Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Memberikan Semuanya Untukmu



Memberikan Semuanya Untukmu

0"Aku tinggal di rumah Diana sekarang. Aku dan Diana sudah berjanji bahwa kita akan tua bersama di sana dan mengurus satu sama lain. Tetapi jangan khawatir, aku akan mengunjungimu dan tidak akan membiarkan para pelayan mengabaikanmu," kata Indah. "Kalau kamu tidak keberatan, kita akan melakukan semuanya sesuai dengan rencanaku itu."     

"Terserah kamu saja," kata Galih dengan tenang.     

"Mengenai perceraian kita, aku telah mencabut tuntutan. Aku tidak menginginkan setengah dari hartamu. Aku tidak menginginkan setengah dari Pratama Group. Syaratku masih tetap sama, tanah dan tiga bangunan yang aku minta. Saat tua nanti, aku akan hidup dari uang sewa bangunan tersebut dan hidup tanpa beban," setelah mengatakannya, ia mengeluarkan surat cerai dari tasnya. "Kalau kamu tidak keberatan, kamu hanya perlu menandatanganinya."     

"Indah, bisakah kita tidak bercerai? Aku …"     

"Saat kamu sehat, kamu berselingkuh dengan Jessica, terang-terangan di depan mataku. Sekarang, Jessica mengkhianatimu dan sudah tidak menginginkanmu lagi. Sementara kamu membutuhkan seseorang untuk mengurusmu sehingga kamu tidak mau bercerai dariku. Apakah kamu pikir itu tidak keterlaluan?" Indah memandangnya dengan dingin. "Galih, selama 20 tahun menikah denganmu, aku tidak merasa bahagia. Aku lelah karena kehilangan putriku satu-satunya. Sekarang, aku hanya ingin berada di sisi putriku. Biarkan aku pergi. Ada baiknya kita berpisah."     

"Indah, aku khilaf. Aku tidak berniat mengkhianatimu. Tetapi kamu juga kejam karena membuatku mandul seperti ini. Setelah mengalami pengalaman hidup dan mati, aku tidak mau memikirkan masa lalu lagi. Aku tahu bahwa aku salah dan aku hanya ingin menebusnya untuk masa depanku. Bisakah kamu memberiku satu kesempatan lagi?" kata Galih dengan tulus.     

Tiba-tiba saja Indah tertawa. "Tidak perlu ada yang diperbaiki lagi di antara kita. Memang benar aku memiliki obat yang bisa membuatmu mandul. Sebenarnya, obat itu adalah pemberian kakakku untuk memastikan bahwa Keara akan menjadi satu-satunya pewaris Keluarga Pratama. Tetapi aku tidak melakukannya. Aku takut aku akan merasakan karma atas perbuatanku itu. Aku takut perbuatan jahat itu membuatku tidak bisa menemukan putriku. Memang obat itu ada, tetapi aku tidak memberikannya kepadamu …"     

Galih terdiam sejenak saat mendengarnya.     

Jadi, apa yang Indah katakan itu adalah kebohongan? Indah hanya ingin membongkar perilaku busuk Jessica dengan menggunakan kebohongan itu, membongkar bahwa Jessica telah berselingkuh dan berusaha untuk mengambil semua harta Galih.     

Jadi, Indah sama sekali tidak pernah melakukan apa pun untuk menyakitinya?     

"Indah, aku minta maaf. Aku benar-benar minta maaf," tanpa sadar, mata Galih memerah.     

"Kalau kamu tidak berhubungan dengan Jessica, mungkin aku akan memberimu kesempatan kedua. Tetapi sayangnya, kamu sudah benar-benar mengecewakanku. Aku tidak mau dipermalukan lagi seperti sebelumnya. Lebih baik kita berpisah saja. Meski kita sudah berpisah, kamu tetap ayah Anya. Aku akan meninggalkan kertasnya di sini," Indah bangkit berdiri dan pergi.     

Galih menginap di rumah sakit selama seminggu untuk memastikan kondisinya baik-baik saja. Setelah itu, ia diperbolehkan untuk pulang.     

