Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Lin Chen



Lin Chen

0"Kuat sekali Mental Energy-nya!"     

Ekspresi Lin Feng berubah syok. Dia telah menggunakan seluruh Yuan Power di tubuhnya, namun Mental Energy yang menindih tubuhnya masih terasa seperti gunung. Dia tidak bisa bergerak sama sekali, bahkan bernapas pun kesulitan.     

"Bagaimana bisa?! Mana mungkin anak dari keluarga cabang bisa sekuat ini?!"     

Ekspresinya syok. Hati Lin Feng dipenuhi rasa tidak percaya. Walaupun dia bukanlah praktisi terhebat di antara anggota muda di Klan Lin, tetap saja dirinya bukanlah anggota yang kekuatannya biasa-biasa saja. Namun, kenyataan di depan matanya mengatakan jika pemuda di depannya, yang terlihat lebih muda darinya, ternyata beberapa kali lebih kuat darinya!     

Di sebelahnya, Lin Qiang dan rekan-rekannya memandang Lin Feng, yang kini sedang berlutut di depan Lin Dong, hati mereka menjadi kacau. Namun, pedang tajam yang melayang di leher mereka membuat mereka tak berani bergerak sedikit pun.     

Lin Dong menatap dingin ke arah Lin Feng yang masih gigih menahan tekanan Mental Energy. Tiba-tiba Lin Dong melangkah maju.     

"Bruak!"     

Saat Lin Dong maju, tekanan Mental Energy yang menindih tubuh Lin Feng bertambah kuat. Dalam sekejap, ekspresi Lin Feng berubah pucat pasi. Tubuhnya dipaksa tiarap seluruhnya di tanah. Kini dia terlihat seperti sedang ada dalam situasi sulit.     

"Brengsek tak tahu malu!"     

Dengan tanah yang mencoreng wajahnya, wajah Lin Feng langsung berubah ungu. Di dalam Dantian-nya, Yuan Power-nya terus menggelora. Kemudian disaat bersamaan, tekanan Mental Energy yang menindih tubuhnya tiba-tiba hilang. Sensasi di mana energinya tak bisa disalurkan keluar membuat Lin Feng sedikit putus asa, hingga rasanya ingin memuntahkan darah.     

"Ohok!"     

Setelah tekanan Mental Energy tersebut hilang, Lin Feng mulai terbatuk-batuk. Lin Dong melirik acuh pada pemuda itu. Dengan satu ayunan tangan, Pedang Es Misterius di leher dua orang lainnya pun kembali.     

"Kelihatannya kau sangat keberatan kalau aku mengajar ilmu bela diri, ya?" Lin Dong menengok, lalu melihat ke arah Lin Qiang dan kawan-kawan dengan nada dingin.     

"Glek."     

Di bawah lirikan Lin Dong, rambut di seluruh tubuh Lin Qiang berdiri. Mereka melihat ke arah Lin Dong dengan ketakutan, lalu buru-buru menggeleng. Bahkan Lin Feng, yang sudah mencapai Yuan Dan Tingkat Awal, berhasil dikalahkan Lin Dong tanpa punya kesempatan untuk membalas. Kalau Lin Dong ingin bertarung dengan mereka, dia mungkin tidak perlu sampai mengangkat satu jari untuk memaksa mereka berlutut hingga tak bisa bergerak.     

"Astaga, bagaimana bisa ada monster muncul di keluarga cabang? Dengan kekuatan seperti ini, mungkin hanya Kak Lin Chen yang bisa melawannya..."     

Kedua orang itu saling bertukar pandang. Keduanya bisa melihat sorot keheranan di mata masing-masing.     

"Kalau kau tidak punya urusan lain, pergilah."     

Lin Dong berujar santai sembari melihat ke arah Lin Feng, yang sedang merangkak bangkit dari tanah dengan ekspresi jelek. Lin Dong lalu berjalan kembali ke tempat latihan dan mengatakan, "Kembali latihan."     

"Baik!"     

Setelah mendengar kalimat Lin Dong, seluruh anggota muda keluarga Lin menjawab serempak dengan teriakan semangat. Ketika melihat ke arah Lin Dong, tatapan mereka menjadi penuh dengan kekaguman. Di dalam hati mereka, Klan utama Lin selalu menjadi keberadaan yang sangat sulit dikalahkan. Namun, Lin Dong hari ini menunjukkan kenyataan pada mereka jika klan utama masih bisa dikalahkan.     

"Kak Lin Feng!"     

Menyaksikan Lin Dong berbalik dan pergi, Lin Qiang beserta teman-temannya baru berani menghampiri untuk membantu Lin Feng. Semuanya memasang ekspresi kecut. Awalnya mereka berniat berkeliling sambil memamerkan kekuatan mereka pada anggota muda keluarga cabang yang tak begitu mereka kenal. Mereka tak pernah membayangkan, jika mereka tak hanya gagal memamerkan kekuatan, alih-alih kehilangan muka.     

Wajah Lin Feng berubah antara hijau dan putih, sembari mendorong keras Lin Qiang dan yang lainnya. Dia menatap keji ke arah punggung Lin Dong, kemudian pergi dari sana.     

