Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Menang dan Kalah



Menang dan Kalah

1"Swuush!"      

Sorot tercengang mendadak terpancar dari mata Wang Yan yang acuh. Namun Lin Dong tidak memberinya banyak waktu untuk terperangah. Sorot mata pemuda itu terlihat dingin ketika dia menekan paksa roda cahaya emas miliknya pada badan Wang Yan.      

"Chi! Chi! Chi!"      

Roda cahaya emas itu menghantam keras pada lapisan kutikula emas di sosok Wang Yan. Percikan-percikan seketika bermunculan dan suara memekakkan telinga terdengar kencang di sana.      

"Krak!"      

Tingkat ketajaman roda bercahaya emas itu jelas sudah mencapai level yang mengerikan. Saat percikan-percikan emas menyilaukan bermunculan hebat, retakan-retakan juga ikut menjalar pada Yuan Spirit Cuticle—lapisan yang memiliki kemampuan pertahanan sangat kuat.      

Seiring menjalarnya retakan-retakan di sana, pupil Wang Yan berkontraksi cepat. Yuan Spirit Cuticle melindunginya, dan berkat adanya lapisan itu, Wang Yan mampu selamat dari tiga serangan habis-habisan yang dikerahkan para praktisi ahli Tingkat Nirvana Yuan Sembilan lainnya. Oleh karena itu, dia tidak pernah membayangkan kalau armor perlindungannya bakal memperlihatkan tanda-tanda menuju kehancuran karena serangan Lin Dong.      

"Kak Wang Yan, kau yang kalah…"      

Sementara raut enggan percaya muncul di wajah Wang Yan, seringai mengerikan terukir pada wajah Lin Dong yang berlumuran darah.      

"Blaar!"     

Setelah Lin Dong berkata, Yuan Spirit Cuticle akhirnya tidak bisa menahan ketajaman Dragon Yuan Wheel lebih lama lagi. Suara ledakan lantang terdengar, lantas Yuan Spirit Cuticle tercerai-berai. Cahaya emas itu meredup cepat dan akhirnya kembali masuk ke dalam badan Wang Yan.      

Ketika Yuan Spirit Cuticle-nya hancur, Wang Yan mendadak bergerak ke samping, lalu menghindari Dragon Yuan Wheel ketika roda emas itu melintas. Namun cahaya pisau tajamnya mengenai dada Wang Yan dan menyebabkan bekas berdarah. Darah segar menyembur di sana.      

Gaya bertempur Wang Yan memang sangat beringas dan kejam. Setelah menghindari serangan mematikan yang kuat itu, pukulannya dikerahkan dengan sudut unik, kemudian dihantamkan keras ke arah Lin Dong.      

"Dhuaar!"     

Pukulan Wang Yan mendarat keras di dada Lin Dong. Cahaya hijau menyembur tidak karuan tempat tersebut. Namun karena kekuatan besar pukulan Wang Yan, darah di dalam badan Lin Dong berkecamuk hebat.      

"Heh heh…"     

Ketika menghadapi pukulan Wang Yan, Lin Dong memilih untuk terus-menerus tidak menghindar. Dia bisa merasakan darah di dalam dirinya bergejolak. Namun Lin Dong terus saja menyeringai. Bahkan, apabila digabungkan dengan wajahnya yang berlumuran darah, kondisinya benar-benar membuat darah siapapun mendingin.      

Wang Yan memang merupakan praktisi yang sangat mengerikan dan kejam. Bahkan Lin Dong juga mengakui hal tersebut. Para praktisi ahli yang kekuatannya setara dengan Wang Yan bakal merasa terintimidasi karena serangan habis-habisan serta penuh risiko yang dilakukan pria tersebut. Namun gaya bertarung yang dilakukannya ternyata tidak mendapatkan hasil yang diinginkan. Sepertinya keganasan dan keberingasan yang terpancar di mata pemuda itu lebih besar dibandingkan Wang Yan.      

Kau mungkin kejam, tetapi pemuda itu jauh lebih beringas.      

Oleh karenanya, setelah menerima serangan pukulan Wang Yan secara langsung, Lin Dong menggunakan dampak kekuatan yang dihasilkan untuk memiringkan badannya. Segera setelahnya, alas kakinya bergetar aneh dan cahaya hijau seketika membeku. Cahaya itu kemudian melayang dan langsung berubah menjadi kaki naga hijau.      

