Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Dipaksa Turun



Dipaksa Turun

0Di bagian tengah Kota Darkness [1][1] yang luas, terdapat sebuah arena melingkar dari batu-batu hitam, dan pilar-pilar batu hitam menjulang di sana. Terlebih lagi, pilar-pilar batu hitam semuanya dipenuhi dengan nama-nama orang yang sudah berkontribusi besar pada Istana Kegelapan. Di waktu yang sama, nama-nama itu dulunya merupakan para praktisi papan atas di Istana Kegelapan.     

Arena melingkar itu bernama Darkness Square [2][2] dan merupakan tempat yang penting di Kota Darkness. Bahkan, tempat tersebut hanya dibuka tiap kali upacara pemujaan dimulai. Apalagi, mereka yang diperkenankan masuk ke tempat itu adalah para praktisi yang bereputasi tinggi di Benua Xuan Utara. Tentu saja, posisi otoritas mereka diberikan oleh Istana Kegelapan.      

Saat ini, Darkness Square dipenuhi dengan lautan manusia yang membentang hingga tak berujung. Bahkan dengan begitu banyaknya orang yang berkumpul di sana, tempat itu masih hening mencekam. Tak ada seorang pun yang berani bersuara sedikit pun. Sementara itu, berpasang-pasang mata tampak dipenuhi dengan tatapan ngeri ketika memandang ke bagian tengah arena. Di tempat itu, terdapat altar hitam dan 10 ribu anak tangga batu. Di bagian puncak anak tangga batu, terlihat sebuah singgasana hitam. Siapapun yang duduk di sana bakal bisa memandang ke seluruh Darkness Square dan menjadi penguasa seluruh Benua Xuan Utara.      

Saat ini, terdapat sebuah sosok cantik duduk di singgasana di atas altar. Wanita itu mengenakan jubah hitam dengan simbol emas misterius yang menutupi bagian pinggir-pinggir jubahnya. Siapapun bisa samar-samar merasakan aura elegan dan mulia yang menguar darinya.      

Wanita itu memiliki wajah yang cantik dan menenangkan, serta kulit seputih salju. Alisnya berbentuk seperti bulan sabit, dan memiliki hidung yang mancung. Sepasang matanya yang tampak dalam terkesan seperti langit malam yang gelap. Di balik penampilannya yang tenang dan damai, terdapat misteri tidak berujung, serta membuat siapapun terkesima dengannya.      

Walaupun wanita itu terkesan lebih dingin dan dewasa jika dibandingkan dengan sebelumnya, tetapi masih terlihat paras gadis muda menawan di masa lalu. Siapa lagi dia kalau bukan Qingtan?      

Saat ini, Qingtan tidak lagi memiliki perangai polos seperti sebelumnya. Ketika dia menoleh, tatapan matanya tampak setajam pedang. Selain itu juga terdapat nafsu haus darah yang samar-samar mengalir di balik pandangan matanya, sehingga membuat hati siapapun gemetar.      

Dia duduk di singgasana ketika mengawasi lautan manusia yang berdiri di Darkness Square. Kemanapun dia melihat, Qingtan hanya mampu memandang sosok-sosok rendah hati dan patuh di sana. Bahkan, hampir tidak ada seorang pun yang berani menatapnya langsung.      

Gadis muda yang ceria dan lembut sekarang sudah menjadi penguasa di Benua Xuan Utara. Semua keputusannya bisa dengan mudah menentukan nyawa puluhan ribu manusia, dan dia memiliki otoritas yang absolut.      

Sambil duduk di singgasana, Qingtan mengawasi seluruh tempat dengan matanya yang dingin dan serius. Dia akhirnya mengangguk.      

"Mari mulai upacara pemujaannya!"      

Suara-suara keras dan jernih yang dilapisi Yuan Power lantas menyebar hingga ke kejauhan, kemudian menggema di tempat itu tepat setelah Qingtan mengangguk.      

Sinar-sinar cahaya hitam segera terlontar ke langit, terlihat seakan perayaan besar akan segera dimulai.      

Para pemimpin berbagai macam fraksi di Benua Xuan Utara yang berdiri di Darkness Square mulai memperlihatkan diri secara bergantian. Suara-suara mereka yang penuh hormat menggema di tempat tersebut seperti ombak.      

