Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Kencan Bergiliran



Kencan Bergiliran

0Saat Arka menciumnya, Sabrina berusaha untuk melepaskan dirinya. Mereka sedang berada di koridor kamar mandi restoran sekarang. Ada banyak orang yang lalu lalang.     

Bagaimana kalau ada yang melihat mereka?     

Tetapi Arka sama sekali tidak peduli. Ia mengurung Sabrina dalam pelukannya, sementara punggung Sabrina sudah menabrak dinding.     

Ia terus mencium Sabrina, mengulum bibirnya dengan lembut.     

Sabrina merasa kebingungan, hanya bisa pasrah saat bibir Arka terus mencumbu bibirnya. Tetapi ia tidak menolak kedekatan bersama dengan Arka.     

Apakah sebenarnya pria yang ia sukai adalah Arka?     

Pada saat itu, pintu ruangan VIP yang mereka pesan terbuka dan Aksa keluar dari ruangan tersebut. Ia berdiri di koridor sambil berteriak. "Kak, apakah belum selesai?"     

Arka memeluk Sabrina dan berbalik untuk bersembunyi di sudut koridor untuk menghindari pandangan dari Aksa.     

"Mason, aku akan melihat ke kamar mandi," Aksa berpamitan pada Mason dan menghampiri kamar mandi untuk memeriksa mengapa Sabrina dan Arka belum kembali juga.     

Sabrina merasa panik, bingung tidak tahu apa yang harus ia lakukan.     

Kalau Aksa melihat mereka, apa yang akan ia pikirkan saat melihat Sabrina dan Arka sedang berciuman?     

Entah mengapa, saat berciuman dengan Arka, Sabrina merasa sudah mengkhianati Aksa dan Mason.     

Suara langkah kaki semakin lama terdengar semakin dekat. Sabrina mengulurkan tangannya dengan panik dan mencubit pinggang Arka, hanya untuk mendapati bahwa tidak ada bagian yang bisa ia cubit dari pinggang pria itu. Ia hanya menemukan otot yang keras sehingga Arka sama sekali tidak bergerak.     

Akhirnya, ia menggunakan kukunya dan mencakar Arka dengan kesal sehingga Arka melepaskannya.     

"Mengapa kalian belum kembali? Makanannya sudah datang!" Aksa sama sekali tidak menyadari ada yang aneh dengan Sabrina dan Arka.     

Arka merangkul pundak adiknya dan memasuki ruangan itu bersama-sama.     

Sementara itu, Sabrina hanya bisa menundukkan kepalanya dan mengikuti mereka dari belakang sambil mengusap bibirnya saat ia berjalan. Lipstik merah yang ia kenakan sebelumnya sudah tidak bersisa!     

Sebelum memasuki ruangan lagi, ia segera memakai lipstik lagi di bibirnya, memastikan bahwa tidak ada yang aneh saat mereka kembali ke dalam ruangan.     

"Sabrina, mengapa bibirmu bengkak?" tanya Mason dengan khawatir.     

"Ha?" Sabrina hanya memandangnya dengan tatapan kosong, tidak tahu harus menjawab apa.     

Tidak mungkin ia bilang kalau bibirnya bengkak karena Arka, kan?     

"Mungkin ia pikir warna lipstiknya terlalu terang sebelumnya sehingga ia menghapusnya di kamar mandi dan memakai lipstik yang baru," jawab Arka dengan santai.     

"Kamu sudah cantik. Warna lipstik apa pun pasti cocok untukmu," Aksa memujinya dengan tulus.     

Tatapan Mason tertuju pada Arka, dan kemudian ia mengalihkan pandangannya kembali ke arah Sabrina. Setelah itu, ia berkata dengan tenang. "Ayo makan."     

"Sudah lama kita berempat tidak makan bersama," Sabrina tersenyum tipis. "Aku ingat dulu saat kita masih kecil, kita sering bermain bersama-sama di taman. Menyenangkan sekali."     