"Dhuaar!"      

Cahaya hijau menyeruak pada kaki naga yang ganas serta dingin, baru kemudian menyebar di udara dengan suara ledakan keras. Seperti cambuk, kaki itu mengayun keras dan mendarat di badan Wang Yan.      

"Dhuaar!"      

Suara ledakan bernada rendah menggema, bersamaan dengan tanah yang meledak karena dampak kekuatannya. Sedangkan Wang Yan, pria itu terhempas mundur bagai peluru meriam, lalu menghantam belasan batu-batu besar.      

"Urgh."      

Sosok Wang Yan terlihat menyedihkan saat dia menstabilkan diri. Pada akhirnya, pria itu tak mampu bertahan dan akhirnya memuntahkan banyak darah segar di hadapan kerumunan yang menatap terperangah.      

"Swuush!"      

Ketika darah segar dalam jumlah banyak itu dimuntahkan, Yuan Power dalam badan Wang Yan seketika melemah. Namun sebelum pria itu mampu memulihkan diri, dia mendadak mendengar raungan memekakkan telinga.      

Seiring suara itu semakin keras, ekspresi Wang Yan segera berubah dan dia seketika mundur. Pria itu mendongak, kemudian menatap ke arah depan dengan cepat. Sebuah ilusi gambar seperti banteng murka tidak tahu aturan menerjang ganas ke arahnya dengan momentum menakjubkan.      

Tidak ada kemiripan dari segi bentuk maupun gaya. Alih-alih, hanya ada hantaman badan yang teramat ganas.      

Lin Dong sekarang sepenuhnya sudah menganggap badannya sebagai senjata. Walaupun kesannya seolah dia bergerak tanpa berpikir, serangannya itu membuat siapapun ngeri karena tekadnya.      

"Dhuaar!"      

Badan Lin Dong beradu keras dengan sosok Wang Yan. Suara ledakan bernada rendah terdengar di seluruh arena, sehingga menyebabkan semua penonton di sana menahan napas. Di kejauhan, Ying Huanhuan mengepalkan tangannya yang seperti giok dan menggigit bibir. Meskipun wanita itu tahu kalau Lin Dong sangat beringas dan ganas kalau bertarung, akan tetapi pemandangan di depan matanya benar-benar membuat Ying Huanhuan ketakutan.      

Sudah pasti bukan dia seorang yang merasa demikian. Bahkan Ying Xiaoxiao, Chen Zhen, dan para praktisi lainnya juga memperlihatkan raut tercengang.      

Setelah keduanya beradu, sosok dua murid itu terhempas ke arah yang berbeda karena dampak kekuatan yang muncul. Badan mereka menyebabkan munculnya bekas terseret sepanjang lebih dari 100 meter, hingga pada akhirnya berangsur-angsur melambat. Aura mengerikan yang awalnya berpendar di sekujur badan keduanya kini mulai berubah melemah.      

Mereka berdua sudah terluka parah.      

Seluruh arena terdiam ketika mereka menyaksikan dua orang yang sedang bersusah-payah berdiri. Hati mereka sontak bergetar saat menatap darah segar yang sudah menyelimuti daratan.      

Duel itu terlalu getir dan tragis…      

Wang Yan sesaat terhuyung-huyung. Namun pada akhirnya pria itu tidak berhasil kembali berdiri. Wang Yan menatap ke arah langit. Darah segar melumuri sekujur badannya ketika pria itu tersentak dan terengah-engah. Aura berbau darah menguar darinya. Meskipun demikian, Wang Yan menatap lekat ke arah sosok di kejauhan dari sudut matanya. Pemuda itu rupanya juga kesulitan berdiri. Akan tetapi, sosok di sana jelas kehabisan energi dan tidak mampu berdiri meskipun sudah berusaha selama beberapa saat.      

"Kita berdua sudah kalah. Kau juga tidak bisa mengalahkanku…" Wang Yan menggumam dengan suara serak dari sudut bibirnya.      

"Dhuaar!"      

Namun setelah dia berbicara, sosok di kejauhan mulai bergetar. Pemuda itu gemetaran dan terhuyung-huyung ketika berdiri. Darah segar menetes dari badannya, kemudian membuat tanah di bawah kakinya memerah.      

