Pernikahan Tersembunyi: My Imperfect CEO

Pesta Ulang Tahun yang Berantakan



Pesta Ulang Tahun yang Berantakan

0Jonathan memegang sebuah mikrofon dan menyanyikan sebuah lagu dengan suaranya yang merdu.     

…     

Mungkin kamu tidak tahu, tetapi setelah kamu menyatakan cintamu padaku, semua bintang di langit terlihat jauh lebih cemerlang.     

Aku ingin menjadi pangeran di kehidupanmu yang bagaikan dongeng, tetapi kamu hadir menjadi malaikat di kehidupanku yang gelap.     

Buka hatimu, biarkan aku menjadi sayap yang melindungimu.     

Percaya lah padaku, akhir cerita kita akan menjadi cerita yang bahagia …     

…     

Jenny menoleh dan memandang ke arah datangnya suara itu dengan terkejut. Jonathan datang!     

Jonathan datang sambil membawa sebuah buket bunga mawar merah yang besar dan berjalan ke arahnya.     

"Kamu bisa bernyanyi?" kata Jenny dengan mata terbelalak.     

"Kalau kamu mau mendengarkannya, aku bisa bernyanyi. Selamat ulang tahun," Jonathan melangkah maju dan memberikan bunga yang dibawanya kepada Jenny.     

Saat itu, cahaya di ruangan masih mati. Jenny masih belum meniup lilin di kuenya sehingga para petugas yang sedang mengatur lampu belum menyalakannya.     

"Jonathan, aku tidak pernah mendengar kamu bernyanyi. Aku pikir kamu tidak bisa bernyanyi. Suaramu bagus juga," Jenny tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya dan langsung memeluk Jonathan.     

Jonathan menoleh ke belakang, melihat Rudi sedang mendukungnya.     

"Kalau kamu menyukainya, aku akan bernyanyi untukmu setiap hari," Jonathan menggenggam tangan Jenny dan menundukkan kepalanya untuk mengecup punggung tangan Jenny.     

"Astaga, romantis sekali!" teriak seseorang dari kerumunan.     

"Jangan membuatku menangis. Hari ini aku sudah dandan cantik! Nanti riasanku luntur," Jenny mengangkat kepalanya dan menarik napas dalam-dalam.     

Tiba-tiba saja, Jonathan berlutut di lantai dan mengeluarkan kotak cincin yang sudah ia siapkan. "Jenny, menikahlah denganku."     

Aiden tidak menyangka Jonathan akan langsung melamar Jenny secara tiba-tiba. Ia memandang ke arah ayahnya dan menemukan bahwa situasinya tidak baik.     

"Nyalakan lampunya. Cepat nyalakan lampunya!" teriak Bima dengan keras.     

Para petugas yang mendengar perintah itu segera menyalakan lampunya. Mereka tidak tahu apa yang terjadi sehingga mereka hanya bisa menuruti perintah.     

Saat lampu dinyalakan, Bima memandang Jonathan yang sedang berlutut dan melamar Jenny. Ia memandangnya dengan tatapan sangar.     

Setiap hari, Jonathan datang ke rumahnya. Tetapi Bima tidak pernah menemuinya sekali pun.     

Ia belum mendapatkan restu dari Keluarga Atmajaya, tetapi tiba-tiba saja ia melamar Jenny di pesta ulang tahunnya.     

Bima merasa sangat marah saat melihat ini.     

Tetapi Aiden bisa memahami bahwa ini adalah sebuah kejutan. Sebuah kejutan adalah sesuatu yang terjadi secara mendadak tanpa diketahui siapa pun.     

Itu sebabnya disebut kejutan.     

Kalau sudah ada yang tahu, bukankah itu sudah tidak bisa disebut sebagai kejutan lagi?     

"Jonathan, apa yang kamu lakukan? Hari ini adalah hari ulang tahun Jenny. Mengapa kamu malah mengacaukannya seperti ini?" Bima melangkah maju dan mendorong Jonathan.     

"Kakek, apa yang kamu lakukan?" Jenny langsung berdiri, melindungi Jonathan.     

"Maaf aku melamar Jenny tanpa memberitahumu terlebih dahulu. Awalnya, aku ingin memberi kejutan pada Jenny dan terlalu terburu-buru. Kalau aku membuatmu tidak senang, aku minta maaf," Jonathan adalah orang yang sangat rendah hati. Ia tidak marah meski diperlakukan Bima seperti ini.     

"Jonathan, kamu harus memahami apa yang aku katakan padamu sebelumnya. Aku tidak akan menyetujui hubunganmu dengan Jenny. Kamu tidak cocok untuk Jenny," Bima mempermalukan Jonathan di depan umum.     

Jonathan tidak memiliki keluarga yang bisa membelanya di depan umum pada saat-saat seperti ini. Hal itu menggerakkan hati beberapa orang yang membelanya.     

"Bima, tidak ada yang salah dengan anak muda yang jatuh cinta. Kami semua melihat kemampuan Jonathan."     

"Benar, Bima. Tenanglah. Hari ini adalah hari ulang tahun cucumu. Jangan buat ia sedih."     

Sebenarnya, banyak orang yang berada di sana sudah tahu mengapa Bima tidak menerima Jonathan. Sebagian besar mereka berpikir bahwa alasannya karena Jonathan adalah anak haram keluarganya dan sudah memiliki seorang anak.     

