Istri Simpanan

Bab 523 - Dia istriku



Bab 523 - Dia istriku

0Matahari sudah mulai tenggelam di ufuk barat. Aeri kini sedang bersiap-siap memakai riasan karena dirinya harus tampil sesempurna mungkin di hadapan teman-teman yang lainnya. Dulu Saat sekolah dirinya tidak terlalu terkenal. Kini saatnya Aeri ingin semua orang mengenalnya.     

Malam ini mereka mengenakan pakaian yang senada dengan warna dasar biru. Berulang kali Aaeri kesana kemari berlenggak-lenggok menampilkan lekuk tubuhnya yang begitu sempurna. Ia yakin malam ini akan menjadi pusat perhatian di depan teman-temannya. Sudah dipastikan akan membuat berita besar yang membuat reputasinya sebagai istri pertama akan naik.     

Aeri memakai long dress berwarna biru muda yang sangat pas di tubuhnya. Ia harus memakai pakaian yang terbaik karena akan mengisi acara.     

Di depan cermin Aeri menyunggingkan senyum miring. Bahagia karena malam ini bisa datang bersama Dae Hyun.     

"Gadis yang malang. Kau tidak akan pernah bisa melawanku," ucap Aeri seraya terkekeh membayangkan wajah sedih Soo Yin yang ditinggal pergi.     

Ceklek …     

Terdengar suara pintu terbuka sehingga Aeri langsung menghentikan tawanya.     

"Sayang, cepatlah ganti pakaianmu. Jangan sampai kita terlambat," ujar Aeri seraya menoleh ke arah Dae Hyun.     

"Pergilah terlebih dahulu karena aku akan pergi belakangan saja," sahut Dae Hyun dengan santai.     

"Kenapa kau tidak bersemangat? Seharusnya aku senang karena malam ini kita akan bertemu dengan teman-teman setelah sekian lama." Aeri menghampiri Dae Hyun lalu membelai dadanya.     

"Tunggulah aku di luar jika kau ingin aku datang ke acara itu," ujar Dae Hyun seraya melepaskan diri karena merasa risih dengan apa yang tengah Aeri lakukan.     

"Baiklah, aku dan Yeon Ho akan menunggu di ruang tamu," ujar Aeri.     

Tahap mengucapkan sepatah katapun lagi, Dae Hyun segera pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri.     

Aeri lantas keluar dari kamarnya, ternyata di saat yang bersamaan Jo Yeon Ho hendak mengetuk pintu.     

"Yeon Ho, kau sangat tampan malam ini," puji Aeri sembari mencubit pipi Yeon Ho yang sangat menggemaskan.     

"Mommy yang memakaikan baju untukku," sahut Jo Yeon Ho dengan wajah ceria.     

Aeri memutar bola matanya mendengar bagaimana putranya selalu memuji istri kedua suaminya.     

"Ya sudah, kita tunggu ayahmu di bawah saja," ajak Aeri sambil menggandeng tangan Jo Yeon Ho.     

Dengan langkah hati-hati, Aeri menuruni anak tangga bersama Yeon Ho menuju ruang tamu.     

Setengah jam sudah berlalu tapi Dae Hyun tak kunjung turun. Padahal biasanya seorang pria akan sangat cepat jika mengenakan pakaian.     

"Yeon Ho, kenapa ayahmu lama sekali? Cepat panggil, jangan sampai kita datang terlambat," gerutu Aeri sembari memandang jam dinding.     

"Baik, Bu." Dengan patuh Jo Yeon Ho menaiki anak tangga untuk memanggil ayahnya.     

Di lantai atas Soo Yin baru saja merias wajahnya. Jika tidak karena desakan Dae Hyun ia juga malas pergi ke acara reuni.     

"Kau sangat cantik," puji Dae Hyun sembari memandang wajah Soo Yin dari cermin.     

Soo Yin tersipu malu mendengar pujian suaminya. Tak banyak polesan make up di wajahnya. Soo Yin hanya mengenakan riasan sederhana saja.     

"Jika Aeri tahu aku ikut, pasti dia akan sangat terkejut," ujar Soo Yin.     

"Tidak perlu memikirkannya. Yang harus kau pikirkan adalah perasaanku," ujar Dae Hyun sembari menyandarkan dagunya di bahu Soo Yin.     

Dae Hyun mengeratkan pelukannya. Jika seperti ini terus rasanya enggan untuk berangkat ke acara reuni.     

Brak ….     

"Ayah, ayo berangkat." Tanpa mengetuk pintu Yeon Ho langsung masuk ke dalam kamar yang ditempati Aeri.      

