Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Pertarungan Pertama Mereka



Pertarungan Pertama Mereka

0"Yuan Gate? Hua Chen?"      

Huang Ling dan para praktisi lainnya terkejut ketika mendengar kata-kata itu. Mereka segera menautkan alis. Rupanya mereka tidak menyangka kalau praktisi kuat itu berasal dari Benua Xuan Timur…      

Pria berbaju hitam itu menyunggingkan senyum ketika menatap Lin Dong. Dia mengedikkan bahu tak peduli ketika mendengar pertanyaan pemuda tersebut. "Sepertinya kau sudah tahu."      

"Kau datang kemari karena Thunderbolt Ancestral Symbol."      

Pria berbaju hitam mengangguk. Tak lama setelahnya, dia mengedarkan pandangan ke arah Lin Dong sambil menyunggingkan senyum, lalu menambahkan, "Tapi, aku juga punya misi lain. Yaitu membawa mayatmu kembali."     

"Trio Huo Yuan dulu juga berkata demikian." Lin Dong membuka mulutnya, lantas menyeringai ketika memandang ke arah pria berbaju hitam. Kata-katanya terdengar sangat mendalam dan dingin.      

"Tapi pada akhirnya, mereka bahkan tidak berkesempatan untuk kembali."     

Pria berbaju hitam memicingkan matanya dan berbicara tanpa beban, "Mereka hanya tiga sampah tidak berguna. Membunuh mereka tidak akan menjadi pencapaian yang besar bagimu. Sedangkan mengenai apa aku bisa membawa mayatmu kembali atau tidak, kau bisa merasakannya sendiri."     

Pria berbaju hitam itu mendelik ke arah Lin Dong. Dia mengangkat sudut bibirnya dan mencibir ke arah pemuda itu.      

"Aku memang berniat demikian."      

Seringai dingin terukir di sudut bibir Lin Dong. Sorot matanya mendadak semakin tajam dan dia mengepalkan tangan. Lightning Emperor Scepter segera muncul di sana. Sosoknya kemudian berubah menjadi sinar cahaya hijau dan melesat ke arah Hua Chen dengan secepat kilat.      

"Ah, ternyata kau lumayan cepat."     

Hua Chen menatap ke arah cahaya hijau yang semakin mendekat ke arahnya. Dia tersenyum acuh, dan memiringkan badannya dengan aneh.      

"Dhuaar!"      

Lightning Emperor Scepter yang mengandung kilau petir itu diiringi angin kencang saat melewati lengan Hua Chen. Kilau petir itu sontak menghancurkan beberapa helai rambut Hua Chen menjadi debu.      

"Tapi, kurasa kau masih belum menjadi ancaman yang besar bagiku, tidak sebesar apa yang kaubayangkan." Hua Chen menekuk jari-jarinya, dan Qi hitam jahat menyeruak. Setelah itu, Qi hitam berubah menjadi pedang hitam mencekam. Cahaya menyeruak dari pedang tersebut. Ada bayangan-bayangan pedang tajam yang mengepung sosok bercahaya yang bergegas mendekatinya seperti badai.      

"Klang! Klang! Klang!"      

Kilatan-kilatan menyambar ketika Lin Dong mengayunkan Lightning Emperor Scepter, lalu beradu melawan bayangan-bayangan pedang. Gelombang energi yang liar dan tak terkendali sontak menyebar. Retakan-retakan besar berukuran puluhan meter segera menjalar cepat seperti jaring laba-laba dari bawah kaki dua belah pihak itu.     

Petir dan Qi hitam saling-silang. Namun, aura Yimo yang biasanya berkuasa ternyata tidak memunculkan hasil yang diperkirakan Hua Chen. Alih-alih, percikan petir itu mampu bertahan dari aura Yimo.      

"Haha, ternyata kau mengandalkan kekuatan Thunderbolt Ancestral Symbol di dalam tongkat kerajaan itu … Sepertinya tongkat itu adalah benda berharga yang kaudapatkan di dalam Goa Petir, 'kan?" Nada terkejut juga bisa terdengar dari dalam suara Hua Chen. Dia sudah mendeteksi kekuatan Thunderbolt Ancestral Symbol yang tersembunyi di dalam tongkat kerajaan.      

