Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Memilih Aula



Memilih Aula

0Bergabung dengan Aula Desolate?     

Semua orang di Tingkat Pemilihan Aura tercengang mendengar ucapan Lin Dong. Secara bergantian, pandangan mereka mengarah padanya dengan sorot terkejut. Hanya tikus kecil dan Api Kecil yang terlihat tenang.     

"Lin Dong, kau…" Bahkan Wu Dao memperlihatkan ekspresi tercengang karena ucapan Lin Dong. Rupanya dia tidak paham mengapa pemuda itu bakal merelakan Aula Sky yang terkuat dan malah memilih bergabung dengan Aula Desolate.     

Ekspresi terkejut di wajah pimpinan Aula Sky berangsur-angsur menghilang. Dia lantas menatap lekat Lin Dong dan perlahan-lahan berkata dengan nada dalam, "Lin Dong, kau tergolong cukup berbakat. Jangan hancurkan masa depanmu. Meskipun aku tak bermaksud meremehkan Aula Desolate, tapi aku berani bilang kalau bakatmu bakal berkembang di Aula Sky."     

Meskipun mulut Wu Dao dan praktisi lainnya agak berkedut karena ucapan Wei Sheng, tapi mereka tidak membantah. Sekarang ini, Aula Sky memang aula terkuat di antara empat aula lainnya.     

Lin Dong tersenyum kecut dan menjawab, "Kurasa Aula Desolate lebih cocok untukku. Wakil Pimpinan Aula Wu Dao, bagaimana menurutmu?"     

Mata Lin Dong juga menatap ke arah Wu Dao ketika dia bicara sampai selesai. Lin Dong sengaja memperlambat ucapannya. Apa pak tua ini tak ingin mengutarakan pendapatnya? Paling tidak, pak tua ini seharusnya tak membiarkannya menghadapi sorot tajam dari pimpinan aula Sekte Dao itu seorang diri.     

Wajah tua Wu Dao bergetar perlahan ketika mendengarnya. Lin Dong mampu melihat sorot gembira di matanya. Namun, setelah pak tua itu ragu-ragu sesaat, Wu Dao akhirnya mengutarakan beberapa kata yang hampir membuat Lin Dong memuntahkan darah. "Aula Sky memang lebih kuat dibandingkan Aula Desolate…"     

Rupanya pak tua itu memang terlalu jujur, 'kan? Lin Dong sampai kehilangan kata-kata. Dia jelas tak menyangka kalau pak tua itu membuang bibit baik yang sudah diantarkan padanya.     

"Namun, jika kau benar-benar ingin bergabung dengan Aula Desolate, pak tua ini pasti akan mendukungmu. Kami tidak akan memperlakukanmu dengan buruk." Wu Dao menggertakkan giginya dan menambahkan.     

Lin Dong akhirnya diam-diam menghela napas. Sesaat kemudian, matanya menatap dengan penyesalan ketika dia memandang ke arah Wei Sheng yang sekarang memperlihatkan raut mengerikan. Lin Dong tak ingin menyinggung pimpinan Aula Sky ketika dia sampai di Sekte Dao.     

Wei Sheng menautkan alisnya dan menatap ke arah Lin Dong. Sesaat kemudian, dia cuma mampu menggelengkan kepalanya dan berkata lirih, "Karena pilihanmu seperti itu, aku sebagai pimpinan aula tidak bisa berkomentar apapun. Aku cuma berharap kau tahu apa yang kau lakukan."     

Lin Dong akhirnya menghela napas lega ketika mendengar nada suara Wei Sheng tidak mengandung rasa dendam. Cara berpikir pemimpin aula Sekte Dao itu rupanya tidak sesempit yang dia kira sebelumnya.     

"Kau benar-benar terlalu egois…"     

Namun, sebuah suara jernih dan menawan mendadak terdengar ketika Lin Dong menghela napas lega. Lin Dong tersentak. Dia mendongak. Pemuda itu melihat nona muda berbaju merah tengah mengernyitkan kedua alisnya bersama dan menatap padanya.     

"Aku egois di bagian mananya?" Meskipun nona muda di hadapannya tergolong menawan, Lin Dong merasa tidak nyaman dengan ucapannya. Dia seketika mengernyit dan bertanya kembali.     

