Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Soul Treasure



Soul Treasure

Saat sosok Lin Dong kembali dari hutan dan muncul di tengah-tengah kelompok, sebelum dia mendarat di punggung Api Kecil, Pak Tao dan yang lain sempat melihatnya sesaat, namun tidak bertanya apa yang dia lakukan di sana. Setelah Lin Dong mengalahkan Lin Chen, dia telah menunjukkan kekuatannya dengan jelas. Karena itu, bahkan Lin Chen dan yang lain tak berani memancing emosinya.     

"Pak Tao, orang-orang itu terlalu berlebihan! Kita tidak bisa pergi begitu saja!" Ketika Lin Dong kembali ke dalam kelompok, Lin Chen terlihat masih merasa kesal dengan perselisihan yang baru saja terjadi. Pemuda itu membuka mulutnya dan protes.     

Sebagai anggota Klan Lin, biasanya mereka ada di posisi penindas. Karena itu, kalau bukan karena Pak Tao memaksa pergi, mereka tadi pasti sudah memulai pertikaian.     

"Orang-orang itu cukup hebat. Kalau kita bertarung, mungkin kita akan menang. Tapi kita juga harus membayar dengan harga yang besar." Pak Tao menggeleng, lalu melanjutkan, "Sekarang prioritas utama kita adalah cepat-cepat pergi ke makam. Setelah praktisi elit lain dari klan datang, kita bisa melawan mereka kapan saja."     

Nada kalimat Pak Tao pun terdapat kemarahan juga. Dia juga merasa kesal dengan kelompok sebelumnya.     

"Pada saat itu, kita tidak akan membiarkan mereka begitu saja!" Lin Chen mengeratkan gigi dan bersumpah.     

Lin Ke-er, yang ada di satu sisi, mengedipkan matanya yang cantik. Sebuah kilat dingin tampak di pupilnya. Lalu, dia tiba-tiba menengok, melihat ke arah Lin Dong dan tersenyum, "Mereka pasti akan mendapatkan balasan yang setimpal, 'kan?"     

Mendengarnya, Lin Dong terkejut. Dia menolak berkomentar dan membalas, "Mungkin."     

Lin Ke-er tersenyum seolah tahu dan tidak bertanya lebih lanjut.     

Sisa perjalanan mereka tidak terlalu sepi. Walaupun mereka sudah berada sangat dalam di pegunungan Api Langit, Lin Dong dan yang lainnya masih bertemu dengan kelompok lain yang juga menuju ke sana. Sebagian besar dari kelompok itu tidak lemah. Namun, walaupun sebagian besar dari mereka sama-sama waspada dengan kelompok lain, untungnya mereka tidak senekat kelompok pertama. Kemudian, karena kelompok Lin Dong juga terlihat sangat kuat, perjalanan mereka cukup damai.     

Selain kelompok lain, kelompok Lin Dong juga jarang bertemu hewan iblis lokal di pegunungan Api Langit. Tampaknya Pak Tao sudah sangat persiapan. Pria itu membawa bubuk obat yang unik yang bisa menghalau beberapa hewan iblis. Lalu untuk hewan iblis yang lebih kuat, Lin Ke-er bisa mengetahuinya dari kejauhan, sehingga kelompok mereka bisa menghindar dengan mengambil jalan memutar. Karena itu, perjalanan mereka sangat lancar.     

Di beberapa kesempatan langka di mana mereka bertemu hewan iblis, hewan itu tidak terlalu sulit dikalahkan.     

Sembari bergegas, Lin Dong menyadari jika Lin Ke-er ternyata seorang Symbol Master juga. Walaupun dia tak melihat gadis itu memakai serangan Mental Energy, dari apa yang dia rasakan, kekuatan Lin Ke-er sama sekali tidak lemah.     

