Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Eight Level Fist Aura



Eight Level Fist Aura

3Saat aura pukulan yang ajaib bagai petir dihisap oleh Lin Dong, dia tiba-tiba masuk ke dalam alam bawah sadar. Samar-samar, ilusi gambar bernuansa kuno melintas di dalam kepalanya.     

Ilusi gambar itu masih berupa aula besar kuno, dan siapapun masih bisa mengenalinya sebagai aula utama tempat di mana kelompok Lin Dong berada. Terdapat juga balok batu yang berada diam di bagian tengah aula besar. Sementara itu, terlihat sebuah sosok sesepuh kurus berada di depan balok batu tersebut. Sesepuh itu tingginya hampir setengah balok batu, namun riak-riak energi samar yang menguar darinya sangat kuat seolah bisa menghancurkan dunia. Seakan-akan sedikit pergerakannya saja bisa membuat tanah bergetar.     

Hanya bagian punggung sesepuh itu yang bisa terlihat di dalam ilusi. Sesaat setelahnya, Lin Dong melihat pak tua itu mengangkat tangannya, dan mengayunkan telapak tangannya dengan santai.     

"Dhuaar!"     

Telapak tangan itu mungkin terlihat tidak menonjol dan biasa saja. Tapi ketika angin dari telapak tangan tersebut berembus, dimensi di sana seolah terdistorsi. Kekuatan pukulan yang kuat dan tak berwujud itu bagai hewan raksasa mengerikan dari zaman prasejarah yang tiba-tiba memukul dengan bermaksud membunuh seseorang―membuat siapapun merinding.     

"Dhuaar!"     

Telapak tangan sesepuh itu mendarat pada balok batu. Namun aura pukulan mengerikan yang bisa membuat wilayah ini meledak rupanya tidak menghancurkan balok batu tersebut. Kekuatan itu cuma meninggalkan bekas tanda telapak tangan yang dalamnya cuma setengah jari dari permukaan.     

Kondisi ini bukan berarti bahan balok batu itu terlalu keras. Melainkan karena pak tua misterius sudah mencapai level di mana dia bisa mengendalikan dan mengeluarkan kekuatan sesuai keinginannya.     

"Dhuaar!"     

Pak tua itu kembali mengarahkan pukulan, dan menekan sebuah jari di balok batu setelahnya. Dia kembali meninggalkan aura pukulan dan tanda jari di sana. Lin Dong seolah samar-samar bisa melihat jejak ilmu bela diri ketika pak tua itu melakukannya. Kemungkinan telapak tangan, kepalan tangan, serta jari tersebut adalah ilmu bela diri yang tergolong kuat. Namun Lin Dong juga bisa samar merasakan kalau kondisinya tidak semudah itu.     

"Eight Level True Ideal terletak pada balok batu. Seseorang yang punya afinitas bakal bisa mendapatkannya."     

Sementara Lin Dong tengah berpikir keras, sosok tua itu berangsur-angsur menghilang. Suara bernada acuh yang seolah muncul dari zaman dahulu kala terdengar di dalam hati Lin Dong.     

Siapapun bisa melihat kalau ilusi gambar barusan berubah menjadi kenyataan dengan cara yang aneh usai suara itu terdengar. Sosok Lin Dong langsung muncul di depan balok batu yang terdapat di ilusi gambar tersebut.     

"Swuush!"     

Setelah Lin Dong muncul, tanda telapak tangan, kepalan tangan, dan jari yang terdapat pada permukaan balok batu kini berubah menjadi tiga sinar cahaya yang terlontar keluar. Sesaat kemudian, sinar cahaya itu menjadi tiga pusaran cahaya yang melayang di atas balok batu.     

"Apakah ini peninggalan Sekte Eight Level?" Hati Lin Dong dipenuhi dengan rasa bahagia saat melihat kejadian tersebut. Matanya batu itu, lantas mengulurkan tangannya ke arah pusaran cahaya yang mengandung tanda telapak tangan.     

"Chi!"     

Ekspresi Lin Dong tiba-tiba berubah saat dia hendak menjulurkan tangannya. Matanya menyapu ke sekitar, dan melihat tiga sosok muncul di belakangnya. Mereka adalah trio Song Duan.     

Tiga sosok yang itu baru muncul di sana, dan mata mereka menatap dengan sorot bernafsu ke arah tiga pusaran cahaya di atas balok batu. Meskipun tidak ada orang yang mengatakan apapun, mereka semua tahu apa yang sedang terjadi sekarang. Maka dari itu, mereka sempat ragu-ragu sesaat, baru setelahnya bergegas meraihnya.     

Kecepatan Song Duan dan Peng Fei adalah yang tertinggi. Tapi mereka rupanya masih merasa agak takut dengan Lin Dong. Maka dari itu mereka tidak berani merebut pusaran cahaya tanda telapak tangan yang hendak diraih Lin Dong. Mereka malah meraih ke arah tanda kepalan tangan dan tanda jari.     

