Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Menari Balet



Menari Balet

Ketika Tiara terjatuh, ia terjatuh ke pelukan yang hangat.     
1

Rudi kembali meletakkan tangannya di pinggang Tiara dan berkata dengan tidak sabaran, "Hati-hati."     

Tiara merasa kepalanya semakin pusing dan pandangannya semakin kabur. Ia bahkan tidak punya kekuatan untuk mendorongnya. Akhirnya, ia hanya menguburkan kepalanya di pelukan Rudi, seperti seekor kucing yang tertidur dengan patuh.     

Rudi mengambil kunci kamar di resepsionis dan berjalan ke arah lift dengan Tiara di pelukannya. Tiara benar-benar menempel padanya, bergantung pada Rudi tanpa bisa menggunakan banyak tenaga.     

Tubuhnya benar-benar lembut dan aroma anggur yang samar membuat Rudi kesulitan untuk menahan diri.     

Setelah memasuki kamar hotel, Rudi membantu Tiara untuk berbaring di tempat tidur. Tiara bergumam seperti seekor kucing, tidak jelas apa yang ia katakan.     

Ia bergulung-gulung di tempat tidur beberapa kali sampai menemukan posisi yang nyaman untuknya. Setelah itu, ia berhenti bergerak.     

Tiara tertidur dengan lelap …     

Di bawah lampu yang remang-remang, kaki Tiara yang jenjang dan mulus terekspos. Wajahnya terlihat merona.     

Mata Rudi terlihat menggelap. Tenggorokannya bergerak-gerak karena menelan ludah berulang kali. Ia berusaha untuk mengalihkan pandangannya.     

Rudi berjalan ke arah jendela dan menelepon ponsel Jenny karena orang yang ia suruh untuk mengurus Tiara masih belum datang.     

"Nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan," sebuah suara operator terdengar dari seberang telepon. Rudi memandang ponselnya dan kebingungan.     

Jenny mematikan ponselnya di saat-saat yang paling kritis. Melihat dari situasinya saat ini, 80% kemungkinan bahwa Jenny sedang berada di dalam pesawat. Tidak tahu apakah ia sudah menyuruh seseorang untuk datang dan mengurus Tiara.     

Rudi membuka pesan dan melihat sebuah pesan suara dari Jenny. "Rudi, aku sudah menyuruh seseorang dari rumah Jonathan untuk datang. Tunggu sampai orang itu datang sebelum kamu pergi. Jangan biarkan Tiara sendirian di dalam kamar. Takutnya ada sesuatu yang terjadi."     

Mendengar pesan dari Jenny, Rudi merasa sedikit lega. Setidaknya akan ada seseorang yang datang.     

Setengah jam kemudian, orang yang diatur oleh Jenny belum juga tiba dan Rudi juga tidak bisa menghubungi Jenny. Akhirnya, ia terpaksa menelepon Jonathan, tetapi sayangnya ponsel Jonathan juga sedang mati.     

Jenny sedang mencoba baju pengantin. Pasti Jonathan juga ikut pergi bersama dengannya.     

Apa yang harus ia lakukan sekarang?     

Rudi tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia tidak tahu kapan orang yang diatur Jenny akan datang dan ia juga tidak bisa diam di sana terus.     

Ia memutuskan untuk turun ke lantai bawah, meminta bantuan dari pihak hotel. Rudi merasa, hotel ini adalah milik Atmajaya Group, jadi tidak akan ada masalah.     

Tetapi siapa yang tahu saat ia hendak meninggalkan ruangan, ia mendengar suara yang sangat keras. Tiara berguling dari tempat tidur dan terjatuh ke lantai.     

Rudi menghela napas panjang. Ia mengerutkan keningnya dan menggendong Tiara kembali ke tempat tidur. Tetapi Tiara memeluk leher Rudi dengan erat dan tidak mau melepaskannya.     

Tubuh Tiara terasa sangat lembut dan aroma yang samar memasuki indera penciumannya. Semua tubuhnya langsung terasa tegang.     

Tiara yang sedang mabuk bergumam dengan pelan sambil bergelantungan di tubuh Rudi seperti kucing yang malas dan manja.     

Anak-anak rambut yang berantakan membuat wajah Tiara terasa gatal. Ia mengusap wajahnya ke arah tubuh Rudi, membuat api yang berusaha Rudi tekan kembali menyala dan membara.     

"Tiara, lepaskan," bisik Rudi.     

Tiara seperti tidak mendengarkan kata-kata Rudi. Ia tidak berniat melepaskan Tiara sama sekali, tetapi malah memeluknya dengan semakin erat.     

"Apakah aku tidak menarik? Mengapa kamu tidak menyukaiku? Apakah aku menjengkelkan? Mengapa kamu memperlakukan aku seperti ini? Apakah aku melakukan kesalahan?" Tiara menyipitkan matanya dan bertanya dengan sedih.     

Rudi mengerutkan keningnya dan tanpa sadar berusaha untuk menjauhkan tubuh Tiara.     

Dengan tangannya, ia merasakan rasa hangat dari kulit Tiara. Semua otot di tubuhnya terasa sangat tegang, membuatnya merasa semakin kesal.     

