Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Membantumu untuk Memahami Cinta



Membantumu untuk Memahami Cinta

0"Mengapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya? Aku mau pulang saja," tiba-tiba saja, Rio merasa sekujur tubuhnya merinding.     

"Aku sudah mengingatkanmu. Apa yang harus aku lakukan kalau kamu tidak mendengarkan?" Jason mendengus dengan dingin.     

Rio menggaruk-garuk kepalanya dengan bingung, tetapi berusaha untuk menenangkan dirinya. "Aku yakin mereka tidak akan melakukan apa pun padaku. Ngomong-ngomong, apakah sepupumu, Madison, benar-benar akan memberiku hadiah?"     

"Sepupuku adalah seorang dokter gigi. Ia bilang ia akan memberimu gigi emas. Itu artinya, ia akan mencabut semua gigimu dan memasang gigi emas sebagai gantinya. Memikirkannya saja sudah membuatmu merasa kesakitan," tanpa sadar Jason bergidik. "Aku sarankan lebih baik kamu melupakan hadiah itu. Jangan meminta padanya."     

"Apakah kamu pikir aku sudah gila?" Rio menggelengkan kepalanya. "Aku juga tidak mau hadiah semacam itu."     

"Kalau kamu harus memilih, sebaiknya pilih gadis seperti bibiku, Bibi Adel. Lihat saja, sifatnya sangat lemah lembut. Ia bahkan mau mengejar sepupuku yang galak itu. Bibiku memang terbaik," kata Jason dengan suara pelan.     

"Adel manis dan lembut. Madison keras dan pemberani. Sabrina sangat menawan. Mereka bertiga memiliki keunggulan mereka masing-masing," begitu Roi mengatakannya, Aksa memukul belakang kepalanya.     

"Aku dengar kamu pacar Sabrina?" tanya Aksa.     

Jason mengalihkan pandangannya dan berpura-pura tidak melihat ke arah sahabatnya sama sekali. Ia tetap diam seolah berusaha untuk menghilang dari ruangan itu tanpa beranjak pergi.     

Di antara semua orang yang hadir, ia adalah anak yang paling muda dan paling junior.     

Arka dan Aksa adalah pamannya, Adel adalah bibinya. Sementara itu, Mason dan Madison adalah sepupunya, yang sederajat dengannya. Tetapi mereka berdua lebih tua darinya sehingga ia tidak bisa melawan mereka semua.     

Meski pun Jason tahu bahwa Rio sedang memandangnya dan meminta tolong padanya, ia hanya bisa berpura-pura tidak melihatnya.     

Ia tidak mau ikut campur …     

Rio melihat sahabatnya yang diam saja dan patuh di hadapan keluarganya. Saat itu, ia tahu bahwa ia sedang berada dalam masalah besar.     

"Sepertinya ada salah paham di sini. Aku dan Sabrina baru saja bertemu saat perjalanan pulang ke Indonesia. Aku dengar ia tidak punya pacar dan aku berencana untuk mengejarnya sebelum ada saingan. Tetapi kalau ada kalian bertiga, aku tidak mau ikut campur," Rio tersenyum.     

"Keluarkan dia dari sini," perintah Arka. Tanpa pikir panjang, Aksa dan Mason langsung bekerja sama untuk mengusir Rio dari sana.     

"Aduh!" Rio mendarat di pantatnya dan berteriak dengan keras.     

Aksa tertawa melihatnya, sementara itu Mason berbalik dan memandang ke arah Jason. "Kamu belum mau pulang? Apakah kamu menunggu makanan?"     

"Aku tidak lapar. Paman, sepupu, aku pulang dulu!" setelah Jason mengatakannya, ia langsung melarikan diri dari ruangan tersebut.     

Setelah semuanya pergi, hanya ada Arka, Aksa, Mason dan Sabrina yang berada di ruangan tersebut. Masalah di antara mereka belum mencapai titik terang sama sekali dan mereka berencana untuk mendapatkan jawabannya hari ini.     

"Aku mau pergi ke kamar mandi," kata Sabrina sambil memegang tasnya, ingin pergi dari tempat itu.     

Arka mencibir. "Aku akan menemanimu."     

Aksa ingin mengikuti mereka. Tetapi setelah melihat tatapan dari kakaknya, ia memutuskan untuk kembali duduk. Toh Sabrina tidak akan bisa melarikan diri. Jadi, ia akan menanti dengan sabar.     

Begitu Arka dan Sabrina pergi, Mason langsung berkata, "Paman, bagaimana pendapatmu mengenai apa yang Sabrina katakan?"     

"Apakah aku terlihat seperti pria yang kekurangan pasangan?" tanya Aksa.     

Mason menggelengkan kepalanya. "Paman Arka bilang mungkin ia tidak mencintai salah satu dari kita. Tetapi menurutku, ia mencintai kita bertiga secara bersamaan dan tidak bisa berpisah dengan salah satu dari kita."     

"Mason, apakah kamu pikir semua orang sama sepertimu yang bisa mencintai banyak orang sekaligus? Tidak mungkin Sabrina menyukai kita bertiga bersamaan. Ia hanya belum menemukan siapa yang sebenarnya ia mencintai. Kita menyuruhnya untuk membuat keputusan, yang artinya kita memaksanya untuk memilih satu yang paling ia cintai," kata Aksa dengan tenang.     