Dengan kecepatan yang sangat tinggi, tangan mereka sontak meraih pusaran cahaya dengan secepat kilat. Wajah mereka segera memperlihatkan raut senang. Kemungkinan mereka sudah bisa merasakan betapa besar benda berharga yang terdapat di dalam pusaran cahaya tersebut.     

Lin Dong menjadi amat murka ketika melihat tiga orang itu benar-benar muncul dan merusak suasana. Dia sudah menghisap cukup banyak aura pukulan yang ajaib dari balok batu. Tapi rupanya tiga orang itu malah memanfaatkan situasi dan datang kemari. Kejadian itu jelas membuat Lin Dong marah.     

Lin Dong adalah satu-satunya yang memanfaatkan kesempatan orang lain dari belakang. Tidak disangka ternyata kali ini malah dia yang membuka jalur pada tiga orang ini. Terlebih lagi, kalau melihat niat orang-orang itu, sepertinya mereka memang berniat merebut benda yang menjadi miliknya!     

Rasa murka menyeruak di hati Lin Dong. Sesaat kemudian, dia melihat kejadian berbeda yang membuatnya tertawa terbahak-bahak di sela-sela kemarahannya. Mata Mo Sha―praktisi yang sebelumnya berselisih dengannya, berkedip usai melihat tanda kepalan tangan dan jari sudah direbut duluan oleh Song Duan dan Peng Fei. Dia langsung menjulurkan tangannya ke arah pusaran cahaya tanda telapak tangan yang berada di depan Lin Dong.     

"Kau rupanya cari mati!"     

Sorot dingin terpancar dari mata Lin Dong. Namun ketika dia bersiap menyerang, suara tikus kecil tiba-tiba terdengar. "… Tunggu dulu!"     

Suara itu muncul dengan tiba-tiba dan membuat Lin Dong terkejut. Tapi sebagai hasilnya, kecepatan pergerakan tangannya juga ikut berkurang. Mo Sha lantas mengambil kesempatan untuk mendahuluinya dan meraih pusaran cahaya tanda telapak tangan. Wajahnya tampak dipenuhi dengan raut gembira. Tatapan matanya bercampur dengan sorot mencemooh saat melirik ke arah Lin Dong.     

Song Duan dan dua praktisi lainnya tidak berniat tinggal lebih lama usai mendapatkan benda-benda tersebut. Wilayah itu seolah mengeluarkan kekuatan yang mendesak mereka keluar dari sana.     

"Sialan!"     

Ekspresi Lin Dong terlihat muram. Dia segera ingin mengejar dan keluar dari sana demi menyelesaikan masalah di antara semuanya. Tapi tikus kecil mengayun dan muncul di sana. Dia berkata dengan nada malas, "Mengapa kau sangat tidak tenang begini?"     

"Apa yang sudah kautemukan?" Lin Dong menggertakkan giginya ketika melihat sikap tikus kecil. Namun dia segera menenangkan diri. Meskipun tikus kecil suka bercanda, namun dia tak akan melakukan sesuatu yang sangat menjengkelkan di waktu seperti ini. Kemungkinan kawan tuanya yang licik ini kembali menemukan sesuatu.     

"Terlalu membosankan."     

Tikus kecil yang awalnya ingin melihat Lin Dong panik, kini terkejut ketika mengetahui situasi sekarang. Ternyata dia tidak menyangka kalau Lin Dong bakal beraksi secepat ini. Dia segera mengerucutkan bibirnya dan berbicara.     

"Kalau kau benar-benar pergi dan merebut tiga benda itu, kemungkinan kau bakal membuat peninggalan Sekte Eight Level gagal kaudapatkan." Tikus kecil menatap ke arah balok batu tersebut. Saat ini, tanda telapak tangan, kepalan tangan, dan lubang jari sudah menghilang dari sana. Namun mata tikus kecil semakin fokus menatapnya.     

"Berikan tanganmu…"     

Lin Dong sempat ragu usai mendengar suara pelan tikus kecil. Dia mengulurkan tangannya, dan menyentuh balok batu dengan lembut.     

"Dhuaar!"     

Ekspresi Lin Dong seketika berubah saat menyentuh balok batu. Wajahnya samar-samar menjadi agak pucat. Saat ini, dia bisa merasakan gelombang aura yang sangat ganas dan ajaib menguar dari bagian dalam balok batu di semua arah. Aura pukulan itu sama kuatnya seperti yang terdapat dalam sosok pak tua di ilusi gambar barusan!     

Aura pukulan itu tak berwujud dan tak berwarna. Namun siapapun bisa merasakan keberadaannya. Aura tersebut sangat besar dan kuat bagai lautan, sedangkan Lin Dong seperti perahu kecil yang bisa terbalik kapanpun karenanya. Lin Dong terlihat sangat kecil di hadapan aura pukulan tersebut.     

