Istri Simpanan

Bab 519 - Tidak Merayu



Bab 519 - Tidak Merayu

0Soo Yin hanya bisa mendesah pasrah karena ada Jo Yeon Ho sehingga dirinya mengalah. Lagi pula Soo Yin yakin jika Dae Hyun tidak akan mau tidur bersama Aeri.     

"Tunggu disini sebentar karena mommy ingin mengambil pakaian ganti terlebih dahulu," ujar Soo Yin pada Yeon Ho.     

Yeon Ho menganggukan kepalanya dengan mulut yang menguap karena matanya masih mengantuk. Anak itu menunggu di pintu.     

Soo Yin segera mengambil pakaian ganti. Nanti dirinya bisa membersihkan diri di kamar Jo Yeon Ho.     

"Soo Yin, semoga malam ini tidurmu nyenyak bersama Yeon Ho dan jangan mengganggu kebersamaan kami," seru Aeri dengan sengaja memanas-manasi hati Soo Yin agar terbakar cemburu. Agar semakin mudah menyingkirkannya.     

Soo Yin tidak memperdulikan Aeri. Lebih memilih segera pergi daripada mendengarkan omong kosongnya.     

Tidak lama kemudian Dae Hyun sudah keluar dari kamar mand. Pria itu hanya mengenakan jubah mandi yang terbuka bagian dadanya.     

Aeri yang sejak tadi melihat ke arah pintu kamar mandi, langsung terperangah melihat bagaimana indahnya ukiran yang terbentuk di tubuh Dae Hyun. Otot-otot tubuhnya masih terbentuk dengan sempurna. Masih seperti terakhir kali melihatnya. Jika dibandingkan Han sebenarnya lebih menggairahkan Dae Hyun.     

Tanpa sadar Aeri meneguk salivanya. Ingin sekali meraba otot-otot itu. Ada rasa sesal di hatinya karena sudah berselingkuh dari Dae Hyun.      

Dae Hyun keluar tanpa melirik sedikitpun ke arah Aeri. Malam ini dirinya sangat kesal dibuatnya.     

"Sayang, kita bisa tidur bersama malam ini. Tidak usah cemas karena aku sudah meminta izin pada Soo Yin. Dia pasti akan tidur nyenyak bersama Yeon Ho," ujar Aeri sembari bangkit dari ranjang dan memeluk tubuh kekar Dae Hyun dari belakang.     

Dae Hyun yang sedang menyisir rambutnya di depan cermin. Tetap bergeming, tidak merespon perlakuan Aeri.     

"Menyingkirlah," ujar Dae Hyun dengan nada dingin saat tangan Aeri meraba perutnya.     

"Kenapa sikapmu sangat berubah setelah bertemu dengan Soo Yin? Apakau Aku tidak ingat lagi di malam pertama kita kau melakukannya? Aku masih ingat saat itu kau begitu perkasa," ujar Aeri sembari terkekeh malu-malu.     

Dae Hyun mendesah panjang. Bagaimana mungkin dirinya tidak perkasa karena malam itu sepertinya diberi obat penguat. Pria yang meminumnya pasti tidak akan tahan. Bahkan melakukannya semalaman juga pasti akan sanggup.     

"Lupakan saja apa yang sudah terjadi pada kita berdua. Seharusnya kau senang karena aku sudah melepasmu. Kau bisa melanjutkan karirmu seperti dulu tanpa ada yang melarang," tukas Dae Hyun sembari melepaskan tangan Aeri yang sangat erat di pinggangnya.     

"Tidak, aku selamanya tidak akan pernah melepasmu. Sudah banyak aku berkorban untuk berada di dekatmu," ujar Aeri sembari menyembunyikan kepalanya di punggung Dae Hyun.     

Dae Hyun terkekeh mendengar Aeri yang terlalu percaya diri.     

"Memangnya apa yang kau korbankan selama ini? Apakah kau ingin mengatakan sudah mengorbankan Han?" sindir Dae Hyun.     

"Apa yang kau katakan?" ujar Aeri dengan nafas yang memburu. Ia khawatir jika Dae Hyun sudah mengetahui keberadaan Han saat ini.     

"Sudahlah, aku ingin tidur."      

Aeri sudah mengendurkan pelukannya sehingga Dae Hyun dapat dengan mudah melepaskan diri.     

"Mau kemana kau?" Aeri pikir Dae Hyun akan tidur di ranjang tapi ternyata Dae Hyun justru melangkahkan kakinya keluar.     

"Tentu saja tidur bersama putraku. Selamat malam," ujar Dae Hyun dengan senyum mengejek di bibirnya. Lalu menutup pintu rapat-rapat.      

