Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Song Dao



Song Dao

0Keesokan harinya, saat fajar menyingsing, pegunungan Api Langit menjadi sangat ramai. Beberapa kelompok membereskan tendanya dan melanjutkan perjalanan ke bagian dalam gunung. Sebagian besar dari orang-orang itu tampak buru-buru. Dari penampilannya, tampaknya mereka sangat takut kalau mereka terlambat sedikit saja, seluruh harta karun di makam kuno tersebut akan habis. Di mata Lin Dong, mereka terlihat sedikit bodoh.     

"Ayo berangkat."     

Pak Tao melambaikan tangan dan menyuruh para pengawal untuk membereskan tendanya. Kemudian, tanpa menunggu lama, dia langsung berjalan ke bagian dalam gunung. Sementara itu, Lin Feng dan yang lainnya mengikuti dari belakang.     

Ketika mereka memasuki hutan di dalam gunung, langit tampak sedikit gelap, seperti ada perasaan menekan yang menyelimuti hati orang-orang. Ketika mereka mendengar suara samar hewan iblis dari kejauhan, senyum di wajah mereka sedikit berkurang. Semua orang tahu kalau di tempat seperti ini, tidak aneh kalau sedikit kecerobohan bisa membuat seseorang kehilangan nyawa dengan mudah.     

Di sana terdapat banyak kelompok orang-orang yang berjalan ke dalam gunung. Lin Dong dan kelompoknya melihat belasan kelompok sedang menuju tempat yang sama dengan mereka. Jumlah orang tiap kelompok bermacam-macam, dan mereka semua saling merasa waspada. Karena itu, setelah memasuki gunung, mereka semua saling berpencar.     

Lin Dong dan kelompoknya tidak memperhatikan tindakan kelompok lain. Pak Tao dan yang lainnya jelas sudah sangat bersiap diri dengan membawa peta pegunungan Api Langit yang sangat detail. Karena itu, mereka tidak perlu mencari-cari lagi, sehingga bisa langsung memilih rute terpendek dan cepat-cepat menuju bagian dalam gunung.     

Sambil berjalan cepat, suasana gaduh di belakang mereka mulai berkurang. Disaat bersamaan, ekspresi Pak Tao menjadi sangat terfokus dan waspada. Pegunungan Api Langit dipenuhi oleh hewan ibis, dan beberapa di antaranya sangat kuat. Malah, hingga saat ini, tidak ada yang tahu sudah berapa orang yang tewas di gunung ini.     

Lin Dong duduk di punggung Api Kecil. Wajahnya tetap tenang. Namun, benang-benang Mental Energy terus memenuhi sekitarnya sambil mengawasi dengan hati-hati.     

"Ada satu kelompok di depan kita. Jumlahnya cukup banyak dan juga tercium bau darah dari mereka. Tapi itu bukan hewan iblis." Sambil berjalan hati-hati, seorang pengawal paruh baya yang berpengalaman tiba-tiba berhenti dan melapor pelan.     

"Jalan terus."     

Pak Tao mengangguk pelan dan tidak terkejut. Semua orang datang kemari untuk makam tua. Selain kelompok mereka sendiri, orang lain adalah saingan. Karena itu, bukan hal aneh kalau pertarungan sampai terjadi di gunung ini.     

Ketika melihat Pak Tao tidak berniat mengambil jalan berputar, para pengawal pun mengangguk. Namun, cengkeraman mereka di gagang pedang masing-masing mengerat perlahan.     

Mata Lin Dong sedikit menyipit ketika melihat daerah hutan di depannya. Di dekatnya, dia bisa merasakan beberapa aura. Malah dia merasakan aura yang cukup kuat di sana. Dari aura itu, kemungkinan adalah keberadaan praktisi Yuan Dan Tingkat Akhir.     

Saat dia menyadari aura kuat itu, Lin Dong hanya bisa menghela napas dalam hati. Daya tarik makam kuno ini sangat luar biasa. Tak lama setelah berjalan ke dalam pegunungan Api Langit, mereka sudah bertemu dengan fraksi yang tak kalah hebat dari Komplotan Serigala Darah.     

Ketika Lin Dong diam-diam menghela napas, kelompoknya sudah melewati semak belukar. Tak lama kemudian, belasan orang muncul di lapangan di depan mereka.     

Waktu kelompok Lin Dong muncul, belasan orang yang sedang beristirahat di atas tanah itu segera mengambil senjata di sebelah mereka, kemudian berbalik dan melihat pada kelompok yang baru datang dengan tatapan keji.     

Dalam sekejap, suasananya menjadi sangat tegang.     

Mata Lin Dong menyapu kerumunan itu, lalu berhenti pada pria di tengah. Tubuh pria itu sangat tegap. Dia bagai memiliki punggung harimau dan pinggang beruang. Di seluruh tangannya tampak bekas-bekas luka, membuatnya tampak sangat mengerikan. Dari penampilannya, dia seperti orang yang pedangnya selalu bersimbah darah.     

