Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Tanpa Wanita Kaya



Tanpa Wanita Kaya

0"Kamu memang terlihat sedikit tampan dan kamu ingin menggunakan wajahmu itu untuk mendapatkan wanita kaya. Aku sudah sering melihat pria seperti kamu. Kalau kamu ingin bersama dengan Tiara, kamu hanya akan mengalami kerugian. Ia hanyalah anak adopsi, bukan anak kandung dari keluarga ini. Apa lagi yang bisa kamu lakukan tanpa wanita kaya."     

"Paman!" teriak Tiara dengan keras. "Tolong hati-hati dengan ucapanmu. Rudi tidak seperti yang kamu katakan.     

Rosa sudah tidak tahu bagaimana cara membujuk suaminya. Ia memutuskan untuk langsung meminta maaf pada Rudi. "Aku minta maaf atas kata-kata suamiku. Sepertinya ia bingung dan mengucapkan omong kosong. Jangan dimasukkan ke hati."     

Surya merasa sangat marah melihat sikap istri dan keponakannya itu. "Apa yang kalian takutkan dari pria ini? Ia hanya bermodalkan wajah untuk menipu para wanita. Aku tidak akan membiarkan pria semacam ini menurunkan derajat pesta Keluarga Tanuharja. Cepat usir pria ini!"     

Begitu kalimat itu terlontar dari mulut Surya, semua orang di sekitar langsung membuat kegaduhan dan ikut menimpali.     

"Surya, aku tidak menyangka kamu sebuta ini."     

"Surya, apakah kamu tidak takut konsekuensi yang akan kamu dapatkan dari ucapanmu? Apakah kamu benar-benar merasa bahwa ia hanya bermodalkan wajah?"     

"Sepertinya pertunjukkan ini benar-benar menarik."     

"Keluarga Tanuharja berusaha untuk mendapatkan kesuksesan dengan menyinggung perasaan seorang Aditya. Bodoh sekali."     

"Bodoh, sungguh bodoh. Mengapa ia lebih memilih Leo dibandingkan Rudi? Ia bahkan berniat untuk mengusir Rudi dari pesta ini."     

Saat mendengar pembahasan itu, Surya merasa keringat dingin mengalir di keningnya. Dan kemudian, ia bertanya dengan suara pelan. "Rudi? Aditya? Siapa yang sebenarnya mereka semua bicarakan."     

"Teman Tiara ini adalah Rudi Aditya, CEO dari Aditya Group. Aku sudah berusaha untuk memperingatimu, tetapi kamu tidak mau mendengarkanku. Kamu bahkan tidak memberiku kesempatan untuk bicara," kata Rosa dengan malu.     

"Apa?" wajah Surya langsung memucat dalam hitungan detik.     

Sudut bibir Rudi sedikit berkedut saat ia berusaha untuk menahan senyum di wajahnya. Alisnya seolah menyembunyikan sebuah misteri saat ia memandang Surya dengan tatapan konyol.     

Penampilan Surya saat ini benar-benar 180 derajat berkebalikan dengan sebelumnya. Saat ini, ia sedang mengingat kembali apa yang ia katakan pada Rudi.     

Ia meminta Rudi untuk meminta maaf pada Leo.     

Ia menghina Rudi dan mengatakan bahwa ia hanya mengandalkan wajah untuk mencari wanita kaya.     

Dan ia berniat untuk mengusir Rudi dari pesta ini.     

Surya ingin menggali lubang dan bersembunyi di sana untuk selamanya. Kalau tatapan bisa membunuh, mungkin ia akan membunuh Tiara ribuan kali.     

Tiara pasti sengaja melakukan semua ini. Ia punya banyak kesempatan untuk memperkenalkan Rudi padanya, tetapi Tiara sama sekali tidak mengatakan apa pun.     

Dengan kekesalan pada Tiara dan penyesalan atas perbuatannya, Surya memandang Rudi yang berjalan ke arah tempat istirahat bersama dengan Tiara.     

Setelah itu, Jenny dan Jonathan, Harris dan Nadine, serta Rudi dan Tiara, pergi meninggalkan tempat itu bersamaan.     

Surya baru menyadari apa yang ia lakukan. Ia tidak hanya menyinggung Rudi yang notabene merupakan pemilik Aditya Group. Tetapi ia juga menyinggung Keluarga Atmajaya dan juga Keluarga Srijaya yang memiliki hubungan dekat dengannya.     

Di antara semua tamu yang hadir hari ini, banyak orang datang karena mereka ingin mendekati ketiga keluarga tersebut.     

Namun, setelah Keluarga Atmajaya, Keluarga Srijaya dan Keluarga Aditya pergi, apa lagi yang bisa mereka lakukan?     

Pada akhirnya, satu per satu tamu juga mulai meninggalkan tempat itu.     

Sebuah pesta yang besar dan megah langsung berubah menjadi kekonyolan. Surya telah melakukan sebuah kesalahan besar dengan menyinggung beberapa keluarga yang berpengaruh di kota tersebut di hari yang sama, detik yang sama. Ia bahkan juga kehilangan kerja sama dengan Leo.     

"Tiara, kamu jangan pulang malam ini. Pamanmu pasti sangat marah padamu," Jenny menggandeng lengan sahabatnya dan berkata, "Ikut saja denganku."     

"Terima kasih sudah datang hari ini, Jenny. Lihat apa yang terjadi tadi. Aku tidak bisa kabur begitu saja. aku harus kembali ke rumah. Aku akan bicara pada paman dan bibiku dengan jelas. Kalau tidak, kejadian seperti ini akan terulang lagi," kata Tiara dengan tenang.     

