Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Arti Kata Sombong



Arti Kata Sombong

0"Turun sekarang!"     

Suara yang tenang terdengar dari mulut Lin Dong. Namun suara itu menggema ke seluruh arena pertarungan seperti gemuruh petir.     

Suasana sunyi senyap lantas menyelimuti seluruh arena. Bahkan beberapa sesepuh Klan menatap tak percaya. Dagu mereka jatuh, mulut mereka menganga. Ini adalah pertama kalinya mereka mendapati seseorang dari generasi muda yang berani berbicara seperti itu pada Lin Langtian!     

Menimbang posisi Lin Langtian di Klan Lin sekarang, bahkan beberapa sesepuh harus berbicara dengan nada yang ramah saat berbicara dengannya. Siapa memangnya yang berani berteriak padanya, terlebih lagi di depan semua orang begini!     

"Siapa sebenarnya Lin Dong itu? Berani-beraninya dia menantang martabat Lin Langtian di Perkumpulan Klan begini? Maksudku―Lin Langtian adalah putra kesayangan langit! Jangankan pemuda yang sebaya dengannya―bahkan beberapa sesepuh saja bukan tandingannya!"     

"Benar … Lin Dong terlalu sombong. Meskipun jika melihat dari pertarungan barusan, dia sepertinya cukup kuat. Tapi bagaimana dia bisa membandingkan dirinya dengan Lin Langtian―putra kesayangan langit?"     

"Heh. Kurasa pemuda itu bukan orang bodoh yang sembrono. Jika dia berani menantangnya, maka dia pasti punya beberapa kartu as. Aku tak menyangka Pertemuan Klan kali ini akan sangat menarik! Akhirnya seseorang muak dan bermaksud menantang posisi nomor satu Lin Langtian di Klan Lin!"     

"….."     

Setelah kondisi sunyi senyap yang berlangsung selama beberapa saat di arena yang luas, suara hiruk-pikuk menyebar luar di kerumunan dan bergabung menjadi ombak-ombak suara yang tersebar hingga ke Kota Lin.     

Kericuhan yang disebabkan karena ucapan Lin Dong terlalu mengerikan!     

Siapa Lin Langtian?     

Dia adalah jenius nomor satu di Klan Lin yang menjadi pusat perhatian di Dinasti Agung Yan, dan tiada tandingan. Jarang ada praktisi yang berani membandingkan diri mereka dengannya di seluruh wilayah Dinasti Agung Yan. Namun hari ini di Pertemuan Klan Lin, dia ditantang oleh pemuda dari keluarga cabang dengan nada bicara yang sangat sombong.     

Sudah beberapa tahun sejak siapapun mendapati kejadian seperti itu. Pantas saja ketegangan menyeruak ke sekitar seperti lahar gunung berapi di arena tersebut. Pandangan mata semua orang kini dipenuhi dengan kegemparan dan penantian.     

…     

"Apa? Dong-er benar-benar menantang Lin Langtian?"     

Di sudut tribun yang terpencil, Lin Zhentian, Lin Xiao, dan yang lain juga ikut tercengang mendengar ucapan Lin Dong. Meskipun mereka tahu betul kalau Lin Dong nampaknya sekarang punya kekuatan yang besar, namun tekanan yang terpancar dari Lin Langtian terlalu kuat. Maka dari itu, bahkan mereka merasa tak yakin bahwa ada seseorang yang bisa menandingi putra kesayangan langit tersebut.     

"Lin Dong berusaha untuk membalas dendam masa lalumu!" Lin Mang menatap ke arah Lin Xiao. Dia tiba-tiba menepuk bahu Lin Xiao dan tertawa. "Kau punya putra yang hebat! Haha … Pemuda itu rupanya berkharisma!"     

Di sisinya, jantung Lin Hong dan Lin Xia berdegup kencang karena merasa terkejut bercampur dengan bersemangat mengetahui keberanian tak tertandingi Lin Dong. Waktu berselang cuma dua tahun, namun mereka bisa merasakan bahwa Lin Dong jelas sudah mengalami perubahan besar-besaran!     

Mulut Lin Xiao merasa kering, dan dia menatap ke sosok pemuda yang melayang di udara di atasnya. Matanya tiba-tiba memerah, dan kedua tangannya terkepal erat. Ucapan pemuda itu saat dia meninggalkan rumah dua tahun lalu, masih terngiang di telinganya.     

Penghinaan yang diderita Ayahnya akan dibalaskan oleh putranya…     

Lin Xiao cuma bisa menebak-nebak latihan yang dilakukan oleh pemuda itu saat dia keluar dari rumah, dan pasti Lin Dong telah menderita karena ucapan tersebut. Bahkan mungkin saja putranya beberapa kali berada di ujung hidup dan mati.     