"Kau cukup berbakat. Kalau kau bergabung dengan Aula Sky, kau pasti mampu mengerahkan mayoritas potensi yang kaumiliki. Jika kau semakin kuat, tentu makin menguntungkan sekte kita. Namun, kau malah memilih jalur ini. Dari sudut pandang tertentu, kau membuat kekuatan sekte kita melemah. Bukankah itu bisa dibilang kau bersikap egois?" Suara nona muda berbaju merah itu terdengar jelas. Instrumen musik lembut mengiringi ucapannya ketika dia berbicara. Hati siapapun bisa merasa rileks dan senang saat mendengarnya. Namun meskipun demikian, nada tajam ucapannya membuat semua orang di sana terperangah.     

"Benar-benar lidah yang tajam…"     

Ucapan itu tak cuma menggema di dalam hati Lin Dong. Bahkan Liu Bai dan praktisi lain di belakangnya berakhir saling bertukar pandang. Mereka tidak punya pilihan selain mengakui kefasihan lidah nona muda tersebut. Awalnya, topik itu cuma pemilihan biasa. Namun, wanita itu ternyata membawa urusan ini menjadi kepentingan sekte secara umum.     

"Kurasa tidak ada yang dinamakan aula terkuat. Seharusnya cuma aula yang sesuai dengan kemampuan praktisi itu, 'kan?" Lin Dong mengusap hidungnya dan berkomentar.     

"Secara teori memang benar. Namun, kenyataannya sekarang adalah Aula Sky adalah aula terkuat dari empat aula yang ada!" Nona muda berbaju merah mengernyitkan alisnya. Matanya dipenuhi dengan sorot tajam saat menatap Lin Dong.     

"Aku yakin kalau setelah kau bergabung dengan Aula Desolate, kemungkinan kau tak akan memiliki kemampuan untuk masuk ke daftar ujian aula selanjutnya. Jika saat itu tiba, reputasimu sebagai pemenang Perang Seratus Dinasti mungkin bakal cuma jadi lelucon belaka."     

Lin Dong mengernyit. Dia juga balas menatap nona muda berbaju merah di hadapannya tanpa berniat menyerah. Lin Dong lantas menambahkan, "Karena kau sudah memunculkan topik ini, aku juga bakal mengatakan alasanku. Aku tak suka melakukan segalanya dengan cara yang biasa saja. Bergabung dengan Aula Sky mungkin saja paling bermanfaat untukku, tapi tidak akan membuatku mampu mengembangkan diri sampai ke titik maksimal. Karena … Aula Sky tidak memiliki 'Great Desolation Scripture'.     

"Kalau aku bisa memahami 'Great Desolation Scripture', menurutmu apakah kekuatan Sekte Dao bakal menjadi lebih kuat, atau malah melemah?"     

Semua orang di sana kembali terkejut ketika Lin Dong berbicara. Baru setelahnya, mereka mendadak tersadar. Pemuda itu rupanya memilih Aula Desolate demi Great Desolation Scripture. Namun, bukankah dia terlalu arogan? Great Desolation Scripture adalah ilmu bela diri paling misterius dan tidak terduga di antara empat kitab suci agung misterius. Bahkan setelah bertahun-tahun berlalu, jumlah praktisi jenius di Aula Desolate yang bisa memahaminya tidak melebihi 10 orang. Tapi Lin Dong malah berani melontarkan ucapan omong kosong seperti itu?     

Nona muda berbaju merah itu rupanya tercengang mendengar ucapan Lin Dong. Namun, bibirnya segera tertarik membentuk lengkungan. Sesaat kemudian, dia mengulurkan tangannya. Jarinya yang lentik menunjuk ke arah Lin Dong, dan bibir merahnya terbuka. "Sombong sekali. Kau benar-benar terlalu arogan!"     

Baru setelah nona muda berbaju merah itu menunjuk ke arahnya, Lin Dong sadar kalau tangan wanita itu sangat cantik. Tangannya panjang dan lentik, seperti batu giok yang sempurna. Jari-jarinya yang lentik bagai giok juga terbentuk sempurna seperti rasio emas. Sosoknya tidak cacat sedikit pun. Cahaya berpendar tipis di jarinya, sehingga membuat mata siapapun agak silau karenanya.     