"Yuan Dan Tingkat Akhir."     

Mata Lin Dong melihat pria itu, kemudian sedikit menyipit. Tampaknya pria itu adalah pemimpin kelompok. Kekuatannya tidak lemah. Apalagi, dari tindakan terkoordinasi itu, jelas jika mereka ada di fraksi yang sama. Namun, dia tetap tidak tahu dari kota mana mereka berasal.     

"Di sana bahkan ada dua praktisi Yuan Dan Tingkat Menengah."     

Tatapan Lin Dong melewati pria itu, hingga akhirnya berhenti sejenak pada dua orang di belakangnya. Lin Dong pun merasa terkejut. Kelompok ini kekuatannya ada di atas Komplotan Serigala Darah.     

"Jalan."     

Tatapan Pak Tao menyapu kerumunan itu dengan santai. Tanpa berkata-kata, dia melambaikan tangan dan memimpin kelompoknya maju.     

Ketika melihat Lin Dong dan kelompoknya berjalan menghampiri mereka, kilat mengancam tampak di mata orang-orang di sana. Sementara itu, cengkeraman pada senjata mereka, yang masih terdapat noda darah di sana, semakin mengerat.     

Dua kelompok itu akhirnya saling berpapasan, hingga kedua kelompok tersebut terpisah beberapa meter. Suasana di sana seperti membeku.     

Di bawah pimpinan Pak Tao, kelompoknya berhasil melewati kelompok di sana. Namun, saat mereka berpikir sudah berhasil melewatinya, sebuah tangan tiba-tiba terulur dan menekan kuda putih Lin Ke-er.     

"Heh heh, sungguh gadis yang cantik. Bagaimana kalau kau turun dan bermain bersama kami?"     

Mendengar komentar yang menyinggungnya, wajah Lin Ke-er berubah sedingin es dalam sekejap. Tanpa ragu-ragu, dia melambaikan tangan putihnya, kemudian sebuah bayangan dingin meledak dari lengan bajunya.     

"Ding!"     

Bayangan dinginnya melesat, namun pemilik tangan itu pun juga sudah bersiap-siap. Pedangnya terayun dan berhasil menghalau bayangan dingin tersebut. Tapi kekuatan dahsyat dari bayangan dingin itu masih bisa menghentaknya mundur dua langkah.     

Disaat bersamaan dengan Lin Ke-er yang berhenti, di samping Lin Dong, sebuah pedang panjang membelah udara di depannya. Praktisi yang merupakan Yuan Dan Tingkat Menengah itu mengedikkan kepala, kemudian memberikan sebuah senyum cerah pada Lin Dong dan berujar, "Nak, bagaimana kalau kau serahkan binatang yang sedang kau tunggangi?"     

Sebelum orang itu menyelesaikan kalimatnya, sebuah bayangan pedang yang kuat melesat cepat ke arahnya, hingga dia cepat-cepat menghindar dan menarik pedangnya.     

"Klang!"     

Bayangan pedang tersebut menabrak keras bagian belakang pedang. Saking kerasnya, tangan pria itu sampai mati rasa. Dia buru-buru menghindar hingga nyaris terjatuh.     

"Chiung chiung!"     

Pertukaran serangan itu memecah suasana. Kedua pihak segera menarik senjata masing-masing. Gelombang Yuan Power mulai memenuhi lapangan tersebut.     

Lin Dong masih terlihat tenang, kemudian melihat ke arah pria yang terhentak ke belakang. Kini pria itu sedang menatapnya dengan sebuah tatapan membunuh yang intens.     

Lin Dong melirik pria itu. Dia bisa melihat kalau orang-orang itu sedikit nekat. Dia yakin kalau mereka adalah penjahat musiman. Orang semacam itu sangat tidak logis dan liar. Tak peduli status apa yang kau miliki, selama mereka lebih kuat, mereka berani melakukan apa saja.     

Sembari matanya melihat orang-orang itu, tatapan Lin Dong tiba-tiba berhenti pada sosok di tengah. Dalam sekejap, matanya sedikit terfokus.     

Ekspresi Pak Tao tiba-tiba menggelap ketika orang-orang itu mulai menyerang. Dia buru-buru mengambil satu langkah maju, dan aura Yuan Dan Tingkat Akhir-nya keluar dari tubuh.     

Aura kuat itu mengurangi keagresifan orang-orang itu. Walaupun mereka adalah orang nekat, mereka juga harus memikirkan sekuat apa lawan yang mereka hadapi.     

"Berhenti!"     

Setelah Pak Tao menunjukkan kekuatannya, pria yang tangannya dipenuhi bekas luka itu akhirnya membuka mulut. Dia melambaikan tangan, kemudian seluruh orang-orang bertampang bengis itu menurunkan senjata di tangan mereka perlahan-lahan. Namun mereka terus menatap pada Lin Dong dan kelompoknya dengan tatapan keji.     

