Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Obrolan di Puncak Gunung



Obrolan di Puncak Gunung

0Angin gunung itu sangat membekukan. Lin Dong menatap pada sosok anggun dan cantik di depannya yang berdiri di pinggir tebing. Angin lembut menerpanya, menyebabkan rambut hitamnya yang indah melambai pelan, menampakkan sosok yang elegan dan terlihat bebas.     

Dengan adanya bantuan mendadak itu, Lin Dong jelas merasa amat keheranan. Dia tidak pernah membayangkan kalau perempuan, yang penuh dengan niatan membunuh beberapa saat lalu, itu rupanya datang dan menyelamatkannya dengan keinginan sendiri.     

"Ehem!"     

Keheningan puncak gunung berlangsung lama, hingga Lin Dong akhirnya berdeham dan menangkupkan tangan. "Terima kasih banyak karena Nona Ling Qingzhu telah menolong saya."     

"Aku menyelamatkanmu karena aku ingin membunuhmu."     

Balasan dengan suara pelan dan nada acuh itu membuat ekspresi Lin Dong berubah canggung. Tak lama kemudian, dia tertawa pahit dan berujar, "Bukankah itu agak berlebihan?"     

Ling Qingzhu tidak membalas. Dia menatap ke arah gunung di kejauhan, sementara mata jernihnya tetap mengeluarkan tatapan sedingin es. Namun di balik sorot dingin tersebut terdapat riak samar. Tak lama kemudian, dia berbalik dan melihat ke arah sang pemuda, lalu mengatakan, "Kau terlalu lemah."     

Tidak ada penghinaan dalam suaranya, hanya fakta yang tak dapat disangkal.     

"Tidak ada orang yang langsung kuat dari awal." Sembari ditatap oleh pupil yang jernih namun dingin itu, Lin Dong menghela napas dan membalas.     

"Dua tahun lagi kau masih tidak akan bisa menandingi Lin Langtian. Tantanganmu padanya tidak ada artinya. Hanya seorang pecundang yang ingin pamer dengan kalimat terakhir yang mengagumkan," ujar Ling Qingzhu dengan nada acuh.     

Mendengar kalimat Ling Qingzhu, ekspresi Lin Dong berubah gelap. Mungkin karena beberapa alasan yang tak dapat dijelaskan, dia bisa tetap tenang menghadapi seringai hinaan Wang Yan dan yang lain. Namun ketika berhadapan dengan Ling Qingzhu, perempuan pertama yang pernah berhubungan fisik dengannya, Lin Dong tak bisa menahan diri saat mendengar kalimatnya.     

"Aku akan mengalahkannya dua tahun lagi!" Lin Dong menarik napas dalam. Dia menatap lekat pada Ling Qingzhu sembari berujar lamat-lamat.     

Ling Qingzhu menatap sang pemuda yang matanya dipenuhi dengan sorot keras kepala dan tekad kuat, seolah dia tak bisa memahami dari mana datangnya kepercayaan diri Lin Dong tersebut. Tak lama kemudian, bulu matanya bergerak pelan. Ling Qingzhu memiringkan kepala dan berujar, "Aku menyelamatkanmu kali ini karena aku ingin kau berjanji padaku satu hal."     

"Apa yang terjadi di makam kuno akan tetap berada di dalam perutmu hingga membusuk, dan tak ada yang boleh tahu soal hal itu. Malah kau harus berpura-pura hal itu tak pernah terjadi!"     

Mendengar nada dingin Ling Qingzhu, entah mengapa Lin Dong merasa darah di dalam tubuhnya tiba-tiba merasa akan mendidih. Sehingga dia menggenggam erat tinjunya hingga menimbulkan suara gemeratak. Dia sudah memperkirakan hal ini. Hati anak muda memang memiliki macam-macam imajinasi kanak-kanak yang tidak masuk akal.     

Namun disaat bersamaan, dia juga paham kalau Ling Qingzhu bukanlah perempuan yang bisa memberikan hati dan tubuhnya dengan mudah pada orang yang telah mengambil kesuciannya. Perempuan itu memiliki harga diri yang sangat tinggi dan akan sangat sulit dibayangkan bahkan ada laki-laki yang ditaksirnya di dunia ini. Malah Lin Dong percaya, jalan mereka tidak akan bertemu kalau bukan karena kejadian di makam kuno.     

Gadis itu adalah seekor phoenix yang terbang di angkasa, dan Lin Dong hanyalah serigala muda yang masih berlari mencari kekuatan. Bahkan jika mereka bertemu tanpa sengaja, Lin Dong tidak akan bisa berharap phoenix itu akan berhenti dan akan tetap berada di sisinya.     

Lin Dong sangat memahami hal itu. Namun meski dia paham, menerima kenyataan itu bukan perkara mudah. Walau pemuda ini tahu bagaimana caranya bersabar, dia juga punya harga diri yang sangat kuat. Dia bisa menahan penghinaan yang diberikan Lin Langtian, tapi sangat sulit baginya mempertahankan sikap acuh di depan nada lembut Ling Qingzhu.     

