Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Berbincang di Puncak Gunung



Berbincang di Puncak Gunung

0Seorang pria berjubah emas tampak sedang duduk diam di lereng. Bahkan jika dilihat di kejauhan, siapapun bisa mendeteksi riak-riak energi kuno yang menguar dari badannya.      

Lin Dong perlahan-lahan berjalan mendekat. Sementara itu, sosok tersebut juga menyadari hawa keberadaannya, dan dia segera menoleh memandang Lin Dong dengan ekspresi tenang.      

Lin Dong duduk di atas batu di samping Flame Master. Setelahnya, dia mengayunkan guci-guci anggur di tangannya, lalu melemparkan sebuah pada pria tersebut. Flame Master menangkapnya dan memainkannya sesaat. Dia lalu bertanya dengan nada lirih, "Ada apa? Kau sudah tidak kesal lagi?"      

"Untuk apa kesal terus-terusan?" Lin Dong menghela napas pelan sambil memandang ke arah gunung di belakang Sekte Dao. Saat ini, aura dingin perlahan-lahan sedang menguar dari tempat itu, menyebabkan seluruh puncak gunung terlihat berlapiskan es.      

Flame Master mengikuti garis pandangan Lin Dong dan menoleh ke arah yang sama. Dia kemudian terdiam sesaat, lalu berkata, "Aku sudah melakukan tindakan di luar sepengetahuanmu kali ini, sikapku memang memalukan, dan bahkan tidak adil bagimu serta … Ying Huanhuan. Makanya, kau memang sepantasnya kesal. Tapi meskipun aku bisa kembali ke masa lalu, aku akan tetap melakukannya.     

"Selama perang dunia besar di zaman kuno, master menyulut reinkarnasinya demi menyegel retakan di antara dunia. Dengan begitu, dia mampu menghentikan musibah besar itu. Tapi, Yimo-yimo itu memang sangat sulit dikalahkan. Meskipun kami berusaha dengan segenap kekuatan untuk membunuh mereka semua, tapi masih banyak dari mereka yang berhasil menyelamatkan diri. Selain itu, ada beberapa Yimo kuat yang mampu menandingi kekuatan kami dan mendesak kami ke situasi yang bisa membuat kami semua terluka. Bahkan meskipun Yimo terdesak mundur, kami juga terpaksa tertidur lama, atau bahkan memasuki lingkaran reinkarnasi.      

"Saat ini, master-ku sudah tiada. Jika dunia kembali jatuh pada bencana besar lagi, maka adik seperguruan adalah satu-satunya harapan kami. Karena bagaimanapun juga, master pernah bilang kalau adik seperguruan punya kesempatan terbesar untuk mencapai levelnya. Makanya, kami semua rela mengorbankan nyawa demi melindunginya. Meskipun kami semua terluka parah, kami sama sekali tidak membantah ketika Master memilih menggunakan kekuatan terakhirnya untuk melindungi adik seperguruan agar selamat selama proses reinkarnasi."      

Lin Dong tetap diam. Karena bagaimanapun juga, dia sudah tahu mengenai hal tersebut. Karena itu pula Devouring Master berakhir menyulut reinkarnasinya sendiri. Karena kalau tidak, praktisi yang sangat berbakat dan diberkati itu tak akan gugur.      

"Nyawa-nyawa di dunia ini hanya akan bisa terselamatkan jika adik seperguruan berhasil mencapai level penempaan diri master. Hanya itu satu-satunya cara agar kami bisa menghentikan invasi Yimo." Flame Master membuka guci anggurnya, lalu meneguknya banyak dan berkata pelan.      

"Agar hal itu bisa terjadi, maka kami akan menggunakan segenap kekuatan, dan bahkan … melakukan segala macam cara."      

