menemui Soo Yin yang masih terbaring di ranjang. Namun dia sudah tersadar.     

"Kalian berdua harus menjaga sikap kalian di disini. Ini rumah sakit bukan tempat untuk berkelahi," tukas Dokter Kang.     

"Hmmm," sahut Dae Hyun kemudian segera masuk ke dalam.     

Gong Yoo memilih pergi dari rumah sakit karena sudah mengetahui apa yang terjadi. Percuma saja dia di sana karena Dae Hyun pasti tidak akan mengizinkan untuk menjenguknya.     

"Soo Yin, apa kepalamu masih sakit?" Dae Hyun menggenggam erat jemari Soo Yin kemudian mengusap puncak kepalanya.     

"Tidak, aku sudah baik-baik saja," ujar Soo Yin dengan seulas senyum manis terukir di bibirnya. Tidak ingin membuat Dae Hyun merasa khawatir dengan keadaannya.     

"Aku sungguh minta maaf karena hampir saja mencelakai kalian." Dae Hyun menatap nanar Soo Yin dengan penuh penyesalan yang mendalam. Gara-gara emosinya yang tidak bisa ditahan membuatnya hampir saja kehilangan anak dan istrinya.     

"Ini bukan salahmu. Ini salahku karena sudah pergi tanpa meminta izin padamu."     

"Sssttt, ini sama sekali bukan salahmu. Ini karena rasa emosi dan cemburuku yang terkadang sangat berlebihan." Dae Hyun mengecup kening Soo Yin beberapa saat.     

"Sekarang sebaiknya kita pulang saja. Kasihan jika Yeon Ho berada di rumah sakit. Dia juga harus istirahat," ujar Soo Yin sembari berusaha untuk duduk di ujung ranjang.     

"Tidak, aku tidak mengizinkanmu untuk pulang. Aku sudah menghubungi Chung Ho untuk menjemput Yeon Ho," tolak Dae Hyun dengan tegas karena dia tidak akan mengajak Soo Yin pulang sebelum istrinya benar-benar sembuh.     

"Tapi, aku sudah tidak apa-apa," ucap Soo Yin.     

"Kita akan pulang setelah kau benar-benar sembuh."     

Soo Yin menghela nafas panjang karena memiliki suami yang keras kepala dan sulit sekali untuk dibantah.     

"Yeon Ho, apakah kau merasakan ada yang sakit?" ujar Soo Yin. Membayangkan apa yang terjadi tadi, nyawa mereka seperti di ujung tanduk. Sungguh menegangkan.     

"Tidak, sama sekali tidak ada yang sakit. Tapi tadi aku sangat takut," ujar Yeon Ho dengan jujur.     

"Aku akan membuat perhitungan padanya," ucap Dae Hyun.     

"Sudahlah, jangan menyalahkan siapapun. Aku tidak ingin emosimu terpancing hanya karena masalah sepele," ucap Soo Yin sambari mengusap punggung tangan Dae Hyun untuk menenangkannya.     

Dae Hyun memejamkan matanya sebentar sembari menghela nafas panjang.     

"Maaf, aku tidak bisa mengendalikan emosiku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.