"Dong-er…" Lin Xiao menengadah dan menghirup napas dalam-dalam. Matanya berkaca-kaca. Di waktu yang sama, sorot puas juga muncul di wajahnya. Langit memang baik padanya…     

Dengan putra seperti Lin Dong, semua yang dia lakukan tidak sia-sia.     

…     

Diiringi pandangan dari banyak orang, Lin Dong yang tengah melayang di udara lantas menatap dingin ke arah sosok yang duduk di tribun emas. Raut wajah Lin Langtian tetap datar tanpa emosi. Telapak tangan pria itu bergerak santai di atas permukaan meja, seakan-akan dia tidak mendengar ucapan Lin Dong.     

"Lin Dong, berhati-hatilah dalam bersikap! Sekarang adalah Pertemuan Klan Lin, berani-beraninya kau membuat ulah di sini. Enyah kau!" Sesepuh berambut abu-abu yang duduk di sebelah Lin Langtian di tribun emas lantas berteriak dengan galak.     

Lin Langtian menikmati posisi yang sangat tinggi di Klan Lin. Dengan kemampuan dan popularitas yang dimiliki olehnya, dia juga bisa terpilih menjadi pemimpin Klan Lin selanjutnya. Tentu saja, fakta itu membuatnya bisa mendapatkan dukungan bahkan dari beberapa sesepuh di sana. Jelas bahwa sesepuh yang barusan berteriak adalah sesepuh yang punya reputasi cukup tinggi dan punya hak berbicara di Klan Lin. Karena dia berpihak pada Lin Langtian, tentu dia akan mencegah Lin Dong yang bermaksud menghina reputasi Lin Langtian.     

"Lin Langtian, dasar bajingan tak berotak!" Lin Dong bertukas dengan santai. Dia mengabaikan sesepuh berambut abu-abu, dan malah mendelik ke arah Lin Langtian.     

"Berani-beraninya kau!"     

Sesepuh berambut abu-abu menghantam meja dengan murka, dan dia lantas berdiri bermaksud menyerang―namun dihentikan oleh sesepuh berjubah ungu dengan tangannya.     

"Sesepuh Agung, pemuda ini sangat sombong. Banyak tamu dari Klan Lin yang hadir hari ini, bagaimana bisa kita membiarkan dia berbuat seenaknya?!" Sesepuh berambut abu-abu menggerutu. Jelas dia tak puas karena sesepuh berjubah ungu mencegahnya.     

"Haha, Lin Zheng. Lin Dong ini juga bisa dianggap anggota Klan kita juga. Terlebih lagi, jika melihat dari kekuatan yang dimiliki olehnya, jelas dia adalah pemuda yang sangat berbakat. Jika kita menindasnya tanpa perasaan, bukankah nantinya kita akan kehilangan hati dari keluarga cabang?" jawab sesepuh berjubah ungu dengan riang.     

Ketika mendengar ucapan dari sesepuh berjubah ungu, sesepuh berambut abu-abu mau tak mau menautkan alisnya. Dia akhirnya berbalik menatap ke arah sesepuh berbaju hitam yang duduk di sisinya. Dari sikap mereka, rupanya terdapat beberapa faktor politik di antara beberapa fraksi Klan Lin.     

"Tak peduli apakah dia berbakat atau tidak, dia bukan apa-apa jika dibandingkan dengan Lin Langtian." Pandangan mata dari sesepuh berbaju hitam lantas menyapu ke arah Lin Dong dengan santai saat dia berbicara.     

"Namun, jika dia ingin menantangnya. Tak akan ada orang yang keberatan. Namun jika Lin Langtian harus turun tiap kali ada kucing berkaki tiga datang dan berteriak padanya, bukankah dia bakal menjadi sangat sibuk? Jika dia memang ingin menantang Lin Langtian, maka dia harus menunjukkan kalau dia memang mampu."     

Ucapan sesepuh berbaju hitam tidak diucapkan dengan sembunyi-sembunyi. Maka dari itu, telinga Lin Dong bisa mendengarnya. "Kemampuan apa yang harus kumiliki?" Mata Lin Dong berkedip saat dia menatap ke arah sesepuh berbaju hitam dan tertawa. Dia bisa melihat bahwa pak tua itu jelas juga berpihak pada Lin Langtian. Sepertinya sesepuh itu punya jaringan yang cukup kuat di dalam Klan.     

"Buktikan dirimu bisa mencapai arena teratas."     

Kali ini, orang yang menjawab adalah sesepuh berjubah ungu yang agak diwaspadai oleh Lin Dong. Sesepuh itu tersenyum lembut, dan dia menunjuk ke arah platform terbesar dari arena raksasa berbentuk kerucut tersebut.     

