Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Nine Cauldron Divine Hammer Melawan Kura-kura Hitam



Nine Cauldron Divine Hammer Melawan Kura-kura Hitam

0"Dhuarr!"      

Api Kecil perlahan-lahan melangkah maju sambil ditatap berpasang-pasang mata dengan sorot penuh perhatian yang seakan memenuhi udara. Tak lama kemudian, kakinya menghentak tanah dan sosoknya yang menyerupai menara metal melesat di langit. Api Kecil mendarat keras di arena.      

"Groar!"      

Raungan-raungan segera bermunculan dari Tiger Devouring Army ketika Api Kecil bergerak. Tak lama kemudian, mereka semua duduk. Ketika mereka bernapas, cahaya hitam yang ajaib dan besar menyebar di udara, sehingga menguarkan aura yang mengintimidasi dan mengerikan.      

Ekspresi Api Kecil tampak sedingin es. Kakinya menghentak keras, sehingga daratan terguncang, dan cahaya-cahaya hitam mengerikan mendesing ke arahnya. Hingga akhirnya, energi itu menjadi sinar-sinar cahaya yang memasuki sosoknya.      

"Krak!"      

Ketika energi yang besar serta dahsyat itu tertuang memasuki badan Api Kecil, sosoknya yang awalnya terlihat kuat, kini membesar hingga beberapa kali lipat. Pembuluh-pembuluh darah berwarna biru berdenyut di permukaan kulitnya seperti naga-naga bertanduk, sedangkan gelombang-gelombang energi yang luar biasa beriak-riak di sana.      

Api Kecil sekarang sudah bergabung dengan aura Tiger Devouring Army, dan kekuatannya setara dengan praktisi Tingkat Samsara.      

Ada jarak yang cukup besar antara praktisi level Profound Death Tingkat Atas dengan Tingkat Samsara. Selain itu, Api Kecil tidak memiliki kekuatan Simbol Leluhur. Oleh karena itu, dia hanya bisa mengandalkan penggabungan auranya dengan Tiger Devouring Army yang sudah dilatih olehnya.      

"Praktisi itu benar-benar hebat. Dia rupanya bisa menggunakan kekuatan pasukannya dengan sempurna."      

Tak kurang praktisi yang cerdas di tempat itu. Sorot mengerikan terpancar di mata mereka ketika menyaksikan kejadian itu. Mereka semua paham betapa sulit pengaplikasian teknik penggabungan energi tersebut. Karena bagaimanapun juga, bisa dibilang mustahil untuk hanya menerima dan menggunakan kekuatan yang merupakan milik orang lain. Kecuali adanya perasaan saling memahami antara dia dan pasukan itu sudah mencapai level sempurna, kesalahan sedikit saja bisa membuat energi yang dipinjam menghancurkan badannya seperti bom, hingga dipenuhi dengan luka-luka.      

Tak sedikit jumlah praktisi papan atas yang memiliki pasukan kuat di Dunia Iblis. Tapi, bahkan mereka tidak berani sembarangan menggunakan metode seperti itu, karena mereka tidak bisa bertahan dari dampak akhirnya.      

"Teknik Komandan Yan semakin mengerikan." Trio Komandan Iblis Heaven Dragon memperlihatkan ekspresi terkejut ketika mereka melihat ke arah aura Api Kecil sekarang. Api Kecil jelas sudah semakin kuat dibandingkan dua bulan yang lalu ketika mereka berada di wilayah Gunung Divine Item. Kali ini, bahkan trio Komandan Iblis merasa kalau mereka tidak akan terlalu bisa unggul melawan Api Kecil.     

Lin Dong mengangguk. Dengan bantuan Tiger Devouring Army, Api Kecil sekarang tak lebih lemah dibandingkan seorang praktisi Tingkat Samsara. Meskipun Teng Shan punya satu bagian Four Divine Beast Immortal Suppression Pillars, tapi tak akan mudah baginya untuk mengalahkan Api Kecil.      