Lin Dong masih tetap tidak membuka mulut. Tak lama kemudian, dia meneguk anggur yang tajam dan keras tersebut. Dia lalu menggoyang-goyangkan guci anggur itu dan berkata, "Kalian memang berniat baik. Mengenal hal itu, aku memang lebih lemah dibandingkan denganmu. Tapi, aku tidak ingin menjadi bagian dari kompetisi ini. Aku sudah bertarung di jalanku sendiri dan perlahan-lahan memanjat dari tempat kecil. Aku juga sudah melewati berbagai macam halangan. Alasan mengapa aku berlatih dan bekerja keras sebenarnya sederhana. Aku hanya ingin melindungi mereka yang ingin kuselamatkan. Selama aku bisa mencegah mereka agar tidak terluka, aku tidak peduli meskipun badanku dipenuhi luka-luka.     

"Mungkin kau akan bilang kalau invasi Yimo adalah urusan yang sangat fatal dan berdampak dengan seluruh dunia. Makanya, jika kita sampai kalah perang, mana mungkin aku bisa melindungi semua orang yang kusayangi. Memang benar. Sehingga, demi melindungi mereka, aku tidak akan ragu bahkan seandainya aku harus bertarung hingga mati melawan Yimo. Sebenarnya, aku sudah bertarung melawan Yimo melalui berbagai macam cara selama bertahun-tahun ini. Tapi … pasti ada perbedaan di sana.      

"Aku tidak meminta gadis itu untuk melupakan tugasnya … Hanya saja aku berpikir apa mungkin aku bisa memikul beban itu. Dengan demikian, gadis itu tak akan lagi harus memikul beban berat yang mampu membuat siapapun ambruk."      

Sambil tertawa mengejek dirinya sendiri, Lin Dong melanjutkan, "Aku tidak pernah berpikir kalau aku pantas menjadi penyelamat dunia. Aku hanya orang biasa, seseorang yang terkadang akan bersikap egois dan impulsif. Tapi, aku mau membayar harga yang diperlukan demi melindungi mereka yang kusayangi."      

Flame Master memandang Lin Dong yang sedang mencemooh dirinya sendiri. Baru beberapa saat kemudian, dia menggelengkan kepalanya pelan dan berkata, "Hanya adik seperguruan yang mampu memikul beban itu. Tidak ada orang lain yang mampu melakukannya."      

"Mengapa? Apa karena Lord Symbol Ancestor pernah bilang begitu?" Lin Dong tersenyum. Di bawah cahaya matahari, dia tampak sangat bertekad. Setelah itu, dia berkata, "Tidak ada yang absolut di dunia ini. Bahkan seandainya berbagai macam kemungkinan itu menghalangiku, aku tidak akan pernah menyerah."      

Flame Master menggoyang-goyangkan pelan guci anggurnya. Sementara itu, ekspresinya mendadak menjadi agak rumit ketika dia memandang Lin Dong, lantas berkata, "Meskipun menurutku, kurasa cara berpikirmu memang agak naïf, tetapi aku mengagumi keberanianmu. Dahulu kala, aku juga punya cara berpikir sama sepertimu. Karena bagaimanapun juga, aku menyukainya, dan juga ingin membantunya memikul tanggung jawab itu. Tapi, pada akhirnya aku menyerah."      

Flame Master memperlihatkan ekspresi getir saat ini. Dia lantas berbicara dengan suara lembut, "Pada akhirnya, aku memilih menyerah ketika dihadapkan dengan tanggung jawab itu. Karena aku merasa aku tidak mampu memikulnya. Haha, sejujurnya, semua itu karena aku kurang berani. Hal-hal lainnya hanyalah alasan. Terkadang, aku memang mengagumi kegigihanmu. Walaupun tindakanmu terkesan sembrono, tapi paling tidak, kau tidak akan kecewa karenanya…"      

Lin Dong memandang ekspresi kecut Flame Master dan kembali terdiam. Dia lalu dua kali meneguk anggur dari guci di tangannya.      

