Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Dendam



Dendam

0Seiring berjalannya waktu, langit malam berangsur-angsur menyelimuti wilayah gunung yang luas dan tanpa batas. Usai malam tiba, raungan berbagai macam Hewan Iblis juga terdengar silih berganti di wilayah pegunungan tersebut.     

Ada batu besar yang menutupi celah di dinding lereng di dalam pegunungan. Celah itu berukuran sekitar belasan meter dan cukup besar untuk menampung belasan orang.     

Lin Dong memosisikan nona muda di punggungnya untuk duduk di tanah. Pandangan matanya lantas menyapu dengan penuh waspada ke bagian dalam celah. Dia segera menengadahkan kepalanya menatap ke langit yang kini menggelap. Sesaat kemudian, dia cepat memindahkan batu raksasa dan perlahan-lahan menutupi celah tersebut.     

Ying Huanhuan diam bersandar di dinding batu. Wajahnya yang pucat dan mungil membuatnya terlihat semakin lemah. Ying Huanhuan sekarang tidak bisa berbicara dan dia cuma bisa menatap ke arah sosok yang sibuk mondar-mandir di sana. Sorot rumit terpancar di matanya. Sesaat kemudian, dia berkata lirih, "Setelah perlakuan burukku padamu di masa lalu, aku tidak menyangka kalau kau bakal mempertaruhkan nyawamu demi menyelamatkanku."     

Lin Dong berangsur-angsur menutupi celah di sana. Ketika selesai, pemuda itu menepukkan kedua tangannya dan menoleh memandang Ying Huanhuan. Lin Dong lantas mengernyitkan dahinya dan menjawab, "Apa aku terlihat sepicik itu?"     

Ying Huanhuan terkekeh lirih. Tak lama kemudian, dia membalas, "Meskipun kau sudah menyelamatkanku, tapi aku tidak akan menarik pendapat terakhirku tentang dirimu sementara ini."     

"Pembual yang tak tahu malu, 'kan? Sepertinya kau benar-benar tidak percaya kalau aku bisa memahami Great Desolation Scripture?" Lin Dong tertawa.     

"Bukan berarti aku tidak percaya padamu. Tapi kesempatan bisa sepenuhnya memahami Great Desolation Scripture terlalu kecil. Di masa lalu, kakak perempuanku bermeditasi di depan Great Desolate Tablet selama berbulan-bulan, tapi dia masih saja gagal. Selain Kak Zhou Tong, tidak ada seorang pun dari Sekte Dao yang berhasil memahami Great Desolation Scripture dalam 100 tahun terakhir…" Ying Huanhuan menggelengkan kepalanya dan memperjelas maksudnya.     

"Ada banyak praktisi yang luar biasa dan berbakat di Sekte Dao dalam 100 tahun terakhir ini, tapi tidak ada seorang pun dari mereka yang bisa sepenuhnya memahami Great Desolation Scripture…"     

Lin Dong mengangguk diam. Dia juga tahu mengetahui kondisi tersebut. Apabila semudah itu memahami Great Desolation Scripture, maka Aula Desolate pasti tidak akan menjadi aula terlemah di antara empat aula di sana.     

"Tidak diragukan lagi kalau Great Desolation Scripture sangat kuat. Jika kau benar-benar bisa memahaminya, maka pasti sangat bermanfaat bagi Sekte Dao. Paling tidak Sekte Dao bakal memperoleh beberapa jaminan dalam Kompetisi Sekte Agung selanjutnya…" Ying Huanhuan memainkan sehelai rambutnya ketika berbicara.     

"Kompetisi Sekte Agung … apa itu?"     

Lin Dong merasa asing dengan istilah tersebut. Dia pernah mendengarnya dari Liu Tong—praktisi Yuan Gate—sebelum ini di Gunung Seratus Dinasti. Tapi dia tidak tahu banyak mengenainya.     