Lin Dong memperlihatkan raut acuh. Dia menggoyangkan tangannya, dan Lightning Emperor Scepter di sana mendadak meledak.      

"Groaar!"      

Cahaya hijau menyeruak, dan raungan naga bernada rendah serta dalam menggema keras. Naga petir beringas dan tak terkendali muncul dari Lightning Emperor Scepter. Setelah itu, naga tersebut meraung sembari menengadah ke langit. Lengkungan-lengkungan petir itu menari, menerjang tanpa ampun ke arah Hua Chen.      

"Walaupun tongkat itu memiliki sebagian kecil kekuatan Thunderbolt Ancestral Symbol, tapi pasti ada batasan di sana. Kurasa kau terlalu naïf kalau ingin menggunakan tongkat itu untuk mengalahkanku…" Hua Chen tersenyum simpul. Dia mengulurkan tangannya, dan langsung meraih naga petir raksasa tersebut.     

"Bzzt! Bzzt!"      

Lima cahaya hitam ajaib mendesing keluar dari Hua Chen bagai ular piton raksasa, lalu mengepung naga petir yang menerjang ke arahnya.      

"Hancurkan!"     

Sorot mata Hua Chen mendingin dan dia mendadak mengepalkan tangannya.      

"Dhuuar!"     

Lima sinar cahaya hitam segera menciut membentuk seperti rantai, dan erangan kesakitan terdengar dari naga petir. Retakan-retakan menjalar di badannya yang berukuran sangat besar. Setelah itu, bersamaan dengan ledakan keras, naga petir tersebut meledak.      

Lin Dong menggenggam Lightning Emperor Scepter. Tumitnya menekan di tanah, dan dia bergegas mundur. Kekuatan Hua Chen benar-benar mengerikan. Bahkan setelah menarik kemungkinan kalau dia adalah Yimo, kekuatannya pasti sudah mencapai level Profound Death Tingkat Menengah. Trio Huo Yuan benar-benar lemah jika dibandingkan dengannya…      

"Lin Dong, berhati-hatilah!" Kelompok Huang Ling memperingatkannya setelah mereka menyaksikan Lin Dong terdesak mundur. Jelas kalau praktisi bernama Hua Chen itu jauh lebih beringas dibandingkan Lin Dong.      

Lin Dong mengangguk singkat. Dia bisa merasakan betapa merepotkan Hua Chen untuk dikalahkan. Memang tidak mudah menghadapi lawan sepertinya.      

"Kalau aku menghabisimu di tempat ini, aku akan bisa memfokuskan diri memperebutkan Thunderbolt Ancestral Symbol…"     

Hua Chen tersenyum. Dia segera mengepalkan tangannya, dan Qi hitam menyeruak dari sana seperti cairan. Energi itu lalu memadat bersama, lalu membentuk tombak hitam panjang.     

"Kurasa kau tidak akan bisa melakukannya."      

Lin Dong terkekeh. Dia menggenggam erat Lightning Emperor Scepter. Kilat menyambar hebat di pucuk tongkat, sementara Yuan Power menyeruak seperti air bah dari dalam badannya.      

"Oh ya?" Raut mencemooh di sudut bibir Hua Chen semakin jelas. Sorot dingin terpancar di matanya. Sesaat kemudian, sosok pria itu mendadak melesat mau. Nafsu ingin membunuh yang mencekam dan menusuk tulang menyebar di sana.      

Lin Dong menatap Hua Chen yang tak lagi menyembunyikan niat membunuhnya, dan suara tawa dingin terdengar di dalam hati pemuda tersebut. Cahaya hijau menyeruak di permukaan badannya, dan beberapa tato naga bercahaya mulai bermunculan.      

"Dhuaar!"     

Ketika Lin Dong bersiap bertarung dengan segenap kekuatan melawan Hua Chen, dadanya mendadak bergetar. Dia segera mendongak, menyaksikan cahaya merah menyala yang mengeluarkan riak-riak panas mendekat. Setelah sosok merah itu tiba, suara menawan juga terdengar.      

"Pesuruh Yuan Gate! Kau tidak bisa bersikap seenakmu di wilayah Flame Divine Hall-ku!"      

Teriakan manis terdengar. Siapapun dapat melihat kalau energi merah menyala ajaib itu mendadak berubah menjadi burung phoenix api yang mengamuk. Tak lama setelahnya, burung phoenix diiringi riak-riak energi yang mencengangkan itu menghantam tanpa ampun pada Hua Chen.     