Saat ini adalah pertama kalinya Lin Dong melihat tangan secantik itu. Sorot terkejut juga terpancar di matanya. Nona muda berbaju merah di hadapannya mungkin tidak memiliki sosok paling cantik dibandingkan semua wanita yang pernah dilihatnya, tapi tangannya adalah bagian yang tidak mampu dibandingkan dengan siapapun.     

"Terlalu cepat mendiskusikan ini. Mengenai apakah aku bisa memahami Great Desolation Scripture bakal disaksikan oleh kita semua di masa depan nanti. Bagaimana menurutmu?" Namun, Lin Dong belum berada di titik di mana dia mengalah meskipun memang dia sangat terkejut. Dia menoleh menatap ke arah nona muda berbaju merah dan tertawa lirih.     

"Aku memang tahu sebesar apa kekuatan Great Desolation Scripture. Para kakak seperguruan yang pernah memahami Great Desolation Scripture memang sosok yang terkenal di Sekte Dao. Namun, apa kau tahu cuma terdapat berapa orang yang berhasil memahaminya sejak Sekte Dao dibentuk?"     

Nona muda berbaju merah itu tertawa dingin dan menambahkan, "Jangan bilang kalau aku meremehkanmu. Kau cuma bisa menyalahkan dirimu sendiri karena terlalu ambisius. Karena kau ingin membuatku menunggu dan menyaksikannya, baiklah. Aku, Ying Huanhuan, akan menunggu dan melihat apa kau bisa memahami Great Desolation Scripture. Bahkan, aku akan melakukan apapun kalau kau berhasil. Namun, jika kau gagal, kemungkinan cukup banyak murid Aula Sky yang bakal datang dan bertarung melawanmu, adik seperguruan."     

"Aku akan menanti saat itu."     

Lin Dong tersenyum simpul. Dia tidak takut terhadap ucapan kasar dari pihak lain. Bahkan seandainya Lin Dong tidak bisa memahami Great Desolation Scripture, dia bukanlah orang lemah yang bisa dipukuli orang lain semau mereka.     

"Humph."     

Ying Huanhuan cuma mampu mendengus lembut setelah berbicara sampai sejauh itu. Matanya memperlihatkan sorot marah. Lidahnya yang biasanya tajam hari ini sudah diblokir oleh Lin Dong. Kondisi ini membuat hatinya tidak tenang.     

"Karena kau punya ambisi besar untuk memahami Great Desolation Scripture di Aula Desolate, maka aku tidak akan mengatakan apapun lagi. Jika kau benar-benar bisa mencapai mimpimu, kemungkinan semua orang di Sekte Dao bakal senang. Namun, terkadang, seseorang harus melakukan sesuatu yang berada di dalam batasannya." Wei Sheng berkata lirih. Bahkan dia tak berkata apapun ketika Lin Dong menyinggung Great Desolation Scripture. Karena bagaimanapun juga, Wei Sheng tak punya pilihan selain mengakui kalau Great Desolation Scripture memang merupakan ilmu bela diri terkuat di antara empat kitab suci agung misterius. Jika bukan karena ilmu itu sangat sulit dipahami, Aula Desolate bakal memiliki tempat terkuat di antara empat aula.     

"Apa ada lagi yang mau bergabung dengan Aula Desolate?" Mata Wei Sheng menatap ke arah murid-murid lainnya yang sudah dipilih melalui Perang Seratus Dinasti, dan bertanya pada mereka.     

Tikus kecil dan Api Kecil tak mengatakan apapun setelah mendengarnya. Mereka langsung berdiri di sisi Lin Dong. Liu Bai, Mo Ling, dan praktisi lainnya sempat ragu-ragu sejenak dan akhirnya mengikuti. Semuanya sudah jelas bagi mereka. Para praktisi itu sudah mengikuti Lin Dong ke Sekte Dao. Sebaiknya mereka mengikutinya sampai akhir. Terlebih lagi, dengan bakat yang mereka miliki, kemungkinan mereka hampir tidak bisa bergabung ke Aula Sky meskipun mereka ingin. Kalau memang demikian, sebaiknya mengikuti Lin Dong dan bergabung di dalam Aula Desolate.     

Meskipun mereka sudah mengikuti Lin Dong, mayoritas praktisi di sana tidak bersikap sembrono. Karena bagaimanapun juga, orang-orang lainnya tidak memiliki hubungan apapun dengan Lin Dong. Rupanya mereka tidak ingin mengikutinya dan bergabung dengan Aula Desolate.     