Hampir satu hari mereka di jalan bergegas menuju tempat tujuan. Hingga akhirnya malam pun mulai menguasai langit pegunungan Api Langit. Lin Dong dan kelompoknya pun memutuskan untuk berhenti dan beristirahat. Biar bagaimanapun, malam adalah waktunya hewan iblis berkeliaran, sehingga tidak bijak jika mereka terus melakukan perjalanan.     

Setelah mendirikan tenda, Lin Dong, Pak Tao, dan yang lain berdiskusi soal beberapa hal sejenak, sebelum akhirnya kembali ke tenda masing-masing dan mulai berlatih.     

Cahaya bulan yang lembut menyinari dari garis cakrawala, seolah memberikan lapisan sutera perak di pegunungan ini. Dari waktu ke waktu, raungan pelan hewan iblis terdengar.     

Di perkemahan yang hening, sebuah tenda bergerak pelan. Seorang manusia dan seekor hewan buas berubah menjadi dua bayangan dan bergegas pergi. Dalam sekedip mata, mereka menghilang ke dalam hutan.     

Saat mereka memasuki hutan, Lin Dong melihat sekali lagi ke arah perkemahan yang sudah sepi di belakangnya, kemudian menghela napas lega. Lantas, dia menepuk pelan kepala Api Kecil, sementara hewan itu pun sadar untuk tidak menggeram.     

"Ayo," ujar Lin Dong pelan. Saat dia akan pergi, matanya tiba-tiba terfokus dan buru-buru berbalik. Dia melihat ada seorang gadis berbaju putih sedang berdiri di dahan pohon di belakangnya, dan gadis itu sedang tersenyum pada Lin Dong.     

"Lin Ke-er?" Melihat gadis berbaju putih itu, alis Lin Dong sedikit mengernyit.     

"Kau mau mencari orang-orang yang tadi siang, ya?" Lin Ke-er melayang turun, kemudian terkekeh. "Aku ikut, ya?"     

Lin Dong terkejut, dan membalas, "Kenapa kau mau ikut campur dalam masalah ini?"     

Song Dao dan yang lain jelas bukan kelompok biasa. Apalagi, niatan membunuh mereka tidak bisa dibandingkan, bahkan dengan Komplotan Serigala Darah. Namun, jika masalah ini tidak melibatkan Asosiasi Seribu Emas dan Xuan Su, Lin Dong juga ragu-ragu kalau mau ikut campur. Karena itu, dia tidak mengira kalau Lin Ke-er ingin pergi dengan keinginannya sendiri...     

"Apa kau tidak tahu kalau perempuan itu adalah makhluk paling pendendam?" Gadis itu menjawab pertanyaan Lin Dong dengan ekspresi heran, kemudian menengadahkan kepala, tersenyum tipis pada Lin Dong.     

"Apa ini karena kalimat dari orang yang tadi...?" Sudut bibir Lin Dong berkedut. Apakah semua perempuan dari klan besar memiliki kepribadian semacam ini?     

"Yah, terserah padamu saja."     

Walaupun dia tak tahu apakah ini jawaban yang tepat, Lin Dong tak bertanya lagi. Setelah dia menjawab, Lin Dong melompat ke punggung Api Kecil, kemudian berubah menjadi bayangan merah dan berlari secepat kilat ke dalam hutan.     

"Wush!"     

Saat Lin Dong bergerak, sebuah suara dari sesuatu yang dingin sedang membelah udara tiba-tiba terdengar dari belakangnya. Ketika dia menoleh, dia melihat Lin Ke-er sedang menginjak pedang panjang yang unik, yang kelihatannya dibentuk dari serutan es yang dipadatkan. Pedang panjang itu bersinar samar di kegelapan malam. Sementara itu, Lin Dong merasakan sensasi berdetak dari pedang panjang unik tersebut.     

"Pedang apa itu? Kenapa bisa sangat kuat?" Lin Dong sangat terkejut. Dia bisa mengatakan kalau Pedang Es Penghancur milik Lin Ke-er bukanlah pedang biasa. Jika dibandingkan, Pedang Es Misterius dan Pedang Nyala Api miliknya adalah sampah.     

