Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Setengah Harta Kekayaan



Setengah Harta Kekayaan

0"Makan bubur ini. kondisimu sama persis seperti saat aku mengandung Jenny. Saat aku mengandung Nico, aku tidak merasakan apa pun sama sekali. Tetapi saat aku mengandung Jenny, aku selalu muntah setiap kali mencium bau makanan. Sepertinya kamu sedang mengandung anak perempuan," kata Maria sambil tersenyum.     

"Aku juga berharap anak di dalam kandunganku adalah anak perempuan. Kami menginginkan anak perempuan," Anya mengambil mangkuk berisi bubur itu, tetapi tetap tidak bisa menelannya.     

Karena Anya terus merasa mual dan tidak nyaman, akhirnya Aiden membawanya pulang lebih awal.     

Di perjalanan pulang, Aiden meminta pengawalnya untuk menyetir dengan perlahan dan stabil. Ia khawatir kalau mobil melaju dengan cepat, Anay akan merasa tidak nyaman dan semakin mual.     

Anya bersandar di pelukan Aiden dan berkata dengan suara lemah. "Sepertinya anak ini akan sangat kuat nantinya."     

"Mengapa begitu?" tanya Aiden sambil tersenyum.     

"Di dalam perutku saja, ia sudah membuatku menjadi seperti ini. Kalau benar anak ini anak perempuan, ia akan menjadi ratu di rumah kita," Anya tertawa.     

"Tentu saja. Semua perempuan di rumahku akan menjadi ratu. Mereka akan dilindungi dan dijaga seperti permata yang sangat berharga," jawab Aiden.     

Mendengar kata-kata Aiden, Anya tidak bisa membantah. Ia sudah bisa membayangkan suatu hari nanti, Aiden akan memanjakan dan menuruti semua permintaan putrinya, apa pun itu.     

Sebenarnya, Aiden juga memanjakan Arka dan Aksa. Ia tidak melarang keinginan kedua putranya itu dan berusaha untuk menuntunnya ke jalan yang benar. Ia pasti akan melakukan hal yang sama pada putrinya, mendidiknya dengan sangat baik.     

Kedua putra mereka tumbuh dengan sangat baik. Mereka sangat cerdas, walaupun sedikit nakal. Mereka bisa berpikir dengan sangat cepat untuk menyelesaikan masalah. Kreativitas mereka juga terbentuk sejak dini dan mereka berani untuk melakukan sesuatu yang baru.     

Sejak mengetahui bahwa Anya sedang mengandung adik mereka, Arka dan Aksa langsung mempelajari cara untuk membuat perosotan untuk adik mereka, yang kemungkinan besar adalah adik perempuan.     

Mereka masih ingat saat Nico mengajak mereka bermain dengan menggunakan bantalan udara yang pada akhirnya membahayakan mereka. Saat memikirkannya, Arka dan Aksa lebih memperhatikan mengenai keselamatan karena adik mereka masih sangat kecil.     

Jadi, mereka menggambar berbagai macam model, membangun contoh dengan menggunakan kardus, mencoba untuk bereksperimen dengan apa pun.     

Aiden berjanji pada mereka, selama desain mereka melewati persetujuan dari para profesional, ia akan meminta seseorang untuk membuat perosotan yang mereka desain.     

Saat memikirkan bahwa adik mereka akan bermain perosotan yang mereka buat sendiri, Arka dan Aksa menjadi semakin bersemangat.     

Anya yakin bahwa anak di dalam kandungannya ini akan menjadi anak kesayangan, tidak hanya bagi Aiden dan Anya, tetapi juga bagi kedua kakaknya, Arka dan Aksa.     

…     

Pernikahan antara Jonathan dan Jenny sedang dalam proses persiapan.     

Undangan yang diberikan tidak hanya untuk Indah saja, tetapi juga untuk Bima.     

Bima sudah kembali dari luar negeri bersama dengan Jessica. Mereka berdua bahkan sama sekali tidak berusaha untuk sembunyi dari pemberitaan dan menunjukkan kedekatan satu sama lain.     

Jessica masih menjadi sekretaris Galih, tetapi ia tidak melakukan pekerjaan apa pun. Tugasnya hanyalah menempel bersama dengan Galih ke mana pun pria itu pergi.     

Indah pergi menuju ke Pratama Group. Asisten Galih tidak berani menghentikannya. Saat ia memasuki ruang CEO, ia melihat Jessica sedang duduk di pangkuan Galih.     

"Mengapa kamu ke sini?" Galih terlihat tidak senang saat melihat kedatangan Indah.     

Ia sama sekali tidak terlihat malu karena tertangkap basah sedang bermesraan di kantor. Tetapi wajahnya malah penuh dengan ketidaksabaran.     

"Apakah kamu sudah mendapatkan undangan dari Keluarga Atmajaya?" tanya Indah dengan dingin.     

"Au tidak mau datang bersama denganmu," jawab Galih dengan terus terang.     

"Kalian bicaralah dulu. Aku akan keluar," Jessica memutuskan untuk tidak terlibat.     

"Berhenti!" Indah menghentikannya. "Aku dengar kamu sedang hamil."     

Jessica terkejut mendengarnya. "Apa … Apa yang ingin kamu lakukan?"     

"Aku tidak akan melakukan apa pun. Aku malah berniat untuk membantumu mendapatkan keinginanmu. Kalau aku menghalangimu, anak di dalam kandunganmu itu akan menjadi anak haram. Kamu tidur bersama dengan Galih karena kamu ingin menjadi Nyonya Pratama kan?" cibir Indah.     

"Aku tidak mau bercerai," kata Galih.     