Soo Yin memang berada di sana karena semua pakaian dan peralatan make up ada di kamar itu.     

Dae Hyun refleks menegakkan tubuhnya lalu pura-pura membetulkan dasi di lehernya. Semoga saja Yeon Ho tidak sempat melihat apa yang mereka lakukan.     

Yeon Ho berjalan mendekati Dae Hyun dan Soo Yin yang pura-pura sibuk.     

"Ayah, kenapa lama sekali? Ibu sudah menunggu di bawah," ujar Yeon Ho. Pandangaannya tidak teralihkan dari wajah Soo Yin.     

"Apakah Mommy akan ikut bersama kita?"     

"Iya, mommy adalah istri ayah sehingga dia juga harus ikut. Apakah kau merasa keberatan?" ujar Dae Hyun.     

"Tidak, aku justru suka jika mommy ikut. Itu artinya aku akan memiliki teman di sana. Biasanya jika pergi bersama ibu, aku pasti akan ditinggalkan," terang Yeon Ho untuk sekedar menuangkan isi hatinya.     

"Tenanglah, nanti kita akan bersama," ujar Soo Yin sembari mengusap lembut kepala Yeon Ho.     

"Kalian berdua turunlah terlebih dahulu. Aku ingin ke toilet sebentar," ujar Soo Yin.     

Dae Hyun menyetujui hingga akhirnya mengajak Jo Yeon Ho menunggu di mobil.     

"Akhirnya kalian keluar juga. Ayo kita berangkat sekarang," ajak Aeri yang sejak tadi berjalan mondar-mandir. Merasa resah jika sampai datang terlambat.     

Dae Hyun segera mengeluarkan mobilnya yang masih berada di bagasi.     

Kini Aeri sudah duduk di kursi penumpang depan. Sedangkan Yeon Ho duduk di belakang.     

"Ayo kita berangkat," ujar Aeri karena Dae Hyun tak kunjung menghidupkan mesin mobilnya padahal mereka semua sudah ada di dalam.     

"Sebenar lagi," sahut Dae Hyun Dengan nada datar.     

"Memangnya menunggu apa lagi? Sudah tidak ada siapapun yang harus kita tunggu," tukas Aeri.     

Tidak lama kemudian akhirnya Soo Yin keluar dari dalam rumah. Malam ini ia hanya mengenakan dress sebatas bawah lutut berlengan pendek berwarna biru langit. Karena Dae Hyun tidak mengizinkan Soo Yin memakai pakaian yang terbuka seperti Aeri.     

Aeri menyipitkan matanya ketika melihat Soo Yin berjalan ke arah mereka.     

"Kau tidak bermaksud untuk mengajaknya, kan?" tanya Aeri pada Dae Hyun.     

"Tentu saja aku akan mengajaknya. Dia adalah istriku sudah sepantasnya dia ikut," ujar Dae Hyun.     

"Kau yakin akan mengajaknya? Aku khawatir dia akan membuat keributan di acara reuni," tolak Aeri dengan keras.     

"Jika Soo Yin tidak ikut maka aku pun tidak ikut," ucap Dae Hyun dengan tegas.     

Aeri menggertakan giginya rapat-rapat berusaha menahan amarahnya. Sungguh tidak menyangka jika dirinya akan terjebak dalam situasi yang rumit.     

"Dae Hyun, ayolah. Apa kau ingin dia mendapatkan masalah dan dicaci maki oleh orang-orang yang tidak menyukainya?" Aeri terus berusaha menghalangi agar Dae Hyun tidak mengajak Soo Yin.     

"Yeon Ho, pergilah bersama ibumu. Nanti paman Chung Ho yang akan mengantarkan kalian," ujar Dae Hyun sembari membuka pintu mobil.     

Aeri benar-benar merasa frustasi kali ini. Sungguh tak disangka jika Dae Hyun bersikeras ingin membawa Soo Yin bersama mereka.     

"Baiklah, kita akan mengajaknya. Namun jangan salahkan aku jika sampai dia mendapatkan masalah dan semua orang mencibirnya," ujar Aeri yang terpaksa mengalah. Jika tidak datang bersama Dae Hyun itu sama saja tidak ada gunanya.     

"Hmmm," sahut Dae Hyun.     

Akhirnya Soo Yin masuk ke dalam mobil meskipun harus mendapatkan tanggapan yang tidak baik dari Aeri. Namun Soo Yin bersikap seolah tidak menyadari hal itu. Dengan santai duduk di kursi penumpang belakang bersama Jo Yeon Ho.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.