Mason mengambil gelas anggurnya di atas meja dan meminumnya. "Bagaimana kalau ia masih belum tahu siapa yang paling ia cintai?"     

"Kita bisa membantunya. Tidak peduli siapa pun yang ia pilih, kita semua akan ikut bahagia. Bukankah itu yang kita sepakati sebelumnya?" jawab Aksa.     

Di depan pintu kamar mandi, Arka menunggu Sabrina dengan sangat sabar.     

Setelah Sabrina masuk ke dalam kamar mandi, ia berdiri di depan cermin, memandang ke arah pantulan dirinya. Tetapi ia masih belum bisa menemukan jawaban.     

Siapa yang sebenarnya ia cintai?     

Ia benar-benar tidak tahu.     

Apa benar seperti yang Arka katakan bahwa ia sebenarnya tidak mencintai satu pun dari mereka?     

Sabrina sudah berusaha untuk memikirkannya berulang kali, membayangkan bagaimana kalau Arka, Aksa dan Mason tidak berada di dalam kehidupannya.     

Tetapi Sabrina menyadari bahwa ketiga pria itu sudah menjadi bagian yang sangat penting dalam hidupnya dan ia tidak bisa kehilangan satu pun dari mereka.     

Apa yang harus ia lakukan sekarang?     

"Sabrina, kalau kamu tidak segera keluar, aku akan masuk ke dalam," kata Arka dengan serius.     

Sabrina menarik napas dalam-dalam, membuka pintu dan berjalan keluar.     

Di koridor, Arka sedang bersandar di dinding. Siapa pun yang melihat sosoknya pasti akan terpana, seolah mereka sedang melihat sesuatu yang tidak nyata.     

Gen Keluarga Atmajaya memang sangat luar biasa. Ketiga tuan muda Keluarga Atmajaya itu dinominasikan sebagai tiga dari empat pria tertampan di kota. Dan satu pria lainnya adalah Jason yang berada di Keluarga Srijaya.     

Tetapi ibu Jason, Jenny, juga merupakan putri dari Keluarga Atmajaya.     

Itu artinya, keempat dari mereka berasal dari keluarga yang sama.     

Sebenarnya Sabrina tahu, siapa pun yang ia pilih, ia akan bahagia. Ia tahu ketiga sahabatnya itu akan memperlakukannya dengan sangat baik dan tidak akan membiarkannya menderita.     

Tidak akan ada drama yang tidak penting, tidak akan ada dendam di antara mereka.     

"Apakah kamu sudah memikirkannya?" tanya Arka.     

"Aku benar-benar tidak tahu. Jangan paksa aku untuk memilih. Kalian bertiga adalah sahabatku. Aku peduli pada kalian semua. Mengapa aku harus memilih satu dari antara kalian? Bukankah lebih baik kita berteman selamanya?" suara Sabrina terdengar tercekat. Itu adalah satu-satunya solusi yang bisa ia pikirkan.     

Arka mengulurkan tangannya dan memegang dagu Sabrina, memaksa wanita itu untuk memandangnya. "Sabrina, selama ini kamu merasakan cinta dari kami bertiga, tetapi kamu tidak mau membalasnya. Apakah kamu tidak merasa egois? Meski kamu tidak memilih, hubungan di antara kita bertempat tidak akan bisa sama seperti dulu. Kita semua sudah dewasa sekarang dan banyak wanita yang juga menginginkan kami."     

"Mengapa kalian harus memaksaku seperti ini? Sejak kecil, bukankah kamu yang selalu melindungiku? Sekarang, kalian bertiga malah memaksaku …"     

Sebelum Sabrina selesai mengatakannya, Arka tiba-tiba saja mengulum bibirnya. Mata Sabrina terbelalak lebar karena terkejut dan wajahnya terlihat tidak percaya.     

Arka memperdalam ciuman tersebut, membuat Sabrina mengepalkan kedua tangannya dengan gugup. Tetapi ia tidak mendorong tubuh Arka.     

"Sepertinya tiga tahun yang kamu habiskan di luar negeri tidak mengajarimu bagaimana cara berciuman," bibir Arka melengkung, membentuk senyuman puas.     

"Kamu … Mengapa kamu menciumku?" Sabrina terlihat kebingungan.     

"Kamu tidak menolak. Aku pikir kamu menyukainya," jawab Arka dengan tenang.     

Iya, benar. Mengapa ia tidak menolak?     

Arka merangkul pundak Sabrina dengan lembut. "Sabrina, kami bertiga sangat melindungimu sehingga kamu tidak memahami apa arti cinta. Jangan khawatir, biar aku yang membantumu untuk memahami arti cinta. Kami berharap, ada salah satu dari kami yang bisa menjagamu selamanya. Kamu bilang kamu ingin selamanya berteman dengan kami. Apakah kamu ingin kami tidak menikah selamanya?"     

"Aku sendiri bahkan tidak tahu siapa yang aku cintai. Bagaimana kamu bisa membantuku untuk mencari tahu?" Sabrina merasa kalau Arka benar-benar bisa membantunya, itu adalah solusi yang terbaik.     

"Seperti ini," begitu kata-kata itu terlontar, Arka melangkah maju dan memeluk pinggang Sabrina. Setelah itu, sebuah ciuman yang mendominasi kembali mendarat di bibir Sabrina.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.