"Aku tidak tertarik dengan perusahaanmu. Kamu bisa memberiku satu tana yang aku inginkan," kata Indah dengan terus terang, memberitahu Galih apa yang ia inginkan.     

Ia meminta sebuah tanah yang cukup strategis di jalan komersial. Di tempat tersebut, terdapat tiga bangunan yang dimiliki oleh Pratama Group.     

Apa yang Indah inginkan bukan Pratama Group, melainkan tanah dan tiga bangunan tersebut.     

"Sepertinya kamu cukup cerdas untuk memilih tempat," cibir Galih.     

"Galih, saat aku menikah denganmu, kamu hanya membawa seorang anak, tanpa apa pun. Aku lah yang membantumu memulai dari nol hingga berhasil seperti ini. Sekarang, kamu yang mengecewakanku. Saat kita bercerai, aku tidak ingin mendapatkan setengah dari hartamu. Aku tidak ingin berhubungan dengan keluargamu, maupun dengan harta kekayaanmu. Dengan kata lain, selama kamu memberikan tanah dan bangunan itu kepadaku, kamu bisa bebas. Kalau kamu ingin menghadiri pesta Keluarga Atmajaya dengan wanita ini, aku tidak akan menentang," kata Indah.     

Jessica merasa, memberikan tanah dan bangunan itu tidak sebanding dengan setengah harta kekayaan Galih.     

Ia mengelus perutnya dan memandang ke arah Galih dengan tatapan memelas. "Galih, kalau kamu tidak mau melakukannya untukku, setidaknya pikirkan mengenai anak kita."     

Walaupun usia kandungan Jessica baru dua bulan, dari pertanda yang mereka dapatkan, mereka cukup yakin bahwa anak di dalam kandungan Galih adalah anak laki-laki.     

"Aku bisa memberikan tanahnya, tetapi tidak bangunannya," kata Galih dengan tegas.     

"Kalau kamu tidak mau memberikannya, aku bisa saja membuat semuanya semakin rumit. Kalau orang-orang di luar sana tahu bahwa Jessica sedang mengandung anakmu, kira-kira, apa yang akan mereka katakan pada Jessica? Pelakor, wanita simpanan, wanita murahan? Setiap hari, semua orang akan menghinanya. Apakah kamu pikir anak itu bisa lahir dengan tenang?" kata Indah sambil tersenyum sinis.     

"Indah, beraninya kamu!" teriak Galih dengan keras.     

"Sudah cukup lama aku menjadi Nyonya Pratama, tetapi aku rasa aku lebih menyukai nama asliku. Sudah saatnya aku berhenti menjadi Nyonya Pratama dan kembali menjadi Indah Srijaya. Kalau kamu tidak mau memberikannya, tidak apa-apa. Kamu sendiri yang akan menanggung akibatnya."     

Setelah selesai mengatakannya, Indah berjalan ke arah Jessica dan berkata sambil tersenyum. "Jessica, senang bertemu lagi denganmu. Aku Indah Srijaya dari Keluarga Srijaya. Aku memberikan posisi Nyonya Pratama padamu."     

Sebelum Galih pergi ke luar negeri, Indah, Jonathan dan Anya sudah menjual semua saham yang mereka miliki di Pratama Group. Semua uang yang mereka dapatkan mereka alihkan untuk berinvestasi di Srijaya Group.     

Sekarang, Anya dan Indah adalah pemegang saham terbesar di Srijaya Group, sekaligus pemilik Iris Parfume Academy. Indah sudah tidak membutuhkan lagi gelarnya sebagai Nyonya Pratama, wanita yang bersembunyi di balik nama suaminya, Galih Pertama.     

Sekarang, semua orang mengenalnya sebagai Indah Srijaya. Semua orang mengenalnya karena dirinya, bukan karena suaminya.     

"Aku tidak bisa memberikan semuanya. Pilih tempat lain yang kamu inginkan," kata Galih dengan wajah dingin.     

"Galih, kalau kamu tidak rela, aku bisa mengajukan perceraiannya dan meminta setengah dari harga kekayaanmu, bukan hanya tanah dan bangunan itu saja. Jangan pikir kamu bisa memenangkan gugatan dariku. Ada Jessica dan anak di dalam kandungannya. Selain itu, aku punya Jonathan dan Aiden yang akan membantuku. Apakah kamu pikir aku akan kalah?" Indah memandangnya dengan tatapan mencemooh.     

Jonathan adalah keponakannya, pria yang sekarang menempati posisi tertinggi di Keluarga Srijaya. Putrinya menikah dengan Aiden Atmajaya, pria yang dikenal sebagai pria terhebat di kota. Mana mungkin mereka membiarkan Indah tertindas seperti ini?     

Kalau Galih ingin menindasnya, Anya tidak akan terima dan akan membalasnya berkali-kali lipat.     

"Galih, kalian sudah menikah selama lebih dari 20 tahun. Ia sudah bekerja keras dan menderita tanpa mengharapkan balasan. Anggap saja kamu memberikan semua ini untuk masa depan putramu. Berikan kepadanya," Jessica benar-benar ingin menjadi Nyonya Pratama. Tetapi kalau Indah tidak menceraikan Galih, anak di dalam kandungannya akan menjadi anak haram, anak di luar pernikahan.     

Selain itu, Indah memiliki Aiden dan Anya yang membelanya, serta Keluarga Srijaya dan Jonathan yang akan selalu berada di pihaknya. Ia tidak akan bisa melakukan apa pun pada Indah.     

"Aku hanya bisa memberikan satu bangunan saja. Kalau kamu tidak setuju, aku tidak akan menceraikanmu. Biar saja anak ini lahir. Kita lihat nanti siapa yang lebih menderita," Galih benar-benar tidak tahu malu dan tidak berniat memberikan keinginan Indah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.