"Itu adalah Soul Treasure. Heh, Nak, kau ini bodoh sekali. Pantas saja, karena kau dibesarkan di tempat kecil, kau jadi tidak tahu apa-apa..." Sementara Lin Dong terkejut, suara tikus kecil itu tiba-tiba menggema di kepalanya.     

"Soul Treasure? Apa itu?" Lin Dong terkejut dan bertanya.     

"Intinya, itu adalah benda yang memiliki jiwanya sendiri, dinamakan Soul Treasure. Benda semacam itu hanya bisa dibuat oleh Soul Symbol Master. Karena itu, di Dinasti Agung Yan tempatmu, Soul Treasure ini dianggap benda yang sangat langka." Tikus kecil itu menjawab santai.     

"Harus ditempa oleh Soul Symbol Master..." Sorot terkejut melintas di mata Lin Dong. ini berarti Guru Besar Yan pun tidak punya kemampuan untuk membuat Soul Treasure. Tak heran jika dia tak pernah dengar tentang Soul Treasure di Kota Yan.     

"Seperti yang diharapkan dari klan besar..." Lin Dong melihat dengan tatapan iri ke arah Pedang Es Penghancur yang melayang di bawah kaki Lin Ke-er. Itu adalah keuntungan besar yang dimiliki klan agung. Bahkan senjata yang tak pernah didengarnya pun bisa dibawa-bawa. Di kegelapan malam, caranya Lin Ke-er melayang terlihat begitu anggun bagaikan peri.     

"Kau tau lokasi mereka, 'kan?" tanya Lin Ke-er sambil terkekeh.     

"Ya. Setelah bertikai dengan mereka tadi siang, aku meninggalkan tanda Mental Energy di pisau mereka." Lin Dong mengangguk. Kemudian dia melihat Lin Ke-er mengangkat alis, mau tidak mau Lin Dong bertanya dengan cara yang aneh, "Kau meninggalkannya juga?"     

"Sudah kubilang sebelumnya, kalau perempuan adalah makhluk pendendam." Lin Ke-er tersenyum manis.     

Lin Dong memutar matanya. Tampaknya gadis itu sudah berencana menyerang orang-orang itu. Berlawanan dengan sosoknya yang tampak pendiam dan wajah cantiknya, tak ada yang tahu kalau caranya bisa selicik ini.     

Setelah mengalihkan pandangan dari Pedang Es Penghancur, telapak tangan Lin Dong menepuk punggung harimau, kemudian kecepatan Api Kecil bertambah cepat. Seperti bayangan merah yang membara, dalam beberapa lompatan, mereka menghilang di dalam hutan. Tepat di belakang mereka, Lin Ke-er masih mengikuti dengan santai. Dari penampakannya, tampaknya dia tidak membutuhkan terlalu banyak Mental Energy untuk memanipulasi Pedang Es Penghancur tersebut.     

Dua manusia dan satu hewan buas menjelajahi hutan dengan kecepatan tinggi. Sekitar 10 menit kemudian, kecepatan mereka mulai berkurang. Mental Energy keduanya cukup kuat, sehingga mereka cukup awas dengan sekitar. Malah, nyaris bersamaan, mereka berdua menyadari jika di depan mereka terdapat beberapa gelombang Yuan Power serta suara peperangan yang samar.     

"Mereka sudah mulai..."     

Mendengar suara peperangan itu, pupil Lin Dong sedikit mengecil.     

...     

Saat ini, di tengah lembah gunung kecil, api unggun menyala, bersamaan dengan ratusan orang yang terlibat peperangan sengit. Suara peperangan dan desingan pedang terdengar, beserta bau darah yang kuat pun tercium di tengah kegelapan malam.     

"Song Dao, Asosiasi Seribu Emas tak pernah membuat masalah dengan Komplotan Pembantai Pedang, kenapa kau harus bekerja sama dengan Komplotan Serigala Darah dan membuat kami semakin kesusahan?!"     