"Lin Langtian adalah pemenang dari Pertemuan Klan sebelumnya. Jika kau ingin menantangnya, maka pertama-tama kau harus mengalahkan anggota Klan yang lain. Baru setelahnya kau bisa mencapai arena itu."     

"Selain itu, biarkan aku memperingatkanmu dulu. Kali ini terdapat tiga kandidat yang spesial. Kandidat pertama adalah Lin Langtian, sementara yang lain―meskipun mereka agak lebih lemah dibandingkan Lin Langtian, mereka dianggap sebagai praktisi jenius juga."     

"Sedangkan jika kau ingin mencapai platform terakhir, maka kau harus melawan mereka berdua terlebih dulu."     

"Lin Qing, Lin Mu!"     

Saat sesepuh berjubah ungu tersebut berteriak lembut, dua aura yang sangat dahsyat seketika menyeruak hebat di bagian tengah arena. Dua sosok segera melesat, dan mereka berdua masing-masing muncul di dua platform yang berbeda.     

Mata Lin Dong menatap ke arah mereka berdua, dan raut wajahnya berubah serius. Mereka berdua terlihat agak lebih tua dibandingkan Lin Langtian. Meskipun aura mereka lebih lemah, tapi mereka berdua adalah praktisi Tingkat Semi Manifestation. Terlebih lagi, sepertinya mereka berdua sekarang tengah berada di puncak Tingkat Semi Manifestation. Faktanya, dengan sedikit keberuntungan, mereka berdua bisa saja dengan mudah melintasi jarak terakhir dan naik menjadi praktisi level Manifestation Tingkat Awal. Tak mengherankan mengapa sesepuh tersebut berujar bahwa mereka berdua agak lebih lemah dibandingkan Lin Langtian.     

Selain itu, fakta yang membuat Lin Dong paling terkejut adalah mereka berdua terlihat serupa. Jelas mereka berdua adalah saudara kembar dan punya hubungan darah. Bahkan samar-samar aura mereka terlihat bercampur. Jika mereka menggabungkan kekuatan, bahkan kecil kemungkinan dari praktisi level Manifestation Tingkat Awal untuk menang. Terbukti bahwa kekuatan mereka sangat besar!     

"Mereka memang Lin Qing bersaudara. Pfft, Lin Dong itu terlalu sombong. Apa dia percaya bahwa akan semudah itu untuk menantang Kak Lin Langtian? Lin Qing bersaudara sudah hampir naik ke level Manifestation Tingkat Awal, dan kekuatan mereka tak bisa dibandingkan dengan sampah seperti Lin Feng!"     

"Tunggu saja Lin Dong dikalahkan oleh Lin Qing bersaudara, maka kita nantinya akan melihat apakah dia masih berani menantang Kak Lin Langtian!"     

"Memalukan. Anggota keluarga cabang kenapa berani-beraninya menantang Klan Utama!"     

"..."     

Saat murid-murid Klan Lin mendapati kemunculan mereka berdua, sorot suka cita langsung terpancar dari mereka. Dari raut wajah mereka, rupanya mereka telah menentukan bahwa Lin Dong pasti bakal kalah.     

Tentu saja, kabarnya di antara anggota generasi muda, Lin Qing bersaudara hanya kalah dengan Lin Langtian. Namun…     

Lin Dong menengadahkan kepalanya, dan menatap ke arah para sesepuh yang duduk di tribun emas. Sosoknya lantas melesat, dan dia langsung mendarat di platform tertinggi di arena. Dia lantas membuka mulutnya dan berkata dengan tenang, "Tak perlu membaginya menjadi dua ronde. Kalian berdua langsung saja bertarung denganku sekalian."     

"Sombong! Bodoh!"     

Usai ucapan Lin Dong terdengar, amarah seketika terpancar dari mata para anggota Klan utama, dan mereka bergantian tertawa.     

Namun saat mereka tertawa, Lin Dong yang berdiri di platform tertinggi lantas mengayunkan lengan bajunya dengan perlahan. Suaranya yang tenang kembali terdengar lagi.     

"Dalam 10 serangan, jika mereka berdua masih bertahan di platform, maka aku yang kalah!"     

Setelah kata-katanya terucap, bahkan raut wajah dari para sesepuh yang duduk di tribun emas kini seketika berubah. Sekarang ini, kata 'sombong' saja tidak bisa digunakan untuk mendeskripsikan sikap Lin Dong.     

"Karena kalian ingin tahu mengenai kemampuanku, maka akan kuperlihatkan pada kalian!"      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.