Dari sudut pandang tertentu, Ling Qingzhu rupanya telah sangat mempengaruhi Lin Dong.     

"Karena aku lemah?"     

"Meski kau adalah Lin Langtian, kalimatku tidak akan berubah." Tatapan Ling Qingzhu sedikit diturunkan, namun nada kalimatnya tetap tidak menunjukkan tanda-tanda goyah.     

"Kalau aku lebih kuat dari Lin Lantian?!" Lin Dong tanpa sadar mengangkat kepalanya dan menatap lekat Ling Qingzhu.     

"Kau cari mati?!"     

Alis Ling Qingzhu sedikit mengernyit. Nada dinginnya pun terdengar, "Kalau kau tidak berhenti, aku akan membunuhmu di sini. Jangan kira aku tidak berani!"     

"Jangan mengira aku sedang mempermalukanmu. Kalau yang hal yang terjadi antara kita berdua ketahuan sedikit saja, jangankan dirimu, bahkan seluruh Klan Lin pasti akan dibinasakan. Kalau kau bukan orang bodoh, kau harus tahu alasannya. Tak peduli seberapa kuat dirimu, ada beberapa hal yang memang tidak mungkin dilakukan! Ukurlah kemampuan dirimu sendiri dan bertindaklah sesuai dengan kekuatanmu!"     

Mendengar nada dingin Ling Qingzhu dalam beberapa kata terakhir itu, Lin Dong melihat ke langit dan menarik napas dalam. Cukup lama setelahnya, baru menjawab dengan suara pelan. "Aku tidak akan mengatakan apapun tentang apa yang kita lakukan pada siapapun. Mungkin kau menganggap ini adalah penghinaan, tapi itu sungguhan terjadi. Ditambah lagi kau sudah menyelamatkan nyawaku hari ini. Hutang budi ini pasti akan kubalas di masa depan!"     

"Kalau kau ingin membalas budi, silakan bicara lagi setelah kau punya kualifikasi untuk berpartisipasi di Perang Seratus Negara." Ling Qingzhu melirik ke arah Lin Dong, kemudian berbalik dengan elegan dan pergi.     

"Perang Seratus Negara?" Lin Dong terkejut.     

"Saat kau sudah benar-benar melampaui Lin Langtian, kau dengan sendirinya akan punya kualifikasi untuk tahu apa itu. Tapi kalau kau tidak bisa mencapai titik itu, kekuatan dan argumenmu tak lebih dari sebuah candaan dan omong kosong tak berguna."     

"Kalau aku bisa berdiri di atas yang lainnya di Perang Seratus Negara, akankah aku memiliki kualifikasi?" Lin Dong tampak merasakan sesuatu dari perubahan nada Ling Qingzhu yang samar. Dia langsung mendongak dan menatap sosok anggun di atas teratai hijau, lalu berujar dengan suara pelan.     

Dia percaya Ling Qingzhu pasti paham apa kualifikasi yang dia maksud.     

Dan ternyata, pergerakan Ling Qingzhu berhenti sebentar. Dia terdiam cukup lama, kemudian membalas dengan sikap acuh. "Hampir tidak cukup. Tapi aku tidak percaya kau bisa mencapai titik itu. Ini bukan penghinaan, tapi bicara kenyataan. Entah kau terima atau tidak, hal itu tidak akan berubah."     

Lin Dong menatap tanpa berkedip pada sosok cantik, yang tampak terbuat dari seluruh jiwa dari bumi dan langit. Matanya tiba-tiba berubah sangat bersemangat dan tak terkendali. "Hari itu pasti tiba. Pada saat itu, aku akan berdiri di depanmu lagi dan akan kukatakan, bahwa perempuan yang pernah tidur bersamaku pasti jadi milikku!"     

Sikap pemberani dan liar sang pemuda yang tiba-tiba ditunjukkan membuat sosok cantik itu berubah kaku. Seseorang bisa membayangkan seindah apa pemandangan wajah cantik di balik cadar tersebut.     

"Dang!"     

Sudah sepantasnya, kalimat sembrono Lin Dong mengakibatkan sebuah telapak tangan berhias cahaya hijau menghantam dadanya keras. Telapak tangan itu menghempaskannya ke batu besar. Hempasan itu cukup keras hingga jejak darah keluar dari sudut bibirnya. Namun Lin Dong tampak tak kesakitan sama sekali. Malah dia tertawa keras.     

"Aku hanya bisa menerima kalimat bodoh itu setelah kau benar-benar mencapai tingkat yang kaukatakan sebelumnya. Kalau tidak, konsekuensinya tidak akan cukup dengan satu serangan telapak tangan. Aku sudah menunjukkan belas kasihan padamu. Kalau kau terus memaksa, aku akan membunuhmu."     