"Humph!"     

Serangan yang dikerahkan secara tiba-tiba itu membuat pupil Hua Chen menciut. Dia lalu menghantamkan tombak hitamnya dengan keras di tanah, dan cahaya hitam mengerikan menyeruak ke sekitar. Cahaya hitam itu terlihat seperti pilar bercahaya ketika beradu tanpa ampun dengan burung phoenix api.      

"Dhuaar!"     

Riak-riak energi yang mengerikan menyebar. Pepohonan besar di area sekitar sontak hancur menjadi debu karena dampak serangan tersebut. Bahkan, Huang Ling serta para praktisi lainnya sampai terdesak mundur secara menyedihkan.      

Energi yang beringas dan tak terkendali itu menyebar sampai ke langit. Sebuah sosok manis menekan tumitnya di dimensi hampa. Sesaat kemudian, wanita itu berdiri di langit. Rambut merah menyala Tang Xinlian menari seperti api, sedangkan tombak phoenix api di tangannya mengeluarkan kilau mencekam. Tombak itu bergetar ketika menunjuk ke arah Hua Chen yang berdiri di atas tanah.      

Siapa lagi selain Tang Xinlian yang bakal muncul dengan cara yang spektakuler seperti itu?     

"Hei, tampaknya kau sangat sial. Kalau aku tidak bergegas kemari, bukankah kondisimu bakal sangat menyedihkan?" Tang Xinlian berdiri melayang di udara. Mata cantiknya menatap ke arah Lin Dong yang sedang menggenggam Lightning Emperor Scepter. Dia lalu terkekeh.      

"Tak perlu merendahkanku." Lin Dong menyahut tak berdaya.      

Tang Xinlian mengerucutkan bibirnya, lalu tersenyum. Mata cantiknya kemudian menoleh ke arah Hua Chen. Sorot mata Tang Xinlian tampak sedingin es ketika dia berkata, "Awalnya aku berencana bertarung denganmu setelah aku sampai di Immeasurable Mountain. Tapi sepertinya pertarungan kita harus dimajukan…"      

"Ha, Flame Fairy, Tang Xinlian dari Flame Divine Hall, huh …. Kau memang sekuat apa yang dikabarkan." Hua Chen mendongak, lalu menatap Tang Xinlian. Dia tersenyum simpul. Tang Xinlian memang cukup kuat sampai bisa membuatnya bersikap lebih waspada.      

"Karena ada terlalu banyak orang di sini, maka mari kita lupakan saja. Kita masih punya kesempatan bertarung di Immeasurable Mountain…"      

Hua Chen menatap Lin Dong. Dia lantas terkekeh. "Kudengar ketika masih berada di Benua Xuan Timur, kau menikmati meminta bantuan pada wanita. Sekarang aku sudah melihatnya sendiri, tampaknya kau memang punya keberuntungan yang baik dengan para wanita."      

Walaupun ucapannya diiringi tawa, tetapi nada mencemooh yang terkandung di dalamnya terasa sangat jelas.      

Akan tetapi, Lin Dong sama sekali tidak memperlihatkan amarah ketika mendengarkan cemooh Hua Chen. Lin Dong hanya terkekeh pelan. Dia lalu menatap Hua Chen, dan berkata dengan nada serius, "Aku akan membunuhmu."     

Hua Chen mengedikkan bahunya. "Aku akan menunggumu. Kuharap kau bisa menaiki Immeasurable Mountain."      

Sosok Hua Chen bergerak usai dia berbicara. Sesaat kemudian, sosoknya berubah menjadi secercah cahaya hitam, dan melesat memasuki hutan. Hua Chen lalu menghilang dalam sekedip mata.      

Tang Xinlian mendarat. Dia lalu memandang Lin Dong dan berkata pelan, "Karena kau cerdas, kurasa kau tidak akan terpengaruh dengan provokasi rendahan seperti itu, 'kan?"      

Lin Dong memicingkan matanya. Dia menatap ke arah di mana Hua Chen menghilang, dan terkekeh lembut sambil menggelengkan kepalanya.      

"Aku tidak marah … Hanya saja … aku diremehkan … Tapi bukan masalah. Aku akan membereskannya…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.