"Sesekali, sekte-sekte super di Benua Xuan Timur bakal mengadakan Kompetisi Sekte Agung yang sangat megah. Hanya murid-murid di dalam sekte yang bisa berpartisipasi dalam kompetisi besar itu. Dari sudut pandang tertentu, kompetisi itu menyerupai ujian."     

Ying Huanhuan menatap ke bawah. Lin Dong bisa melihat kalau dia saat ini diam-diam mengepalkan tangannya.     

"Tiap kali diadakan, Sekte Dao bakal kehilangan beberapa murid yang berkemampuan luar biasa karena kompetisi itu…"     

Pupil Lin Dong agak menciut. Apa Kompetisi Sekte Agung memiliki bentuk yang serupa dengan Perang Seratus Dinasti?     

"Salah satu alasan adalah karena lingkungan alam berbahaya di mana tempat kompetisi itu diadakan. Alasan lainnya adalah karena pertarungan dilakukan oleh macam sekte super. Tentu saja, kekalahan Sekte Dao kita di Kompetisi Sekte Agung mayoritas dikarenakan Yuan Gate…"     

"Yuan Gate?" Lin Dong mengernyitkan dahinya.     

"Kami tidak memiliki hubungan baik dengan Yuan Gate, dan mereka biasanya bersikap arogan. Terlebih lagi, ada insiden Kak Zhou Tong di masa lalu. Oleh karenanya, kedua belah pihak seperti api dan air. Semua murid Sekte Dao membenci murid Yuan Gate. Begitu pula sebaliknya, murid-murid Yuan Gate menganggap murid-murid Sekte Dao seperti duri. Dengan kata lain, sesepuh kedua belah pihak sudah melakukan upaya terbaik untuk menahan kejadian itu. Namun, Sekte Dao seringnya tetap terdesak. Karena bagaimanapun juga … Yuan Gate lebih kuat dibandingkan Sekte Dao kita." Suara Ying Huanhuan menguarkan hawa mencekam ketika terdengar di celah tersebut. Lin Dong samar-samar bisa merasakan amarah di dalamnya.     

"Maksudmu, murid-murid Yuan Gate sengaja menyerang Sekte Dao selama Kompetisi Sekte Agung. Terlebih lagi mereka juga tak ragu menggunakan senjata mematikan?" Lin Dong memicingkan matanya dan bertanya.     

"Mm…"     

Ying Huanhuan menunduk. Rambutnya yang hitam pekat menutupi wajahnya dan dia berkata lirih, "Kompetisi Sekte Agung sebenarnya semacam duel. Karena bagaimanapun juga, murid Yuan Gate lebih kuat dibandingkan Sekte Dao. Oleh karenanya, Sekte Dao menderita kekalahan besar tiap kali Kompetisi Sekte Agung diadakan, dan banyak kakak seperguruan yang dibunuh oleh murid-murid Yuan Gate."     

"Pada Kompetisi Sekte Agung terakhir, kakak seperguruan wanita sebelumnya dibunuh oleh murid-murid Yuan Gate … Saat itu, dia berusaha melindungi murid-murid lain yang hendak mundur…"     

"Waktu itu, dia jelas sudah mengaku kalah … Tapi, para monster itu tidak berhenti. Mereka sengaja membunuhnya..."     

Suara gadis muda itu agak gemetar. Wajahnya dibenamkan pada kedua lututnya, kemudian badannya yang mungil itu gemetaran.     

Lin Dong terdiam. Selama pertarungan di antara sekte super, berbagai macam trik kotor pasti bakal digunakan. Namun, tak disangka kalau Yuan Gate ternyata sekejam itu. Lin Dong memandang ke arah sosok nona muda yang lemah itu dan mengerucutkan bibirnya. Matanya yang hitam legam itu sekarang memperlihatkan sorot dingin.     

"Jika tidak ada sesuatu di luar dugaan yang terjadi selama Kompetisi Sekte Agung, kemungkinan kakakku lah yang bakal memimpin kelompok. Aku tahu kalau seandainya dihadapkan dengan situasi yang serupa, kemungkinan dia akan bertarung dan lenyap bersama para murid Yuan Gate."     