"Bagaimana kalau akhir pekan ini kita pergi ke sana?" saran Aksa.     

"Tidak bisa minggu ini. Aku harus pergi dinas di hari jumat dan baru bisa kembali di hari senin," kata Mason.     

"Kapan-kapan, saat semuanya punya waktu, kita bisa membuat janji lagi," kata Sabrina.     

Saat makan, Arka menyarankan sesuatu. "Aku punya ide. Bagaimana kalau kita bergantian untuk berkencan bersama dengan Sabrina selama satu minggu. Sebelumnya, kita selalu berkumpul bersama, tidak punya waktu untuk pergi berduaan. Dengan berkencan, mungkin Sabrina bisa menyadari perasaannya dan memilih salah satu dari kita."     

"Aku setuju," jawab Aksa dan Mason secara bersamaan.     

"Siapa yang ingin menjadi kencan pertama Sabrina?" Arka memandang ke arah mereka berdua.     

"Aku belum menyiapkan apa pun!" Aksa memandang ke arah Sabrina. Ia harus menyiapkan kencan yang paling mengesankan bagi Sabrina.     

"Aku akan pergi dinas dan tidak akan kembali hingga awal pekan depan. Aku tidak bisa menjadi yang pertama. Karena ini adalah ide paman, bagaimana kalau kita memulainya dari paman terlebih dahulu?" Mason juga langsung menolak untuk menjadi yang pertama.     

Arka dan Aksa tahu bahwa orang terakhir yang berkencan dengan Sabrina akan memiliki keuntungan paling banyak.     

Sama seperti anak sekolahan yang mengambil undian untuk presentasi, tidak ada yang mau maju pertama. Mereka semua ingin melihat penampilan yang lainnya terlebih dahulu, untuk memastikan kemenangan mereka.     

Arka yang memberikan saran ini dan ia tidak keberatan menjadi orang pertama. "Baiklah, aku akan menjadi orang pertama dan berkencan dengan Sabrina di minggu pertama. Aksa akan mendapatkan minggu kedua dan Mason di minggu ketiga. Kalau Sabrina tidak keberatan, kita akan melakukannya seperti ini. Aku harap hal ini bisa membuat Sabrina menyadari siapa yang paling ia sukai sebenarnya."     

"Aku tidak keberatan. Aku akan mengikuti pengaturanmu," kata Sabrina     

Ini bukan rencana yang sepenuhnya buruk. Mungkin dengan kencan ini ia bisa mengetahui siapa sebenarnya dari ketiga pria ini yang paling ia cintai.     

Tetapi ada satu hal yang masih mengganggu pikirannya.     

Sebenarnya siapa pria yang bersamanya tiga tahun lalu.     

Sabrina yakin betul bahwa ia mendengar dengan benar. Pria itu mengatakan nama belakangnya adalah Atmajaya. Tetapi sayangnya ia terlalu mabuk untuk mendengar dengan sangat jelas dan terlalu mabuk untuk mengingatnya kemudian.     

Kalau ia tidak bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi tiga tahun lalu, Sabrina tidak berani membuat keputusan.     

Akhirnya ia memutuskan untuk mengikuti pengaturan dari Arka. Mungkin, selama tiga minggu yang ia habiskan dengan ketiga pria ini, ia bisa menyelidiki dan mengetahui apa yang sebenarnya terjadi tiga tahun lalu.     

Kalau rencana ini tidak berhasil, ia akan pulang dan mengaku kepada ayahnya, meminta bantuan ayahnya untuk menyelidiki kejadian ini.     

Didikan Keluarga Mahendra sangatlah tegas dan orang tuanya sudah mengajarinya tentang cinta dan kehormatan sejak ia masih kecil.     

Sayangnya, ia lalai. Ia mabuk dan kehilangan malam pertamanya tiga tahun yang lalu.     

