Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Kedua



Kedua

3"Dhuaar!"     

Di atas lautan petir, sebuah petir yang muncul bersamaan dengan guntur yang meraung bagai naga murka kini menyambar cakrawala dan menghantam lautan petir dengan brutal. Ombak yang tingginya mencapai langit seketika bermunculan di sana.     

Ombak-ombak yang terbentuk karena cairan listrik itu beradu dengan sosok rapuh yang tengah diselimuti oleh cahaya emas di permukaan laut.     

"Dhuaar!"     

Suara ledakan bernada dalam dan rendah terdengar, dan sosok itu terpukul mundur hingga beberapa meter. Cairan listrik yang ganas menetes dari sosoknya dan membelit cahaya emas. Suara meledak-ledak terdengar bersahutan di sana.     

Sosok yang berjalan di lautan petir sudah pasti adalah Lin Dong yang berusaha melewati Tes Naga Hijau.     

Saat ini, badannya agak membungkuk setelah terkena ombak yang terbuat dari cairan listrik. Wajahnya sekarang terlihat tertekuk dan sepertinya dia sedang kesakitan.     

Cairan listrik itu mengandung energi yang tergolong ganas. Kalau terkena energi seperti itu, bahkan meskipun terdapat perlindungan Nirvana Golden Body, sensasi sakit yang tidak tertahankan karena korosi energi tersebut tidak bisa dihindarkan. Rasanya seperti tongkat baja dihunjamkan ke badan seseorang dan menembus tulang serta hatinya.     

"Huff!"     

Mulut Lin Dong segera terbuka menghirup napas dalam-dalam dua kali. Kepalan tangannya berangsur-angsur merenggang. Dia lantas menegakkan badannya yang sebelum ini membungkuk karena terhempas ombak.     

Setelah berjalan hampir setengah hari, dia sudah menemui kejadian seperti itu berkali-kali. Rasa sakit yang disebabkan oleh cairan listrik cukup menyiksanya. Apabila bukan karena Nirvana Golden Body, pasti dia sudah dirusak oleh cairan listrik sampai tulangnya tidak tersisa.     

Meskipun sangat sakit, Lin Dong menemukan beberapa celah ketika dia terus-menerus terserang dan kesakitan. Seakan-akan setiap kali rasa sakit itu mencapai batas maksimalnya, energi yang meluap-luap tersebut bakal mengeluarkan energi yang aneh. Energi itu sangat lemah. Tiap muncul, energi itu bakal masuk ke dalam badan Lin Dong. Kalau bukan karena pengendalian Mental Energy-nya yang tajam, dia tidak akan menyadarinya.     

Energi aneh yang merembes dari cairan listrik tidak memperkuat Yuan Power Lin Dong. Tapi, dia bisa merasakan kalau kekuatannya bertambah karena energi aneh tersebut…     

Usai kekuatannya bertambah, sepertinya dia mendapatkan ketahanan yang lebih besar terhadap kekuatan korosif cahaya listrik. Meskipun rasa sakit itu masih menyiksanya, tapi kondisinya jauh lebih baik dibandingkan di awal. Apabila energi itu terus memperkuat fisiknya, mungkin Lin Dong bisa mengabaikan lautan petir yang mengamuk ini suatu hari nanti.     

Namun demi mencapai tingkat itu, seseorang mungkin tidak sadar sebesar apa rasa sakit yang harus ditanggung olehnya. Apabila pikiran seseorang tidak tahan atau orang itu tergolong individu yang lemah, bahkan meskipun dia menyadari kondisi yang terjadi, kemungkinan orang itu tak akan bisa bertahan…     

"Kalau memperhitungkan energi ini dan kecepatannya, demi mencapai level di mana mereka bisa mengabaikan petir…" Lin Dong menyeka secercah cairan petir di kepalanya, dan mendongak menatap ke arah lautan petir silver yang tidak berujung. Dia lantas mengernyit. Kalau begini terus, perjalanannya bakal memakan waktu sampai setengah tahun.     

Lin Dong jelas tidak bisa melakukannya. Setengah tahun lagi, Perang Seratus Dinasti bakal dimulai. Sebelum perang itu dimulai, dia harus melewati tes Naga Hijau dan mendapatkan peninggalan Aula Naga Hijau.     

"Tidak mustahil sebenarnya kalau kau ingin menambah kecepatan…" Sementara Lin Dong tengah tersiksa karena masalah itu, suara tikus kecil terdengar di dalam dirinya.     

"Hmm? Apa kau punya solusinya?" Lin Dong agak terkejut dan bertanya pada tikus kecil.     