"Ketua Sekte Mang Utara tiba bersama anggota-anggotaku untuk memberi hormat. Selamat atas upacaranya. Master Istana memang mahakuasa dan kami semua bersumpah akan setia padamu!"      

"Ketua Gunung Salju Agung berharap sikap luar biasa dan bermartabat Master Istana akan berlanjut hingga selamanya dan tidak terkalahkan!"     

"…"      

Upacara pemujaan adalah acara besar yang berpengaruh pada seluruh Benua Xuan Utara. Bahkan, pemimpin dari 80 persen fraksi di Benua Xuan Utara datang secara personal. Setelah itu, mereka akan memberi salam pada Master Istana seolah mereka adalah anak buahnya. Terlebih lagi, tidak ada seorang pun yang berani melewatkan acara itu. Makanya, para praktisi yang berkumpul di arena melingkar di sana merupakan 60 persen kekuatan tempur Benua Xuan Utara, dan skala acara tersebut benar-benar mengerikan.      

Teriakan-teriakan penuh hormat menggema di arena melingkar. Akan tetapi, sosok mulia di atas singgasana tidak memperlihatkan emosi sedikit pun di matanya. Alih-alih, dia hanya melihat ke sekitar dan memfokuskan perhatiannya di bagian depan Darkness Square. Di area itu, terdapat banyak sosok yang duduk diam di sana. Mayoritas mereka adalah sosok-sosok yang sudah berumur dengan rambut putih dan jubah yang menandakan kalau mereka punya status yang tidak biasa di dalam Istana Kegelapan.      

Saat ini, selama peristiwa besar itu, mata mereka tampak terpejam erat. Sementara itu, tidak ada seorang pun yang memandang penuh hormat pada sosok di atas altar. Bahkan, beberapa dari mereka malah mengerucutkan bibir. Rupanya mereka tidak mengakui kekuasaan wanita tersebut.      

Ada dua sosok yang sangat tua dan terkesan bakal segera mati di bagian depan kelompok. Kepala mereka dipenuhi rambut beruban, n wajah mereka dipenuhi dengan keriput-keriput yang dalam. Saat ini, kepala mereka agak menunduk dan terlihat seolah mereka sedang tidur.      

Saat Qingtan yang duduk di singgasana mengedarkan pandangan ke arah dua sosok itu, pupilnya yang tak acuh tampak agak terbelalak. Setelahnya, dia perlahan-lahan mengepalkan tangan mungil di balik lengan bajunya, dan nafsu membunuh sedingin es terpancar di matanya.      

Upacara pemujaan yang rumit terus berlanjut, lalu suara-suara penuh hormat terdengar di seluruh tempat. Akan tetapi, semua orang bisa merasakan kalau upacara pemujaan kali ini terasa agak berbeda dibandingkan dengan sebelumnya.      

Para pemimpin berbagai macam fraksi diam-diam mengawasi Darkness Square. Tatapan mata mereka terpaku pada kelompok Sesepuh tepat di bagian depan. Mereka lantas mengalihkan pandangan dan menatap ke arah altar. Di area itu, terdapat sosok-sosok berbaju hitam dan bau darah yang pekat menguar dari badan mereka. Sementara itu, juga terdapat pola wajah hantu beringas dengan longsword hitam tertusuk di kepalanya di baju hitam mereka. Sosok-sosok itu terlihat sangat mengerikan.      

Semua fraksi di Benua Xuan Utara tahu mengenai pasukan itu dan sangat takut dengan mereka, karena mereka mewakili divisi paling berdarah dan mengerikan di Istana Kegelapan, yaitu Darkness Judgement Hall.      

Saat ini, kelompok praktisi kuat Darkness Judgement Hall sudah membentuk pertahanan yang ketat di sekitar altar. Namun, arah kemana mereka menghadap kebetulan adalah area di mana para sesepuh berada, seakan-akan mereka sedang berjaga-jaga dari sesuatu.      

Seluruh Darkness Square diselimuti atmosfer yang aneh.      

Beberapa pemimpin diam-diam saling bertukar pandang. Rupanya mereka juga pernah mendengar mengenai beberapa rumor yang beredar. Bahkan, mereka tahu kalau upacara pemujaan kali ini kemungkinan bakal sangat kacau. Namun, kondisi itu tidak terlalu berpengaruh pada mereka. Karena bagaimanapun juga, tidak masalah apakah Istana Kegelapan berada di tangan Master Istana yang sekarang atau Dewan Sesepuh. Karena mereka tidak bisa melawan Istana Kegelapan yang besar.      