Jonathan berjalan ke arah Bima dan berkata dengan lembut. "Tidak peduli apakah kamu mengakui atau tidak, perasaanku pada Jenny akan tetap sama. Aku akan berusaha keras untuk mendapatkan persetujuanmu. Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu percaya bahwa perasaanku pada Jenny ini benar-benar tulus," kata Jonathan dengan berani.     

Bima merasa sangat marah. Ia mengangkat tangannya dan berniat untuk memukul Jonathan.     

Aiden mengulurkan tangannya tepat waktu dan menangkap tangan ayahnya itu. "Ayah, hari ini adalah hari ulang tahun Jenny. Apakah tidak cukup membuat masalah seperti ini?"     

"Lepaskan aku. Apakah kamu tidak mendengar apa yang ia katakan tadi? Tidak peduli apakah aku menerimanya atau tidak, ia akan tetap berhubungan dengan Jenny. Mengapa kamu masih bersikeras, padahal kamu sudah tahu aku tidak akan setuju!" Bima berteriak dengan marah.     

"Jonathan, dengarkan aku baik-baik. Meski kamu adalah pria terakhir di dunia ini sekali pun, aku tidak akan membiarkan cucuku menikahimu. Kamu tidak diterima di sini. Cepat pergi! Sekuriti …" Bima langsung memanggil seseorang untuk mengusir Jonathan.     

Jonathan meletakkan cincin yang ia beli di telapak tangan Jenny dan berbalik.     

Jenny langsung menangis dan berkata dengan panik. "Jonathan, jangan pergi."     

"Jenny, aku akan selalu mencintaimu. Hari ini adalah hari ulang tahunmu. Kamu harus bahagia, kamu harus tampil cantik. Aku akan pulang dulu," Jonathan mengulurkan tangan, menghapus air mata di pipi Jenny dan mengelus wajahnya.     

"Jangan pergi!" Jenny menggenggam tangannya dengan erat.     

"Tuan, saya minta maaf. Tetapi Anda harus segera pergi," kata orang tersebut.     

Jonathan tersenyum tipis dan pergi dari tempat acara itu bersama dengan Rudi.     

Jenny hendak mengejarnya, tetapi pengawal Bima langsung menghentikannya. Ia menangis dengan keras. Akhirnya Bima menyuruh seseorang untuk membawanya pergi agar bisa memperbaiki riasannya.     

Pesta ulang tahun itu berubah menjadi kacau, tetapi Bima sama sekali tidak peduli. Ia menyuruh para pelayan untuk menyajikan makanan dan membuka botol champagne.     

Walaupun Aiden tidak bisa menerima perlakuan ayahnya, ia juga bisa memahaminya karena ia juga seorang ayah.     

Anya tahu bahwa Jenny pasti sedang sedih karena kejadian ini sehingga ia langsung menemuinya.     

Jonathan tidak memberitahu siapa pun bahwa hari ini ia akan melamar Jenny karena ia ingin memberi kejutan. Tetapi siapa yang menyangka kejutan ini akan menjadi berantakan.     

Karena masalah Galih, Indah lebih senang tinggal di rumah Diana dan tidak mau menghadiri acara-acara besar seperti ini.     

Jadi, hari ini Bima memanfaatkan kesempatan ini untuk menunjukkan pada Jonathan bahwa tidak ada satu orang pun yang bisa mendukung Jonathan.     

Kalau Indah berada di sana, semuanya tidak akan jadi seperti ini.     

Anya merasa sangat khawatir. Ia adalah satu-satunya keluarga Jonathan di sana, tetapi ia tidak bisa melakukan apa pun yang menentang mertuanya.     

Ia harus menahan diri setiap kali Bima mempermalukan Jonathan di depan umum.     

Setelah Jonathan pergi, Jenny terus menerus menangis di ruang ganti. Para tamu yang datang terlambat bahkan tidak sempat untuk melihat wajah pemeran utama dari pesta ini.     

Bima meminta seseorang untuk memanggil Jenny. Tidak peduli apa pun yang terjadi, Bima tidak akan membiarkan Jenny bersikap tidak sopan.     

Hari ini, semua orang datang untuk merayakan ulang tahunnya. Bagaimana mungkin mereka semua pulang tanpa melihat wajah yang berulang tahun?     

Jenny langsung berusaha untuk menata kembali perasaannya. Ia adalah wanita yang berpendidikan dan memiliki sopan santun. Ia tidak akan membiarkan masalah seperti ini mengacaukan semuanya.     

Ia bisa berpura-pura tidak ada yang terjadi dan membahas masalah ini di rumah setelah acara berakhir.     

Akhirnya, ia memutuskan untuk keluar dari kamar rias yang berada di lantai dua.     

Di sisi lain koridor, Rudi mengajak Jonathan melewati tangga menuju ke lantai dua, berusaha untuk menghibur Jenny.     

Jonathan tahu Jenny pasti sangat sedih dan ia mendengar bahwa Jenny terus menangis di kamar gantinya. Ia sudah pergi sebelumnya, tetapi ia memutuskan untuk kembali.     

Jenny berdiri di ujung tangga lantai dua, memandang para tamu yang menari di lantai dansa. Ia menarik napas dalam-dalam dan berusaha tersenyum lebar. Setelah itu, ia berjalan menuruni tangga perlahan-lahan.     

"Sherry? Apa yang mau kamu lakukan?" Jonathan menemukan Sherry tiba-tiba muncul di belakang Jenny, tepat pada saat Jenny hendak turun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.