Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Bukan Nyonya-mu Lagi



Bukan Nyonya-mu Lagi

"Aku hanya bisa memberikan satu bangunan saja. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak akan menceraikanmu. Biar saja anak ini lahir. Kita lihat nanti siapa yang lebih menderita."     

Galih hanya menginginkan anak di dalam kandungan Jessica. Tidak masalah apakah ia bisa menikahinya atau tidak karena Jessica sama sekali tidak penting.     

Selama ia tidak bercerai dengan Indah, ia tidak akan kehilangan setengah dari harta kekayaannya.     

"Aku menginginkan bangunan yang berada di sebelah mall Atmajaya dan juga sebuah perkebunan. Iris Parfume Academy membutuhkan perkebunan rempah-rempahnya sendiri," akhirnya Indah memutuskan untuk mengalah.     

Menukar dua bangunan dengan sebuah perkebunan adalah kesepakatan yang sangat menguntungkan bagi Galih.     

Tetapi Galih merasa sangat ragu untuk menyetujuinya. Perkebunan yang Indah inginkan itu sangat besar dan manfaatnya di masa depan sangat tidak terbatas.     

Pratama Group adalah perusahaan yang berkembang di bidang rempah-rempah. Menyerahkan perkebunan besar itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilaksanakan.     

Pada akhirnya, Galih mengalah dan memberikan sebuah perkebunan lain yang lebih kecil untuk Indah dan juga dua dari tiga bangunan yang awalnya di inginkan oleh Indah.     

"Galih, apakah kamu pikir kamu adalah orang yang paling cerdas di muka bumi ini? Kamu pikir aku adalah wanita bodoh yang akan menyetujui semua yang kamu berikan. Aku tidak mau. Aku ingin tanah yang aku sebutkan dan tiga bangunan. Aku tidak punya pekerjaan dan aku membutuhkan sumber penghasilan. Aku beri kamu waktu tiga hari. Kalau kamu tidak setuju, aku akan menyebarkan skandal di antara kalian berdua," Indah berjalan keluar dari kantor Galih dengan bangga.     

Di depan pintu, ia bertemu dengan asisten Galih.     

"Nyonya, apakah Anda sudah mau pulang?" asisten itu membawa secangkir teh hangat.     

"Aku sudah bukan Nyonya-mu lagi. Lain kali, panggil saja aku dengan sebutan Bu Indah," Indah tersenyum dengan elegan.     

Asisten itu terlihat canggung. "Nyonya, jangan begitu. Tuan hanya sedikit bingung sekarang …"     

"Aku sudah buta lebih dari 20 tahun dan sekarang aku sudah sadar. Aku tidak mau menghabiskan sisa hidupku bersama dengan pria yang egois ini. Lihat saja kelakuannya sekarang. Terserah saja ia mau dengan siapa. Aku tidak peduli," kata Indah, tanpa kebencian sedikit pun di hatinya.     

Galih tidak ragu untuk melanggar hukum untuk menyelamatkan Keara. Ia tidak pernah memandang Anya dan memperlakukannya sebagai putrinya.     

Di hati Galih, tidak ada tempat untuk Anya.     

Setelah Galih keluar dari penjara, ia hampir saja mencekik Indah hingga mati.     

Galih menjadikan Jessica sebagai sekretarisnya dan pergi ke luar negeri bersama dengannya, hanya untuk kembali dengan keadaan hamil.     

Hati Indah sudah hancur berantakan karena perbuatan suaminya.     

Ia sudah benar-benar tidak peduli.     

Ia ingin menunjukkan dengan jelas bahwa memang seharusnya pria bajingan berakhir bersama dengan wanita yang sama jalangnya. Ia berharap Galih dan Jessica bisa bersama selama-lamanya dan tidak akan pernah terpisahkan lagi, asalkan mereka tidak mengganggu dan melukai siapa pun.     

Setelah meninggalkan Pratama Group, Indah pergi menemui beberapa temannya untuk mengobrol dan membicarakan mengenai perceraiannya.     

"Pria memang berengsek."     

"Aku pikir Galih adalah pria baik-baik. Aku tidak menyangka ternyata ia seperti ini."     

"Aku sangat iri pada Indah yang bisa bercerai. Ada beberapa saudaraku yang tidak bisa bercerai karena hidupnya bergantung pada suaminya.     

"Aku juga sama. Sudah lama aku ingin bercerai, tetapi karena ada masalah bisnis, aku tidak bisa melakukannya. Aku sangat iri kamu bisa hidup sesuai dengan apa yang kamu inginkan."     

"Indah, jangan sedih. Tanpa pria, kita juga bisa hidup bahagia. Perceraian tidak sepenuhnya buruk. Terutama kalau Galih bersikap seperti itu …"     

Indah tertawa kecil mendengar hiburan dari para sahabatnya. "Setelah ini, Srijaya Group dan Pratama Group tidak akan lagi bekerja sama. Jonathan, keponakanku, adalah pria yang bertanggung jawab. Aku harap kalian bisa membantuku."     

"Keponakanmu akan menikah dengan putri dari Keluarga Atmajaya, kan? Aku yakin Srijaya Group akan semakin berkembang di kemudian hari. Jangan khawatir."     

"Benar, jangan salah kan dirimu. Meski kamu tidak bekerja sama dengan Pratama Group sekali pun, Srijaya Group masih memiliki banyak rekan kerja yang lain. Ditambah lagi, Jonathan memiliki karakter yang sangat baik dan banyak orang mau bekerja sama dengannya."     