"Ayo pergi dan cari Kak Lin Chen."     

Mendengar suara pelan Lin Feng, rasa senang muncul di mata Lin Qiang dan yang lainnya, lalu buru-buru menyusul di belakang.     

Lin Dong duduk di tempat latihan sembari memperhatikan Lin Feng beserta kawan-kawannya yang meninggalkan tempat itu. Alisnya mengernyit lagi. Dia tidak menyukai anggota Klan Lin itu. Walaupun mereka sama-sama memiliki nama keluarga 'Lin', hubungan darah antara mereka sangat lemah. Saking lemahnya, hubungan darah itu bisa dianggap tidak ada.     

"Kali ini, Klan Lin datang kemari karena makam tua. Kira-kira berapa orang praktisi elit yang mereka kirim?"     

Lin Dong merenung. Tampaknya godaan makam tua itu sangat besar, bahkan fraksi seperti Klan Lin pun tertarik hingga datang kemari. Namun, itu berarti kesempatannya mendapatkan barang bagus dari makam menjadi lebih kecil.     

Dia menghela napas pasrah. Lin Dong menggeleng dan mengabaikan pikiran itu untuk sementara. Kali ini dia harus pergi ke makam tua untuk mengakhiri siksaan Qing Tan dimana Qi gadis itu terus melahap tubuhnya. Lalu untuk barang berharga lain, yang bisa mengundang pertikaian besar, dia hanya bisa bergantung pada keberuntungan.     

Pokoknya, dengan kekuatan Lin Dong dan bantuan tikus kecil, selama mereka tidak bertemu praktisi Creation Stage, mereka pasti bisa menghadapi apapun yang menghalangi mereka.     

Lin Dong menyingkirkan pikiran itu dan kembali membimbing para anggota muda yang sedang belajar ilmu bela diri. Sekitar setengah jam kemudian, seorang gadis cantik tiba-tiba berlari ke arahnya sambil terengah-engah.     

"Kak Lin Xia, ada apa?" tanya Lin Dong sambil tertawa melihat gadis cantik yang baru saja datang berlari.     

"Kakek menyuruhmu pergi ke aula." Lin Xia memegangi perutnya. Gadis itu terengah-engah, kemudian bicara lagi, "Apa kau mengalahkan orang-orang dari Klan Lin tadi?"     

"Kenapa? Mereka mau protes?" Lin Dong membalas santai.     

"Tidak ada protes, tapi sepertinya mereka memanggil bala bantuan." Lin Xia menutup mulutnya sambil tertawa pelan. Tak lama kemudian, ekspresinya berubah tegang, lalu melanjutkan, "Kali ini, aku tak tahu kenapa, tapi beberapa orang dari Klan Lin datang kemari. Kebanyakan adalah anggota muda. Harusnya dengan kekuatanmu, kau tidak perlu khawatir soal Lin Feng dan yang lainnya. Tapi di sana ada dua orang yang perlu kau waspadai."     

"Oh?"     

"Dua orang itu laki-laki dan perempuan. Kudengar ayahku bilang kalau di antara praktisi elit Klan Lin utama pun, keduanya dianggap anggota elit. Yang laki-laki namanya Lin Chen, lalu yang perempuan namanya Lin Ke-er," ujar Lin Xia bersungguh-sungguh.     

"Oh."     

Lin Dong tersenyum tipis dan mengangguk. Dia berdiri, kemudian berjalan menuju aula tamu, sementara Lin Xia cepat-cepat mengikuti. Saat melihat kedua orang itu pergi, anggota muda di tempat latihan pun menghentikan latihan mereka. Intuisi mereka mengatakan kalau hal yang akan terjadi setelah ini akan lumayan seru. Dalam sekejap, mereka saling bertukar pandang, kemudian menghentikan latihan dan diam-diam mengikuti.     

Ketika Lin Dong sampai di aula tamu, dia mendengar suara tawa dari dalam. Tak lama kemudian, dia melewati pintu, dan pandangannya melihat ke seluruh ruangan aula tersebut.     

Terdapat beberapa orang di dalam aula. Selain Lin Zhentian, Lin Xiao, dan yang lain, Lin Feng dan kawan-kawannya, yang diusir dengan cara menyedihkan barusan, juga ada di sini. Saat mereka melihat Lin Dong masuk, sebuah ejekan tampak melintas di mata mereka.     

Lin Dong hanya melihat Lin Feng dan kawan-kawannya sejenak, hingga pandangannya berhenti pada dua orang yang duduk di depan mereka. Kedua orang itu adalah laki-laki dan perempuan. Laki-laki itu tampak berumur 24 atau 25 tahun. Dia memiliki badan yang tinggi dan gagah. Wajahnya pun terlihat tampan. Dengan pakaian rapi tersebut, dia benar-benar tidak terlihat seperti orang biasa.     

Sementara si gadis memakai baju putih. Sosoknya yang elegan terlihat mengagumkan. Hal yang paling luar biasa darinya adalah di masing-masing matanya terlihat seperti ada dua pupil. Di tepi pupilnya, cahaya biru tampak mengalir, membuatnya terlihat sangat menawan.     

