Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Ratusan Ribu Sambaran Kilat untuk Membentuk Lightning Body



Ratusan Ribu Sambaran Kilat untuk Membentuk Lightning Body

0Di dalam dunia yang dipenuhi kilau petir, terlihat sebuah kilat berukuran ribuan meter tengah mencabik langit seperti naga petir. Kilat itu seakan mengandung kekuatan yang bisa menghancurkan dunia ketika menghunjam ke bawah, lalu menyambar sosok kurus yang duduk melayang di udara.      

Kilau petir seolah memenuhi langit saat menyebar ke semua penjuru. Sementara itu, lengkungan-lengkungan petir menyambar seperti ular-ular yang berenang, dan suara petir terus menggelegar.      

Namun, sosok kurus itu masih diam seperti patung walaupun dihadapkan dengan serangan bertubi-tubi yang mengerikan tersebut. Sosoknya seperti batuan besar yang mengakar di udara. Tidak ada satu pun kekuatan dari luar yang bisa menggerakkannya.      

Badan Lin Dong sekarang sudah sangat keriput. Cahaya silver berpendar di kulitnya, sehingga membuatnya terlihat mirip sayat-mayat silver di goa peninggalan petir. Untung saja, masih ada jejak hawa kehidupan di badannya.      

"Chi! Chi!"      

Percikan petir berlompatan di permukaan badan Lin Dong, dan terus bergerak keluar-masuk di pori-pori di sekujur badannya. Rambut Lin Dong yang awalnya hitam, sudah berubah silver di bawah kilau petir.      

Lin Dong sekarang berada dalam kondisi tidak sadarkan diri yang tak biasa. Dia bisa jelas merasakan kalau fisiknya hampir hancur. Tetapi dia mengandalkan tekadnya untuk memaksakan agar fisiknya bisa tetap bertahan di batas kehancuran dan menjaga keutuhan dirinya.      

Ketika memastikan badannya berada di dalam batasan itu, perubahan misterius seakan diam-diam tersulut di dalam diri Lin Dong.      

Jika seseorang mengintip bagian dalam badan Lin Dong, maka dia akan mendapati kalau fisiknya diselimuti pola-pola petir berwarna silver. Pola-pola petir itu menjalar di semua tulang serta otot di dalam badan Lin Dong. Jika melihatnya sekilas, pola-pola itu seperti jaring petir yang terhubung erat bersama dengan badan pemuda itu Tiap kali petir menyambar badan Lin Dong, jaring petir itu bakal semakin terang…     

Secara keseluruhan, beberapa perubahan aneh seakan berangsur-angsur terjadi pada Lin Dong seiring dia terus-menerus dihantam oleh beberapa ratus, bahkan ribuan petir…      

Terlebih lagi, perubahan aneh itu seolah semakin kuat seiring berjalannya waktu.      

...     

Konsep berjalannya waktu terasa sangat samar bagi Lin Dong yang tak sadarkan diri di dalam dimensi petir. Dia tidak tahu berapa lama berada di kondisi seperti itu. Terkadang terasa setahun, sedangkan di saat berbeda, seolah 10 tahun sudah berlalu…      

Pikiran Lin Dong mengambang di kondisinya yang tak sadarkan diri. Akan tetapi, dia masih mempertahankan tekadnya. Karena Lin Dong jelas paham jika tekadnya sampai hancur karena sambaran petir, maka tidak akan ada harapan terakhir baginya.      

Masih ada banyak hal yang perlu dilakukan olehnya…      

Dia harus menjadi lebih kuat dan kembali ke Benua Xuan Timur.      

Lin Dong perlu bilang pada wanita yang terkesan dingin dan punya harga diri tinggi di luar, tetapi berhati lembut di dalam, kalau cepat atau lambat, dia akan menjadi cukup kuat sampai wanita itu terkesima padanya.      

Lin Dong perlu bilang pada gadis yang seperti peri kecil kalau dia akan melindungi senyumannya yang tak berdosa serta tanpa beban.      

Lin Dong juga perlu mengatakan pada gadis yang membuat hatinya sakit ketika dia berusaha keras seorang diri, kalau bahunya bisa membantu meringankan segala beban gadis tersebut.      

Maka dari itu, Lin Dong tidak boleh mati!      

Raungan murka yang dipenuhi dengan rasa tidak rela mendadak terdengar dari dalam jiwa Lin Dong. Kesadarannya yang masih buram kini semakin menguat. Jejak secercah cahaya matahari menembus lapisan-lapisan awan hitam, lalu menyinari pikirannya yang keruh.      

"Swuush!"      

Mata Lin Dong yang terpejam erat mendadak terbuka. Cahaya terang serta menyilaukan terpancar dari dalam sana, dan raungan mengerikan mendadak terdengar.      

"Sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan!"      

Lin Dong tiba-tiba mendongak usai kesadarannya kembali. Matanya memperlihatkan kilau petir ketika menatap ke arah sambaran-sambaran petir yang memenuhi langit. Pemuda itu meraung, "Kerahkan kilat terakhir!"      

"Gluduk!"      

Kilat-kilat perlahan-lahan menggeliat di langit di kejauhan, seakan menjawab raungan Lin Dong. Hingga pada akhirnya, kilat sebesar ribuan meter mulai memadat di sana.      

"Groaar!"      

Suara raungan bagai naga yang memekakkan telinga tiba-tiba terdengar. Siapapun hanya mampu menyaksikan ketika sambaran kilat besar di langit berubah menjadi naga petir berukuran ratusan meter.     