Sehingga, kali ini mereka hanya bisa bersikap patuh dan menyaksikan pertunjukannya.      

Pujian-pujian penuh hormat berangsur-angsur berhenti beberapa saat kemudian. Tak lama setelahnya, atmosfer di sekitar mendadak membeku setelah keributan berakhir.      

Di atas altar, dua sesepuh berjubah hitam berdiri di dua sisi singgasana. Ketika melihat kejadian itu, mereka lantas menoleh menghadap Qingtan yang sedang duduk di singgasana. Mereka pun mengayunkan tangan secara perlahan.      

"Sambutlah Ancestral Tablet!"      

Qingtan perlahan-lahan berdiri dari singgasana dan berjalan. Qingtan lalu mengepalkan tangannya dan menapak pelan di tanah.      

"Bzzt!"      

Suara mendesing terdengar dari pilar-pilar batu hitam yang menjulang di arena melingkar. Sesaat kemudian, sinar-sinar cahaya hitam melesat dan saling menyilang di langit di atas area, lalu berubah menjadi prasasti batu hitam besar. Sementara itu, nama-nama Master Istana terdahulu dipatri di prasasti tersebut.     

Para praktisi yang berdiri di arena melingkar segera berlutut setelah prasasti batu muncul. Bahkan, para sesepuh di Dewan Sesepuh juga agak membungkuk. Satu-satunya perkecualian adalah dua sesepuh yang berdiri di depan. Mereka hanya agak menundukkan kepala.      

Di atas altar, tampak Qingtan agak membungkuk pada prasasti batu. Tak lama setelahnya, prasasti batu itu bergetar. Anak tangga gelap lantas membentang dan akhirnya terhubung dengan altar.      

"Master Istana, silakan memuja para leluhur!"      

Dua sesepuh berjubah hitam di samping singgasana berteriak secara serempak, sorot bersemangat terpancar di mata mereka. Kalau upacara pemujaan ini selesai, maka posisi Qingtan sebagai Master Istana bakal dikokohkan dan tidak ada seorang pun yang bisa menentangnya.      

Dua sesepuh yang berdiri di depan Dewan Sesepuh akhirnya membuka mata mereka yang terpejam. Mereka perlahan-lahan mengulurkan kedua tangan yang sebelumnya tersembunyi di dalam lengan baju.      

Ketika melihat kejadian itu, kilau dingin terpancar di mata sesepuh yang duduk tepat di belakang mereka. Dia lantas mengangguk pelan lalu berdiri dan berteriak, "Tunggu dulu!"     

Teriakannya segera membuat atmosfer di seluruh arena menjadi menyesakkan. Jantung orang-orang mulai berdebar keras. Apa bakal segera dimulai?     

"Sesepuh pertama, mengapa kau menghentikan Master Istana yang hendak memuja leluhur?!" Ekspresi dua sesepuh berjubah hitam tertekuk ketika mereka melihat peristiwa itu. Sesaat kemudian, mereka berteriak dengan suara mengancam.      

Pak tua yang dipanggil dengan sebutan sesepuh pertama memandang mereka berdua dengan ekspresi dingin dan mencekam. Lalu tatapannya terpaku pada Qingtan dan dia berkata dengan suara acuh, "Berdasar aturan Istana kita, Master Istana yang didukung dengan suara bulat dari Dewan Sesepuh saja yang pantas memuja leluhur kita. Tapi, aku yakin kalau Master Istana yang baru tidak memenuhi kriteria ini."      

Ekspresi dua sesepuh berjubah hitam berubah, lalu menoleh memandang Qingtan.      

Qingtan menggunakan tatapan matanya yang dingin untuk memandang sesepuh pertama. Lantas suaranya yang acuh terdengar, "Sesepuh pertama, Master sendiri yang mewariskan posisi sebagai Master Istana padaku sebelum kematian merenggutnya. Berdasar ketentuan, perintahnya melampaui keputusan Dewan Sesepuh."      