"Cairan-cairan listrik itu memang mengandung energi yang bisa memperkuat fisik. Tapi energi itu cuma keluar ketika kau merasa sangat kesakitan. Tapi energi yang dikeluarkan cuma sepersepuluh total energi di dalam cairan listrik. Selama kau bisa menyimpan sisa 90 persen energi itu, maka kecepatan penempaan dirimu pasti bakal meningkat." Tikus kecil menjelaskan dengan acuh.     

"Lalu, selanjutnya bagaimana?" Lin Dong bertanya dengan nada datar. Ketika mendengar ucapan tikus kecil, Lin Dong tidak langsung hilang kendali. Matanya malah terlihat sayu. Dia tahu kalau tidak ada makan siang gratis di dunia ini.     

"Hehe, tidak banyak. Hanya saja rasa sakit yang bakal kaurasakan bakal 10 kali lipat lebih sakit kalau dibandingkan dengan sebelumnya." Tikus kecil nyengir.     

"Sepuluh kali lipat…"     

Sudut mata Lin Dong berkedut. Meskipun dia sudah mempersiapkan hatinya, namun badannya tetap gemetaran. Rasa sakit barusan bukanlah sensasi yang bisa ditahan oleh manusia biasa.     

"Memang tidak tertahankan. Tapi, cuma ini cara meningkatkan kecepatan demi memperkuat fisikmu. Memang, semuanya masih tergantung pada dirimu sendiri apa kau bisa melakukannya atau tidak," jawab tikus kecil.     

"Memangnya ada pilihan lain yang kumiliki?" Lin Dong terlihat tidak berdaya. Dia lantas menegakkan badan dan menatap ke arah kejauhan. "Terserah kau mau mengumpulkan sisa energinya dengan cara apa. Untuk urusan menahan rasa sakit, serahkan padaku."     

"Ayo dimulai."     

Lin Dong mengepalkan tangannya, dan matanya sontak terfokus. Tanpa ragu, dia mulai melangkah maju.     

"Chi! Chi!"     

Ketika Lin Dong kembali melangkah, petir dari lautan segera menyambar ke arahnya dan menjalar melalui kaki menuju badannya. Saat itu juga, sensasi yang teramat sakit kembali muncul di sana.     

"Akan kumulai sekarang. Kau harus menahan rasa sakitnya seorang diri. Kalau kau tidak bisa menahan sakitnya, beritahu aku." Saat energi ganas itu kembali masuk ke dalam badan Lin Dong, suara tikus kecil terdengar agak muram. Usai berbicara, Lin Dong merasakan sensasi sakit yang menusuk di badannya seolah seketika bertambah parah.     

Langkah kaki Lin Dong di lautan petir terhenti dan badannya malah bergetar tanpa henti. Keringat dingin terus-menerus bercucuran di dahinya dan menjalar menetes menuruni pipi.     

Tidak disangka rupanya rasa sakit ini … sangat brutal.     

Ekspresi wajah Lin Dong tertekuk hebat, dan mulutnya menganga lebar demi bisa bernapas. Setelah berada di kondisi itu dalam waktu lama, Lin Dong yang tak berdaya akhirnya bisa merasakan sensasi yang teramat sakit itu berangsur-angsur menghilang.     

"Glek!"     

Ketika rasa teramat sakit itu memudar, energi aneh yang sudah ditunggu-tunggu Lin Dong akhirnya muncul bagai hujan musim semi yang menyelimutinya.     

Energi aneh itu menjalar masuk ke dalam kaki tangannya dan tulang-tulangnya. Saat ini, otot, saraf, dan sel Lin Dong yang kebas karena rasa sakit memperlihatkan tanda-tanda kembali memanas.      

Tenaganya yang habis karena rasa sakit barusan kini berangsur-angsur pulih. Kekuatan yang dirasakan sebelum ini samar-samar bertambah semakin besar…     

"Ternyata memang efektif!" Ketika Lin Dong merasakan kekuatan yang pulih di badannya, suasana hatinya segera naik dan sorot bahagia terpancar dari matanya.     

Dengan munculnya energi aneh di dalam badannya, Lin Dong bisa merasakan kalau sekujur badannya berangsur-angsur semakin kuat!     

Kalau terus begini, dia bisa menempuh Nirvana Tribulation kedua dalam waktu tak lama lagi!     

Meskipun Tes Naga Hijau ini sangat menyakitkan, namun sebenarnya merupakan lahan penempaan diri yang tepat!     

"Terus lanjutkan!"     

Ketika Lin Dong merasakan kekuatan di badannya pulih, dia lantas menghirup napas dalam-dalam. Sekarang ini dia tak punya banyak waktu dan tidak bisa berlama-lama di sini. Sesaat setelah melakukan penyesuaian singkat, Lin Dong melangkah maju dan terus berjalan.     