Wajah Lin Dong dipenuhi luka-luka, sementara sensasi nyeri yang teramat sangat di dalam badannya membuat pandangan mata pemuda itu memburam. Namun dia masih bersikeras berdiri dan enggan terjatuh. Lin Dong membalikkan badan. Dia terhuyung-huyung saat berjalan ke arah Wang Yan sambil diiringi tatapan banyak orang di sekitar.      

Ketika melihat ke arah pemuda yang berjalan secara perlahan di arena sambil menyeringai, sedangkan wajah sosok itu sepenuhnya berlumuran darah, mata Ying Huanhuan sontak memerah. Wanita itu segera menggertakkan giginya dan hendak melangkah maju. Tetapi dia dihentikan oleh Ying Xiaoxiao.      

"Jangan biarkan usaha kerasnya sia-sia. Karena kalau tidak, Kak Wang Yan tidak akan pernah mengaku kalah," kata Ying Xiaoxiao lirih.      

Ying Huanhuan menggigit bibirnya sambil mengepalkan erat tangannya yang seperti giok. Setelah ragu-ragu sesaat, dia akhirnya membenamkan kepalanya di bahu Ying Xiaoxiao. Sekarang ini, Ying Huanhuan sudah tidak berani menatap ke arah Lin Dong. Wanita itu samar-samar tahu apa yang terjadi pada Wang Yan selama beberapa tahun terakhir. Insiden-insiden itu membentuk Wang Yan menjadi seseorang yang mampu membuat hati banyak orang berdegup kencang karena sisi jahat dan beringasnya. Namun sikap beringas itu sudah sepenuhnya ditahan oleh Lin Dong. Dengan demikian, semua orang hanya mampu membayangkan peristiwa seperti apa yang pernah dialami Lin Dong. Kemungkinan peristiwa itu bahkan jauh lebih memilukan apabila dibandingkan dengan insiden yang menimpa Wang Yan.      

Saat itu, seseorang tanpa latar belakang yang kuat seperti Lin Dong, harus menghadapi lawannya seorang diri. Lawan pemuda itu seperti serigala dan harimau yang datang dari semua arah. Pada akhirnya, dia sudah menyeret badannya yang lelah serta berlumuran darah ketika keluar dari jalan penuh darah tersebut.      

Ketika Ying Huanhuan memikirkan kejadian itu, rasa asam muncul di hidungnya. Siapa tahu tahu seberapa besar beban yang dipikul pemuda ceria dan biasanya penuh senyum itu?      

Ying Xiaoxiao mengusap lembut rambut Ying Huanhuan yang menawan. Wanita itu lantas menghela napas secara lirih dan bergumam, "Dia memang benar-benar pemuda sembrono…"      

"Kras!"      

Sambil ditatap oleh berpasang-pasang mata dari segala arah, Lin Dong yang gemetar dan terhuyung-huyung itu meraih pohon hitam yang dilontarkan olehnya pada serangan sebelumnya. Pemuda itu menyeretnya, dan perlahan-lahan berjalan ke hadapan Wang Yan.      

Lin Dong mengangkat pohon hitam dan mengerahkan dahan pohon yang tajam seperti baja pada Wang Yan. Sekarang ini, pemuda kurus itu memperlihatkan seringai ceria tetapi cukup dingin di wajahnya ketika berbicara, "Kak Wang Yan, kau sudah kalah."     

Sambil bersandar pada batu, Wang Yan menatap lurus ke arah pemuda di hadapannya. Walaupun pemuda itu tersenyum, terdapat nuansa dingin menusuk tulang yang terpancar di matanya.      

Sosok di depannya sekarang bahkan mampu membuat hati Wang Yan merinding.      

Wang Yan menatap Lin Dong selama beberapa saat. Pada akhirnya, sorot tajam di dalam matanya mulai meredup. Pria itu bersandar di batu dan terengah-engah mengambil napas sebelum berkata, "Sekte Dao akhirnya berhasil memproduksi murid yang luar biasa…"      

Lin Dong masih tersenyum. Namun pohon hitam di depan Wang Yan tidak ditarik kembali.      

"Aku kalah…"     

Pria itu mengusap jejak darah dari sudut bibirnya, lalu perlahan-lahan memejamkan matanya. Pada akhirnya, ucapan barusan yang mampu membuat semua orang rileks, akhirnya terucap.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.