Ekspresi kecut di wajah Flame Master segera menghilang. Dia memandang ke arah Lin Dong dan berujar, "Pada akhirnya, keinginan kita tidak akan bisa mengubah situasi. Tapi, karena kau sangat yakin, kau sebaiknya menggunakan kemampuanmu untuk membuktikannya. Kita hanya punya satu kesempatan, dan akan digunakan untuk adik seperguruan. Saat ini, kau tidak bisa berkompetisi dengannya."     

Lin Dong memegang guci anggurnya. Dia tahu kalau sekarang memang mustahil baginya untuk menyakinkan Flame Master. Karena bagaimanapun juga, mereka berdua punya sudut pandang yang berbeda. Lin Dong ingin melindungi Ying Huanhuan, sedangkan Flame Master bermaksud membangunkan Ice Master. Namun, mereka berdua tidak bisa hidup di waktu yang sama. Pada akhirnya, keputusan harus dibuat.      

Demi mengubah pendapat mereka, Lin Dong harus membuktikan pada Flame Master serta master agung lainnya, kalau dia mampu melampaui Ice Master. Akan tetapi, jalur itu ditakdirkan berbahaya.      

"Apa kau akan keluar?" Flame Master mendadak bertanya.      

"Ya, aku akan pergi ke Benua Xuan Utara."      

"Pergilah. Aku akan berjaga-jaga. Lagipula, selama dia ada di tempat ini, aku tidak akan diam saja seandainya terjadi sesuatu," kata Flame Master.      

"Terima kasih banyak." Lin Dong mengangguk.      

"Sudah menjadi tugasku. Aku akan melakukannya, bahkan seandainya kau tidak meminta."      

Flame Master menggelengkan kepalanya. Dia lalu berdiri dan memandang ke belakang gunung yang sekarang dipenuhi aura dingin. Tak lama kemudian, sorot lembut terpancar di matanya ketika dia berkata, "Sebenarnya, aku benar-benar ingin berterima kasih … Haha sudah bertahun-tahun sejak aku melihat adik seperguruan tersenyum seperti itu. Dia selalu bersikap sangat tenang sejak muda, seakan-akan dia tidak pernah punya emosi.     

"Setelah melihat senyumnya, aku bisa paham mengapa kau ingin melakukan segala macam hal dengan segenap kekuatan demi melindunginya…"      

"Meskipun aku bisa berempati denganmu, tapi realitas sangat kejam." Flame Master mengayunkan tangannya dan menghela napas. "Pergilah. Meskipun kita sudah bicara panjang-lebar, setelah fisikku tiba, aku masih akan melakukan apa yang perlu dilakukan. Jika saat itu tiba, mungkin bertarung akan menjadi jalan tercepat."      

Lin Dong tersenyum. Dia mengangguk bersungguh-sungguh dan berkata, "Bisa bertarung dengan master zaman kuno adalah kehormatanku. Tapi, bahkan seandainya aku harus mempertaruhkan nyawaku, aku tidak akan membiarkan siapapun dari kalian merebutnya."      

"Haha, kau memang punya nyali. Aku tak sabar menunggu hari itu tiba."      

Flame Master membalikkan badan. Dia kemudian menggoyang-goyangkan guci anggurnya pada Lin Dong. Ketika Lin Dong melihat tindakannya, dia segera tertawa terbahak-bahak. Tak lama kemudian, dia menghabiskan anggur di gucinya dan melemparkan ke samping. Dia lantas tertawa keras.      

Flame Master memandang punggung Lin Dong yang menghilang di kejauhan. Dia lalu menghela napas pelan dan bergumam, "Kuharap kau bakal terus gigih seperti ini. Dengan demikian, kau tidak akan kecewa seandainya gagal…"      

Tiba-tiba, gelombang aura dingin menyeruak ke lereng. Flame Master perlahan-lahan memiringkan kepalanya dan menatap sosok menawan yang mendadak muncul di batu yang tadi diduduki Lin Dong. Akan tetapi, dia tidak bicara. Flame Master hanya meneguk anggur di guci di tangannya.      