"Tapi, situasi sekarang bisa dibilang lumayan buruk bagi kita." Komandan Iblis Heaven Dragon terkekeh kecut. Dari tiga ronde, mereka sudah kalah dua kali, dan satu ronde berakhir seri. Jangankan kalah satu ronde lagi, mereka bahkan tidak bisa membiarkan satu duel berakhir seri. Oleh karena itu, Api Kecil harus keluar sebagai pemenang jika mereka ingin membalikkan situasi. Baru kemudian, mereka bisa memiliki kesempatan. Karena kalau tidak, mereka bakal kalah dalam pertarungan itu.      

Duo Komandan Iblis Golden Ape tersenyum kecut. Tatapan mata mereka tampak agak malu. Karena bagaimanapun, alasan mereka berakhir dengan situasi tidak mengenakkan itu karena dua kali kekalahan mereka sebelumnya.      

"Jangan terburu-buru. Kita lakukan saja secara perlahan-lahan. Kita belum sepenuhnya kalah." Lin Dong tersenyum. Situasi sekarang memang sangat tidak berpihak pada mereka, tapi masih ada secercah harapan yang tersisa. Bukan seperti dirinya kalau sampai menyerah semudah ini.      

Trio Komandan Iblis Heaven Dragon menatap Lin Dong yang tetap tenang bahkan di situasi segenting ini, dan merasa kagum di hati masing-masing. Mereka memang lebih lemah jika berurusan dengan ketahanan mental. Pemuda tersebut bisa membuat Api Kecil, harimau beringas dan tak bisa dikendalikan, mau memanggilnya dengan sebutan kakak. Lin Dong memang punya pesona yang unik.      

"Dik Lin Dong, aku akan mengembalikan Sea Calming Bell ini padamu. Hasilku barusan bisa didapat semua berkat benda ini." Ketika melihat pertarungan belum dimulai, Komandan Iblis Heaven Dragon mengepalkan tangannya, dan menyerahkan lonceng biru kecil itu pada Lin Dong.      

Lin Dong tersenyum menerimanya. Dia memandang Komandan Iblis Heaven Dragon yang tatapan matanya memperlihatkan gairah dan rasa enggan, lantas berkata, "Aku akan menerimanya dulu. Tapi, kita berada di kapal yang sama di masa depan nanti, dan jika aku merasa memang pantas, aku mungkin bakal memberikannya padamu. Tentu saja, semua orang juga akan mendapatkan hadiah jika saat itu tiba."      

Trio Komandan Iblis Heaven Dragon terkejut ketika mendengarnya. Ekspresi mereka tidak berubah, tetapi sorot bahagia terpancar di mata trio tersebut. Bagi praktisi di level mereka, benda surgawi biasa sudah tidak mengandung daya pikat bagi mereka, Hanya benda-benda surgawi di Daftar Benda Surgawi Kuno yang memiliki daya tarik tinggi. Tapi, benda-benda surgawi di level itu biasanya tak mudah didapatkan. Ternyata kondisi itu bukan masalah besar bagi Lin Dong yang memiliki Ancient Divine Item Treasury.      

Lin Dong menoleh dan memandang ke arena. Seringai tipis terangkat di sudut bibirnya. Di benar-benar sedikit bodoh kalau tidak menerima tiga praktisi Tingkat Samsara yang sudah diantarkan langsung ke depan pintunya…      

"Seorang praktisi level Profound Death Tingkat Atas yang baru bisa memperlihatkan wajahnya dengan mengandalkan teknik-teknik itu, huh?"      

Suara tawa terdengar dari arah kelompok fraksi Gunung Mang ketika Lin Dong sedang berpikir. Teng Shan segera muncul di arena. Dia memandang Api Kecil di bawah yang menguarkan aura mengerikan, dan sontak mengerucutkan bibirnya.      

Walaupun sedang mencemoohnya, tapi tak ada sorot usil di mata Teng Shan. Aura yang menguar dari badan Api Kecil cukup membuat Teng Shan memperlakukan lawannya secara serius.      