"Kau bilang kalau Master Istana terdahulu mewariskan posisinya padamu sebelum dia mati. Tapi, semua itu hanya dari pengakuanmu. Berdasar informasi yang kuterima, kau mengerahkan serangan tiba-tiba pada Master Istana terdahulu ketika dia sedang berusaha naik ke Tingkat Reincarnation sehingga dia gagal melakukannya. Selain itu, kau sudah merebut Darkness Ancestral Symbol dan berusaha mengambil alih kendali atas Istana Kegelapan kami!" Sesepuh Pertama terkekeh dan menyahut.      

"Gadis kecil, kau mungkin masih muda, tapi kau benar-benar kejam. Bahkan kau berani membunuh mastermu sendiri. Jika posisi Master Istana benar-benar jatuh ke tanganmu, kurasa leluhur Istana Kegelapan kita tidak akan bisa beristirahat dengan tenang!"      

"Sesepuh pertama, berani-beraninya kau bersikap tidak hormat pada Master Istana! Jika dia tidak menerimanya sendiri dari Master Istana terdahulu, apa kau benar-benar mengira bakal semudah itu mendapatkan Darkness Ancestral Symbol? Bahkan, apa kau kira bisa merebut warisan Master Istana terdahulu?!" Sesepuh berjubah hitam berteriak mengancam.      

"Humph, semua orang di dunia ini tahu kalau seseorang hanya bisa mendapatkan warisan orang lain jika pemberinya memang menginginkan. Kau berusaha memfitnah Master Istana dan tindakanmu merupakan pelanggaran serius!" Sesepuh berjubah hitam lainnya berkata dengan suara berat.      

"Master Istana terdahulu terlalu mempercayai gadis kecil itu. Siapa tahu dia menggunakan trik-trik kotor untuk mendapatkan Darkness Ancestral Symbol dan warisannya?"     

Sesepuh Pertama mengayunkan tangannya. Tak lama kemudian, dia memutar bola matanya dan berkata, "Selain itu, kau pasti tahu kalau seseorang harus memiliki dua benda suci milik Istana Kegelapan kita demi menjadi Master Istana."      

Mata Qingtan tampak sedingin es. Sebuah Simbol kuno perlahan-lahan muncul di antara alisnya. Usai Simbol itu muncul, seluruh tempat berangsur-angsur menggelap, dan gejolak energi kuno yang tidak bisa dideskripsikan menyebar di sana.      

Gejolak itu merupakan energi Darkness Ancestral Symbol.     

Ketika sesepuh pertama merasakan gejolak energi yang menyebar, sorot rakus terpancar di matanya. Tak lama setelahnya, dia terkekeh, "Darkness Ancestral Symbol adalah salah satunya. Tapi, bagaimana dengan benda lainnya?!"     

Qingtan mengulurkan pergelangan tangannya yang seperti giok dari balik lengan bajunya. Dia kemudian mengepalkan tangan dan sebuah cahaya hitam perlahan-lahan berkumpul di sana. Hingga akhirnya, cahaya itu membentuk sebuah sabit yang permukaannya berwarna hitam gelap dan dipenuhi dengan simbol-simbol misterius. Penonton di sana segera merasakan sensasi merinding ketika sabit besar itu muncul. Bahkan, seolah sabit hitam itu merupakan sabit Dewa Kematian.      

"Sabit ini adalah benda suci kedua milik Istana Kegelapan, Darkness Saint Scythe yang berada di peringkat lima di Daftar Benda Surgawi Kuno. Sesepuh pertama, apa ada lagi yang mau kau ucapkan?" Qingtan menggenggam sabit hitamnya sambil memperlihatkan ekspresi sedingin es. Berkat langit yang menggelap, sosoknya terlihat seperti Dewa Kematian.      

Wajah sesepuh pertama agak berkedut setelah melihat sabit hitam besar di tangan Qingtan. Tak lama kemudian, dia menoleh dan memandang ke arah dua sesepuh di depan.      

Setelah dia menatap mereka, dua sesepuh itu perlahan-lahan membuka mata mereka yang terpejam. Mereka lantas memandang acuh pada Qintan, dan suara yang sangat datar menggema di tempat tersebut.      

"Gadis kecil, apa kau yakin kalau Darkness Saint Scythe di tanganmu itu sudah sempurna?"     

[1] Darkness - Kegelapan     

[2] Darkness Square - Arena Kegelapan     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.