"Hah, namaku Song Dao. Ini hanyalah salah paham. Saudara-saudaraku tidak mengerti peraturan. Kalau kami menyinggung kalian, tolong maafkan kami." Pria bertangan kosong itu tersenyum sembari menangkupkan tangan dan meminta maaf pada Pak Tao.     

Pak Tao melirik acuh padanya. Dari kemampuan deduktifnya, dia tahu kalau orang-orang itu hanya ingin mengukur kekuatan mereka. Jika dia bukan praktisi Yuan Dan Tingkat Akhir, kemungkinan kelompok itu akan sungguhan menyerang mereka.     

"Jalan."     

Pak Tao tidak berniat mengobrol dengan Song Dao. Meskipun Klan Lin sangat terkenal, tapi pada kriminal yang dalam hidupnya sering menantang bahaya, tidak akan berefek banyak. Karena itu, dia memerintah dengan acuh dan memimpin Lin Feng serta kelompoknya berjalan kembali.     

Lin Ke-er duduk di atas kudanya. Mata biru cantiknya melirik pada orang-orang itu, kemudian sebuah kilat dingin melintas di matanya. Namun, dia tidak berbuat apa-apa, hanya menyetir kudanya dan menyusul kelompok di depannya.     

Saat Lin Dong dan kelompoknya menghilang perlahan ke dalam hutan, suasana tegang itu perlahan menghilang.     

"Bos, kenapa membiarkan mereka pergi? Gadis itu cantik sekali. Aku ingin lihat apakah dia masih bisa bersikap dingin dan sombong setelah aku menelanjanginya." Sambil melirik Lin Dong dan kelompoknya menghilang di hutan, pria yang sebelum ini menghentikan Lin Ke-er menjilat bibirnya, kemudian tawa aneh terdengar.     

"Kendaraan bocah itu keren sekali. Kelihatannya itu adalah Harimau Piton Api. Kalau kita bisa menangkapnya, kita bisa menukarnya dengan Batu Yang Yuan yang sangat mahal." Pria lainnya berkomentar sambil sedikit bersungut-sungut.     

"Mereka kuat dan pasti tidak mudah dilawan."     

Song Dao terkekeh dingin dan berujar, "Apalagi, kita masih punya urusan yang harus diselesaikan. Kalau kalian ingin perempuan cantik, kepala manajer Su dari Asosiasi Seribu Emas lebih baik."     

"Kepala manajer Su dari Asosiasi Seribu Emas?" Ketika mereka mendengar nama itu, sorot nafsu muncul di mata beberapa orang di sana.     

"Beritahu mereka." Song Dao mengedikkan kepala sambil menatap satu orang yang berada di antara anak buahnya. Di pakaian orang itu terdapat simbol kepala serigala berwarna merah darah.     

"Bos Song Dao, Asosiasi Seribu Emas juga datang ke pegunungan ini. Xia Wanjin dan Liu Xuansu ada di antara mereka. Sekarang Komplotan Serigala Darah kami sedang mengikuti mereka. Setelah Bos Song Dao membawa pasukan ke sana, kita bisa membinasakan Asosiasi Seribu Emas. Heh heh, ketua sekte kami juga bilang, setelah kita berhasil menyingkirkan Asosiasi Seribu Emas, kompensasinya pasti akan membuatmu senang." Sosok itu tersenyum dan bicara dengan nada hormat.     

"Asosiasi Seribu Emas ... mereka juga cukup kuat. Ini bukan pertama kalinya ketua sekte kalian bekerja sama denganku. Dia harusnya sudah tahu harganya. Kalau dia tak sanggup membayar, jangan salahkan aku kalau hubungan kita jadi buruk." Song Dao berpikir sesaat, kemudian berujar dingin.     

"Bos Song Dao, jangan khawatir!" Mendengarnya, orang itu merasa senang.     

"Ayo pergi dan bergabung dengan Komplotan Serigala Darah. Kita terima tawarannya." Song Dao terkekeh, kemudian melambaikan tangannya.     

Orang-orang di sana pun merasa senang. Tatapan bersemangat muncul di wajah mereka, seolah terlihat jika mereka gatal ingin melakukan pembantaian.     

"Aih..."     

Ketika fraksi Song Dao sedang bersiap untuk pergi, di hutan dekat sana, seseorang sedang bersandar di batang pohon sambil menghela napas pelan.     

"Ternyata memang Komplotan Serigala Darah..."     

Lin Dong memijit keningnya. Sebelum ini, dia menyadari kalau salah satu dari mereka memiliki lambang Komplotan Serigala Darah di bajunya. Namun dia tak mengira kalau dia akan mendengar berita mengejutkan setelah menguping.     

"Asosiasi Seribu Emas, Kakak Su..."     

Sambil merentangkan tangannya, Lin Dong melongokkan kepala dan melihat orang-orang itu dari tempatnya. Tatapan mereka tampak dingin, lantas sosok mereka berjalan menuju hutan.     

"Sepertinya aku harus bertindak..."     

Saat sosok itu menghilang, suara pelan yang terdengar itu menghilang dalam sekejap.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.