"Aku khawatir perceraianku akan mempengaruhi Srijaya Group. Tetapi setelah mendengar kata-kata kalian, aku bisa sedikit lebih lega," Indah tidak menyangka bahwa para wanita-wanita kaya yang merupakan temannya ini masih akan tetap bersikap baik padanya.     

Ia pikir, mereka semua akan membencinya karena ia bercerai dari Galih dan bukan merupakan Nyonya Pratama lagi.     

Setelah meninggalkan tempat makan dan kembali ke mobil, Indah akhirnya memahami.     

Meski ia tidak memiliki suami yang bisa ia andalkan lagi, ia masih memiliki Anya. Ia masih memiliki putrinya yang luar biasa, yang mencintainya sepenuh hati, sama seperti ia mencintai Anya.     

Ia masih memiliki Jonathan, keponakannya yang luar biasa. Jonathan tidak hanya bisa mengembangkan Srijaya Group dengan sangat baik, tetapi juga memiliki karakter yang baik dan diakui oleh banyak orang. Selain itu, setelah ini ia akan menikah dengan Jenny.     

Ya, benar. Meski Indah tidak memiliki gelarnya sebagai Nyonya Pratama lagi, ia masih bisa berdiri dengan tegak dan percaya diri.     

Perceraian bukanlah masalah besar baginya. Bisa menjadi dirinya sendiri dan diakui oleh orang lain adalah hal yang paling membahagiakan untuk Indah.     

…     

Saat makan malam, Anya baru mendengar dari Aiden bahwa ibunya berniat untuk bercerai.     

"Mengapa ibu tidak memberitahuku hal sebesar ini?" tanpa sadar, tangan Anya mencengkeram sendoknya dengan erat.     

"Akhir-akhir ini kesehatanmu kurang baik karena kehamilanmu. Kamu terus mual dan muntah sehingga aku tidak mau kamu khawatir. Aku sudah mengatur pengacara terbaik untuk ibu dan tidak akan membiarkannya menderita," tangan besar Aiden mengelus punggung tangan Anya, berusaha untuk menenangkannya.     

Anya menggigit bibir bawahnya. "Setelah makan malam, bisakah kita pergi ke rumah ibu?"     

"Aku akan menemanimu," Aiden mengangguk.     

Setelah makan malam, mereka berdua bergegas menuju ke rumah Diana, yang sekarang juga menjadi rumah Indah.     

Diana dan Indah sedang duduk di teras. Cangkir-cangkir teh berada di atas meja, masih mengepul dengan uap panas, saat mereka berdua mengobrol dan memandang bintang di langit.     

"Mengapa kalian datang malam-malam begini?" Diana langsung menyambut kedatangan Anya dan Aiden.     

"Aku dengar dari Aiden, ibu ingin bercerai. Aku khawatir, jadi aku datang untuk menemui ibu," kata Anya.     

"Aku akan menjadi wanita kaya setelah ini. Apa yang perlu kamu khawatirkan? Aku meminta tanah dan bangunan dari Galih. Ia enggan memberikannya, jadi aku meminta perkebunan darinya. Tetapi ia masih tetap tidak mau. Jadi, aku mengancamnya akan menggugat cerai dan mengambil setengah harta kekayaannya. Bagaimana pun juga, semua yang ia miliki saat ini adalah kerja kerasku juga. Siapa yang takut dengannya," dengus Indah.     

Diana tertawa, "Uang tidak akan bisa kita bawa saat kita mati nanti. Galih begitu buta hingga tidak bisa melihatnya."     

"Aku bekerja keras untuk membangun semuanya dengannya sehingga aku berniat mengalah tadinya. Tetapi setelah aku mengalah pun, ia tidak mau memberikan sepeser pun padaku. Kalau memang ia tidak setuju, lihat saja. Jangan salahkan aku kalau aku bertindak kejam. Ia yang sudah mengecewakan aku. Pergi bersama dengan wanita lain dan menghamilinya saat aku masih berstatus sebagai istri sahnya. Kalau aku menggugat cerai, aku tidak akan kalah darinya meski ia menggunakan pengacara terbaik sedunia sekali pun. aku tidak takut," Indah menatap ke arah Anya. "Kalau bukan karena Anya, aku mungkin sudah menghancurkan dan mengoyak-ngoyaknya."     

"Ibu, kamu tidak perlu khawatir padaku. Aku malah takut ibu diperlakukan dengan tidak adil," kata Anya.     

"Bercerai baik-baik adalah keputusan yang terbaik. Kalau aku membuat masalah dengannya, kamu dan Aiden juga akan terpengaruh. Aku tdiak mau sampai hal itu terjadi. Tetapi kalau ia berniat untuk mencari masalah, mungkin aku harus meminta bantuanmu. Ia bahkan tidak mau memberikan apa yang aku inginkan setelah ia mengecewakanku," kata Indah dengan sedih. "Setelah bersama dengannya selama lebih dari 20 tahun, aku tidak menyangka ia sekejam ini padaku."     

"Aku sarankan ibu menggugat cerai dan membekukan semua properti Keluarga Pratama. Kalau masalah ini terus berlangsung, ia akan punya banyak waktu untuk memindahkan semua properti di bawah namanya dan mungkin ibu tidak akan mendapatkan apa pun saat waktunya tiba nanti," kata Aiden memperingatkan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.