Badan raksasa naga petir itu membentang di udara. Mata naga petir berpendar dengan sambaran kilat ketika menatap Lin Dong yang berada di bawah. Pemandangan itu cukup membuat siapapun terguncang sampai merasa dada mereka berdesir.      

Namun, Lin Dong sama sekali tidak takut ketika saling menatap dengan naga petir. Beberapa saat kemudian, sudut bibirnya terangkat, dan seringai kesetanan muncul di sana. Tak lama setelahnya, dia perlahan-lahan mengulurkan kedua tangannya seolah menyambut amarah terakhir naga petir tersebut.      

"Blaar!"      

Naga petir itu sepertinya bisa merasakan provokasi Lin Dong. Kilat menari hebat di permukaan badannya yang besar, lalu mendadak menghunjam ke bawah.      

"Blaar! Blaar! Blaar!"      

Naga petir itu mendesing ke bawah. Dunia di sana seakan bergetar ketika sosok naga itu bergerak. Momentum pergerakannya seolah mampu menghancurkan seluruh isi dunia.      

Lin Dong mengulurkan tangannya, lalu seringai di bibirnya semakin menjadi.      

Naga petir raksasa bergerak sambil diiringi bayangan berukuran besar. Hingga pada akhirnya, naga itu menerjang tanpa ampun pada sosok Lin Dong yang tanpa perlindungan sedikit pun seperti batu meteor yang menghujam dari langit.      

"Dhuaar!"     

Ledakan menggema keras di langit. Badan Lin Dong bisa dibilang seketika hancur saat dihantam kilat tersebut. Darah berbusa menyembur, dan tak ada tulang-belulang yang tersisa.      

Naga petir mendesing melintas. Baru setelah bersentuhan dengan daratan, raungan naga itu akhirnya lenyap. Seiring sosok itu kembali ke tanah, sebuah pusaran kabut darah perlahan-lahan membumbung di belakangnya.      

Kabut darah itu terdiam dan melayang di langit. Kondisi itu terus berlanjut sampai beberapa waktu. Tiba-tiba, kilau petir menyambar dan memercik di dalam kabut darah, lalu lengkungan-lengkungan petir menyambar hebat, kemudian lenyap dengan cepat. Di waktu yang sama, kabut darah itu mulai menciut. Hingga pada akhirnya, semua kabut darah sepenuhnya memasuki siluet sosok yang dibentuk oleh lengkungan-lengkungan petir.      

Darah dan daging berkumpul secara aneh. Pada akhirnya, cahaya silver berpendar dan sosok hampir sempurna langsung muncul dari balik kilatan-kilatan petir yang berpendar.      

Sosok itu sama persis seperti Lin Dong. Namun, ada aura yang susah dideskripsikan diam-diam menguar. Seakan-akan seseorang sedang berhadapan melawan kekuatan petir yang dahsyat.      

Lin Dong menunduk. Dia menatap badan yang tercipta setelah menerima sambaran 100 ribu petir. Pada awalnya, sorot termenung terpancar di matanya. Namun tak lama setelahnya, kedua telapak tangan Lin Dong perlahan-lahan dikepalkan.      

"Blaar! Blaar!"      

Lin Dong mengepalkan tangannya, dan kekuatan yang mengerikan segera mendesing dari lengan serta kakinya seperti hewan zaman prasejarah. Kekuatan itu bahkan terasa lebih beringas serta dahsyat dibandingkan sebelumnya.      

Seakan-akan kekuatan itu tak berujung.      

Lin Dong menengadah dan menatap ke arah sambaran-sambaran kilat yang mendesing di langit. Saat ini, dia sama sekali tidak merasa takut pada kilat-kilat yang mengandung energi liar serta beringas tersebut. Alih-alih, Lin Dong merasa sangat mengenal energi-energi itu.      

Kilau petir berpendar di dalam mata Lin Dong. Dia perlahan-lahan mengulurkan tangannya, dan meraih kilat yang menyambar di depannya.      

"Chi! Chi!"      

Sambaran kilat itu sama sekali tidak melukainya ketika bersentuhan dengan tangan Lin Dong. Energi yang awalnya begitu dahsyat dan tak bisa ditaklukkan kini terasa selembut bulu domba ketika diam berputar di tangannya.      

Lin Dong memandang ke arah kilat yang terdiam berputar di telapak tangannya. Senyuman tersungging di sudut bibirnya. Sesaat kemudian, dia mendongak memandang petir-petir yang memenuhi penjuru langit.      

"Humm! Humm!"      

Petir di langit beriak-riak. Tak lama setelahnya, kilat-kilat itu menjadi pusaran petir berukuran besar. Kilat menyambar dari tengah pusaran. Di bagian tengah, terdapat sebuah Simbol kuno. Simbol itu kemudian melayang turun dan akhirnya muncul di depan Lin Dong.      

Lin Dong memandang ke arah Simbol petir kuno yang berada di hadapannya. Dia tak lagi menyembunyikan sorot berapi-api dan bersemangat di matanya. Suara tawa girang dan terbahak-bahak menggema di dunia itu bersamaan dengan petir yang menyambar.      

Karena dia tahu, setelah merasakan 100 ribu kali sambaran kilat yang pada akhirnya menciptakan Lightning Body, dia sekarang sudah mendapatkan pengakuan Thunderbolt Ancestral Symbol!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.