Ying Huanhuan mendongak, dan tangannya yang seperti giok mengusap wajahnya. Matanya agak memerah di bawah pengaruh sinar bulan yang bersinar temaram. Dia menatap ke arah pemuda di hadapannya dan berkata, "Kalau saat itu tiba, aku juga tak akan segan."     

Lin Dong memandang sorot tegas yang terpancar di mata nona muda tersebut. Dia lantas diam dan mengangguk. Setelah bergabung dengan Sekte Dao beberapa saat lalu, Lin Dong tentu tidak tahu mengenai dendam yang terdapat di antara Sekte Dao dan Yuan Gate. Namun … siapa yang memintanya bergabung dengan Sekte Dao?     

"Kalau kau marah, maka bunuhlah beberapa murid Yuan Gate pada Kompetisi Sekte Agung selanjutnya…"     

Lin Dong terkekeh perlahan dan dia tidak berusaha menahan Ying Huanhuan. Karena dia sendiri juga bahkan merasakan dendam kesumat pada Yuan Gate di dalam dirinya…     

"Mm."     

Ying Huanhuan menganggukkan kepalanya dengan bersungguh-sungguh. Dia segera berhenti menangis dan berbicara sambil tersenyum, "Sebelum kita membicarakan itu, kita harus mencoba kembali ke Sekte Dao dalam keadaan hidup. Yao Ling pasti tidak akan membiarkan kita bebas semudah itu."     

"Pria itu pasti memiliki sesuatu yang bisa merasakan aliran energi Immortal Yuan Ancient Seed." Lin Dong menatap ke arah langit malam dan berujar.     

"Dia tidak akan mengejar Jiang Kun dan praktisi lainnya, 'kan?" Ying Huanhuan terkejut dan segera bertanya. Wanita itu sudah tahu kalau Lin Dong telah menyerahkan Immortal Yuan Ancient Seed ke kelompok Yuan Fang.     

"Tenang, aku sudah menyegel riak-riak energi benda itu ketika Immortal Yuan Ancient Seed kuserahkan pada Kak Fang." Lin Dong tersenyum tipis. Dia segera mengepalkan tangannya. Sebuah Immortal Yuan Ancient Fruit besar muncul dan mendarat keras di tanah.     

"Sebaliknya, Yao Ling akan mengira benda ini sebagai Immortal Yuan Ancient Seed. Oleh karena itu, dia pasti akan datang mencari kita."     

Ying Huanhuan akhirnya menghela napas lega. Dia segera menatap lekat ke arah Lin Dong. Rupanya dia tidak menyangka kalau pemuda itu akan sangat berhati-hati. Ternyata dia sudah mengatur segalanya dengan serapi ini.     

"Kau sebaiknya istirahat dulu. Kondisimu cukup parah. Kemungkinan malam ini kelompok Yao Ling tidak akan menemukan tempat ini," kata Lin Dong.     

"Mm."     

Ying Huanhuan mengangguk pelan. Dia memang sangat lelah. Badannya sedang kekurangan Yuan Power, sehingga membuatnya merasa lemah. Dia segera bersandar ke dinding batu dan perlahan-lahan memejamkan matanya.     

Lin Dong baru mengalihkan pandangannya setelah melihat Ying Huanhuan memejamkan matanya. Matanya menatap ke langit malam melalui celah di sana. Dia bisa merasakan aliran energi di area sekeliling. Rupanya kelompok Yao Ling sedang mencari mereka di semua gunung.     

"Praktisi brengsek Yuan Gate, cepat atau lambat, kalian semua akan membayar hutang ini…"     

Lin Dong bergumam sendiri dengan suara lirih. Sesaat kemudian, dia mengeluarkan jubah hitam dari tas Qiankun-nya dan menyelimuti Ying Huanhuan yang sekarang terlelap. Baru setelahnya, Lin Dong duduk. Tapi matanya tidak memperlihatkan tanda-tanda bakal terpejam. Rupanya mustahil baginya untuk memejamkan mata dan beristirahat ketika mereka sedang berada di situasi berbahaya.     