Sosok cantik di atas teratai hijau itu memiringkan kepalanya. Dia menatap pada pemuda yang menancap di batu besar. Tatapan Lin Dong masih bersemangat dan keras kepala seperti sebelumnya. Sorot kesal yang sangat samar tiba-tiba muncul di mata jernih itu.     

"Lin Dong, kuharap kau tidak selemah ini saat kita bertemu lagi. Orang kuat yang sebenarnya tidak hanya bisa bicara."     

Suara lembut terdengar di puncak gunung, kemudian teratai hijau itu mulai bersinar. Tak lama kemudian, teratai itu berubah menjadi cahaya hijau sambil diiringi oleh tatapan Lin Dong, kemudian terbang menuju garis cakrawala. Dalam beberapa tarikan napas, bayangan itu menghilang.     

Sembari menatap cahaya yang menghilang di garis cakrawala, Lin Dong menarik napas dalam, lalu turun dari tebing. Dia meludahkan darah di mulutnya. Serangan telapak tangan perempuan itu tampak keras, namun masih dalam batas. Kalau tidak, Lin Dong tidak hanya akan memuntahkan darah sebanyak satu atau dua kali.     

"Nak, kau memang sudah diselimuti oleh nafsu. Kalau perempuan itu benar-benar marah, kau tidak akan hidup meski kau punya 9 nyawa." Tikus kecil muncul di depannya dan tertawa aneh.     

"Lalu aku harus menahannya? Bagaimana kalau aku meledak karena menahan diri?" Lin Dong terkekeh sambil menatap ke titik di mana Ling Qingzhu menghilang. Dia berujar, "Saat aku bertemu dengannya lagi, aku pasti menarik cadarnya dengan hormat."     

"Berani, ya. Tapi itu tidak mudah dicapai. Bisa menarik cadar perempuan itu secara hormat lebih sulit daripada mengalahkan Lin Langtian." Tikus kecil itu meluruskan cakarnya. Dia bicara tanpa menahan diri. "Meski aku tidak tahu identitas perempuan itu, pasti dia adalah orang luar biasa. Bocah tengil sepertimu terlalu lemah untuk bisa mendapatkan perempuan seperti itu."     

Lin Dong tertawa pelan, mengabaikan hinaan tikus kecil. Tentang sekuat dan sehebat apa status Ling Qingzhu, dia tidak akan menyerah dengan mudah.     

Kalau Ling Qingzhu tidak percaya Lin Dong bisa mencapai tingkat itu, maka Lin Dong akan membuktikan kalau gadis itu salah!     

Kalaupun itu membutuhkan banyak pengorbanan dan kerja keras, Lin Dong tidak akan menyesalinya. Biar bagaimanapun, semua orang hanya punya satu kesempatan dalam hidup. Kalau seseorang hidup tanpa ambisi, makan hidupnya akan sia-sia!     

Karena itu, tujuan Lin Dong setelah dia menjadi praktisi yang benar-benar kuat, dia pasti akan berdiri di depan gadis itu sekali lagi. Dia tidak mau membuktikan apa-apa pada gadis itu hanya karena darah panasnya. Sebagai gantinya, Lin Dong ingin menunjukkan kalau pemuda yang pernah ditolak oleh Ling Qingzhu beberapa tahun lalu di puncak gunung telah berhasil membalikkan kata-katanya!     

Mungkin pemikiran dan tujuan semacam itu terdengar mustahil sekarang. Namun Lin Dong tidak akan menyerah.     

"Jangan berpikir terlalu jauh di masa depan. Berpikirlah realistis, Nak. Kali ini, untuk kabur saja kau menggunakan 11 ribu pil Yuan Murni. Sekarang kau hanya sisa 10 ribu..."     

Sembari Lin Dong menatap garis cakrawala, kalimat tikus kecil itu membuat wajahnya menegang. Hatinya tiba-tiba merasa sakit. Sebelas ribu...     

"Orang brengsek itu!"     

Jumlah pil Yuan Murni di tangannya berkurang. Sakit hatinya membuat Lin Dong mengeratkan gigi dan mengutuk Wang Yan berkali-kali. Bagaimana bisa ini disebut pertarungan? Ini hanyalah menggunakan uang untuk menghajar orang lain!     

"Untungnya kita berhasil mencuri tas Qiankun orang itu. Statusnya di Klan Wang cukup tinggi, jadi dia pasti lumayan kaya."     

Ketika hatinya masih terasa sakit, Lin Dong tiba-tiba teringat pada tas Qiankun yang dia curi dari Wang Yan. Dia buru-buru mengeluarkannya dan mengaduk-aduk isi tas itu. Dia ingin tahu sekaya apa orang itu!     

"Awas kau kalau membuatku rugi!"     

Lin Dong mengeratkan giginya dan berujar sembari membuka tas Qiankun Wang Yan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.