"Mereka bilang aku adalah kutukan. Mereka tidak menyukaiku. Apakah benar aku dikutuk? Bagaimana denganmu? Kamu juga tidak menyukaiku?" Tiara terus menerus mengeluarkan omong kosong.     

"Aku … Aku menyukaimu. Kamu ceria, optimis dan tidak bermuka dua. Kamu jujur dan berteman denganmu tidak membuatku merasa lelah. Yang paling penting, kamu memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang indah. Semua pria pasti menyukaimu," kata Rudi.     

Memang benar yang ia katakan. Semua pria pasti menyukai Tiara.     

Jadi, setelah Tiara mengambil alih bar bibinya, bisnis keluarganya semakin baik dan semakin baik. Ia memiliki kemampuan manajemen yang sangat baik. Ia bisa mengatur karyawannya dengan sangat baik dan mempertahankan hubungan dengan klien.     

Sayang sekali orang-orang yang menyukai Tiara hanya menyukainya karena wajah dan tubuhnya saja. Tidak ada satu pun dari mereka yang benar-benar menyukainya dan melihat sifatnya.     

Tiara tertawa dan menepuk pipi Rudi. "Kamu tidak berbeda dari orang-orang itu. Yang kamu sukai hanyalah penampilan luarku saja."     

"Aku adalah pria normal. Aku menyukai wanita cantik, aku menyukai wanita seksi. Tidak ada salahnya dengan wanita cantik," Rudi tidak mengelak dan mengakui bahwa ia memang menyukai wanita cantik.     

Ia terus terang, menyukai wanita yang berdada besar dan wajah yang cantik. Apa salahnya dengan seleranya itu?     

"Apakah kamu tahu bedanya suka dan cinta? Seperti sebuah bunga, kalau kamu menyukainya, kamu akan memetiknya dan membawa pulang, sehingga pada akhirnya ia akan mati. Tetapi kalau kamu jatuh cinta padanya, kamu akan menyiraminya dan mengurusnya dengan baik. Pergilah, aku tidak membutuhkan rasa kasihan dan simpatimu," Tiara berontak dan menendang Rudi.     

"Apakah tidak ada yang memberitahumu bahwa ketika wanita mengenakan rok, sebaiknya kamu tidak menendang dengan menggunakan rokmu?" Rudi menangkap kaki Tiara, tetapi Tiara malah menendang dengan kakinya yang lain.     

Rudi langsung bereaksi dengan cepat dan menangkap kaki yang satunya. "Kamu sangat fleksibel."     

Tiara langsung bergerak dengan cepat. Sebelum Rudi bisa bereaksi, Tiara sudah berputar dan menendang Rudi dari tempat tidur.     

"Apakah Jenny bilang padamu bahwa aku belajar menari dan fleksibilitasku sangat bagus? Guruku selalu memintaku untuk kembali," Tiara benar-benar mabuk dan ia tidak sadar ia sedang mengenakan rok.     

Ia menendang selimut dari atas tempat tidur dan melakukan gerakan menari di atas tempat tidur.     

Rudi benar-benar terkejut, tidak bisa menjelaskan perasaannya saat ini dengan kata-kata.     

Gerakan menari yang disebutkan oleh Tiara adalah gerakan balet dasar tetapi membutuhkan kemampuan yang cukup tinggi. Di mata orang awam, itu tidak berbeda dari akrobatik.     

"Tepuk tangan," kata Tiara sambil tersenyum.     

"Oh?" Rudi menurutinya dan bertepuk tangan. "Luar biasa!"     

"Aku sudah mempelajari kemampuan dasar ini dengan sangat rajin dan aku tidak pernah melupakannya. Tetapi kalau aku kembali menari, rasanya tidak mungkin. Aku sering minum-minum dan begadang sehingga sekarang aku gendut. Apakah kamu pernah melihat angsa putih seperti aku?" Tiara duduk dengan tidak stabil. Kepalanya tertunduk dan ia terlihat sedih.     

"Kamu pernah belajar balet?" tanya Rudi.     

"Iya," Tiara mengangguk. "Belajar menari sangat mahal. Harga guru sangat lah mahal sehingga pamanku tidak mau aku melanjutkan belajar menari. Ia menyuruhku belajar yang dasar hanya agar tubuhku menjadi indah dan kemudian menjualku dengan harga yang pantas," kata Tiara sambil tertawa.     

Rudi tahu hal-hal menjijikkan yang terjadi di kalangan keluarga kaya. Orang-orang yang tidak memiliki anak perempuan akan mengadopsi anak perempuan yang cantik dan mendidik mereka dengan baik, hanya untuk mendapatkan keuntungan saat anak itu sudah besar nantinya.     

Guru Tiara sangat mencintai muridnya itu karena Tiara sangat berbakat. Tiara bisa dikembangkan menjadi penari profesional yang terkenal. Tetapi sayangnya, Surya hanya ingin Tiara mempelajari dasar-dasarnya saja, bukan untuk membuat Tiara mencari bakatnya atau menonjol dibandingkan para anak lainnya, tetapi untuk mengubahnya menjadi sesuatu yang menguntungkan untuk keluarganya.     

"Kalau aku membiarkanmu melanjutkan menari, bagaimana kamu akan membalasku?" Rudi bertanya pada Tiara sambil memegang dagu wanita itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.