Ia tidak bisa memilih salah satu dari tiga tuan muda Keluarga Atmajaya untuk menjadi suaminya, tanpa mengetahui siapa yang sebenarnya bersama dengannya di malam itu.     

Kalau rencana ini tidak berhasil, Sabrina sudah memutuskan untuk meminta bantuan ayahnya. Meski ayahnya akan mematahkan kakinya sekali pun, Sabrina rela asal ia bisa mengetahui siapa pria yang bersama dengannya tiga tahun lalu.     

Saat Sabrina menemukan pria itu, ia akan memilih pria itu untuk menjadi pasangan hidupnya.     

Karena keempat orang itu sudah mencapai kesepakatan, makan malam mereka terasa jauh lebih nyaman.     

Setelah makan malam, mereka bertiga berebutan untuk mengantarkan Sabrina pulang. Untung saja, Sabrina sudah memprediksi hal ini dan menelepon ayahnya untuk menyelamatkannya dari situasi yang menyulitkan ini.     

Saat Raka datang untuk menjemput putrinya, ia merasakan firasat yang buruk saat melihat ketiga tuan muda dari Keluarga Atmajaya yang berdiri di belakang Sabrina.     

Ia merasa bahwa putrinya bukan lagi anak kecil seperti dulu. Putrinya itu sudah dewasa.     

Seorang wanita yang berkumpul bersama dengan tiga pria sekaligus, tanpa ada satu pun dari mereka yang merupakan kekasihnya …     

Orang-orang pasti akan membicarakannya.     

Selama ini, di Keluarga Mahendra hanya ada satu anak yaitu Sabrina sehingga sejak kecil ia sangat kesepian. Raka dan Della baru bisa mengandung Samuel saat usia mereka sudah cukup tua.     

Sementara itu, di Keluarga Atmajaya sangatlah ramai. Itu sebabnya Sabrina sering bermain dan berkumpul bersama dengan anak-anak di Keluarga Atmajaya.     

Tetapi Madison tidak menyukai Sabrina sehingga Sabrina hanya bisa bermain dengan tiga anak laki-laki dari Keluarga Atmajaya.     

Kalau membicarakan mengenai kekasih masa kecil, Sabrina dan ketiga tuan muda Keluarga Atmajaya ini adalah kekasih masa kecil.     

Raka sangat memahami putrinya. Sabrina bukanlah wanita yang mau memanfaatkan ketiganya sekaligus. Ia hanya menghargai dan menjaga perasaan ketiga pria itu dengan baik-baik.     

Tetapi orang-orang di luar sana tidak tahu dan tidak ada yang bisa mencegah mereka berpikiran hal buruk.     

"Sabrina, mereka bertiga sama-sama mencintaimu. Ayah sarankan kamu segera memutuskan," kata Raka saat perjalanan pulang.     

"Aku menyukai Arka yang tegas, Aksa yang menyenangkan dan Mason yang perhatian. Mereka bertiga sangat baik padaku. Aku tidak bisa memilih satu dari tiga sahabatku. Malam ini, mereka ingin makan malam denganku dan aku sudah bilang pada mereka bertiga bahwa aku tidak mau kehilangan mereka. Aku menginginkan semua sahabatku," kata Sabrina.     

Raka tertawa mendengarnya. "Kamu sangat serakah. Tentu tidak masalah kalau itu hanyalah sebatas pertemanan. Kamu bisa memiliki teman sebanyak apa pun. Tetapi kamu akan memilih suami dan kamu hanya bisa memilih satu."     

"Kami sudah membahasnya. Aku akan berkencan dengan mereka, masing-masing selama satu minggu. Dengan begitu, aku bisa memikirkan kembali mengenai perasaanku dan mengetahui siapa yang sebenarnya aku sukai. Bukankah itu ide yang bagus?" Sabrina tersenyum.     

"Apakah itu ide Arka? Dan ia yang akan menjadi orang pertama yang berkencan denganmu?" tanya Raka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.