Bahkan kaki Lin Dong terasa lemah saat dihadapkan dengan tekanan bagai baja kokoh tersebut.     

"Krak!"     

Balok batu tiba-tiba retak dan membentuk banyak garis retakan di sana. Sesaat kemudian, retakan-retakan itu menjalar dan balok batu akhirnya retak sepenuhnya.     

Usai hancurnya balok batu, gumpalan energi tak kasat mata seperti sesuatu yang terganas dan terkuat di dunia bagi Lin Dong, kini perlahan-lahan muncul dari dalam balok batu. Sesaat setelahnya, gumpalan energi itu melayang di depan Lin Dong.     

"Ini … aura pukulan?" Bola mata Lin Dong menciut saat menatap ke arah benda aneh di hadapannya. Dia bisa merasakan kekuatan mengerikan yang terkandung di dalamnya.     

"Eight Level Fist Aura. Benda inilah yang merupakan Eight Level True Ideal sebenarnya. Benda-benda sebelumnya cuma benda berkualitas rendah. Kalau kau mengambilnya, kau bakal langsung dihempaskan dari tempat ini, dan kau bisa melupakan niatan untuk mendapatkan Eight Level Fist Aura." Tikus kecil berkata lirih.     

Lin Dong menghirup udara dingin. Dari ilusi gambar barusan, dia tahu kalau Eight Level Fist Aura pasti ditinggalkan oleh pak tua yang sangat mengerikan tersebut. Lin Dong tak yakin seberapa besar kekuatan pak tua itu. Sesepuh itu bahkan bisa membentuk aura pukulan. Kekuatan tak kasat mata itu bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan oleh praktisi yang kekuatannya setara dengan Lin Dong.     

Lin Dong tanpa sadar berkeringat dingin ketika memikirkan betapa berharga Eight Level Fist Aura tersebut. Untung saja dia tidak mendapatkan pusaran cahaya barusan. Karena kalau tidak, dia bakal kehilangan sesuatu yang sangat berharga, dan malah mendapatkan sesuatu yang tidak berguna.     

Pantas saja pak tua itu menyebutkan tentang 'seseorang yang punya afinitas'. Rupanya ucapan itu memang benar. Tiga pusaran cahaya barusan memang adalah sesuatu yang digunakan untuk menipu orang.     

Lin Dong membuka bibirnya dan diam-diam menenangkan hatinya. Baru setelahnya, dia mengulurkan tangannya dan meraih Eight Level Fist Aura. Energi itu tidak memberontak. Aura tersebut langsung berhasil bisa masuk ke dalam badan Lin Dong. Sesaat setelahnya, Lin Dong bisa merasakan Eight Level Fist Aura masuk ke dalam Dantian-nya, dan diam-diam menyebar di sana. Energi itu tidak menimbulkan tekanan ganas yang berlebihan. Namun Lin Dong bisa merasakan bahwa, selama dia diam-diam mengaktifkannya, Eight Level Fist Aura bakal mengeluarkan serangan yang sangat kuat dan mematikan.     

Energi itu bagai aksesoris tambahan. Di masa depan nanti, selama Lin Dong menggabungkan serangannya dengan sedikit aura itu, maka kekuatannya tiba-tiba akan melonjak tinggi!     

Aura inilah peninggalan sebenarnya dari Sekte Eight Level!     

"Nak, kau masih harus banyak belajar. Kalau kau punya indera penglihatan sepertiku, kau pasti bisa menjelajahi dunia ini semaumu."     

Tikus kecil tertawa. Suara tawanya mengandung rasa bangga yang tidak disembunyikan olehnya.     

Lin Dong membuka mulut dan tersenyum saat mendengarnya. Tapi dia harus mengakui kalau penglihatan tikus kecil memang tajam. Apabila bukan karena tikus kecil tadi menegurnya, kemungkinan Lin Dong bakal terusir dari tempat ini dan tidak bisa mendapatkan Eight Level Fist Aura tersebut.     

"Ayo keluar. Waktunya pergi. Masih ada urusan yang harus dibereskan. Tidak akan semudah itu memanfaatkanku."     

Lin Dong tersenyum dan matanya menyipit. Meskipun dia mungkin tidak bisa mendapatkan Eight Level Fist Aura apabila tidak diganggu oleh orang-orang itu, perasaan sudah dirampok orang lain sungguh tidak enak!     

Karena Lin Dong merasa kesal, pasti dia perlu menyelesaikan sumber masalahnya!     

Sorot dingin terpancar dari mata Lin Dong. Sosoknya bergerak dan berangsur-angsur menghilang. Pada akhirnya dia benar-benar menghilang dari tempat tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.