Tatapan Api Kecil terlihat acuh ketika dia memandang Teng Shan. Namun Api Kecil tidak menanggapinya. Sambil mengepalkan tangan, sebuah palu hitam raksasa seketika muncul di sana. Tanah di sekeliling Api Kecil ambles, retakan-retakan bermunculan setelah palu raksasa itu muncul.      

"Nine Cauldron Divine Hammer?" Teng Shan memandang ke arah palu raksasa di kedua tangan Api Kecil yang berselimutkan simbol-simbol kuali misterius. Pandangan matanya segera terfokus.      

"Kau rupanya memang berbakat."      

Teng Shan berkata dengan suara berat. Dia segera meraih ke depan, dan sebuah pilar batu kuno seketika muncul. Ada simbol kura-kura bercahaya di pilar batu tersebut. Raungan rendah dan dalam samar-samar terdengar. Dia rupanya tidak berani mengurangi kecepatan ketika dihadapkan dengan Api Kecil yang membawa 'Nine Cauldron Divine Hammer'.      

"Groaar!"      

Lengan Api Kecil yang sedang membawa Nine Cauldron Divine Hammer berangsur-angsur menebal, sementara matanya mendadak memerah. Raungan terlontar dari tenggorokannya ketika dia menapak di tanah. Sosoknya menembus udara dengan suara 'swuush'. Api Kecil seketika muncul di udara di atas Teng Shan, dan Nine Cauldron Divine Hammer diayunkan dengan kuat ke bawah. Pada saat itu, bahkan dimensi yang tak kasatmata juga ikut hancur.      

"Klang!"      

Pilar batu kuno itu sekarang juga menerjang dengan beringas. Serangan tersebut beradu keras dengan Nine Cauldron Divine Hammer. Badai energi yang mengerikan menyeruak di antara dua serangan itu, serta suara ledakan rendah yang tercipta membuat banyak orang merasakan sensasi menyakitkan di telinga mereka.      

"Benar-benar serangan yang mengerikan."     

Berpasang-pasang mata memperlihatkan sorot terkesima ketika menyaksikan tabrakan energi serangan di antara dua sosok itu. Serangan-serangan barbar tersebut sangat membuat mata mereka tercengang.      

"Klang! Klang! Klang!"      

Dua orang di arena tidak berniat untuk menghindar dari serangan manapun. Tiap tabrakan energi yang terjadi antara Nine Cauldron Divine Hammer dan pilar batu membuat dimensi hancur kemanapun mereka melintas. Sisa-sisa kekuatannya mencabik dan membuat lubang-lubang berukuran besar bermunculan di tanah di bawah.      

Pertarungan kali ini juga sulit menentukan siapa pemenangnya!      

"Komandan Yan dari Deep Lightning Mountain benar-benar beringas. Dia ternyata bisa menandingi Teng Shan yang sedang menggunakan Black Tortoise Pillar."      

"Benar. Tapi, situasi Four Titans Palace sekarang lumayan buruk. Meskipun seandainya Komandan Yan bisa menandingi Teng Shan, dengan dua kali kalah dan dua seri dari total lima pertarungan, maka mereka bisa dibilang sudah kalah."     

"Aih, sayang sekali. Fondasi Four Titans Palace agak lemah. Mereka tidak bisa dibandingkan dengan fraksi besar seperti Gunung Mang yang sudah didirikan sejak lama."     

"…"      

Beberapa suara bernada iba menyebar di seluruh tempat ketika pertarungan di antara mereka berdua berangsur-angsur semakin sengit.      

Pandangan Komandan Iblis Heaven Dragon dan kelompoknya dipenuhi dengan sorot khawatir. Mereka memandang Lin Dong di samping, dan mendapati wajah pemuda itu masih setenang danau yang dalam. Lin Dong terlihat seakan tidak terusik dengan situasi yang tak berpihak di depan mereka…      

"Dong!"      