Di hari ia keluar dari rumah sakit, Aiden dan Indah pergi ke rumah sakit untuk menjemputnya.     

Galih masih tinggal di rumah yang Aiden dan Anya berikan untuknya sebelumnya dan Indah juga mengunjunginya setiap hari.     

Saat Arka dan Aksa sedang libur sekolah di akhir pekan, mereka juga mengunjungi kakeknya.     

Tetapi Anya tidak pernah sekali pun muncul …     

Akhirnya, Galih yang berinisiatif untuk menemuinya.     

"Anya, ayahmu datang," Hana yang membukakan pintu untuk Galih dengan hangat dan langsung naik ke lantai atas untuk memberitahu kedatangan Galih.     

Begitu tahu bahwa ayahnya datang, Anya tidak berusaha untuk menghindarinya dan langsung turun untuk menemuinya.     

"Bagaimana keadaanmu?" tanya Anya.     

Galih melihat perut Anya yang sudah semakin membesar. Wajahnya terlihat sedikit terkejut, memikirkan mengenai anak di dalam kandungan Jessica.     

Jessica hamil lebih dulu dibandingkan Anya dan sebentar lagi, ia akan melahirkan.     

"Anya, hari ini aku datang untuk mengunjungimu. Selain itu, aku ingin memberitahumu bahwa aku akan kembali ke rumah Keluarga Pratama," kata Galih.     

"Kalau kamu tidak nyaman tinggal di rumah itu, aku tidak akan menghentikanmu. Tetapi sebelum kamu pergi, selesaikan masalah perceraianmu dengan ibu," desak Anya.     

Indah sudah memberikan surat perceraian itu pada Galih cukup lama, tetapi Galih tidak kunjung menandatanganinya.     

"Anya, kita adalah ayah dan anak. Apakah kamu mau melihat aku menceraikan ibumu?" tanya Galih.     

"Kalau kamu bercerai dari ibu, tidak akan ada yang menghentikanmu kalau kamu ingin menikah lagi," kata Anya dengan tenang.     

Galih terdiam mendengarnya. "Apakah kamu masih marah padaku?"     

"Kamu bilang aku adalah bencana. Selama ini, aku terus menerus memikirkan semua yang terjadi pada keluarga ini. Ada banyak hal yang terjadi di Keluarga Pratama dan semuanya memang berhubungan denganku. Kalau aku diberi satu kesempatan untuk mengulang semuanya, aku tetap akan mencari ibuku. Tetapi lebih baik aku tidak memiliki ayah seperti kamu dan kakak seperti Keara," kata Anya dengan terus terang.     

Wajah Galih membeku. Perlahan ia mengangkat kepalanya dan menghela napas panjang. "Semua ini salahku. Aku yang tidak bisa mendidik Keara dengan baik. Saat seseorang melakukan kesalahan, tanpa sadar mereka berusaha untuk melemparkan tanggung jawabnya pada orang lain. Dengan begitu, hatinya akan terasa jauh lebih tenang. Tetapi kamu tidak melakukan apa pun dan tidak bersalah. Seharusnya aku tidak menyalahkanmu. Anya, aku benar-benar minta maaf."     

"Kita adalah ayah dan anak. Darah memang jauh lebih kental dibandingkan air. Kalau kamu butuh bantuan dariku, kamu bisa mencariku," kata Anya dengan tenang.     

Galih mengangguk, "Aku tahu kamu adalah anak yang baik. Bahkan kamu masih sering mengunjungi Deny yang bukan ayah kandungmu. Mana mungkin kamu mengabaikanku. Kalau ibumu bersikeras ingin bercerai, aku akan menyetujuinya."     

Anya memandang Galih dengan terkejut. "Apakah kamu benar-benar setuju?"     

"Aku sudah mengecewakannya," Galih memberikan surat cerai itu kepada Anya. "Aku sudah menandatanganinya. Kamu bisa memberikannya kepada ibumu."     

"Baiklah," jawab Anya.     

"Aku akan kembali ke rumah Keluarga Pratama siang ini. Jessica akan melahirkan. Aku harap kamu tidak menyalahkanku," kata Galih.     

