Istri Simpanan

Bab 529 - Salah paham



Bab 529 - Salah paham

0Amarah Dae Hyun semakin membuncah karena Gong Yoo sepertinya memang sengaja agar perlahan menjauh dari jangkauannya.     

"Kenapa dia justru melajukan mobilnya?" gerutu Dae Hyun sembari berpikir untuk mencari cara agar bisa menghentikan mobil itu. Jika terus mengejar sepertinya tidak yakin mobil itu akan berhenti.     

Dae Hyun memilih berbelok ke arah yang lain untuk mencari jalan pintas. Dirinya tidak akan membiarkan pria itu lolos jika sudah berhenti.     

Gong Yoo kembali mengamati kaca spion. Sudah tidak terlihat lagi mobil Dae Hyun di belakangnya sehingga ia mengurangi laju kendaraannya.     

Tubuh Soo Yin sampai gemetar karena ketakutan. Jantungnya berdebar kencang dengan dahi yang berkeringat.     

"Maaf, jika tadi menakutkan untuk kalian. Sekarang aku baru ingat jika ibuku sudah diantarkan oleh supir," ujar Gong Yoo seraya meringis tanpa merasa bersalah sama sekali.     

"Kau memang sudah gila. Bagaimana jika tadi terjadi kecelakaan? Apakah kau mau bertanggung jawab dengan apa yang terjadi pada kami?" gerutu Soo Yin sembari mengusap dadanya untuk memenangkan diri. Kemudian menurunkan Yeon Ho kembali agar duduk sendiri di kursi.     

"Itu tidak akan terjadi. Buktinya sampai sekarang kita baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir dengan kemampuan mengemudiku," ujar Gong Yoo dengan bangga.     

"Lihatlah putraku jadi sangat ketakutan," ujar Soo Yin.     

Wajah Yeon Ho saat ini terlihat sangat pucat. Rasa kantuk yang dirasakannya seketika sudah menghilang berganti dengan rasa takut dan jantung yang berdebar.     

"Tidak masalah, nanti dia juga akan baik-baik saja. Seorang pria tidak boleh lemah dan takut," ujar Gong Yoo dengan santai sembari mengedipkan matanya sebelah ke arah Jo Yeon Ho.     

"Sebaiknya kami turun saja disini. Aku trauma jika harus menaiki mobil ugal-ugalan seperti tadi," ujar Soo Yin sembari menatap tajam Gong Yoo dari kaca spion.     

"Tidak usah, hari sudah malam. Aku tidak mungkin membiarkan kalian berdua menunggu taksi di pinggir jalan. Seharusnya suamimu memilih dirimu bukan malah membiarkan kalian berdua terlantar. Apa dia tidak khawatir terjadi sesuatu pada anak dan istrinya?" pancing Gong Yoo agar Soo Yin merasa emosi dengan Dae Hyun. Ada perasaan iba mengetahui Soo Yin hanyalah seorang istri kedua. Apalagi dahulunya hanyalah seorang simpanan. Andaikan Gong Yoo kenal terlebih dahulu mungkin nasibnya tidak akan seperti itu.     

'Gong Yoo, apa yang kau pikirkan?' pikir Gong Yoo pada dirinya sendiri.     

"Jika kau tidak ingin kami turun sebaiknya menyetirlah dengan benar," tukas Soo Yin.     

"Hmm," sahut Gong Yoo sembari menoleh sebentar ke belakang.     

"Yeon Ho, sekarang tidurlah kembali," ujar Soo Yin pada putranya agar kembali berbaring di pangkuannya.     

"Baiklah." Jo Yeon Ho lantas membaringkan kepalanya di pangkuan Soo Yin.     

Baru saja Yeon Ho hendak memejamkan mata, mobil kembali hampir saja terguling karena berhenti mendadak hingga roda berdecit bersentuhan dengan aspal.     

Tepat di depan mereka ada sebuah mobil yang berhenti menyilang menyebabkan Gong Yoo harus menghentikan mobilnya jika mereka tidak ingin tertabrak.     

Kepala Soo Yin bahkan sampai terbentur bagian mobil yang keras. Menyebabkan kepalanya terasa nyeri. Beruntung Jo Yeon Ho tidak terjatuh karena langsung berpegangan erat pada lengan Soo Yin.     

"Apa dia sudah tidak waras sehingga berhenti secara tiba-tiba?" umpat Gong Yoo setelah mengetahui mobil siapa yang berada di depannya. Dadanya naik turun menahan amarahnya.     

"Ada apa ini? Kenapa kau menghentikan mobilnya mendadak?" gerutu Soo Yin sembari memegangi kepalanya yang terasa nyeri.     