Lin Dong terlihat cukup tenang ketika berhadapan dengan situasi seperti itu. Dia tak berniat mengumpulkan orang dan membentuk kelompok. Mo Ling, Liu Bai, dan praktisi lainnya mengikutinya karena mereka menganggapnya sebagai teman. Normal jika praktisi sisanya tidak bersikap seperti itu.     

Wei Sheng mengayunkan tangannya ketika menyaksikan kondisi tersebut. Tak lama kemudian, beberapa sinar cahaya muncul di sana. Dia memilih beberapa praktisi paling berbakat di dalam kelompok tersebut. Sesaat setelahnya, pemimpin Aula Earth dan Aula Flood juga bergerak dan membagi beberapa orang di sana yang tergolong cukup berbakat. Hingga pada akhirnya, cuma tersisa beberapa praktisi yang agak lemah.     

"Pembagian murid sudah selesai. Kami pamit duluan."     

Wei Sheng tidak berniat tinggal lebih lama setelah pembagian murid selesai. Dia menangkupkan tangannya bersama ke arah Wu Dao dan menatap lekat Lin Dong. Usai mengayunkan lengan bajunya, Yuan Power menyeruak di sana. Yuan Power itu berubah menjadi angin kencang dan langsung menyapu ke arah para murid yang sudah terpilih.     

"Lin Dong, ingatlah ucapanmu. Aku menunggumu membuatku terkejut. Namun, sebelum ini, kau harus memenuhi syarat agar bisa mempelajari Great Desolation Scripture terlebih dulu."     

Ying Huanhuan menggelengkan kepalanya ke arah Lin Dong dengan sikap sombong. Sesaat kemudian, sosok cantiknya bergerak dan dia mengikuti Wei Sheng dengan cepat.     

Ketika mereka meninggalkan tempat, pimpinan Aula Earth dan Aula Flood juga memimpin pasukannya pergi. Dalam sekejap, tempat itu menjadi lebih sepi dibandingkan sebelumnya.     

"Urgh…"     

Lin Dong melemaskan pinggangnya dengan malas dan menghela napas tak berdaya. Dari apa yang terlihat, sepertinya dia baru saja mengusik nona muda yang asal-usulnya tak jelas itu saat dia baru tiba di sini.     

"Hei, Nak. Tak kusangka rupanya kau bakal senekat itu…" Wu Dao menoleh dan tersenyum menatap Lin Dong. Sorot senang memenuhi matanya.     

"Wakil Pimpinan Aula Wu Dao, kami akan mengikutimu di masa depan. Tolong bimbing kami." Lin Dong tertawa. Dia terlihat lebih santai dibandingkan ketika berhadapan dengan Wei Seheng, saat berbicara dengan Wu Dao.     

"Jangan bersikap seperti itu padaku. Meskipun pak tua ini sangat senang dengan apa yang kaulakukan, tapi semuanya masih harus dilakukan sesuai ketentuan." Wu Dao menegurnya sambil tersenyum. "Tapi Nak, kalau berita kau sudah menolak bergabung dengan Aula Sky hari ini sampai tersebar, murid-murid Aula Sky mungkin bakal menaruh minat khusus padamu…"     

Wajah Wu Dao yang tersenyum membuat Lin Dong agak kehilangan kata-kata. Apa pak tua itu pura-pura membesarkan masalah?     

"Benar, Ying Huanhuan itu punya kakak perempuan bernama Ying Xiaoxiao, seorang kakak seperguruan di Aula Sky. Ying Xiaoxiao bisa dianggap praktisi terkuat di antara generasi muda Sekte Dao. Karena hari ini kau sudah berselisih dengan Ying Huanhuan, kemungkinan Ying Xiaoxiao bakal mengawasimu di masa depan nanti. Semoga beruntung. Aku mendukungmu." Wu Dao menggosok dagunya dan berkata asal-asalan.     

"Sialan…"     

Bahkan dengan sifat yang dimilikinya, Lin Dong tak bisa menahan diri untuk mengumpat ketika mendengar ucapannya. Bagus sekali. Dia baru saja memilih aula untuk berlatih. Namun, rupanya dia malah memancing berbagai macam masalah…     

Kemungkinan hari-harinya setelah ini tidak akan berjalan semulus itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.