Ying Huanhuan juga tidak bicara dengannya. Alih-alih, matanya memandang sosok Lin Dong di kejauhan, dan dia perlahan-lahan mengambil guci anggur yang tadi sudah dilemparkan Lin Dong. Ying Huanhuan menengadahkan lehernya yang seputih salju dan menyesap perlahan sisa-sisa anggur di sana.      

"Dengan adanya pemuda bodoh sepertinya yang melindungimu, pantas saja kau menolak bangun."      

Flame Master akhirnya menghela napas. Dia memandang ke arah Ying Huanhuan dan tersenyum kecut. "Tapi kau pasti sadar … kalau pada akhirnya tidak akan ada apapun yang berubah. Dia tidak mampu memikul beban itu. Lagipula, apa kau mau dia merasakan kesulitan itu?"      

Ying Huanhuan tidak menyahut. Alih-alih, dia perlahan-lahan menekuk kakinya yang jenjang dan memeluk kedua lututnya menggunakan lengannya. Sambil menunduk, Ying Huanhuan membenamkan kepalanya di antara kedua lutut. Sementara itu, rambut biru esnya terurai seperti teratai es yang sedang mekar.      

Saat ini, tampaknya sosok lembutnya bergetar pelan. Tak lama kemudian, air mata sedingin es terjatuh. Air mata itu berubah menjadi bunga-bunga es ketika mendarat di tanah. Hingga akhirnya, suara serak terdengar dari balik rambut biru es panjangnya.      

"Aku tahu … Aku akan menerima segala sesuatu yang merupakan takdirku. Tapi … aku, aku benar-benar terlalu menyukainya."      

Flame Master memandang sosok yang terus gemetaran di sana. Bahkan dengan kegigihan mentalnya, dia masih bisa merasakan sensasi agak getir yang berkecamuk di dalam dirinya. Akan tetapi, Flame Master hanya mampu duduk di sampingnya dan memandangnya sambil terdiam. Sama seperti bertahun-tahun lalu, Flame Master hanya mampu tertawa akan betapa tidak berdaya dirinya.      

Cahaya matahari tenggelam menyelimuti area lereng. Bunga-bunga salju terbentuk ketika mereka perlahan-lahan melayang turun. Pemandangan itu tampak tragis untuk dilihat.      

…      

Keesokan harinya.      

Bahkan sebelum sinar cahaya matahari pertama menyinari tanah, Lin Dong sudah beranjak pergi. Dia tidak memberi tahu siapapun. Akan tetapi, ketika dia tiba di pintu masuk Sekte Dao, sudah ada sebuah sosok menawan berbaju putih yang diam menunggu.      

"Kau rupanya tiba lebih awal." Lin Dong tersenyum pada Ling Qingzhu dan berujar.      

"Kepergian kita ke Benua Xuan Utara akan menjadi perjalanan yang panjang. Semakin cepat kita berangkat, maka semakin cepat pula kita kembali." Ling Qingzhu masih menggenggam longsword di tangannya. Sementara itu, matanya yang jernih serta cerah memandang Lin Dong ketika dia bicara.      

"Ayo pergi."      

Lin Dong mengangguk. Setelah itu, dia berbalik dan menatap Sekte Dao. Lin Dong lantas menghela napas. Tanpa merasa ragu, dia lantas melambaikan tangannya dan berbalik dengan santai. Hingga akhirnya, sosoknya bergerak, lalu Lin Dong berubah menjadi secercah cahaya dan melesat di langit.      

Ketika melihatnya, Ling Qingzhu juga bertransformasi menjadi sinar cahaya dan segera mengikutinya di belakang.      

Ketika mereka berdua pergi, rupanya terdapat sebuah sosok yang memandang mereka dari kejauhan di belakang gunung Sekte Dao. Sosok itu tampak seperti patung batu karena dia tidak bergerak untuk waktu yang sangat lama.      

Lalu, aura dingin menyeruak dan menyelimuti sekujur badannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.