"Lihatlah suamimu itu. Dia sepertinya ingin membunuh kita," ujar Ging Yoo.     

"Dae Hyun?" gumam Soo Yin ketika melihat suaminya keluar dari mobil yang berada tepat di depan mereka.     

Gong Yoo segera keluar dari mobil karena dirinya juga sangat kesal. Sepertinya malam ini harus beradu kekuatan lagi.     

"Yeon Ho, kau tidak apa-apa?" ujar Soo Yin sembari mengusap puncak kepala Yeon Ho. Khawatir terjadi sesuatu padanya.     

"Aku tidak apa-apa. Apakah kepala Mommy sakit?" Yeon Ho mengulurkan tangannya untuk menyentuh kepala Yeon Ho.     

"Aku baik-baik saja. Sebaiknya kau disini saja sampai mommy kembali. Aku akan melihat keluar dahulu," ujar Soo Yin. Tidak ingin jika Yeon Ho sampai melihat sesuatu yang tidak baik.     

Yeon Ho menganggukan kepalanya dengan patuh.     

Di luar kedua pria itu kini sedang beradu pandang. Mereka saling menatap tajam seperti dua ekor serigala yang hendak bertarung merebut kekuasaan.     

Nafas Dae Hyun kini sangat memburu karena emosinya sudah berada di ubun-ubun. Bahkan untuk mengumpat saja dirinya harus memenangkan diri terlebih dahulu.     

"Apakah aku ingin membunuh anak dan istrimu sehingga berhenti di depan mobil kami secara tiba-tiba?" ujar Gong Yoo dengan perasaan sangat kesal.     

"Dasar pria brengsek! Kenapa kau semakin melajukan mobilmu setelah mengetahui aku mengejar kalian?" ungkap Dae Hyun. Matanya menggelap dan rahangnya juga menegang.     

"Aku bahkan tidak tahu jika kau mengejar kami?" sanggah Gong Yoo karena tidak mungkin mengatakan semuanya.     

"Bohong! Kau pikir aku tidak tahu semua akal licikmu?" ujar Dae Hyun sembari mencengkram kerah baju Gong Yoo.     

"Lepaskan!" Gong Yoo berusaha melepaskan diri dari cengkeraman tangan Dae Hyun.     

"Mulai besok kau tidak usah bekerja lagi di hotel," ujar Dae Hyun sembari menghempaskan kerah Gong Yoo dengan kasar.     

"Sebelum kau menyuruhku berhenti aku bahkan sudah ingin mengundurkan diri," balas Gong Yoo. Tidak terima jika dirinya direndahkan.     

"Maka berhentilah, jangan pernah menemui istriku kembali. Apalagi sampai ada niat buruk padanya," tukas Dae Hyun.     

"Cukup, ada apa ini?" ujar Soo Yin. Kepalanya semakin berdenyut karena melihat kedua pria itu hendak beradu kembali.     

"Sayang, apakah kau tidak apa-apa? Apakah pria brengsek ini menyakitimu?" tanya Dae Hyun pada istri kecilnya kemudian memeluk tubuhnya dengan erat.     

Gong Yoo terpaksa memalingkan wajahnya ke arah lain. Pemandangan yang ada di depannya sungguh sangat memuakkan baginya.     

"Aku baik-baik saja. Ada apa denganmu? Kenapa kau berhenti secara tiba-tiba?" ujar Soo Yin sembari melepaskan diri.     

"Aku hanya mencemaskan kalian. Dia pasti sudah merencanakan hal buruk pada kalian," ujar Dae Hyun sembari melempar tatapan sinis ke arah Gong Yoo.     

"Tidak, dia hanya membantuku karena melihat aku kesusahan menggendong Yeon Ho. Kau sudah salah paham," terang Soo Yin agar tidak ada lagi kesalahpahaman yang terjadi.     

"Kenapa kau tidak mengatakannya padaku jika ingin pulang? Aku pasti akan mengantarkan kalian," ujar Dae Hyun.     

"Aku … aku hanya tidak ingin mengganggu acara kalian," sahut Soo Yin.     

"Lain kali jangan seperti itu lagi. Kau harus mengatakannya terlebih dahulu padaku karena kalian jauh lebih penting dari apapun," tukas Dae Hyun sembari memandang nanar wajah Soo Yin. Sangat terlihat di matanya jika dirinya merasa sangat cemas.     

Soo Yin tersenyum lalu menganggukan kepalanya.     

"Jangan salah paham lagi karena Gong Yoo berniat baik. Minta maaflah padanya," ujar Soo Yin pada Dae Hyun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.