Ekspresi Xia Wanjin gelap. Dia menggunakan telapak tangan untuk menghentak mundur seorang anggota Komplotan Serigala Darah yang menerjang ke arahnya. Matanya beralih menatap pria yang tampak mencolok dan sedang bertarung di tengah medang perang. Orang itu adalah Song Dao, orang yang ditemui Lin Dong tadi siang!     

"Karena aku menerima uang mereka, aku punya kewajiban untuk menyingkirkan masalah mereka. Bukankah Presiden Xia tahu prinsip ini?" Song Dao terkekeh. Dia mebalikkan tangan, kemudian pedangnya terhunus dengan membawa dua aliran darah. Dia menjilat noda darah di wajahnya, kemudian tersenyum.     

"Seberapa banyak Komplotan Serigala Darah membayarmu, Asosiasi Seribu Emas akan melipat gandakannya!" balas Xia Wanjin.     

"Haha, Xia Wanjin. Hadiah yang kutawarkan pada ketua sekte Song Dao adalah, setelah kita menghabisi Asosiasi Seribu Emas, kami akan memberikan separuh harta kalian pada Komplotan Pembantai Pedang. Memangnya kalian bisa membayar dengan harga ini?" Mendengar kalimat Xia Wanjin, Yue Shan tertawa keras.     

"Kalau kau berniat menghabisi Asosiasi Seribu Emas milikku, akan kubunuh kau!" Wajah Xia Wanjin sedingin es.     

"Kau tidak perlu khawatir. Bunuh mereka semua!" Yue Shan tersenyum sinis sambil melambaikan tangannya. Kemudian, beberapa elit dari Komplotan Serigala Darah menerjang seperti harimau dan serigala. Mata mereka merah. Mereka menyerang pasukan Asosiasi Seribu Emas dengan barbar.     

Saat Komplotan Serigala Darah dan Komplotan Pembantai Pedang itu bertarung sekuat tenaga, tekanan yang dihadapi Asosiasi Seribu Emas tergandakan dalam sekejap. Seiring waktu berlalu, orang-orang dari kedua fraksi itu banyak yang terbunuh dan jumlah mereka berkurang drastis.     

"Xuansu, lindungi Zhilan dan pergi dari sini! Aku akan melindungimu!" Saat dia melihat banyaknya orang-orang dari Asosiasi Seribu Emas yang tewas, mata Xia Wanjin memerah seraya meraung.     

Di belakangnya, wajah cantik Xuansu sedikit berubah. Matanya dipenuhi dengan sorot putus asa. Dengan keadaan seperti ini, Asosiasi Seribu Emas mereka jelas tidak dalam posisi unggul. Karena musuh mereka memiliki dua praktisi Yuan Dan Tingkat Akhir, dengan fakta ini saja, cukup untuk menghancurkan mereka. Karena itu, jika mereka tidak pergi sekarang, mereka pasti tewas.     

"Pergi! Kalau kalian tertangkap oleh mereka, kalian akan bernasib yang lebih buruk daripada kematian!" Menyadari Xuansu ragu-ragu, Xia Wanjin berteriak marah sekali lagi.     

Xuansu menggigit bibir merahnya dan buru-buru mengangguk. Gadis itu kemudian menarik Xia Zhilan sembari berusaha kabur dari kerumunan.     

"Kau ingin pergi? Haha, Manajer Su, saudara-saudaraku di Komplotan Pembantai Pedang sudah sejak lama mengagumi kecantikanmu. Mana mungkin kami membiarkan gadis secantik dirimu pergi, 'kan?"     

Melihat Xuansu berencana kabur, Song Dao yang sedang menunggu kesempatan itu tiba-tiba tertawa keras. Dia mengayunkan tangannya yang besar. "Saudara-saudaraku dari Komplotan Pembantai Pedang, tangkap dia!"     

"Haha!"     