Di lautan petir yang tampaknya tidak terbatas, sebuah sosok yang diselimuti cahaya emas tipis terlihat perlahan-lahan melangkah di sana. Tapi sosoknya terlihat kokoh bagai gunung.     

Lautan petir sangatlah luas. Apabila seseorang berdiri di tengah-tengah laut, sosok itu bakal terlihat sekecil semut. Tetapi, Lin Dong tidak berkecil hati di sana. Dia malah terus melangkah maju tanpa berhenti sedikit pun.     

Ternyata, mustahil melewati lautan petir dalam waktu seharian. Lin Dong terlalu malas untuk mengecek waktu. Dia cuma terus melangkah maju, selangkah demi selangkah.     

Tidak peduli sebesar apa lautan petir, pasti tempat ini bakal berakhir.     

Waktu terus berlalu di lautan petir. Satu hari, tiga hari, lima hari, sepuluh hari…     

Padahal tiga hari yang lalu, Lin Dong hampir muak karena rasa sakit yang menyiksanya. Di bawah pengaruh rasa sakit yang besar tersebut, bahkan sifatnya yang berpendirian teguh hampir saja hancur.     

Untung saja, fisik manusia mampu membiasakan diri dengan rasa sakit yang teramat besar, dan terdapat kemampuan untuk memperkuat badan di balik sensasi tersebut. Meskipun tiap sesi penempaan diri bakal membuat Lin Dong sangat kesakitan, tapi dia sangat gigih melewatinya. Bahkan tikus kecil juga agak terkejut melihat sikapnya.     

Setelah melalui tiga hari dalam kondisi sangat kesakitan, nuansa sakit itu tidak melemah sesuai perkiraan mereka. Malah, badan Lin Dong semakin terbiasa dengan rasa sakit tersebut.     

Waktu terus berlalu. Terutama ketika mencapai hari kesepuluh, badan Lin Dong sepertinya sudah mengembangkan antibodi untuk bertahan dari kekuatan penghancur lautan petir. Rasa teramat sakit itu mulai berkurang besar.     

Namun meskipun Lin Dong mulai mengembangkan antibodi, dia masih belum bisa melihat ujung lautan petir…     

Lin Dong agak bingung ketika menyaksikan kondisi tersebut. Namun dia tidak panik sama sekali. Karena kejadian sekarang adalah tes, maka pasti ada titik akhir. Bisa dianggap kalau praktisi sangat kuat yang menciptakan dimensi ini tidak akan sengaja mempermainkannya.     

Sambil memikirkan hal tersebut, Lin Dong terus berjalan di lautan petir yang luas selama lima hari ke depan.     

"Dhuaar!"     

Petir-petir silver menyambar tanpa akhir dari awan-awan gelap. Hingga pada akhirnya, petir itu menyambar lautan petir dan menyebabkan ombak petir yang tinggi menjulang ke langit.     

Saat ombak petir itu menyapu lautan, sebuah sosok berselimutkan cahaya emas samar bisa terlihat tengah berjalan perlahan di sana. Ketika ombak itu menghempas ke arahnya tanpa ampun, sosok tersebut bahkan tidak terpukul mundur sedikit pun.     

"Chi! Chi!"     

Cairan listrik yang menempel di badannya kini berpendar dengan percikan-percikan listrik. Namun cairan itu tidak bisa memunculkan rasa sakit sedikit pun di badannya yang sudah melewati proses penempaan diri selama setengah bulan di lautan listrik tersebut.     

Lin Dong menggunakan telapak tangannya untuk menepis cairan listrik di badannya. Dalam waktu setengah bulan, badannya kini semakin kuat. Usai melewati proses penempaan diri yang sangat menyiksa dan tidak bisa dibayangkan oleh orang biasa, akhirnya dia menerima hadiah yang pantas.     

Lin Dong menatap ke kejauhan dan melihat lautan petir luas berwarna silver megah. Dia lantas mengernyitkan alisnya. Menurut perhitungannya, kekuatan lautan petir yang yang mengenai badannya semakin melemah. Kalau terus begini, tes ini bakal sia-sia belaka.     

"Kemungkinan bakal segera berakhir…" Lin Dong menggumam sambil menatap ke arah lautan petir.     

"Bzzt!"     

Ketika Lin Dong selesai bicara, atmosfer di sekelilingnya mendadak membeku. Di tengah-tengah lautan petir, pusaran-pusaran air yang ganas tiba-tiba bermunculan.     

Lin Dong menunduk dan menatap ke arah lautan petir yang memutar di bawah kakinya. Sesaat kemudian, pupilnya menciut dan dia bisa merasakan kalau terdapat sesuatu yang bakal keluar dari bawah lautan petir.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.