Dae Hyun tersenyum miring sembari menggelengkan kepalanya. Memangnya Aeri pikir bisa mengganggu kebersamaannya dengan Soo Yin. Dirinya tidak akan kehilangan akal.     

Aeri melemparkan vas yang berada di atas nakas ke dinding hingga menimbulkan suara yang sangat nyaring. Serpihan vas itu kini berceceran di lantai bersamaan nafas Aeri yang memburu menahan amarah.     

"Sial, percuma saja aku datang kemari. Jika tahu seperti ini lebih baik aku bersama Han di villa," gerutu Aeri.     

"Nikmati saja malam-malam terakhirmu bersama gadis sialan itu," imbuh Aeri dengan sorot mata tajam.     

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°     

Soo Yin langsung pergi ke kamar mandi setelah menidurkan Jo Yeon Ho. Cukup lama anak itu tidak bisa tidur karena mengatakan jika dia takut kilat dan suara petir yang menggelegar.     

"Tidak kusangka dia begitu nekat datang ke rumah ini," gumam Soo Yin sembari memainkan air di dalam bathtub.     

Dirinya harus percaya pada Dae Hyun karena meski mereka tidur bersama Soo Yin sangat yakin Dae Hyun pasti tidak akan melakukan apapun bersamanya.     

"Soo Yin, untuk apa kau cemburu seperti ini? Biarkan saja suamimu bersama salah satu istrinya." Soo Yin berusaha menenangkan pikirannya agar tidak marah.     

Setelah puas berendam di air hangat, Soo Yin keluar dari kamar mandi sudah mengenakan piyama panjang.     

"Apa yang kau lakukan di sini?" Soo Yin sampai berjingkat karena terkejut mendapati Dae Hyun berdiri tepat di depan pintu kamar mandi.     

"Tentu saja menemuimu," sahut Dae Hyun dengan santai.     

"Kembalilah ke kamar, aku tidak ingin Aeri menganggap diriku merayumu. Sehingga kau tidak mau tidur bersamanya," ujar Soo Yin.     

"Kau tidak merayuku saja aku sudah tergoda. Bagaimana jika kau menggodaku? Sepertinya aku tidak akan pernah ingin berjauhan denganmu," ujar Dae Hyun sembari menghalangi Soo Yin yang hendak berjalan melewatinya.     

"Dae Hyun, aku serius. Aku mohon pergilah, setidaknya temani dia malam ini." Meski dada Soo Yin terasa sesak tapi dirinya berusaha untuk tegar dan ekspresi biasa saja.     

"Kau yakin tidak cemburu?" goda Dae Hyun dengan dahi berkerut.     

"Yakin," sahut Soo Yin singkat sembari menerobos tangan Dae Hyun yang justru malah memeluknya.     

"Dae Hyun, nanti Yeon Ho melihat kita," ujar Soo Yin.     

"Memangnya kenapa?" ujar Dae Hyun sembari memeluk tubuh Soo Yin yang memabukkan baginya.     

"Apakah kau sudah tidak waras? Tidak baik anak sekecil dia melihat kita seperti ini," tukas Soo Yin.     

Dae Hyun melirik Jo Yeon Ho yang sudah terlelap.     

"Dia sudah tidur pulas," sahut Dae Hyun.     

"Aku mengantuk dan ingin segera tidur. Jadi aku mohon jangan menggangguku," tukas Soo Yin.     

"Tenanglah aku akan menemanimu tidur. Tidak akan kubiarkan kau tidur sendirian apalagi sampai hanya berdua saja dengan Yeon Ho," bisik Dae Hyun sembari melepaskan pelukannya.     

Dae Hyun hanya menghidupkan lampu tidur saja sebagai penerangan yang terlihat samar-samar. Bahkan dengan sengaja mengaturnya agar tidak terlalu terang. Hampir nyaris gelap.     

Dae Hyun merentangkan alas di lantai untuk mereka tidur.  Karena tidak mungkin mereka tidur di ranjang bertiga bersama Yeon Ho.     

"Tidurlah." Dae menepuk sampingnya yang kosong.     

Soo Yin mendesah pasrah karena tidak mungkin menolak. Matanya sudah ingin terpejam sehingga enggan berdebat dengan Dae Hyun.     

"Tidurlah, jangan menggangguku," ujar Soo Yin sembari membalikkan tubuhnya membelakangi Dae Hyun.     

"Baiklah, selamat malam. Aku janji tidak akan mengganggu tidurmu," ujar Dae Hyun.     

"Hmmm," sahut Soo Yin dengan mata yang masih terbuka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.