Badai energi menyebar, dan dua sosok itu saling beradu, lalu terpental menjauh. Darah menetes dari tangan mereka ketika dua praktisi tersebut mendarat di tanah.      

"Heh heh, kuat sekali. Tak pernah kusangka kalau hari di mana aku terdesak hingga seri oleh seorang praktisi level Profound Death Tingkat Atas."      

Tangan Teng Shan yang berlumuran darah mengusap Black Tortoise Pillar. Dia tertawa acuh sambil berkata, "Tapi, mari berhenti sampai di sini. Pertarungan ini akan berakhir seri. Kalian semua sudah kalah."      

Api Kecil mengarahkan mata merahnya ke atas, ekspresi harus darah merambat di sudut bibirnya. "Kalah?"      

"Black Tortoise Pillar-ku ahli dalam urusan pertahanan. Meskipun kau punya Nine Cauldron Divine Hammer, kau tidak akan bisa menghancurkan pertahananku. Jika bukan seri, apa kau berniat menghajarku?" Teng Shan mencemoohnya.      

"Kalau begitu, perhatikan aku menghancurkan tempurung kura-kura milikmu!"      

Api Kecil terkekeh. Sosoknya menerjang maju dan membumbung naik. Nine Cauldron Divine Hammer di kedua tangannya mendadak membesar hingga berukuran tiga kilometer. Arena itu sudah hancur sepenuhnya, dan Nine Cauldron Divine Hammer mendarat di sana. "Black Tortoise Wall!"     

Teng Shan mencemooh ketika melihatnya. Pilar batu kuno di tangannya dihentakkan, dan cahaya terang menyeramkan menyeruak dari sana. Tak lama kemudian, cahaya itu berkumpul dan menjadi sosok kura-kura hitam raksasa di atasnya. Akan tetapi, aura mengerikan seperti bencana di akhir zaman menguar dari sana.      

Sosok kura-kura hitam bercahaya itu jelas memiliki kekuatan pertahanan yang sangat mengerikan.      

"Dhuaar!"     

Palu suci raksasa tersebut jatuh dengan suara ledakan keras. Tetapi, palu suci itu mendadak berhenti ketika hendak mendarat di sosok kura-kura hitam bercahaya. Api Kecil menjentikkan jarinya, dan sebuah cahaya hitam terlontar ke bawah.      

Cahaya itu rupanya adalah sebuah manik hitam bulat.      

"Chi!"      

Manik hitam itu meledak di atas sosok kura-kura hitam bercahaya, dan cahaya hitam mengerikan tak berbatas seakan memenuhi langit ketika mendarat di sana. Kabut putih pekat menyeruak dari pertahanan kuat milik sosok kura-kura hitam ketika dihadapkan dengan cahaya hitam mengerikan itu. Seluruh sosok bercahaya itu seketika terkorosi.      

Kejadian yang tak disangka-sangka sudah melampaui ekspektasi semua orang. Bahkan Teng Shan juga tertegun. Dia tidak mengira kalau pertahanannya yang terhebat bakal dihancurkan oleh manik hitam tersebut.      

"Bagaimana mungkin?!"      

Teng Shan sontak berteriak. Tapi sebelum dia bisa memahami apa yang barusan terjadi, sebuah palu suci raksasa kembali mendarat dari langit, dan menghantam keras di badannya.      

"Dhuaar!"      

Suara ledakan bernada rendah dan dalam menyebar, dan semua orang menyaksikan sosok Teng Shan terpental mundur dengan menyedihkan. Teng Shan memuntahkan banyak darah dengan tak terkendali ketika terpental, dan akhirnya menghantam di tanah usai terbang sejauh tiga kilometer.      

Berpasang-pasang mata memandang ke arah sosok Teng Shan yang tak bergerak di tanah. Tak ada seorang pun yang tahu apakah dia masih hidup atau sudah meregang nyawa. Daratan yang awalnya ramai seketika sunyi senyap … Teng Shan rupanya sudah dikalahkan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.