Di antara anggota muda di tempat ini, hanya dua orang itu yang bisa membuat jantung Lin Dong berdebar.     

Ketika Lin Dong sedang mengamati keduanya, mereka pun melihat ke arah Lin Dong. Sang pemuda sedikit menaikkan alis. Di sudut bibirnya tampak sebuah senyum misterius. Sementara itu, sebuah sorot terkejut tampak di mata cantik gadis berbaju putih tersebut.     

"Mereka berdua pasti yang tadi disebutkan oleh Kak Lin Xia; Lin Chen dan Lin Ke-er..."     

Pikiran itu hinggap di benak Lin Dong. pemuda itu berjalan ke dalam aula dan membungkuk hormat pada Lin Zhentian yang duduk di kursi kepala keluarga.     

"Hehe, Dong-er, ini adalah pemimpin kelompok Klan Lin. Kau harus memberi salam pada Pak Tao." Melihat Lin Dong masuk, Lin Zhentian mengenalkan pria tua berbaju abu-abu di sebelahnya sambil tertawa.     

"Yang muda ini memberi salam pada Pak Tao."     

Lin Dong menatap pria tua berbaju abu-abu, kemudian ekspresinya tampak sedikit gentar. Kekuatan Pak Tua Tao kelihatannya ada di Yuan Dan Tingkat Akhir. Kekuatan Klan Lin memang tidak bisa diremehkan. Bahkan seorang pemimpin kelompok saja memiliki kekuatan sebesar itu.     

"Hehe, dia memang berbakat. Kelihatannya keinginanmu akan terpenuhi dalam reuni klan dua tahun lagi." Pak tua Tao terkekeh sambil melihat pada Lin Dong.     

"Pak Tao, klan tidak bisa mengakui seseorang begitu saja hanya dari penampilannya." Mendengar kalimat itu, laki-laki yang duduk di samping gadis berbaju putih terkekeh pelan dan bicara.     

Pak Tao pun merasa sedikit malu akan kalimat yang diucapkan padanya. Dia melirik pasrah pada sang pemuda, kemudian kembali menatap Lin Zhentian, "Kawan lamaku, untuk perjalanan kami ke makam kali ini, kau ingin aku mengajak Lin Dong?"     

"Ya. Lin Dong adalah bibit yang luar biasa. Mencari pengalaman pasti akan sangat berguna baginya. Kali ini kuharap kau mau menjaganya," ujar Lin Zhentian sungguh-sungguh.     

Pak Tao bergumam sendiri sejenak, kemudian mengangguk. "Karena kau meminta, baiklah. Aku akan berusaha menjaganya sebaik mungkin."     

"Terima kasih banyak, kawan lama." Melihat pria itu mengangguk setuju, Lin Zhentian merasa lega. Namun dia tidak sadar akan tatapan muram yang diberikan oleh Lin Dong.     

"Tunggu!"     

Setelah Lin Zhentian berterima kasih, sebuah suara tiba-tiba terdengar di momen yang tidak pas ini. Alis pak tua Tao sedikit mengernyit sambil melihat ke arah pemuda yang menyela dengan nada pasrah. "Lin Chen, ada apa lagi?"     

"Pak Tao, perjalanan kita ke makam tua sangat penting. Kalau kita asal mengajak orang dan dia menjadi beban, bagaimana kita bisa menjelaskan ini pada para sesepuh ketika kembali nanti?" ujar Lin Chen dan tersenyum.     

"Hehe, kau tidak perlu khawatir. Dengan kekuatan Lin Dong, dia tidak akan menjadi beban." Lin Zhentian buru-buru menjawab dan tersenyum.     

"Oh, pak ... tua Lin Zhentian, untuk masalah ini, sekadar kata-kata tidak ada artinya. Kalau dia ingin diuntungkan dengan ikut kami, dia harus menunjukkan kalau dia punya kemampuan."     

Lin Chen mengedikkan dagu ke arah Lin Dong, lalu berujar sambil tersenyum lebar. "Kau juga setuju, 'kan?"     

Di titik ini, yang lain pun tahu kalau Lin Chen sedang memprovokasi Lin Dong. Di belakang Lin Chen, Lin Feng dan tiga rekannya menyeringai. Sementara itu, ekspresi Lin Zhentian dan yang lain berubah jelek.     

"Kau!"     

Lin Xia tidak senang dengan sikap pemuda itu yang mendominasi. Dalam sekejap, alisnya yang panjang pun tertarik naik. Kemudian, raut kemarahan pun tampak di wajah anggota muda keluarga Lin yang sudah mengerumuni aula.     

"Apa maumu?"     

Sebagai pihak terlibat, Lin Dong tetap tenang.     

"Ayo lakukan pertandingan persahabatan denganku. Kalau kau bisa bertahan selama 10 babak, aku akan mengijinkanmu ikut." Lin Chen berdiri dan berujar dingin.     

Lin Dong berbalik dan berjalan keluar dari aula.     

"Kalau aku mengalahkanmu, jangan ungkit pembicaraan ini lagi!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.