"Apakah anak di dalam kandungan Jessica benar-benar anakmu?" Anya masih meragukan hal tersebut.     

"Jessica memang melakukan banyak kesalahan, tetapi anak itu tidak bersalah. Aku sudah melakukan tes DNA dengan anak di dalam kandungannya dan anak itu benar-benar anakku. Kamu akan memiliki adik laki-laki," kata Galih dengan malu.     

"Aku tahu kamu ingin anak laki-laki. Aku ikut senang kamu mendapatkannya. Tetapi aku sarankan kamu tidak menikahi Jessica setelah bercerai dengan ibu. Jessica bukan wanita baik-baik," kata Anya.     

"Aku akan bicara dengannya. Setelah anak itu lahir, aku akan memberikan sejumlah uang padanya," kata Galih.     

"Bagus lah kalau kamu masih mengerti. Kalau ada hal lain yang bisa aku lakukan untuk membantumu, katakan saja. Jaga kesehatanmu," kata Anya dengan canggung. Rasa cintanya pada ayahnya tidak sebesar Anya mencintai ibunya.     

Anya rela melakukan apa pun untuk ibunya yang mencintainya sepenuh hati.     

Tetapi terhadap ayah yang ada di hadapannya ini? Anya tahu bahwa pria ini adalah ayah kandungnya, tetapi hanya sampai di situ saja hubungan mereka.     

"Kamu juga jaga kesehatanmu. Saat anakmu lahir, jangan lupa untuk memberitahuku," kata Galih dengan lembut.     

Mungkin sekarang sudah terlambat untuk menyesali semua yang ia lakukan. Sekarang, ia hanya bisa berusaha untuk memperbaikinya satu per satu.     

Galih pindah kembali ke rumah Keluarga Pratama dan setuju untuk menceraikan Indah. Dengan bantuan dari pengacara, Indah menyelesaikan semua proses perceraian dan menjanda. Sekarang ia tidak perlu mengurus masalah Keluarga Pratama lagi.     

Ia telah menjadi wanita yang bebas.     

Indah Srijaya …     

Namun, masa-masa indah itu tidak berlangsung lama. Kurang dari satu bulan setelah Galih kembali ke rumahnya sendiri, tiba-tiba saja berita buruk datang.     

Galih dan Jessica mengalami kecelakaan saat perjalanan pulang.     

Untuk melindungi Jessica dan anak di dalam kandungannya, Galih melindungi mereka berdua dan meninggal di tempat, sebelum sempat mendapatkan pertolongan.     

Jessica mengalami pendarahan hebat dan anaknya harus lahir secara prematur. Saat dikirimkan ke rumah sakit, akhirnya Jessica juga meninggal.     

Pengacara Galih langsung menghubungi Anya dan memberikan surat warisan kepadanya. Ia memberikan semua harta kekayaan yang ia miliki untuk Anya.     

"Mengapa?" kata Anya sambil menangis.     

"Ini adalah rekaman yang ditinggalkan oleh Tuan Galih sebelum ia meninggal," kata pengacara tersebut sambil memainkan rekamannya.     

"Anya, saat kamu melihat rekaman ini, mungkin aku sudah meninggal. Aku sudah terlalu tua dan lemah untuk membesarkan adikmu. Memang benar, dulu aku tidak berusaha sekuat tenaga untuk menemukanmu, membiarkan kamu hilang di luar sana dan menyakitimu. Aku bersalah karena lebih menyayangi Keara dibandingkan kamu. Tetapi kali ini, aku ingin menebus semuanya. Aku ingin memberikan semuanya kepadamu. Kamu hanya perlu memberikan sedikit makanan untuk adikmu dan membiarkan ia tumbuh besar dengan aman. Anya, aku benar-benar minta maaf. Aku minta maaf tidak bisa menjadi ayah yang baik untukmu. Tetapi ayah percaya kamu akan menjadi kakak yang baik untuk adikmu."     

Anya menangis saat mendengar kata-kata Galih itu. "Aku tidak mau. Aku tidak mau hartamu. Aku hanya ingin ayah hidup. Jangan mati, ayah. Aku tidak butuh apa pun. Aku hanya butuh ayah!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.