Nadine menghampirinya dan berkata dengan lembut. "Tiara, jangan pernah mengorbankan dirimu sendiri hanya untuk menyenangkan orang lain. Memang benar mereka yang telah membesarkanmu, tetapi bukan berarti mereka bisa memintamu untuk membalas semua pemberian mereka."     

"Kalau saja Bu Hana membawamu pergi juga pada saat itu, hal ini tidak akan terjadi. Bu Hana akan membesarkanmu seperti putrinya sendiri dan tidak akan membiarkanmu menikah dengan pria tua yang menjijikkan seperti itu. Bagaimana bisa bibimu sejahat itu?" Jenny merasa marah untuk sahabatnya.     

Tiara hanya tersenyum pahit. "Bibiku tidak punya pilihan lain. Semua ini karena perusahaan pamanku yang sedang kesulitan."     

"Kamu mengatur sebuah bar sendirian dan cukup ahli dalam melakukan pekerjaanmu. Kalau kamu mau, kamu bisa bekerja di perusahaanku. Aku akan memberikan jabatan manajer untukmu," kata Rudi.     

"Kamu juga bisa bekerja di perusahaanku. Kalau kamu membantu perusahaanku, Jenny pasti ikut senang. Kalian bisa bekerja bersama," saran Jonathan.     

"Atmajaya Group juga bisa memberikan jabatan yang sesuai dengan kemampuanmu. Kamu tidak perlu bekerja di bar lagi dan membantu bibimu," kata Harris.     

"Terima kasih. Kalau nanti aku kehilangan pekerjaanku, aku pasti akan mencari salah satu dari kalian," kata Tiara dengan penuh syukur.     

"Tiara, apakah kamu benar-benar tidak mau ikut denganku?" tanya Jenny dengan cemas.     

"Aku berterima kasih atas bantuan kalian hari ini. Tetapi hanya aku yang bisa menyelesaikan masalah ini," Tiara menolak kebaikan dari Jenny dengan sesopan mungkin.     

"Pokoknya, sebelum tidur kamu harus meneleponku. Kalau mereka melakukan sesuatu padamu, kamu harus segera melaporkannya padaku," kata Jenny.     

Mata Rudi yang dalam menyapu wajah Tiara. Ia bisa melihat bahwa wanita di hadapannya itu sedang berpura-pura kuat dan tenang. "Kalau kamu membutuhkan sesuatu, kamu juga bisa menghubungiku."     

"Sekali lagi, terima kasih atas bantuan kalian semua. Selamat malam," Tiara tersenyum dan melambaikan tangan ke arah mereka, mengantarkan mereka ke mobil masing-masing.     

Sampai mobil mereka semua menghilang dari pandangan, Tiara akhirnya bisa bernapas lega. Ia memandangi semua tamu pergi sambil tetap berdiri di depan pintu rumahnya.     

Saat Tiara kembali ke dalam rumah, ia melihat Rosa ditendang keluar dari rumah. Rosa tidak mau meninggalkan rumah itu dan terus memegang pintu rumahnya.     

Surya benar-benar merasa malu atas kejadian hari ini.     

Ia merasa malu, marah dan kesal. Tetapi karena Tiara pergi untuk mengantarkan tamu pulang, akhirnya ia melampiaskan kemarahannya pada Rosa.     

"Bibi, aku minta maaf," Tiara merasa bersalah saat ia melihat bibinya diperlakukan seperti itu, diusir dari rumah di malam hari.     

Mata Rosa memerah saat memandang ke arah Tiara. Ia mengambil tasnya di lantai, "Mengapa kamu kembali? Apakah kamu tidak tahu pamanmu sedang marah?"     

"Bibi, tunggu lah di sini. Biar aku yang menjelaskan semuanya pada paman," kata Tiara dengan keras kepala.     

"Menjelaskan apa? Sepupumu ditipu dan kehilangan banyak uang. Pamanmu tidak memiliki uang sama sekali sehingga berniat melakukan ini padamu. Aku sudah bilang agar tidak memaksamu kalau kamu tidak mau, tetapi ia tidak mau mendengarkan aku. Apa lagi yang perlu kamu jelaskan kepadanya? Apakah kamu mau dijual olehnya?" Rosa memegangi tangan Tiara. "Dengarkan kata bibi. Jangan kembali ke dalam."     

"Bibi, aku tidak bisa pergi. Apa yang akan kamu lakukan kalau aku pergi?" Tiara tidak mau pergi.     

"Pamanmu selalu merasa bahwa aku tidak berguna. Aku melahirkan anak laki-laki pecundang dan bodoh dan mudah ditipu. Ia merasa aku tidak mendidikmu dengan benar sehingga kamu tidak bisa berkontribusi apa pun di saat yang dibutuhkan seperti ini. Singkatnya, semua yang aku lakukan salah di matanya. Selain itu, ia juga punya simpanan di Hong Kong. Biar saja kami bercerai. Apakah aku akan mati kelaparan kalau tidak bersama dengannya?" Rosa menggandeng tangan Tiara dan menghentikan sebuah taksi yang lewat. Mereka kembali ke apartemen yang ditinggali Tiara bersama-sama.     

Rosa lah yang memberikan apartemen kecil itu pada Tiara karena jaraknya lebih dekat dengan bar sehingga Tiara bisa bekerja dengan mudah dari sana.     

Saat kembali ke apartemen tersebut, Rosa menggenggam tangan Tiara dan mereka duduk bersama-sama di sofa. "Tiara, tolong jangan salahkan bibimu ini."     

"Aku tidak menyalahkan bibi. Aku tahu bibi juga punya masalah," Tiara mengangguk dengan patuh.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.