Mendengar tawa Song Dao, mata anggota Komplotan Pembantai Pedang itu memerah dalam sekejap. Mereka mengeluarkan raungan seperti hewan dari mulutnya. Dalam sekejap, mereka menerjang ke arah Xuansu dan Zhilan bagaikan ombak.     

Melihat pasukan besar yang datang, wajah cantik Xuansu berubah. Telapak tangannya mendorong punggung Xia Zhilan. "Zhilan, lari!"     

"Brengsek!"     

Xia Wanjin mengamuk melihat pemandangan itu. Aura Yuan Dan Tingkat Akhir miliknya menyembur keras. Namun, saat dia berencana bergerak, sosok Yue Shan bergegas dan menghalangi Xia Wanjin.     

"Haha, Xia Wanjin, hari ini adalah hari di mana Asosiasi Seribu Emasmu akan binasa!"     

Saat Yue Shan menghalangi Xia Wanjin, Song Dao pun tertawa. Dalam sekejap, dia muncul di depan Xuansu dan yang lainnya. Dia menatap sosok gadis itu yang tampak semakin menggoda dalam matanya yang memantulkan api nafsu.     

Ketika gadis itu melihat Song Dao sendiri yang turun tangan, wajah cantik Xuansu berubah sedingin es. Sementara itu, jejak keputus asaan muncul di hatinya.     

"Manajer Su, tidak ada yang perlu dirindukan dari Asosiasi Seribu Emas. Bagaimana kalau kau bergabung dengan Komplotan Pembantai Pedang? Aku, Song Dao, akan menyambutmu secara pribadi!" Song Dao menatap Xuan Su sambil tersenyum.     

Wajah cantik Xuansu sedingin es. Sembari dia mengeratkan tangan putihnya, sebuah pedang panjang muncul di sana.     

Melihatnya, Song Dao merasa tidak bisa berbuat apa-apa. Dia merentangkan tangannya, lalu memberikan perintah, "Tangkap dia. Tapi ingat, jangan sampai lukai kecantikannya."     

"Baik!"     

Mendengar perintah Song Dao, pasukan dari Komplotan Pembantai Pedang itu tertawa cabul dan menjawab. Kemudian, mereka menyebar dan mengepung Xuansu dan yang lainnya.     

"Serang!"     

Saat satu orang berteriak, pasukan dari Komplotan Pembantai Pedang itu nyaris menerjang bersamaan. Disaat yang sama, gelombang Yuan Power pun meledak.     

"Bunuh!"     

Xuansu mengeratkan gigi dan mendengus dingin. Di titik ini, tak ada pilihan lain selain bertarung sampai mati.     

"Rawr!"     

Namun, saat Xuansu bersiap untuk bertarung sampai mati dengan komplotan itu, sebuah raungan rendah hewan buas terdengar dari dalam hutan. Tepat pada waktunya, sebuah bayangan merah membara menerjang ke dalam medan perang. Ekor merahnya mendesis di udara. Bagaikan cambuk baja, ekor itu mementalkan beberapa anggota Komplotan Pembantai Pedang di sekitarnya.     

Perkembangan tak terduga itu membuat para anggota Komplotan Pembantai Pedang panik, sementara kilat dingin terpancar di mata Song Dao. Dia melihat ke arah Harimau Piton Api yang muncul, lalu pandangannya beralih pada sosok yang duduk di punggung harimau. "Kau!?"     

"Lin Dong?!"     

Xuansu juga terkejut dengan kedatangan bala bantuan tersebut. Dia pun melihat pemuda yang duduk di punggung harimau, kemudian sorot senang terpancar di matanya yang cantik.     

Namun, rasa senang itu segera lenyap ketika dia menyadari Lin Dong hanya sendirian. Sebagai gantinya, hatinya berubah semakin dingin dan cemas. Biar bagaimanapun, dengan keadaan sekarang, kalau Lin Dong hanya sendirian ... dia sedang cari mati!     

Bagaimanapun, Song Dao adalah praktisi Yuan Dan Tingkat Akhir yang bisa seimbang dengan Yue Shan!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.