Maka dari itu, Lin Dong tetap membuka matanya dan terus bersikap waspada semalaman…     

Bulu mata lentik nona muda itu mengerjap ketika sinar matahari pertama menyinari langit. Dia segera membuka matanya. Hal pertama yang dilihatnya adalah mata cerah seorang pemuda yang duduk di depannya.     

"Apa tidurmu nyenyak?" Lin Dong memandang Ying Huanhuan yang terbangun. Aura wanita itu jauh lebih baik dibandingkan kemarin.     

"Kau tidak tidur?" Ying Huanhuan sangat cermat. Dia melihat sekilas sorot lelah yang terpancar di mata Lin Dong. Rupanya pemuda itu berjaga-jaga semalaman dengan sikap waspada.     

Lin Dong menatapnya, tapi tidak berkata apapun. Dia cuma melangkah maju dan menyimpan jubah hitam tersebut. Ying Huanhuan memiringkan kepalanya dan mengawasi gerak-gerik Lin Dong. Sesaat kemudian, dia bertanya lembut, "Sejak kau bergabung dengan Sekte Dao, aku bisa melihat kalau kau selalu bersikap hati-hati dan waspada. Apa itu … tidak melelahkan?"     

"Melelahkan?"     

Lin Dong tertawa. Dia menatap ke arah wanita muda di hadapannya dan segera menjawab, "Sejak dilahirkan, kau tinggal di sekte yang diidam-idamkan banyak orang. Sedangkan aku berasal dari keluarga cabang di dinasti level bawah. Sejak kecil, aku punya musuh yang bisa menghabisi seluruh keluargaku hanya dengan satu jarinya. Meskipun saat itu aku sangat membencinya sampai ke inti, tapi aku tidak bisa memperlihatkan emosiku sama sekali. Aku cuma bisa berlatih dengan rajin sampai aku memiliki kekuatan untuk menghadapi musuhku. Saat itu, aku bahkan hampir tidak bisa melindungi keluargaku…     

"Aku tidak punya bala bantuan atau pendukung di belakangku. Makanya, aku harus bersikap sangat berhati-hati. Karena kalau tidak, bagaimana mungkin orang sepertiku—yang berasal dari dinasti level bawah—bisa menjadi pemenang Perang Seratus Dinasti?"     

Ying Huanhuan terdiam saat memandang ke arah pemuda yang kini tersenyum simpul. Dia tidak bisa membayangkan apa yang sudah dilalui Lin Dong…     

"Apa yang terjadi pada musuhmu?"     

"Aku membunuhnya di puncak Gunung Seratus Dinasti…" Lin Dong mengedikkan bahunya dan berbicara acuh.     

Ying Huanhuan mengangguk singkat. Tak disangka, rupanya dia tahu diri dan tidak bertanya lagi.     

"Dhuaar!"     

Seluruh gunung saat ini mendadak bergetar hebat. Batu besar yang menutupi celah hancur dengan cepat. Siapapun samar-samar bisa mendengar teriakan keras dan keributan di luar.     

Akhirnya mereka ketahuan…     

"Nanti kau harus pergi duluan. Karena kalau tidak, kau cuma akan menjadi beban jika tetap berada di tempat ini." Pandangan Lin Dong mengarah ke luar celah. Dia lantas menghela napas dalam-dalam dan berkata.     

Ying Huanhuan menggigit bibirnya dan sorot keras kepala terpancar di matanya. Namun, sifat itu berangsur-angsur menghilang ketika dia melihat sosok yang memunggunginya. Hingga pada akhirnya, dia cuma mampu menyerah dan mengangguk perlahan-lahan.     

"Baiklah."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.